Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Superflex: Innovative Learning to Develop Social Attitude Competencies Rachmah, Huriah; Gunawan, Rudy; Hendrawan, Jajang Hendar
International Journal of Elementary Education Vol 2 No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijee.v1i1.11999

Abstract

The 2013 curriculum aims to produce students to have three competencies: attitude, knowledge and skills.  Competence of attitude is divided into two, namely spiritual and social. Competence of social attitude is done during the learning process and assessment. But not on all subjects, the process and attitude assessment is done by the teacher. Assessment of attitudes in primary schools is done by classroom teachers, teachers of religious instruction lessons, PJOK, and extracurricular coaches. Social attitude is an integral part of social thinking because attitude is the fruit of thought. Learning Superflex® is a model developed in 2008 in the United States and in this research is adapted to help address issues related to social attitudes. This research uses descriptive analysis method. Some of the data is taken from the results of research that the author did and still runs until this year. The data is collaborated with the data obtained from the literature to produce this study. The conclusion of this study that innovative learning model depends on the creativity of teachers in generating motivation learners. The Superflex® learning model can be an inspiration for teachers as one of the innovative learning models that can build students' social attitudes.
PENANAMAN KESADARAN HUKUM CYBERCRIME DI KALANGAN GENERASI MUDA Tripuspita, Neneng; Halimah, Lili; Hendrawan, Jajang Hendar; Khotimah, Nurul
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i2.29996

Abstract

Abstrak: Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, media sosial telah menjadi platform yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial. Namun, keberadaan media sosial juga membuka ruang bagi munculnya berbagai bentuk kejahatan siber (cyber crime). Kejahatan ini dapat mencakup penipuan, pencurian data pribadi, perundungan daring (cyberbullying), hingga penyebaran konten ilegal. Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya cyber crime serta cara menghadapinya. Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam mengurangi dampak cyber crime dengan meningkatkan kesadaran, etika digital, dan pemahaman hukum di kalangan masyarakat. Artikel ini mengulas peran pendidikan kewarganegaraan dalam menghadapi tantangan cyber crime dan pentingnya literasi digital di era media social. Artikel ini membahas hubungan antara cyber crime di media sosial dengan pendidikan kewarganegaraan serta strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya tersebut.Along with the rapid development of information technology, social media has become a very influential platform in social life. However, the existence of social media also opens up space for the emergence of various forms of cybercrime. These crimes can include fraud, theft of personal data, cyberbullying, and the spread of illegal content. Civic education has an important role in shaping people's character and knowledge about the dangers of cyber crime and how to deal with it. Civic education has an important role in reducing the impact of cyber crime by increasing awareness, digital ethics, and legal understanding among the public. This article reviews the role of civic education in facing the challenges of cyber crime and the importance of digital literacy in the era of social media. This article discusses the relationship between cybercrime on social media and civic education and strategies that can be applied to increase public awareness of these dangers.
MENGENAL KAMPUNG ADAT CIREUNDEU WARISAN BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL SUNDA Hendrawan, Jajang Hendar; Halimah, Lili; Alatif, Muhamad Isman
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 4 (2022): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.29914

Abstract

Abstrak: Kampung Adat Cireundeu, yang berdiri sejak abad ke-16 di Kecamatan Cimahi Selatan, Jawa Barat, dikenal sebagai salah satu benteng terakhir budaya Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan tradisi dan adat istiadat yang masih dijalankan oleh masyarakat Kampung Adat Cireundeu. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data meliputi observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kampung Adat Cireundeu masih memegang teguh tradisi Sunda Wiwitan, yang mengajarkan harmonisasi antara manusia dengan alam. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan perajin, dengan singkong sebagai makanan pokok yang diolah menjadi berbagai produk pangan. Rumah-rumah di kampung ini mempertahankan arsitektur tradisional Sunda dan kampung ini sering dijadikan tujuan wisata budaya dan pendidikan.Hukum adat di Kampung Cireundeu mencakup berbagai aspek kehidupan sosial, termasuk pernikahan, warisan, kelahiran, kematian, dan pangan, dengan sanksi sosial sebagai hukuman bagi pelanggaran. Tantangan utama yang dihadapi adalah mempertahankan tradisi dan adat istiadat di tengah arus modernisasi. Upaya pelestarian dilakukan melalui pendidikan budaya kepada generasi muda dan promosi pariwisata budaya. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Kampung Adat Cireundeu serta mendorong upaya pelestarian budaya tersebut di masa depan.Abstract: The Cireundeu Traditional Village, established in the 16th century in South Cimahi District, West Java, is known as one of the last strongholds of Sundanese culture. This research aims to identify and document the traditions and customs still practiced by the Cireundeu Traditional Village community. The research method used is qualitative with an ethnographic approach. Data collection techniques include participatory observation, in-depth interviews, and documentation studies.The results show that the Cireundeu Traditional Village community still adheres firmly to Sunda Wiwitan traditions, which teach the harmonization between humans and nature. Most residents work as farmers and craftsmen, with cassava as their staple food, which is processed into various food products. The houses in this village maintain traditional Sundanese architecture, and the village is often a destination for cultural and educational tourism.Customary laws in Cireundeu Village cover various aspects of social life, including marriage, inheritance, birth, death, and food, with social sanctions as punishment for violations. The main challenge faced is maintaining traditions and customs amidst the tide of modernization. Preservation efforts are carried out through cultural education for the younger generation and the promotion of cultural tourism.This research is expected to enhance understanding and appreciation of the cultural richness of the Cireundeu Traditional Village and encourage efforts to preserve this culture in the future.
TRADISI UPACARA KEAGAMAAN: KEKAYAAN SPIRITUAL KAMPUNG MAHMUD Hendrawan, Jajang Hendar; Utami, Windi Sri
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.29946

