Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penafsiran Kata Ar-Rahman Dalam Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Ibnu Katsir Fauziah Nur Ariza; Abdillah Hasibuan; Asrina Febriani Siregar; Diana Banurea; Mafruhatus Sya`dyah; Wahidatul Husna
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 7 (2025): Menulis - Juli
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i7.499

Abstract

Studi ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis penafsiran kata Ar-Rahman dalam Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab dan Tafsir Ibnu Katsir karya Ibnu Katsir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan memeriksa metodologi dan perspektif kedua mufassir dalam memahami konsep Ar-Rahman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik Tafsir Al-Misbah maupun Tafsir Ibnu Katsir menekankan rahmat dan kasih sayang Allah, namun berbeda dalam pendekatan penafsiran kata Ar-Rahman. Tafsir Al- Misbah memberikan analisis yang lebih kontekstual dan tematik, sedangkan Tafsir lbnu Katsir fokus pada aspek linguistik dan historis kata tersebut. Studi ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang konsep Ar-Rahman dan signifikansinya dalam teologi Islam.
Eksplorasi Penafsiran Quran Surah Al-Muddatsir Ayat 1-7 Fauziah Nur Ariza; Atika Ilmah Mrp; Qonita Fathin Suhaila; Romadhan Siregar; Wildanu Farhan; Mustofa Dzikri lubis
Menulis: Jurnal Penelitian Nusantara Vol. 1 No. 7 (2025): Menulis - Juli
Publisher : PT. Padang Tekno Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/menulis.v1i7.501

Abstract

Surah Al-Muddatsir ayat 1–7 merupakan bagian awal dari wahyu yang memiliki makna penting dalam konteks dakwah Rasulullah SAW. Ayat-ayat ini memuat seruan langsung kepada Nabi Muhammad untuk bangkit dan menjalankan misi kenabiannya dengan penuh kesungguhan, kesucian jiwa, dan keteguhan hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai penafsiran ulama klasik dan kontemporer terhadap ayat-ayat tersebut serta mengungkap relevansinya dalam kehidupan dakwah dan spiritualitas umat Islam masa kini. Dengan pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka, Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa ayat-ayat ini mengandung pesan moral, spiritual, dan dakwah yang kuat, serta menekankan pentingnya kesiapan pribadi dalam memikul tanggung jawab dakwah. Temuan ini memperkaya pemahaman terhadap dimensi ruhani dan aksi dalam Islam.
Ilmu Balaqhah Al-Quran, Pengertian Fashahatul Mufrad: Tanafuri Al-Huruf, Gharabah, Mukhalafatul Qiyas Fauziah Nur Ariza; Muhammad Habib Prasetyo; Edo Dermawan; Mahlil Lubis; Ahmad Taufik Alfarizi Siagian; Muhammad Fajar Ramadhan; Hafiz Ardiansyah
Hikmah : Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam Vol. 2 No. 2 (2025): Juni: Hikmah : Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/hikmah.v2i2.1097

Abstract

Dala’il al-I’jaz is one of the monumental works of ʿAbd al-Qāhir al-Jurjānī, a central figure in the field of balāghah (Arabic rhetoric), widely recognized as one of its foundational scholars. He authored numerous works exploring the intricacies of rhetoric, with Dala’il al-I’jaz serving as a key reference in the study. One of the major themes in balāghah is the concept of al-fasāḥah (eloquence), which serves as the formal object of this research. The focus of this study is to examine al-Jurjānī’s perspective on al-fasāḥah as presented in his work, Dala’il al-I’jaz. This study employs a qualitative descriptive approach by analyzing scholarly articles and relevant literature, with Dala’il al-I’jaz as the main material object. The findings reveal that al-Jurjānī views al-fasāḥah not merely as a matter of wording or phonetic beauty, but rather as something rooted in meaning. In his view, eloquence lies not only in the form or sound of expressions, but more importantly, in the depth and precision of the meaning conveyed.
STRATEGI KOMUNIKASI QUR’ANI SEBAGAI MODAL SOSIAL DAKWAH: PENDEKATAN BALĀGHAH-PRAGMATIK UNTUK PENGEMBANGAN LITERASI KEAGAMAAN MASYARAKAT Rini angraini; Putri Sawaliyah Sitorus; Nurpadila; Nabila Putri Febrian; Fauziah Nur Ariza; Nurul Natasya Nabilah
DEVELOPMENT: Journal of Community Engagement Vol. 4 No. 1 (2025): Maret
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/djce.v4i1.2108

