Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam Menyikapi Kompetisi India dan China di Samudera Hindia Firmansyah, Abdul Rizki; Gunawan, Dadang; Pedrason, Rodon
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Jurnal ini mengkaji kawasan Samudera Hindia yang menjadi arena kompetisi India dan China. Kompetisi berawal dari tiga kebijakan China yaitu, Counter Piracy Operation, string of pearls  dan projeksi politik luar negeri belt and road inisiative China yang menjadi faktor penyebab India bereaksi. Reaksi India (act east policy) menciptakan situasi dilema keamanan, salah satu contoh kompetisinya adalah memperkuat pertahanan di pangkalan militer Andaman dan Nicobar yang berbatasan langsung dengan teritori Indonesia (Aceh) untuk memantau intensitas mobilitas PLA Navy China di Selat Malaka. Letak geografis yang strategis (sebagai choke point), membuat Indonesia memiliki peran natural dalam kompetisi India dan China. Sehingga Indonesia perlu menyikapi kompetisi dengan cara meningkatkan hubungan yang kooperatif antara India–Indonesia–China. Untuk mendukung penelitian ini penggunaan teori neo realis, dilema keamanan, dan geopolitik berfungsi menganalisis dinamika kompetisi. Kemudian teori politik luar negeri bebas aktif dalam kerangka Poros Maritim Dunia dan diplomasi pertahanan berfungsi sebagai landasan Indonesia bersikap. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang mengandalkan data tinjauan pustaka dan wawancara. Hasil analisis bertujuan sebagai rekomendasi kebijakan pemerintah Indonesia yang selaras dengan kepentingan nasional Indonesia dalam menyikapi kompetisi India dan China di masa depan.Kata Kunci : Dilema Keamanan, Kompetisi India China, Samudera Hindia, Diplomasi Pertahanan Indonesia Abstract – This journal is about competition of India and China in Indian Ocean Rim. Causes of the competition are from three policies of China, first Counter Piracy Operation, second string of pearls  and third belt and road inisiative China. Reaction of India (act east policy) automaticaly make a security dilema situastions, e.g of the competition is strengthening India far base military in Andaman and Nicobar island is facing to Indonesian territory (Aceh) to monitoring PLA Navy intensity through Mallaca Strait. Indonesia with choke point, make Indonesia have a natural role in the competition of India and China. Then Indonesia have a right to respond the competition with increasing cooperative relations between India – Indonesia – China. Journal analisys are using neorilsm, security dilema, and gheopilitic. Then free active foreign policy in maritime exis framwork and defence diplomacy are base of Indonesia responds. Qualitatif will bring this reasearch and use data base from any litteratures and interviews. The purpose of analisys results are for policy recomendation that relevan with Indonesia national Interest to respond India and China competition in the future.Keywords : security dillema, india China Competition,  Indian Ocean, Defence Diplomacy of Indonesia.
ASEAN DEFENSE INDUSTRIAL COLLABORATION (ADIC) SEBAGAI MEDIA DIPLOMASI PERTAHANAN NEGARA ANGGOTA ASEAN Dilahwangsa, Zulfikar; Bhakti, Ikrar Nusa; Pedrason, Rodon
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 5 No 3 Jurnal Diplomasi Pertahanan (Desember 2019)
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak -- ASEAN Defense Industry Collaboration (ADIC) dibentuk untuk menciptakan lingkungan keamanan dan pertahanan yang lebih komprehensif dan konsolidatif di Asia Tenggara. Keberadaan ADIC diekspektasikan memberikan keuntungan ekonomi sekaligus keuntungan strategis bagi negara ASEAN. Sebagai bentuk kegiatan diplomasi pertahanan, implementasi ADIC dipengaruhi oleh dinamika keamanan di Asia Tenggara. Tulisan ini menganalisis peran ADIC sebagai media diplomasi negara ASEAN dan menganalisis kendala yang dihadapi oleh negara ASEAN dalam implementasi ADIC.  Data primer berupa wawancara dan data sekunder berupa laporan dan data yang telah diolah pada penelitian yang terkait. Data dianalisis dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ADIC menjadi katalis dari pembentukan usaha pembentukan confidence building measure, sebagai wadah untuk penyamaan persepsi atas urgensitas kemandirian industri pertahanan regional, mengurangi potensi terjadinya dilema keamanan atas tindakan peningkatan kapasitas militer, dan sekaligus ADIC berkontribusi pada perimbangan kekuatan ASEAN sebagai organisasi regional (institutional balancing). Kendala dalam implementasi ADIC adalah belum terbentuknya kepercayaan (confidence) yang kuat antar negara anggota ASEAN, disparitas perkembangan industri pertahanan antar negara anggota, dan kebiasaan dalam mengimpor alat pertahanan.Kata kunci : ASEAN Defense Industry Collaboration, diplomasi pertahanan, industri pertahanan, regional security complex Abstract -- ASEAN Defense Industry Collaboration (ADIC) was established to create comprehensive and consolidated security and defense environment in Southeast Asia. The existence of ADIC is expected to bring economic as well as strategic advantages. As a form of defense diplomacy, the implementation of ADIC is influenced by the dynamic in security