Abstract

Abstrak: Pengabdian ini bertujuan untuk menghidupkan kembali dan mendokumentasikan kekayaan spiritual Kampung Mahmud melalui tradisi dan upacara keagamaan yang telah diwariskan turun-temurun. Kampung Mahmud, yang terletak di Kabupaten Bandung, memiliki sejarah yang kaya yang berakar dari Eyang Abdul Manap dari Kerajaan Mataran. Kampung Mahmud terkenal dengan tradisi keagamaannya yang kuat serta pelaksanaan upacara-upacara keagamaan seperti Haolan, Rajaban, Muludan, Sepuluh Muharam, Pawai Obor, dan peringatan hari besar Islam. Program pengabdian ini menggunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan tokoh sesepuh Kampung Mahmud, seorang yang berusia 70 tahun dan merupakan generasi ketujuh dari pendiri kampung. Melalui pendampingan, dialog, dan kegiatan bersama, pengabdian ini berhasil meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam melestarikan tradisi keagamaan yang tidak hanya berfungsi sebagai penjaga nilai-nilai spiritual dan budaya, tetapi juga sebagai alat pemersatu di tengah tantangan modernisasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa peran pemimpin agama dan partisipasi aktif masyarakat sangat krusial dalam menjaga harmoni sosial dan spiritual komunitas. Dengan dukungan seluruh elemen masyarakat, Kampung Mahmud berhasil mempertahankan identitasnya melalui kekayaan tradisi dan upacara keagamaan yang dimiliki.Abstract:  This community service project aims to revive and document the spiritual wealth of Kampung Mahmud through traditions and religious ceremonies that have been passed down through generations. Kampung Mahmud, located in Bandung Regency, has a rich history rooted in Eyang Abdul Manap from the Mataran Kingdom. The village is renowned for its strong religious traditions and the observance of ceremonies such as Haolan, Rajaban, Muludan, Sepuluh Muharam, the Torch Parade, and the commemoration of major Islamic holidays. he program employs a participatory approach by involving a village elder of Kampung Mahmud a 70 year old who represents the seventh generation of the village's founders. Through guidance, dialogue, and collaborative activities, the project has successfully increased community awareness and participation in preserving religious traditions that not only safeguard spiritual and cultural values but also serve as a unifying force amid the challenges of modernization. The results indicate that the role of religious leaders and active community engagement is crucial in maintaining both social and spiritual harmony. With the support of all community stakeholders, Kampung Mahmud has effectively preserved its identity through its rich traditions and religious ceremonies.
MENGHIDUPKAN KEMBALI KAULINAN BARUDAK DALAM UPAYA MENCEGAH PENGGUNAAN GADGET SECARA BERLEBIHAN PADA ANAK DIBAWAH UMUR DAN EKONOMI PRAKTIS DIZAMAN MODERN Halimah, Lili; Hendrawan, Jajang Hendar; Bisri, Hasim
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i1.29943