Abstract

This article presents an interdisciplinary approach based on balāghah and pragmatics in understanding the Qur'anic dialogue as a strategy for developing religious communication in society. By analyzing more than 60 dialogic verses through the theory of speech acts (Searle) and implicature (Grice), it is found that dialogue in the Qur'an has transformational power in forming religious awareness, social ethics, and spiritual reflection. The integration of classical rhetorical devices and modern communicative functions offers a new conceptual framework in developing community-based religious literacy. The results of this study are proposed as a basis for designing inclusive and communicative strategies for preaching, education, and strengthening religious identity in contemporary Muslim society. Keywords: balāghah; pragmatics; da'wah; community development; Qur'anic communication
MEMAHAMI PESAN AL-QUR'AN LEBIH DALAM: APLIKASI RETORIKA BALAGHAH UNTUK PENINGKATAN LITERASI KEAGAMAAN MASYARAKAT SEBUAH PENDEKATAN KONSEPTUAL Muhammad Zul Fahmi; Muhammad Ihsan; Riska Handayani; Pandapotan Simbolon; Fitri Rahayu; Muhammad Hanafi; Fauziah Nur Ariza
DEVELOPMENT: Journal of Community Engagement Vol. 4 No. 1 (2025): Maret
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/djce.v4i1.2109

Abstract

This article examines the role of balaghah (Arabic rhetoric) as a methodological approach to achieving a deeper and more contextual understanding of the Qur'an, and its contribution to enhancing religious literacy within Muslim communities. In Islamic tradition, balaghah consists of three primary branches—ma‘ānī (semantics), bayān (clarity through figurative language), and badī‘ (aesthetic embellishment)—which function to reveal the rhetorical power and layered meanings of the sacred text. Employing a qualitative-conceptual method based on literature review, this study analyzes both classical and contemporary sources, including peer-reviewed scholarly works. The findings demonstrate that integrating balaghah into Islamic education and da’wah practices can significantly improve critical and spiritual comprehension of the Qur’an, while countering rigid and literalist interpretations. Despite challenges such as the complexity of materials and lack of contextualized learning resources, pedagogical innovations—such as contextualized curriculum, digital media integration, and teacher training—offer promising solutions. Thus, balaghah is not only essential for understanding Qur'anic linguistic beauty, but also serves as a strategic tool for cultivating reflective, moderate, and textually literate Muslim communities. Keywords: Balaghah, Qur'anic Rhetoric, Religious Literacy, Tafsir, Islamic Education
Urgensi Pendidikan Tauhid dalam Al-Qur’an: Analisis Literatur Ayat-Ayat Makkiyah Fauziah Nur Ariza; Zafrani Rizqi; Muhammad Roni Ritonga
EDU SOCIETY: JURNAL PENDIDIKAN, ILMU SOSIAL DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2025): June-September 2025
Publisher : Association of Islamic Education Managers (Permapendis) Indonesia, North Sumatra Province

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56832/edu.v5i2.1559

Abstract

Urgensi pendidikan tauhid dalam Al-Qur’an, khususnya melalui ayat-ayat Makkiyah, terletak pada perannya yang mendasar dalam membentuk keyakinan dan karakter Islami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dimensi sastra dari ayat-ayat Makkiyah yang memuat konsep tauhid serta mengeksplorasi implikasi pedagogisnya dalam konteks pendidikan Islam. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui studi kepustakaan, penelitian ini mengkaji secara tematik sejumlah ayat Makkiyah dengan pendekatan literer dan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat-ayat tersebut menggunakan bahasa retoris dan artistik seperti metafora, repetisi, dan pertanyaan retoris untuk menyampaikan konsep keesaan Tuhan (Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah) secara reflektif dan menyentuh aspek emosional pembaca. Unsur-unsur kebahasaan ini mendukung pendekatan pedagogis holistik yang mengintegrasikan dimensi kognitif, afektif, dan spiritual. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan tauhid yang dirancang berdasarkan kekuatan literer Al-Qur’an dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan model pendidikan Islam yang transformatif, berorientasi karakter, dan responsif terhadap tantangan zaman.
Pendekatan Kontekstual Dalam Memahami Ayat-Ayat Jihad: Analisis Pemikiran Mufassir Kontemporer Terhadap Isu Kekerasan dan Perdamaian Fauziah Nur Ariza; M. Fahri Harahap
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 4 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i4.1959

Abstract

Isu jihad sering disalahpahami sebagai seruan perang tanpa batas, padahal literatur Islam klasik maupun kontemporer menunjukkan makna yang lebih luas mencakup dimensi spiritual, moral, dan sosial. Kesempitan tafsir jihad menjadi sekadar instruksi peperangan telah melahirkan narasi ekstrem yang mencederai pesan universal Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan menganalisis pendekatan kontekstual dalam memahami ayat-ayat jihad dengan menelaah pemikiran M. Quraish Shihab dan Wahbah az-Zuhaili. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui studi pustaka, dengan analisis isi dan pendekatan tematik serta penguatan validitas melalui triangulasi sumber. Hasil kajian menunjukkan bahwa jihad dalam Al-Qur’an bersifat multidimensi, mencakup perjuangan spiritual, intelektual, sosial, dan defensif dalam kondisi tertentu. Pendekatan kontekstual para mufassir kontemporer mampu meluruskan distorsi makna jihad yang sering disalahgunakan kelompok radikal, sekaligus menegaskan relevansi jihad sebagai energi moral untuk keadilan, pembangunan, dan perdamaian global. Temuan ini berimplikasi pada pengembangan wacana Islam moderat yang mendukung terciptanya masyarakat damai dan inklusif