in Southeast Asian. This research aims to explore the roles of ADIC as a medium of defense diplomacy of ASEAN countries and to identify the challenges in implementing the ADIC framework. The data analysed in this research consist of primary data collected through interviews, and secondary data collected from reportsand past studies, using a qualitative analysis. The findings of this research indicate that ADIC serves as a catalyst in creating a confidence-building measure, to equate the urgency of regional defense industry independent, to lessen the possibility of security dilemma that is caused by the military modernization, and to contribute to power balancing as a regional organization (institutional balancing). The challenges in implementing ADIC include inadequate level of confidence among member countries, disparity of defence industry development, and tendency to buy defence equipment from overseas (non-member ASEAN countries).Keyword: ASEAN Defence Industry Collaboration, defense diplomacy, defense industry, regional security complex
Peran Diplomasi Pertahanan Dalam Menjaga Perbatasan Maritim Indonesia – Malaysia di Kepulauan Riau Guna Mencegah Perdagangan Orang Vandini, Fiany Intan; Pedrason, Rodon; Mundayat, Aris Arif
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 4, No 3 (2018): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Kajian ini memfokuskan pada diplomasi pertahanan yang dilakukan oleh TNI AL, Badan Keamanan Laut (Bakamla) serta Kementerian dan Lembaga terkait dalam menjaga perbatasan untuk mencegah terjadinya perdagangan orang. Perdagangan orang merupakan salah satu ancaman bagi pertahanan nirmiliter, dimana melibatkan keselamatan segenap bangsa, salah satunya adalah pekerja migran Indonesia. Diplomasi pertahanan untuk aspek tersebut telah dilakukan Malaysia, namun pelaksanaannya belum maksimal karena belum diatur dalam satu payung hukum yang mengkoordinasi seluruh kegiatan kerjasama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana peran diplomasi pertahanan Indo nesia dalam menjaga wilayah perbatasan maritim antara Indonesia dan Malaysia. Selain itu juga menganalisis aspek confidence building measures dan capacity building bagi pihak Indonesia. Analisis juga mencakup aspek koordinasi Kementerian dan Lembaga terkait dalam mencegah terjadinya perdagangan orang yang dialami oleh pekerja migran Indonesia. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus merupakan desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini. Metode wawancara terhadap narasumber serta studi literatur digunakan dalam teknik pengumpulan data. Untuk memeriksa keabsahan data digunakan triangulasi antar peneliti dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran diplomasi pertahanan dalam menjaga wilayah perbatasan maritim antara Indonesia dan Malaysia telah meningkatkan confidence building antara Indonesia dan Malaysia, namun capacity building belum secara maksimal terbangun karena adanya beberapa kendala. Sementara itu, koordinasi Kementerian dan Lembaga sudah ada, namun belum dilakukan secara maksimal karena belum adanya kesepakatan dan payung hukum yang melandasi koordinasi atau kerjasama tersebut. Kajian ini memberi sumbangan bahwa peran diplomasi pertahanan merupakan pendekatan yang penting guna mencegah terjadinya perdagangan orang melalui penjagaan keamanan di perbatasan laut.Kata kunci: Diplomasi Pertahanan, Peran, Perbatasan Maritim, Pekerja Migran Indonesia, Perdagangan Orang                                                                  Abstract - This study focuses on the defense diplomacy carried out by Indonesian Navy, Indonesian Maritime Security Agency (Bakamla) and to the related Ministry and Institutions in guarding borders to prevent human trafficking. Human trafficking is one of the threats to non-military defense, which involves the safety of the nations, for instance, Indonesian migrant workers. Defense diplomacy in this aspect has been carried out by Malaysia, but the implementations has not been maximized yet because it has not been regulated in the legal law which is coordinating all operations activities. The aims of this study is to analyse how the role of defense diplomacy in guarding the maritime border areas between Indonesia and Malaysia. In addition, this study aims to analyse the aspect of confidence building measures and capacity building for Indonesia. The analysis also includes the aspects of coordination of relevant Ministries and Institutions in preventing the occurence of criminal acts of human trafficking experienced by Indonesian migrant workers. This study use qualitative method with case study approach. Interview and literature studies has been used as data collection technique. The inter-researcher and source triangulation has been used to check the validity of the study. The result shows that the role of defense diplomacy in guarding the maritime border between Indonesia and Malaysia had increased the confidence building measures between Indonesia and Malaysia, but the capacity building had not yet been maximally build due to several constraints. Meanwhile, the coordination of Ministries and Institutions already exists, but has not been carried out optimally because there is no agreement and legal law that underlies about the coordination or cooperation. This study contributes that the role of defense diplomacy is an important approach to prevent human trafficking through security at maritime borders.Keywords: Defense Diplomacy, Role, Maritime Borders, Indonesian Migrant Workers, Human Trafficking