Abstract

Abstrak: Di era digital, gawai (gadget) seakan tak terpisahkan dari kehidupan anak. Penggunaan gadget yang berlebihan nyatanya berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Untuk menanggulangi hal ini, menghidupkan kembali "kaulinan barudak" (permainan anak) tradisional menjadi langkah strategis. Kaulinan barudak tak hanya menyenangkan, tapi juga kaya manfaat. Permainan seperti petak umpet, engrang-engrang, atau gobak sodor melatih motorik kasar dan kemampuan bersosialisasi. Selain itu, permainan seperti congklak atau egrang batok mengasah kecerdasan dan sportivitas. Bandingkan dengan gadget yang cenderung menghasilkan sifat individualistis dan kurangnya aktivitas fisik. Menghidupkan kembali kaulinan barudak membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Orang tua memegang peranan penting. Kenalkanlah anak pada permainan tradisional. Ajak mereka membuat alat permainan bersama menggunakan bahan sederhana. Luangkan waktu untuk bermain bersama anak. Selain keluarga, sekolah juga bisa berperan aktif. Alokasi waktu khusus untuk bermain tradisional dalam kegiatan sekolah dapat menjadi langkah awal. Libatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis permainan tradisional. Komunitas dan pemerintah daerah juga bisa ikut serta. Penyelenggaraan festival permainan rakyat atau lomba kaulinan barudak dapat menjadi daya tarik bagi anak. Bekerja sama dengan komunitas permainan tradisional untuk mengadakan pelatihan pembuatan alat permainan atau menjadi narasumber tentang sejarah dan filosofi kaulinan barudak di sekolah-sekolah bisa dipertimbangkan. Dengan menghidupkan kembali kaulinan barudak, kita tidak hanya melestarikan budaya, namun juga berupaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berjiwa sosial. Anak-anak pun dapat memiliki keseimbangan dalam menggunakan gadget dan menikmati permainan yang sesungguhnya.Abstract: In the digital era, gadgets seem inseparable from children's lives. However, excessive gadget use negatively impacts their physical and mental health. To address this issue, reviving "kaulinan barudak" (traditional children's games) becomes a strategic step. Kaulinan barudak is not only fun but also rich in benefits. Games such as hide and seek, engrang-engrang, or gobak sodor help develop gross motor skills and social abilities. Additionally, games like congklak or egrang batok enhance intelligence and sportsmanship. Compared to gadgets, which tend to encourage individualistic behavior and a lack of physical activity, traditional games promote active and interactive play. Reviving kaulinan barudak requires collaboration from various stakeholders. Parents play a crucial role in introducing their children to traditional games. They can engage children in making play tools together using simple materials and dedicate time to playing with them. Besides families, schools can also take an active role by allocating special time for traditional games during school activities. Schools can integrate traditional game-based extracurricular programs to encourage participation. Moreover, communities and local governments can contribute by organizing folk game festivals or "kaulinan barudak" competitions to attract children's interest. Collaborating with traditional game communities to conduct workshops on making traditional play tools or inviting experts to teach the history and philosophy of kaulinan barudak in schools can also be considered. By reviving kaulinan barudak, we are not only preserving cultural heritage but also striving to create a healthier, smarter, and more socially engaged generation. Children can achieve a balance between using gadgets and experiencing real, interactive play.
PERAN KEARIFAN LOKAL DALAM KONTEKS SOSIAL DAN PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Indah Kristina Wulandari; Siti Sangadah; Jajang Hendar Hendrawan
Journal of Economic, Bussines and Accounting (COSTING) Vol. 8 No. 2 (2025): COSTING : Journal of Economic, Bussines and Accounting
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/costing.v8i2.15163

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran kearifan lokal dalam membentuk karakter sosial peserta didik di era globalisasi serta menelusuri bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode studiliteratur. Langkah-langkah dalam penelitian ini meliputi penentuan topik dan fokus penelitian, menelusuri dan mengumpulkan sumber, menganalisis dan mengevaluasi literatur, mensintesis informasi, menyusun laporan studi literatur. Dari hasil studi literatur peneliti menarik kesimpulan yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Berdasarkan hasil dan pembahasan, kearifan lokal memiliki peran yang signifikan dalam aspek sosial. Nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, dan toleransi berperan sebagai faktor yang menyatukan masyarakat serta membangun keharmonisan dalam kehidupan bersama. Sementara itu dalam bidang pendidikan, kearifan lokal berperan dalam membentuk karakter peserta didik agar menginternalisasi nilai-nilai luhur yang sejalan dengan warisan budaya mereka. Oleh karena itu, artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang pentingnya kearifan lokal dalam konteks sosial dan pendidikan di tengah era globalisasi.
Menumbuhkan Kreativitas Peserta Didik Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Retnoasih, Agustina; Hendrawan, Jajang Hendar; Halimah, Lili
IQRO: Journal of Islamic Education Vol. 8 No. 1 (2025): VOL 8 N0 1 2025
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/iqro.v8i1.6858

