AbstrakWayang topeng adalah salah satu jenis teater rakyat tradisional yang berasal dari Situbondo, Jawa Timur, yang kini mengalami penurunan intensitas pertunjukan dibandingkan dengan kesenian ludruk dan ketoprak. Kelompok Wayang Topeng Kadaryono menjadi salah satu representasi penting dalam pelestarian bentuk seni ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan dan dinamika kelompok Kadaryono dalam mempertahankan eksistensi seni pertunjukan wayang topeng. Dengan menggunakan pendekatan sejarah dan metode kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara mendalam dengan tokoh seniman lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pelestarian wayang topeng didorong oleh inisiatif pelaku seni itu sendiri, terutama Ki Dalang Kadaryono, yang secara aktif menjaga kesinambungan tradisi melalui regenerasi internal dan adaptasi format pementasan. Keberlangsungan kesenian ini membutuhkan kolaborasi antara seniman, masyarakat, dan pemerintah sebagai ekosistem pendukung yang berkelanjutan.Kata kunci: Situbondo, wayang topeng, keberadaan, KadaryonoAbstractRegeneration and Adaptation as Preservation Strategies for the Kadaryono Group's Wayang Topeng in Situbondo, East Java. Wayang topeng is a traditional folk theater in Situbondo, East Java, which has experienced a decline in performance frequency compared to other regional arts such as ludruk and ketoprak. The Kadaryono mask puppet group plays a vital role in preserving this art form. This study aims to describe the presence and cultural significance of the Kadaryono group in maintaining the existence of wayang topeng. Employing a historical approach and qualitative descriptive method, data were collected through literature review, field observation, and in-depth interviews with local art figures. The results indicate that preservation efforts are initiated by the artists themselves, particularly Ki Dalang Kadaryono, who continues to sustain the tradition through internal regeneration and performance adaptation. The sustainability of this cultural heritage relies on the collaborative support of artists, the community, and local authorities. Keywords: Situbondo, puppet mask, existence, Kadaryono