Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Cairan Pencuci Piring Antibakteri dengan Zat Aktif Minyak Lemon untuk Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga bagi kader PKK Kelurahan Kadipiro Banjarsari Surakarta Nopiyanti, Vivin; Sunarni, Titik; Harjanti, Reslely; Aisiyah, Siti; Suhartinah, Suhartinah
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 1 (2021): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33061/awpm.v5i1.3619

Abstract

Cairan pencuci piring merupakan cairan kental bening berwarna yang berfungsi untuk membersihkan peralatan makan seperti piring, gelas, sendok/garpu. Kecenderungan pemakaian produk pencuci cair dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini menunjukkan jika pola pencucian peralatan rumah tangga mulai bergeser dari cara yang lama/tradisional dengan abu gosok dan sabun colek menuju cara baru yang lebih praktis. Adanya bentuk beruipa cairan menjadikan praktis dan mudah digunakan serta aroma produk yang khas menjsdikan cairan pencuci piring mempunyai nilai lebih dibandingkan produk pencuci piring yang lain. Bahan tanaman kaya akan senyawa yang mempunyai aktivitas antibakteri di antaranya minyak lemon. Selain digunakan sebagai zat aktif antibakteri, minyak lemon juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan bau aromatic pada sediaan cairan pencuci piring.Bahan-bahan baku pembuatan cairan pencuci piring ini mudah diperoleh dengan bahan-bahan golongan sabun, garam, emulgator, pewangi dan pewarna. Cara pembuatannya juga sederhana dengan menggunakan prinsip melarutkan antar bahan yang digunakan. Oleh karena itu, berdasarkan dari uaraian di atas cairan pencuci piring mempunyai potensi dapatdikembangkan sebagai produk usaha mandiri yang dipasrkan secara komersial.Tujuan dari program kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan pembautan cairan pencuci piring kepada kader PKK lingkungan Suko Mulyo kelurahan Kadipiro Banjarsari Surakarta. Selain itu juga diadakan pelatihan terkait peluang untuk dikembangkan sebagai usaha mandiri warga. Kegiatan pengabdian dibagi menjadi beberapa tahapan dimulai dari survei dan observasi, dilanjutkan dengan pelatihan berupa tutorial kemuadian dilakukan pendampingan dari tim pengabdi dan diakhiri dengan evaluasi kegiatan.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI n-HEKSANA BUAH TAKOKAK (Solanum torvum Sw.) TERHADAP RESPON IMUN SELULER PADA MENCIT PUTIH JANTAN Balb/c DENGAN UJI DELAYED-TYPE HYPERSENSITIVITY (DTH) Rizky Ardian Hartanto Sawal; Jason Merari Peranginangin; Reslely Harjanti
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah takokak (Solanum torvum Sw.) mengandung senyawa flavonoid dan steroid yang diharapkan mampu memodulasi sistem imun tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh ekstrak etanol dan fraksi n-heksana buah takokak dan dosis efektif terhadap respon imun seluler dengan parameter perubahan ketebalan kaki kanan mencit. Penelitian ini menggunakan sebanyak 45 ekor hewan uji mencit dan dibagi dalam 9 kelompok yaitu kontrol negatif (CMC 0,5%), kontrol positif imunostimulan (stimuno), kontrol positif imunosupresan, dosis ekstrak etanol buah takokak 75 mg/kg BB, 150 mg/kg BB, dan 400 mg/kg BB, dan dosis fraksi n-heksana buah takokak 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB, dan 80 mg/kg BB. Setiap mencit disensitisasikan dengan SDMD 20% 0,1 ml secara i.p. kemudian diberikan perlakuan sesuai dengan kelompok masing-masing selama 7 hari. Pada hari ke-6 ketebalan kaki kanan mencit diukur dengan menggunakan jangka sorong lalu diinjeksi dengan SDMD 1% 0,02 ml secara s.c. pada telapak kaki kanan. Ketebalan kaki kanan mencit diukur kembali setelah 24 jam untuk mengetahui respon DTH. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan one-way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah takokak dengan dosis 150 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB dapat meningkatkan sistem imun seluler masing-masing sebesar 55,41 ± 2,5790 dan 57,51 ± 3,6908. Fraksi n-heksana buah takokak dengan dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB, dan 80 mg/kg BB mampu menekan respon imun seluler masing-masing sebesar 30,42 ± 4,7043, 30,03 ± 5,0101 dan 25,72 ± 6,1311.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-heksana, Etil Asetat, dan Air dari Daun Turi (Sesbania grandiflora Pers) terhadap Bakteri Shigella dysenteriae ATCC 9361 Benedikta Coo Mogi; Reslely Harjanti; Ratno Agung Samsumaharto
Biomedika Vol 9 No 2 (2016): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.878 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v9i2.212

