Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

TANAM LINGKAR BERJAJAR UNTUK MENINGKATKAN POPULASI DAN PRODUKSI PADA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays - Saccharata) Use Etica; Mahmudah Hamawi
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1556

Abstract

Produksi jagung manis dapat ditingkatkan melalui perbaikan genetik dan pengaturan ruang (tumbuh melalui pengaturan populasi tanaman dan ketersediaan unsurhara dan air yang cukup). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tanam lingkar berjajar terhadap populasi dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2017 di Ponorogo, Jawa Timur dengan ketinggian 140 m dpl dan jenis tanah adalah grumosol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dengan enam kali ulangan. Faktor yang diteliti adalah metode tanam, meliputi : tanam tunggal dengan jarak tanam 20x60 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 50x70 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 60x80 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Perlakuan tanam lingkar berjajar meningkatkan populasi tanaman jagung manis sebesar 239 – 274 % dari tanam tunggal. 2). Tanam Lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm dengan jumlah populasi 75.382 per Ha menghasilkan berat tongkol segar sebesar 26,06 ton/Ha.
PEMBERDAYAAN SANTRI SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN HIAS DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR KAMPUS PUTRI 1 MANTINGAN (Students Empowerment to Ornamental Propagation Development at Gontor For Girls 1 Mantingan Lutfy Ditya Cahyanti; Alfu Laila; Mahmudah hamawi; Use Etica; Haris Setyaningrum
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 2, No 1 (2017): June 2017
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v2i1.1291

Abstract

Tujuan dari pengabdian masyarakat dengan tema budidaya tanaman hias ini adalah agar para santri memahamidan mengetahui sekaligus bisa mempraktekan perbanyakan tanaman hias dengan vegetatif dan generatif,budidaya tanaman hias dengan media hidrogel dan terarrium. Metode yang diterapkan pada pengabdianmasyarakat ini adalah dengan pemberian informasi atau materi, diskusi, tentang budidaya tanaman hias,kemudian dilakukan tahapan simulasi dan praktik budidaya tanaman hias dengan vegetatif dan generatif,budidaya tanaman hias dengan media hidrogel dan terarrium. Ada tiga tahapan dalam kegiatan pengabdianmasyarakat ini, yaitu (1) Prakegiatan, diisi dengan pemberian materi dan diskusi tentang perbanyakan tanamanhias dengan vegetatif dan generatif, serta budidaya tanaman hias dengan media hidrogel dan terarrium. ; (2)Pelaksanaan kegiatan, meliputi praktik budidaya tanaman hias serta budidaya tanaman hias dengan terarriumdan hidrogel. Dapat disimpulkan bahwa santri tampak antusias mengikuti kegiatan pelatihan perbanyakantanaman, baik saat pemberian materi ataupun praktek secara langsung. Acara sejenis dapat dilanjutkan dengantema yang lain sehingga akan meningkatkan minat santri pada dunia tanaman. Pelatihan ini juga akanmeningkatkan hard skill santri yang akan menjadi bekal para santri ketika sudah lulus dari pondok pesantren. DOI: https://doi.org/10.26905/abdimas.v2i1.1291
Strategi Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau Di Kabupaten Ponorogo Use Etica; Lutfy Ditya Cahyanti
AGRORADIX : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 1 No 2 (2018): July 2018
Publisher : Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul 'Ulum (UNISDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/agroteknologi.v1i2.925