Abstract

Kreativitas merupakan kompetensi esensial abad ke-21 yang penting dikembangkan sejak dini guna membentuk generasi yang adaptif, inovatif dan solutif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tema Suara Demokrasi dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik di SMP Negeri 4 Subang. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya partisipasi aktif dan hasil karya inovatif peserta didik dalam pembelajaran berbasis projek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode studi kasus, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan P5 telah dilaksanakan secara kolaboratif dan sistematis oleh kepala sekolah, guru dan koordinator, meskipun sebagian fasilitator masih membutuhkan penguatan pemahaman. (2) Pelaksanaan P5 mampu menumbuhkan kreativitas peserta didik melalui kegiatan yang aktif, kolaboratif dan relevan dengan kehidupan nyata. (3) Penilaian dilakukan berbasis rubrik dan portofolio yang menunjukkan peningkatan kreativitas, kepercayaan diri serta keterampilan abad ke-21. (4) Evaluasi dan tindak lanjut dilaksanakan menyeluruh, melibatkan seluruh elemen sekolah serta mitra. P5 berdampak positif pada perkembangan karakter dan kreativitas peserta didik, meskipun masih terdapat tantangan seperti pembagian waktu dan peran fasilitator.
Artificial Intelligence Improving Student Learning Achievement Hendrawan, Jajang Hendar; Anggraeni, Nurul Falah; Silah, Sumardianshah Bin; Anwar, Ali
International Journal of Social Learning (IJSL) Vol. 5 No. 1 (2024): December
Publisher : Indonesian Journal Publisher in cooperation with Indonesian Social Studies Association (APRIPSI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/ijsl.v5i1.307

Abstract

This study examines the application of Artificial Intelligence (AI) in Education, mainly focusing on its impact on student achievement in the Pancasila and Citizenship Education Program at STKIP Pasundan. Students often face challenges when dealing with complex and abstract materials in civic Education. The research employs a quantitative approach, using random sampling and multiple linear regression analysis to assess the influence of AI. The findings reveal that ChatGPT is the most commonly used AI platform among students, valued for its user-friendly features and effective response capabilities. The analysis confirms that AI significantly affects student learning achievement, and its contribution is substantial compared to other influencing factors. Additionally, AI enhances student motivation, material absorption, and innovation in the learning process. In conclusion, AI positively and significantly impacts student achievement and can be integrated into educational practices to foster more innovative and practical learning in the digital era.
Menumbuhkan Kreativitas Peserta Didik Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Retnoasih, Agustina; Hendrawan, Jajang Hendar; Halimah, Lili
IQRO: Journal of Islamic Education Vol. 8 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam FTIK IAIN Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/iqro.v8i1.6858

Abstract

Kreativitas merupakan kompetensi esensial abad ke-21 yang penting dikembangkan sejak dini guna membentuk generasi yang adaptif, inovatif dan solutif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tema Suara Demokrasi dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik di SMP Negeri 4 Subang. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya partisipasi aktif dan hasil karya inovatif peserta didik dalam pembelajaran berbasis projek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif metode studi kasus, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan P5 telah dilaksanakan secara kolaboratif dan sistematis oleh kepala sekolah, guru dan koordinator, meskipun sebagian fasilitator masih membutuhkan penguatan pemahaman. (2) Pelaksanaan P5 mampu menumbuhkan kreativitas peserta didik melalui kegiatan yang aktif, kolaboratif dan relevan dengan kehidupan nyata. (3) Penilaian dilakukan berbasis rubrik dan portofolio yang menunjukkan peningkatan kreativitas, kepercayaan diri serta keterampilan abad ke-21. (4) Evaluasi dan tindak lanjut dilaksanakan menyeluruh, melibatkan seluruh elemen sekolah serta mitra. P5 berdampak positif pada perkembangan karakter dan kreativitas peserta didik, meskipun masih terdapat tantangan seperti pembagian waktu dan peran fasilitator.
Hubungan antara Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Kurikulum Merdeka dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SDN Budiwaluya Serli, Eneng; Siti Rokayah, Yeni; Hendrawan, Jajang Hendar
RUKASI: Jurnal Ilmiah Perkembangan Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 04 (2025): RUKASI Edisi Juli
Publisher : Ruang Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70294/pckrmq13

Abstract

Implementasi Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi pengembangan metode pembelajaran inovatif seperti pembelajaran berbasis proyek (PjBL). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi tingkat implementasi metode pembelajaran berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran IPS; (2) menganalisis tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS; dan (3) menyelidiki hubungan antara metode pembelajaran berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SDN Budiwaluya. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional, melibatkan 50 siswa kelas IV dan V sebagai sampel. Data dikumpulkan melalui kuesioner implementasi metode pembelajaran berbasis proyek dan kuesioner motivasi belajar, kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode pembelajaran berbasis proyek berada pada kategori sedang (M=38,56; SD=7,240), sedangkan motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi (M=53,42; SD=5,828). Analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang kuat dan signifikan antara kedua variabel (r=0,741; p<0,01) dengan koefisien determinasi sebesar 0,549. Temuan ini mengimplikasikan bahwa optimalisasi implementasi metode pembelajaran berbasis proyek dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Direkomendasikan bagi guru untuk meningkatkan kualitas implementasi pembelajaran berbasis proyek melalui pengembangan profesional berkelanjutan dan kolaborasi antarguru