Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGARUH VARIASI KITOSAN DAN CARBOMER 940 TERHADAP MUTU FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI Dyah Ayu Setyowati; Dewi Ekowati; Jena Hayu Widyasti
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.243

Abstract

Tanaman obat yang berperan dalam pengobatan luka bakar salah satunya adalah daun sukun (Artocarpus altilis) karena mengandung senyawa yang berfungsi sebagai penyembuh luka seperti flavanoid, tanin, saponin, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi konsentrasi agen pembentuk gel kitosan dan carbomer 940 dalam mempengaruhi mutu fisik dan stabilitas serta kemampuan dalam penyembuhan luka bakar. Sediaan yang dipilih dalam bentuk gel karena komponen terbesar pembentuk gel air sehingga zat aktif mudah dilepaskan. Ekstrak kental diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% kemudian diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak 6,25%, dengan variasi kitosan 1,5%; 1%; 0,5% dan carbomer 1%; 1,5%; 2%. Gel dilakukan pengujian mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, dan stabilitas. Perlakuan dan pengukuran diameter luka dilakukan selama 21 hari. Persentase penyembuhan luka dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Kolmogorov-smirnov dilanjutkan non-parametrik Kruskal-Wallis dengan Post Hoc Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukan variasi konsentrasi kitosan dan carbomer memberikan pengaruh terhadap mutu fisik sediaan dan kemampuan dalam penyembuhan luka, tetapi tidak dengan stabilitas sediaan. Variasi konsentrasi gelling agent yang efektif dalam penyembuhan luka bakar adalah formula 2, formula gel dengan konsentrasi kitosan 1% dan carbomer 1,5% hasil Maan-Whitney menunjukkan formula 2 memiliki persentase penyembuhan luka sebanding dengan kontrol positif.
UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Yeti Mulyati; Dwi Ningsih; Hayu Widyasti, Jena
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.306

Abstract

Tonikum merupakan bahan untuk memacu dan memperkuat sistem organ serta menstimulan perbaikan sel-sel tonus otot. Efek tonikum selain diperoleh dari minuman berbahan kimia dapat juga dari tanaman obat seperti daun binahong yang mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid yang diduga mempunyai efek tonikum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol daun binahong memiliki efek tonikum dan dosis efektif ekstrak etanol daun binahong pada mencit putih jantan (Mus musculus). Metode ekstraksi daun binahong pada penelitian ini menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 70%. Uji aktivitas tonikum menggunakan metode Natatory Exhaustion dan uji gelantung. Parameter yang diamati berupa swimming time dan kemampuan mencit putih jantan bergelantung dengan kontrol negatif Na-CMC 0,5%, kontrol positif kafein 100 mg/kgBB, dosis ekstrak daun binahong 10,92; 21,84; dan 32,76 mg/20 g BB. Data hasil pengukuran dianalisis dengan uji normalitas Shapiro-Wilk Test dan uji homogenitas. Setelah memenuhi syarat, maka dilanjutkan dengan One way ANOVA kemudian uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki aktivitas tonikum pada mencit putih jantan ditandai dengan adanya perbedaan signifikan pada kontrol negatif Na-CMC 0,5%. Dosis efektif dari ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) yaitu 21,84 mg/20 g BB mencit.
Antipyretic activity test of papaya leaf extract (Carica papaya L.) against peptone-induced male white mice Mayqhuellia, Marsyanda Happy; Hayu Widyasti, Jena
Journal of Health Management and Pharmacy Exploration Vol. 2 No. 2 (2024): August 2024
Publisher : Surya Hijau Manfaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52465/johmpe.v2i2.437

