Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains Sosio Humaniora

Peran Diplomasi Pertahanan Indonesia terhadap Pembangunan Kanal Kra untuk Menjaga Stabilitas Keamanan ASEAN Rodon Pedrason
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 5 No. 1 (2021): Volume 5, Nomor 1, Juni 2021
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jssh.v5i1.14406

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran diplomasi pertahanan Indonesia terhadap pembangunan Kanal Kra yang akan dibangun oleh Thailand melalui investasi Cina sebagai upaya pembangunan jalur laut baru. Indonesia harus mempertimbangkan setiap ancaman yang datang dengan adanya pembangunan Kanal Kra tersebut. Peluang dan tantangan bagi Indonesia dengan adanyapembangunan Kanal Kra menjadi isu yang perlu untuk di luruskan agar tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi, politik, dan stabilitas keamanan kawasan di Asia Tenggara. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yang bersifat eksplanatif dengan menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara, dan studi literatur. Adanya rute jalur laut yang baru akanmenghasilkan ancaman baru diberbagai bidang, sehingga perlu bagi Indonesia untuk mempertahankan kepentingan nasional dan keamanan nasional terutama pada regional kawasan ASEAN. Untuk itu, peran diplomasi pertahanan Indonesia harus lebih intensif mengingat persoalan tersebut akan mempengaruhi stabilitas keamanan regional.
Analisis Kebijakan Keamanan Indonesia di Tengah Persaingan China dan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan Rodon Pedrason
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 4 No. 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Desember 2020
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jssh.v4i2.14407

Abstract

Keasertivan China sejak tahun 2010 dalam mengklaim 88 persen wilayah Laut China Selatan (LCS) (termasuk sebagian wilayah perairan Indonesia) disebabkan setidaknya oleh tiga faktor. Pertama, Laut China Selatan merupakan perairan yang menjadi urat nadi pelayaran dunia yang menghubungkan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Kedua, di tengah potensi krisis energi dunia, di bawah Laut China Selatan terkandung sumber daya minyak bumi dan gas alam dengan jumlah yang relatif besar. Terakhir, sebagai negara yang telah besar secara ekonomi, teknologi dan militer; China berperilaku selayaknya hegemon regional lainnya yang cenderung memaksakan kepentingannya kepada negara lain yang lebih lemah. Klaim nine dashed-lines sepihak China telah direspons Amerika dan koalisinya dengan konsep Free dan Open Indo-Pacific (FOIP) yang menekankan aspek kebebasan bernavigasi di perairan bebas (high seas) di Laut China Selatan. Konsep FOIP ditentang China karena menganggap sebagian besar LCS adalah peraian teritorial China. Sementara Indonesia dan ASEAN menawarkan konsep tandingan FOIP yang dinamakan ASEAN Outlook for Indo-Pacific (AOIP). AOIP memandang LCS sebagai platform kerja sama negara-negara di Indo-Pasifik untuk membangun perdamaian dan kesejahteraan di kawasan. Konsep AOIP selaras dengan prinsip ASEAN yang dalam sektor keamanan berorientasi untuk berupaya untuk menghindari konflik dan mengedepankan diplomasi damai. Kajian ini ditujukan untuk dapat memahami posisi dan respons Indonesia dalam menyikapi rivalitas hegemonik antara China dan Amerika Serikat di Laut China Selatan, terutama dikaitkan dengan arah kebijakan sektor keamanan nasional Indonesia dan visi Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN 2025. Kajian ini berupaya mengamati secara kritis disparitas antara arah kebijakan dan implementasinya dalam tataran instansi teknis Pemerintah Indonesia.