Abstract

Di kabupaten Ponorogo luas tanaman tembakau mencapai 503 hektar yang tersebut di 10 kecamatan dengan 4 jenis tembakau yang ditanam oleh petani tembakau di musim tanam tembakau tahun 2018. Produksi tanaman tembakau di kabupaten Ponorogo mencapai 609 ton denga produktivitas rata antara 1,2 – 1,5 ton/hektar tembakau kering (rajangan, krosok dan asepan). Produksi ini semakin tahun semakin meningkat seiring pertambahan luas areal penanaman tembakau dan peningkatan kualitas dan kuantitas cara budidaya tanaman tembakau.Perluasan areal pertanaman tembakau masih terbuka lebar diseluruh wilayah kabupaten Ponorogo, kecuali wilayah kecamatan Pudak karena kondisi iklim yang kurang cocok untuk pengembangan tembakau dan wilayah kecamatan Jetis karena kondisi angin yang terlalu kencang. Penelitian ini menggunakan Analisis SWOT serta analisis deskriptif untuk mengidentifikasi, mengetahui dan menganalisis pelaksanaan usaha tembakau dalam rangka penumbuhan usaha agribisnis dengan cara identifikasi data sekunder pada Dinas Pertanian (bidang perkebunan) kabupaten Ponorogo dan wawancara dengan anggota kelompok tani tembakau kabupaten Ponorogo. Hasil SWOT Analisys menunjukkan pada posisi kuadarn I (agresif) yang artinya dalampengembangan kawasan industri tembakau harus maju terus dengan menggunakan seluruh kekuatan yang merupakan faktor internal untuk memanfaatkan peluang yang merupakan faktor eksternal yang ada.
PENGARUH PEMBERIAN MULSA DAN PUPUK HAYATI TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BAWANG PUTIH (Allium Sativum L) VARIETAS LUMBU PUTIH Use Etica; Novianto Novianto; Muhammad Muhammad
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Vol 8 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/hijau.v8i2.3067

Abstract

Permintaan (konsumsi) bawang putih yang terus meningkat dari tahun ke tahun karena pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat akan pentingnya nutrisi pada komoditas ini, tidak memungkinkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mulsa dan pupuk hayati terhadap produksi tanaman bawang putih (Allium Sativum L). Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Agroteknologi Universitas Darussalam Gontor, jenis tanah grumusol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari sampai Mei 2022. Penelitian ini menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 9 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor perlakuan pemberian pupuk hayati yang terdiri dari 3 (tiga) taraf perlakuan dan perlakuan pemberian mulsa yang terdiri dari 3 (tiga) taraf perlakuan.Perlakuan pemberian pupuk hayati yaitu : P0 = tanpa pupuk hayati, P1 = pemberian MA-11 dan P2 = pemberian EM-4. Perlakuan pemberian mulsa yaitu : M0 = tanpa mulsa, M1 = pemberian mulsa plastik hitam perak dan M2 = mulsa jerami padi. Pengamatan yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), laju pertumbuhan (cm), berat basah umbi (cm), berat kering umbi (cm), jumlah siung (buah), berat basah per plot (kg/ha), dan berat kering per plot (kg/ha). Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati maka data diperoleh dianalisis secara statistik, menggunakan sidik ragam dan untuk melihat perbedaan antara perlakuan dilanjutkan dengan BNT pada taraf nyata 5%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kombinasi antara perlakuan pemberian mulsa dan pupuk hayati tidak terdapat interaksi yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah siung perumbi, berat basah perumbi, berat kering perumbi, berat basah perplot, dan berat kering perplot. Secara mandiri pemberian mulsa jerami padi (M2) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap parameter berat kering perplot (253.67) dan memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada umur pengamatan 2 mst sampai dengan 7 mst tinggi tanaman. Perlakuan dengan pemberian MA-11(P1) memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat basah perumbi (7.92). Perlakuan tanpa mulsa (M0) memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap parameter berat basah perplot (503.25).
Penguatan Capacity Building pada Kelompok Perawatan Diri (KPD) Kusta Sumber Waras melalui Kegiatan Pemanfaatan Kompos dan Mikroorganisme Lokal (MOL) di Puskesmas Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo Alfu Laila; Use Etica; Lutfy Ditya Cahyanti
Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2018): May 2018
Publisher : Asosiasi Dosen Pengembang Masyarajat (ADPEMAS) Forum Komunikasi Dosen Peneliti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/engagement.v2i1.19

Abstract

Partners in this people empowerment program was KPD Leprosy Sumber Waras. Self Care Group (KPD) Sumber Waras is a group of leprosy patients or who have recovered from leprosy, which was initiated by Centre Public Healthy at Slahung District, Ponorogo city, East Java. The problems faced by partners were social and economic problems. The purpose of these people empowerment program was after this program the members of KPD skillfully to making compost and MOL (local microorganisms) independently. Futhermore, would improve the economy side of leprosy KPD members. Stages of activities undertaken in this program included pre- implementation stage that were 1) Socialization 2) Preparation tools and materials. The second stage was the implementation stage including: 1) Composting material 2) Material and practice of making the MOL. From this program, it could be concluded that 1) Partners have understood the material of composting and MOL 2) Partners have been able to make MOL 3) These people empowerment activities have been able to overcome the problems of partners.
Pengembangan Sentra Produksi Kemasan Berbasis Anyaman Bambu Melalui Pemberdayaan Karang Taruna dan PKK untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Desa Mojorejo Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo Mohammad Muslih; Use Etica; Eka Rosanti; Ely Windarti Hastuti; Wildan Mubarok
Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2020): November 2020
Publisher : Asosiasi Dosen Pengembang Masyarajat (ADPEMAS) Forum Komunikasi Dosen Peneliti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/engagement.v4i2.222