Abstract

Fever increases body temperature above normal (98.6°F/ 37°C). To treat complaints of fever, antipyretic drugs are given. Papaya leaves are believed to have antipyretic effects. The purpose of this study was to test the antipyretic activity and effective dose of ethanol extract of papaya leaves (Carica papaya L.) against peptone-induced mice. The test animals were grouped into 5 groups consisting of group I (negative control) CMC Na 0.5%, group II (positive control) paracetamol drug 65 mg/KgBB mice, group III papaya leaf ethanol extract 140 mg/KgBW mice, group IV papaya leaf ethanol extract 280 mg/KgBW mice, and group V papaya leaf ethanol extract 560 mg/KgBW mice, with peptone fever inducer 10 mL/kgBW subcutaneously. The body temperature of the test animals was observed every 30 minutes for 240 minutes after peroral administration of the preparation, then obtained data on T0, Tdemam and body temperature measurements at each time. The data was then used to calculate the AUC and the average AUC calculation data was analyzed by Shapiro wilk test and One way Anova test. The results of the study of ethanol extract of papaya leaves have antipyretic effects, namely due to the presence of flavonoids, alkaloids, tannins, steroids, and saponins. Papaya leaf ethanol extract has the most effective antipyretic activity, namely a dose of 560 mg/kg BW, which is comparable to the positive control of paracetamol.
UJI PENGARUH FERMENTASI ECO ENZYME KULIT JERUK KEPROK (Citrus reticulate) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH Abdurrofi, Akrom; Iswandi, Iswandi; Widyasti, Jena Hayu
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.16524

Abstract

Fermentasi merupakan proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aksi enzim yang kemudian akan dihasilkan oleh mikroorganisme. Eco enzyme adalah cairan organik komplek yang berasal dari proses fermentasi sisa organik seperti sayur, buah, gula, dan air. Kulit jeruk keprok (Citrus reticulate) memiliki kandungan vitamin C yang dapat berperan sebagai antioksidan alami. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar vitamin C, nilai IC50, aktivitas antiokisdan dan pengaruh fermentasi eco enzyme terhadap aktivitas antioksidan kulit jeruk keprok (Citrus reticulate). Penetapan kadar vitamin C dan uji aktivitas antioksidan eco enzyme kulit jeruk keprok dilakukan pada hasil fermentasi hari ke 1, 3, dan 5. Penetapan kadar vitamin C menggunakan spektrofotometeri UV-Vis dan Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode penangkapan radikal 2,2’-difenil-1 pikrilhidrazil (DPPH) dengan vitamin C sebagai pembanding. Data diolah menggunakan persamaan regresi linier untuk memperoleh nilai IC50. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan aplikasi SPSS dengan  mentode one way ANOVA.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sampel eco enzime kulit jeruk keprok memiliki kandungan vitamin C, mulai dari 64,95±0,62 mg/g dalam sampel kontrol positif, 73,47±0,33 mg/g dalam sampel 1, 113,61±1,55 mg/g dalam sampel 2, dan 95,94±0,3 mg/g dalam sampel 3. sampel eco enzime kulit jeruk keprok memiliki nilai IC50 mulai dari 318,73±6,38 untuk sampel kontrol positif, 157,05±1,95 untuk sampel 1, 133,26±5,12 untuk sampel 2 dan 329,03±3,87 untuk sampel 3. Proses fermentasi pada sampel eco enzyme kulit jeruk keprok mempengaruhi aktivitas antioksidan dari sampel melalui perubahan kadar vitamin C pada sampel.
UJI PENGARUH FERMENTASI ECO ENZYME KULIT JERUK KEPROK (Citrus reticulate) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH Abdurrofi, Akrom; Iswandi, Iswandi; Widyasti, Jena Hayu
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.16524

Abstract

Fermentasi merupakan proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aksi enzim yang kemudian akan dihasilkan oleh mikroorganisme. Eco enzyme adalah cairan organik komplek yang berasal dari proses fermentasi sisa organik seperti sayur, buah, gula, dan air. Kulit jeruk keprok (Citrus reticulate) memiliki kandungan vitamin C yang dapat berperan sebagai antioksidan alami. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar vitamin C, nilai IC50, aktivitas antiokisdan dan pengaruh fermentasi eco enzyme terhadap aktivitas antioksidan kulit jeruk keprok (Citrus reticulate). Penetapan kadar vitamin C dan uji aktivitas antioksidan eco enzyme kulit jeruk keprok dilakukan pada hasil fermentasi hari ke 1, 3, dan 5. Penetapan kadar vitamin C menggunakan spektrofotometeri UV-Vis dan Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode penangkapan radikal 2,2’-difenil-1 pikrilhidrazil (DPPH) dengan vitamin C sebagai pembanding. Data diolah menggunakan persamaan regresi linier untuk memperoleh nilai IC50. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan aplikasi SPSS dengan  mentode one way ANOVA.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sampel eco enzime kulit jeruk keprok memiliki kandungan vitamin C, mulai dari 64,95±0,62 mg/g dalam sampel kontrol positif, 73,47±0,33 mg/g dalam sampel 1, 113,61±1,55 mg/g dalam sampel 2, dan 95,94±0,3 mg/g dalam sampel 3. sampel eco enzime kulit jeruk keprok memiliki nilai IC50 mulai dari 318,73±6,38 untuk sampel kontrol positif, 157,05±1,95 untuk sampel 1, 133,26±5,12 untuk sampel 2 dan 329,03±3,87 untuk sampel 3. Proses fermentasi pada sampel eco enzyme kulit jeruk keprok mempengaruhi aktivitas antioksidan dari sampel melalui perubahan kadar vitamin C pada sampel.
Uji Antiinflamasi Ekstrak Daun Andong Merah (Cordyline Fruticosa L. A Cheval) terhadap Tikus Model Induksi Karagenan: Anti-inflammatory Test of Red Andong Leaf Extract (Cordyline Fruticosa L. A Cheval) in the Rat Model of Carrageenan-Induced Widyasti, Jena; Kurniasari, Fitri
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 7 No. 02 (2024): Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijpnp.v7i02.3310