Abstract

Daun turi (Sesbania grandiflora Pers) merupakan tanaman suku Fabaceae yang dapat ditanam di perkarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat. Kandungan kimia daun turi adalah flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol, fraksi n-heksana, etil asetat dan air dari daun turi (Sesbania grandiflora Pers) sebagai antibakteri terhadap Shigella dysenteriae ATCC 9361.Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air terhadap Shigella dysenteriae ATCC 9361 menggunakan metode dilusi dan difusi. Konsentrasi fraksi yang digunakan untuk metode dilusi adalah 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,12%; 1,56%; 0,78%; 0,39%; 0,19%; 0,09%. Konsentrasi fraksi yang digunakan untuk metode difusi adalah 6,25%; 4,68% dan 3,12%. Fraksi paling aktif diuji kandungan kimia secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air terhadap Shigella dysenteriae ATCC 9361 berturut-turut adalah 0,78%, 12,5%, 6,25% dan 50%. Diameter zona hambat fraksi teraktif etil asetat terhadap Shigella dysenteriae ATCC 9361 adalah 18,17 mm pada konsentrasi 6,25%. Hasil identifikasi KLT menunjukkan fraksi etil asetat mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid.
AKTIVITAS PENURUNAN PARASITEMIA EKSTRAK KULIT BATANG MUNDU SEBAGAI ANTIPLASMODIUM SECAR in vivo DENGAN PARAMETER ED50 Mamik Ponco Rahayu; Reslely Harjanti; Gunawan Pamudji
Biomedika Vol 7 No 1 (2014): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13741.949 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v7i1.493

Abstract

Abstrak Pengobatan malaria di Indonesia saat ini di beberapa daerah masih menggunakan obat standar kloroquin dengan dosis 600 mg hari pertama dan kedua serta 300 mg hari ketiga. Efektivitas pemberian kloroquin saat ini sudah mulai diragukan karena telah banyak ditemukan resistensi terhadap obat ini. Salah satu usaha menemukan antimalaria baru adalah melalui penelitian terhadap tanaman obat yang digunakansecara tradisional oleh masyarakat untuk mengobati malaria. Tanaman mundu termasuk familia garcinia, Marga Garnicia diketahui kaya kandungan senyawa xanton dan menunjukkan aktivitas biologi termasuk antimalaria (Merza, et al.,).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiplasmodium ekstrak etil asetat kulit batang mundu. Ekstraksi diperoleh secara maserasi bertingkat dengan pelarut n heksan dan etil asetat. Uji aktivitas antiplasmodium dilakukan secara in vivo pada mencit jantan galur Swiss yang diinduksi Plasmodium berghei dengan parameter pengujian persentase parasitemia, persentase penghambatan parasitemia dan penentuan dosis efektif 50% (ED50) menggunakan metode The 4-daySuppresive Test (Peters, 1970). Dosis yang diberikan ke hewan uji untuk ekstrak etil asetat kulit batang mundu yaitu 12,5; 25; 50; 100 mg/gr BB mencit Swiss. Dosis tablet klorokuin 5 mg/kg bb didapatkan 0.91 mg/ 20g bb dan sebagai kontrol normalCMC 0.5%. Pengujian aktivitas antiplasmodium ekstrak etil asetat kulit batang mundu diperoleh dosis ED50 adalah 5,01 mg/kg BB. Berdasarkan data tersebut, ekstrak etil asetat kulit batang mundu memiliki aktivitas antiplasmodium. Keywords: Antiplasmodium, ED50, Kulit batang mundu, etil asetat
Aktivitas Antibakteri Kombinasi Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.) dan Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C.) terhadap Escherichia Coli ATCC 25922 Fitri Jati Rukmana; Reslely Harjanti; Dyonisius Andang Arif Wibawa
Biomedika Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.082 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i2.611

Abstract

Basil essential oil has a component of linalool compounds belonging to terpenoid derivatives which have an antibacterial effect and essential oils of kaffir lime have citronella compounds which can inhibit the growth of various types of bacteria. This study aims to determine the antibacterial activity of essential oils of basil leaves, kaffir lime leaves and the combination of both against Escherichia coli bacteria ATCC 25922. This study has used diffusion methods to test antibacterial activity. The concentration of the sample was 2% and 4% with a ratio combination of essential oils were 1:1; 1: 2; 2:1. Then the research data were analyzed with two way Analysis of Variance (ANOVA). The results showed that essential oils in the combination of basil leaves (Ocimum basilicum L.) and kaffir lime leaves (Citrus hystrix D.C) had antibacterial activity against Escherichia coli ATCC 25922 with concentrations of 2% and 4%. Variations of essential oils from basil (Ocimum basilicum L.) leaves and kaffir lime (Citrus hystrix D.C) leaves with a ratio of 1:2 at a concentration of 4% has the greatest inhibitory potential against Escherichia coli ATCC 25922 with inhibition diameters of 15.5 mm.
EFEKTIVITAS PROPORSI PELARUT UNTUK EKSTRAKSI DAUN WANGON (Olax psittacorum (Wild.) Vahl.) DALAM MENGHASILKAN FITOKONSTITUEN YANG BERPOTENSI ANTIOKSIDAN Reslely Harjanti; Siti Aisiyah; Vivin Nopiyanti
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.833 KB)