Abstract

As an agricultural-based village, wives in Mojorejo village located in Ponorogo, East Java have been supporting the family income from occasional production of bamboo handicrafts, e.g., ‘besek’, ‘tumbu’, and ‘rinjing’ for generations. Despite its great potential, this bamboo handicraft is still produced individually with one family produced only one type of product, resulting in low economical impact for the family and the village. This community service program aimed to establish a ‘bamboo handicraft center’ with the final goal of increasing the income of the community in Mojorejo Village. This community service program employs a participatory rural appraisal (PRA) approach, which in the implementation of the program, several methods were used, in the form of focus group discussions, training, technology introduction, counseling, and mentoring. As a result of this community development program, the community's economy has increased through the development of new products and management of the micro-businesses from production to marketing
Effectiveness of Bamboo Leaf Silica Applied with Nanosprayer and Growing Media on Yield of Red Beetroot (Beta vurgaris L.) Mahmudah Hamawi; Use Etica; Ilham Insan Maulana
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 13, No 2 (2024): June 2024
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v13i2.429-440

Abstract

Silica protects plants from abiotic stress. Planting media provides a place to grow and nutrition for plant growth. The research aims to study the effect of bamboo leaf silica dosage and growing media on the yield of red beets cultivated in the lowlands. The research was designed using a completely randomized factorial design (CRD) with two treatment factors. The first factor is the dose of bamboo leaf silica fertilizer (0 ppm, 0.15 ppm, 0.30 ppm, 0.45 ppm, 0.60 ppm). The second factor is the growing media (soil growing media; soil growing media + goat manure, and soil growing media + goat manure + husk charcoal). Research results: bamboo leaf silica dosage (0.3 ppm, 0.45 ppm and 0.60 ppm) affects the chlorophyll b and total chlorophyll. Growing media soil + goat manure + husk charcoal affects the length of red beet plants, number of leaves, diameter and length of red beetroots, wet weight and dry weight of red beetroots. Combination of growing media treatment (soil + goat manure + husk charcoal) with all doses of bamboo leaf silica increased the chlorophyll a, chlorophyll b and total chlorophyll. The sugar content of red beetroots was not influenced by the dose of bamboo leaf silica or the growing medium. Keywords: Chlorophyll, Husk Charcoal, Manure, Soil.
Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Pertanian di Universitas Darussalam Gontor Ponorogo Etica, Use; Cahyanti, Lutfy Ditya; Trisnaningrum, Niken
Khadimul Ummah Vol. 4 No. 1 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ku.v4i1.5276

Abstract

Di tengah permasalahan ekonomi yang semakin besar dan lapangan pekerjaan yang semakin sempit akibat pandemic Covid19, kewirausahaan dirasakan sebagai jalan yang paling efektif untuk membangkitkan kembali kehidupan perekonomian masyarakat. Dengan latar belakang tersebut, tim PPK Universitas Darussalam Gontor mengadakan workshop kewirausahaan dan diharapkan setelah pelatihan peserta pelatihan memperoleh keterampilan berwirausaha agar dapat mencapai efektivitas dalam melaksanakan tugas tertentu terkhusus dalam berwirausaha melalui pengembangan proses berfikir, sikap, pengetahuan, kecakapan, dan kemampuan. Workshop kewirausahaan ini diikuti oleh 20 tenant. Materi yang diberikan meliputi motivasi kewirausahaan, etika bisnis dalam Islam, perencanaan bisnis model kanvas, perencanaan keuangan, akuntansi, pemasaran melalui marketplace, pembuatan iklan, perancangan dan branding produk, penanganan dan keamanan produk pangan segar, serta pentingnya HaKI bagi startup.
Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays L) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kelinci dan Pupuk Fosfat Parwi, Parwi; Arif Syahdani; Umi Isnatin; Use Etica
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 8 No 2 (2024): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v8i2.662