Abstract

Inflammation is a reaction to stimulation by harmful agents, infection, trauma, or tissue injury. One plant that has anti-inflammatory properties is red andong leaves. The chemical content of Andong leaf extract, which has anti-inflamatorry activity, is flavonoids. This study aims to determine the anti-inflammatory activity of ethanol extract of red andong leaves on carrageenan-induced white rats and determine the effective dose. Testing of the anti-inflammatory activity was carried out using 25 white rats as test animals and divided into 5 treatment groups, namely group 1 (diclofenac sodium dose 4.5 mg/kgBW), group II (Na CMC 0.5%), group III (extract dose 100 mg/kgBW), group IV (extract dose 200 mg/kgBW), group V (extract dose 400 mg/kgBW). After 30 minutes of administering the extract and comparator, the experimental animals were injected with carrageenan. Then, the rat leg volume was measured after 1 hour of injection, starting from the 1st to the 6th hour. The results of anti-inflammatory activity test observations were carried out by determining the percentage of inflammation in the rats' feet. The effective dose in the anti-inflammatory activity test was an extract dose of 200 mg/kgBW, which had inflammation percentage results that were comparable to the positive control.   ABSTRAK Peradangan adalah reaksi terhadap rangsangan agen berbahaya, infeksi, trauma, atau cedera pada jaringan. Salah satu tanaman yang memiliki khasiat antiinflamasi yaitu daun andong merah. Kandungan kimia dari ekstrak daun andong yang memiliki aktivitas antiinflamasi yaitu flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun andong merah terhadap tikus putih yang diinduksi karagenan dan mengetahui dosis efektifnya. Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan menggunakan hewan uji tikus 25 ekor dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok I kontrol negatif (Na CMC 0,5 %), kelompok II kontrol positif (natrium diklofenak dosis 4,5 mg/kg BB), kelompok III (ekstrak dosis 100 mg/kg BB), kelompok IV (ekstrak dosis 200 mg/kg BB), kelompok V (ekstrak dosis 400 mg/kg BB). Hewan uji diberikan ekstrak dan pembanding, kemudian disuntik karagenan setelah 30 menit. Setelah penyuntikan, volume kaki tikus diukur setiap jam, dimulai pada jam pertama dan berakhir pada jam ke enam. Hasil pengamatan uji aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan menentukan persentase peradangan pada kaki tikus. Dosis efektif pengujian antiinflamasi yaitu ekstrak dosis 200 mg/kgBB yang memiliki hasil persentase peradangan yang sebanding dengan kontrol positif.
Pengaruh Interaksi Simvastatin dan Perasan Buah Jeruk Bali (Citrus maxima Merr.) Terhadap Efek Antikolesterol Mencit Jantan Humaidah, Daffa; Widodo, Gunawan Pamudji; Widyasti, Jena Hayu
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol5no2p7-13