Abstract

Wangon (Olax psittacorum (Wild.) Vahl.) adalah jenis tumbuhan liar yang terdapat di daerah hutan jati dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai bahan pangan terutama pada musim paceklik. Daun wangon mengandung senyawa polifenol diantaranya flavonoid yang mampu menghambat autooksidasi melalui mekanisme penangkapan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mencari proporsi pelarut etanol yang food grade dan efektif mengekstraksi fitokonstituen antioksidan dalam daun wangon. Penelitian ini menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 50%, 70% dan 96%. Daun wangon dibuat serbuk kemudian diekstraksi dengan metode soxhletasi hingga diperoleh ekstrak kental yang siap diuji aktivitas antioksidannya. Setelah itu ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dan diidentifikasi dan ditetapkan kadar senyawa yang diduga aktif sebagai senyawa antioksidan di antaranya flavonoid dan fenolik total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pelarut yang paling baik untuk mengekstraksi daun wangon supaya mempunyai aktivitas antioksidan terbesar adalah dengan pelarut etanol 96%. Hal ini dibuktikan bahwa ekstrak etanol 96% berpotensi sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 71,27 ppm lebih baik daripada ekstrak etanol 50% dan 70%.  Ekstrak etanol  96% juga mempunyai kandungan flavonoid dan fenolik total terbesar yaitu 99,44±1,27mg QE/g sampel dan 121,66±1,39 mg GAE/g sampel. Kandungan fitokonstituen flavonoid dan fenolik total dalam ekstrak mempunyai korelasi linier dan sangat terkait dengan aktivitas antioksidannya. Kata kunci : antioksidan,  daun wangon, DPPH,  etanol,  proporsi pelarut
Analisis Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) dalam Produk Burger Sapi yang Beredar di Kartasura secara Spektrofotometri Serapan Atom Amanda Duta Wijaya; Endang Sri Rejeki; Reslely Harjanti
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 8 No 2 (2011): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.446 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v8i2.46

Abstract

Beef burger is origin beef product that is milled and grounded, dashed with condiment then swirled with fat until it is mixed rolled out. Lead and copper in beef burger could be make toxicity if its rate exceed stipubting from BPOM which is for lead content may not exceed 2,0 mg/kg whereas copper may not exceed 20,0 mg/kg. The aim of the research was to know lead and copper content in beef burger products commercial in Kartasura by atomic absorption spectrophotometry. This research used 3 samples beef burger product. The sample was put in blender then put in oven at temperatur 1100 C until dry. The sampel was ashed in muffle furnace at temperatur 5500 C for5 hours. The sample was destructed with aquaregia (mixed HCl and HNO3 = 3:1) and dissolved with aquabidestillata, then analyzed by atomic absorption spectrophotometry at wavelength 283,3 nm. The result of qualitative analysis shown positive result because at condition analysis’s lead and copper element all samples gave absorption. The result of quantitative analysis rate of lead in sample A, B, C successively, that was: 0,2418 ± 0,0005 mg/kg; 0,2412 ± 0,0006mg/kg; 0,2398 mg/kg. The result of quantitative analysis rate of copper in sample A, B, C successively, that was:0,2886 mg/kg; 0,3312 ± 0,000001 mg/kg; 0,2956 ± 0,0012 mg/kg.
Pengaruh Ekstrak Etanolik Buah Takokak (Solanum torvum Swartz) terhadap Aktivitas Fagositosis pada Mencit Putih Jantan Balb/C dengan Metode Bersihan Karbon R. F. X. Premihadi Putra; Jason Merari Peranginangin; Reslely Harjanti
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 11 No 1 (2014): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.842 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v11i1.51