Abstract

Produktifitas jagung manis di Indonesia masih belum optimal. Produktifitas jagung sebesar 8,13 ton/ha sedangkan potensinya 14-18 ton/ha. Peningkatan produktivitas jagung manis dapat dilakukan melalui pemberian pupuk organik. Pupuk organik cair urin kelinci dapat meningkatkan hasil tanaman jagung manis. Sedikit literatur yang mengkombinasikan urin kelinci dengan keong mas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pupuk organic cair urin kelinci dan fosfat terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama ialah pupuk organik cair urin kelinci (K) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: K1= urin kelinci, K2= urin kelinci + keong mas, K3= urin kelinci + keong mas + daun pepaya, K4= urine kelinci + keong mas + nanas. Faktor kedua ialah pupuk fosfat (P) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: P1= Tanpa fosfat, P2= SP-36, P3= rock fosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pupuk organik cair urine kelinci dan fosfat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, berat tongkol dengan klobot, dan berat tongkol  tanpa klobot. Perlakuan yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi adalah K1P2 (urin kelinci + SP-36).
PEMBERDAYAAN SANTRI DALAM PEMBIBITAN DAN PENANAMAN TANAMAN DURIAN DI PONDOK PESANTREN DARUL QIYAM MAGELANG Trisnaningrum, Niken; Hamawi, Mahmudah; Parwi, Parwi; Muhammad, Muhammad; Etica, Use; Hanif, Muhammad; Isnatin, Umi
Jurnal Terapan Abdimas Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v9i2.19275

Abstract

Abstract. The Darul Qiyam Islamic Boarding School is in Magelang Regency and is a plateau surrounded by 5 (five) mountains, namely Mount Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing, and the Menoreh Mountains. This condition makes most of the Darul Qiyam Islamic boarding school area an area with fertile soil derived from volcanic ash. Based on regional conditions like this, the location of the Darul Qiyam hut is suitable for durian plants. On the one hand, the need for durian fruit for cottage purposes is increasing over time with the demand for bread made from durian. The current need for durian is supplied from markets around Magelang. Durian grows abundantly in the village around the Darul Qiyam cottage, while at the cottage location there are only 3 durian trees. This fact occurs due to the students' lack of knowledge in planting durian trees and durian tree nurseries. The solution offered in this activity is to increase knowledge about planting durian seeds and increase skills regarding the propagation of durian seeds. The method used is counseling and assistance in planting durian seeds as well as training in the propagation of durian seeds. The result of this activity was an increase in students' knowledge about durian planting and breeding. Abstrak. Pondok Pesantren Darul Qiyam berada di  Kabupaten Magelang dan merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh 5 (lima) gunung yaitu Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh. Kondisi ini menjadikan sebagian besar wilayah Pondok pesantren Darul Qiyam merupakan daerah yang tanah subur yang berasal abu vulkanis. Berdasarkan Keadaan wilayah seperti ini maka lokasi pondok Darul Qiyam cocok untuk tanaman durian. Di satu sisi kebutuhan buah durian untuk keperluan pondok semakin lama semakin meningkat dengan adanya perminataan roti yang berbahan baku durian. Kebutuhan durian sementara ini dipasok dari pasar disekitar magelang.  Durian tumbuh subur di kampung sekitar pondok Darul Qiyam, sedangkan dilokasi pondok hanya terdapat 3 batang pohon durian. Kenyataan ini terjadi karena kurangnnya pengetahuan santri dalam menanam pohon durian dan pembibitan pohon durian. Solusi yang ditawarkan dalam kegiatan ini adanya peningkatan pengetahuan tentang penanaman bibit durian dan peningkatan ketrampilaan tentang perbanyakan bibit durian. Metode yang dilakuan penyuluhan dan pendampingan penanaman bibit durian serta pelatihan perbanyakan bibit durian. Hasil dari kegiatan ini  yaitu terjadi peningkatan pengetahuan santri tentang penanaman dan pembibitan durian sebesar 75% diperoleh dari hasil pretest dan pos test.