Abstract

Consumption of drugs together with herbal medicine at the same time can affect its efficacy. Cholesterol can be treated with simvastatin and herbal medicine such as grapefruit (Citrus maxima Merr.) which contains phenols and flavonoids as anticholesterol and furanocoumarins. This study aims to determine whether the consumption of simvastatin and grapefruit together will affect the anticholesterol effect. Male mice of 35 Swiss strains were divided into 7 groups, each consisting of 5 mice. Without treatment, negative control Na-CMC 0.5%, positive control I simvastatin 5.2 mg/kgBW mice, positive control II grapefruit juice 26 mL/kgBW mice, interaction I, II and III simvastatin 5.2 mg/ kgBW of mice and grapefruit juice were 13 mL/kgBW, 19.5 mL/kgBW, and 26 mL/kgBW of mice, respectively. All groups except without treatment were given a high-fat diet consisting of lard, duck egg yolk, and chicken liver and were induced with 0.1% propylthiouracil solution for 28 days before treatment. Total cholesterol levels were measured after 28 days of induction and 35 and 42 days after treatment. The interaction of simvastatin and grapefruit juice can affect the anticholesterol effect in the form of increasing the effect of reducing total cholesterol levels in the blood of mice. The effective interaction dose was the interaction dose I (simvastatin 5.2 mg/kg BW of mice and grapefruit juice 13 mL/kg BW of mice) which had an anticholesterol effect compared to the single dose group of simvastatin and grapefruit juice.
Uji Aktivitas Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Daun Delima Putih (Punica granatum L.) pada Mencit Jantan (Mus musculus L.) yang Diinduksi Aloksan Pangesti, Clara; Nopiyanti, Vivin; Hayu Widyasti, Jena
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol. 10 No. 2 (2021): Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy), October 2021
Publisher : Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pomegranate leaves (Punica granatum L.) contain flavonoids as a decrease in blood glucose levels and prevent tissue damage due to oxidative stress. This study aims to determine the effect of white pomegranate leaf ethanol extract on blood glucose levels, body weight, and the effective dose of white pomegranate leaf ethanol extract in reducing blood glucose levels in mice induced by alloxan. A total of 30 male mice were divided into 6 treatment groups, namely group I (normal), group II (negative control of CMC-Na 0.5%), group III (positive control of glibenclamide), group IV (extract 140 mg/Kg BW), group V (extract 280 mg/Kg BW) and group VI (extract 560 mg/Kg BW). The treatment was given for 14 days by measuring blood glucose levels and body weight on days 0, 3,10, and 17. The results of the analysis of blood glucose levels and body weight were carried out statistically through the Multivariate Test and Tukey Post Hoc test, while the decrease in glucose levels analyzed using One-Way Anova test and Tukey Post Hoc test. The results showed that the extract had antihyperglycemic activity in alloxan-induced mice. The ethanol extract of white pomegranate leaves at a dose of 280 mg/Kg BW had an effective antihyperglycemic activity compared to doses of 140 mg/Kg BW and 560 mg/Kg BW which were comparable to the positive control group.
FORMULASI VARIASI KONSENTRASI KARBOPOL 940 GEL EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT TERHADAP KELINCI (Oryctolagus cuniculus) Nahira, Nahira; Nopiyanti, Vivin; Widyasti, Jena Hayu
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 8, No 1 (2024): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v8i1.273

Abstract

Biji alpukat mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin sebagai antibakteri. Sediaan gel adalah sediaan topikal setengah padat yang nyaman saat digunakan karena menciptakan lingkungan lembab, dingin, dan memiliki daya serap yang baik serta mudah dicuci dengan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi karbopol 940 pada ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill.) yang diformulasikan dalam sediaan gel pada penyembuhan luka sayat terhadap kelinci (Oryctolagus cuniculus). Pembuatan ekstrak biji alpukat diperoleh menggunakan metode maserasi dengan etanol 96%, kemudian dibuat dalam sediaan gel dan dilakukan mutu fisik serta stabilitas sediaan. Pengujian aktivitas penyembuhan luka sayat menggunakan hewan uji kelinci masing-masing diberi luka sayat dengan 7 perlakukan. Formula gel dilakukan uji mutu fisik dan stabilitas dengan metode cycling test. Hasil penelitian menunjukan variasi konsentrasi karbopol 940 mempengaruhi mutu fisik dan efektivitas penyembuhan luka sayat terhadap kelinci. Formula  yang paling efektif pada penyembuhan luka sayat terhadap kelinci dengan mutu fisik dan stabilitas yang baik adalah formula 2 dengan variasi konsentrasi karbopol 1,5%.