Abstract

Solanum torvum Swartz (Solanaceae), known as takokak is a medicinal plant which has phagocytosis activity. Takokak plant usage with intent to suppress or reduce viral and bacterial intracellular infections, to improve immunodeficiency condition or as growth stimulant of body's immune cells in the immune system. This study was aimed to determine ability of takokak extract to increase the phagocytosis activity. This study used eight groups of white male mice each group six mice. Mice were given the test preparation once daily for seven days sequently. Group I: negative control 1% CMC-Na; group II: positive control dexamethasone 2 mg/kg bw mice; group III until VIII were given takokak ethanol extract dose of 37.5 mg/kg bw, 75 mg/kg bw, 150 mg/kg bw, 400 mg/kg bw, 500 mg/kg bw, 600 mg/kg bw respectively. Phagocytosis activity test data were analyzed using one way ANOVA test. The results showed that ethanol extract of takokak could increasing the phagocytosis activity and capacity of macrophages in Balb/c mice induced carbon clearance with carbon dose of 5 mg/kg bw.
Optimasi Kombinasi Asam Stearat dan Trietanolamin dalam Formula Krim Ekstrak Daun Legetan (Spilanthes acmella L.) sebagai Antioksidan secara Simplex Lattice Design Astiti Noer Cahyati; Dewi Ekowati; Reslely Harjanti
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2015): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.287 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v12i1.79

Abstract

Legetan leaves extract has been shown to have antioxidant activity because it contains flavonoids and polyphenols. The use of legetan leaves extract directly assessed less well, so that it made cream preparations to make it more convenient to use. This study aimed to obtain the optimum formula of cream of legetan leaves extract using additional materials stearic acid and triethanolamine by Simplex Lattice Design method. The legetan leaves extract obtained by maceration using ethanol 96% solvent was then evaporated to obtain a viscous extract. Legetan leaves extract cream were made three formulas based on the Simplex Lattice Design. Cream were tested physical properties include organoleptic test, viscosity, viscosity shift, dispersive power, pH, and antioxidant activity. Optimum formulation parameters based on physical properties, namely: viscosity, viscosity shift, dispersive power, using Design Expert software version 8.0.6.1. Optimum formula was made and the physical properties of the cream was analyzed using t-test. Antioxidant activity was tested by DPPH methode. Optimum formula cream of legetan leaves extract obtained from composition stearic acid 1,824% and triethanolamine 2,176% with the physical properties of the response of the optimum formula predictions and experimental results showed no significant difference. Cream optimum was 10% extract with antioxidant activity of 443,232 ppm after two day and 1233,3 ppm after one month.
Analisis Stabilitas Senyawa Aktif Antioksidan Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffaL.) Pada Penggunaannya Sebagai Bahan Tambahan Pangan Alami Vivin Nopiyanti; Reslely Harjanti
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 13 No 2 (2016): Jurnal Farmasi Indonesia
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.507 KB) | DOI: 10.31001/jfi.v13i2.197

Abstract

Penggunaan pewarna alami sebagai bahan tambahan pangan merupakan langkah yang lebih baik untuk mencegah penggunaan bahan tambahan pangan sintetik yang berbahaya. Banyak tanaman yang berpotensi sebagai sumber bahan tambahan pangan alami. Salah satunya adalah kelopak bunga rosella. Kepraktisan penggunaannya mendorong masyarakat beralih pada penggunaan bahan tambahan pangan alami tersebut, tetapi terkendala dengan daya simpannya yang tidak tahan lama. Kelopak bunga rosella mengandung pigmen antosianin dengan kadar yang relatif tinggi, sehingga mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan tambahan pangan terutama sebagai zat pewarna yang bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan giziserta zat aktif yang mempunyai aktivitas farmakologis di antaranya antioksidan. Etanol adalah pelarut yang diperbolehkan digunakan dalam bahan makanan (food grade) dalam batas tertentu. Etanol dapat berfungsi sebagai pengawet sehingga bahan makanan tidak mudah rusak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas kandungan senyawa aktif kelopak bunga rosella yang dibuat dalam bentuk sediaan ekstrak etanol supaya dapat digunakan masyarakat sebagai bahan tambahan pangan dengan daya simpan lama. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat sediaan ekstrak etanol kelopak bunga rosella dengan metode maserasi dibandingkan dengan penggunaannya di masyarakat berupa rebusan. Senyawa aktif antioksidannya diidentifikasi dan ditetapkan aktivitas antioksidannya dengan metode penangkapan radikal bebas DPPH. Stabilitas senyawa aktifnya dipantau dengan pengujian aktivitas antioksidan setelah digunakan dalam produk makanan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga rosella sebagai bahan tambahan pangan yang masih mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 33,79 μg/ml dibandingkan dengan nilai IC50 dari ekstrak etanol bunga rosella yaitu sebesar 8,416 μg/ml. Ekstrak etanol mempunyai aktivitas antioksidan lebih baik jika dibandingkan dengan rebusan dengan nilai IC5019,74 μg/ml