Mispersepsi Dalam Sengketa Laut Tiongkok Selatan dan Peluang Diplomasi Pertahanan Indonesia Swastanto, Yoedhi; Pedrason, Rodon; Kurniawan, Yandry; Arif, Muhammad
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 3, No 3 (2017): Jurnal Prodi Diplomasi Pertahanan
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak--Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi dan mispersepsi antarnegara pengaku kedaulatan di Laut Tiongkok Selatan, serta melihat peluang diplomasi pertahanan Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini memiliki dua bagian analisis utama. Bagian pertama berisikan analisis mengenai persepsi dan mispersepsi negara-negara yang memiliki klaim kedaulatan di wilayah maritime yang berpotensi bereskalasi menjadi konflik kekerasan. Untuk bagian pertama ini peneliti akan menggunakan pendekatan persepsi dan mispersepsi dalam politik internasional. Bagian kedua berisikan analisis mengenai peluang diplomasi pertahanan Indonesia untuk meredam mispersepsi antarnegara dan meningkatkan sikap saling percaya untuk mencegah eskalasi konflik di wilayah maritim ini. Untuk bagian kedua ini peneliti akan menggunakan pendekatan diplomasi pertahanan. Secara akademik dan empirik, Penelitian            ini akan berkontribusi  memberikan  alternative pemahaman dan masukan kebijakan terkait sengketa di Laut Tiongkok Selatan melalui analisis yang memiliki sandaran teoritik yang jelas (theory-informed analysis).Kata Kunci: Laut Tiongkok Selatan, persepsi, mispersepsi, diplomasi pertahanan Abstract--This study aims to understand the perception and misperception of the claimant states in the South China Sea disputes and examine the opportunities for Indonesia's defense diplomacy. Using qualitative method, this study proceeds with two main parts. The first part analyzes the prospect of conflict escalation caused by the perception and misperception among the claimant states in the South China Sea disputes. The authors employ perception and misperception approach in International Relations in the analysis. The second part of the study examines the opportunities for Indonesia's defense diplomacy in reducing the misperception, mitigating the confict escalation as well as increasing mutual trust and confidence among the conflicting parties. In this second part, the authors make use of "defense diplomacy" as the conceptual tool. This study is academically and empirically significant as it contributes by giving alternative understanding on the South China Sea disputes as well as research-based and theory-informed policy recommendation.Keywords: South China Sea, perception and misperception, defense diplomacy
DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA DI NEGARA KAWASAN PASIFIK SELATAN TERKAIT INTERNASIONALISASI SEPARATISME PAPUA GUNA MENJAGA KEDAULATAN INDONESIA Hematang, Felani Angela Rosalia; Pedrason, Rodon; Wahyudi, Bambang
Jurnal Diplomasi Pertahanan Vol 5 No 2 Jurnal Diplomasi Pertahanan (Agustus 2019)
Publisher : Universitas Perrtahanan Indonesia (UNHAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak -- Internasionalisasi separatisme Papua dimulai ketika masyarakat Papua yang menyuarakan kemerdekaan sebagai akibat dari isu pelanggaran HAM yang diklaim belum diselesaikan oleh Indonesia. Hal ini kemudian didukung dengan aktivis separatis yang mencari dukungan melalui negara-negara lain, dimana negara-negara Kawasan Pasifik Selatan merupakan aktor yang paling vokal dalam membawa isu pelanggaran HAM Papua pada sidang PBB. Di sisi lain, Indonesia melakukan segala cara untuk mempertahankan Papua sebagai perwujudan kedaulatan Indonesia sesuai dengan amanah kepentingan nasional Indonesia. Tentu saja pendekatan Indonesia dalam mengatasi isu internasionalisasi separatisme Papua tidak dapat dilakukan melalui konteks militer. Perkembangan isu separatisme yang telah diinternasionalisasikan menjadi konsiderasi Indonesia untuk mengembangkan strategi Indonesia dalam mempertahankan Papua. Konsep Diplomasi Pertahanan yang diterapkan Indonesia adalah sebagai strategi untuk mempertahankan Papua serta menjalin hubungan kerjasama dengan negara-negara Kawasan Pasifik Selatan.Kata kunci: separatisme papua, internasionalisasi, strategi diplomasi pertahanan Abstract -- The internationalization of Papua separatism begins with the declaration of Independence as a reaction to unfinished solution for human rights violations in Papua. This issue is used by the Papuan to look for support from other countries, including in the South Pacific states that play the main role in promoting the human right violations issue at the United Nations Councils. On the other hand, Indonesia struggles in defending Papua as the implementation of sovereignty according to the national interest of Indonesia. Obviously, Indonesia’s approach in handling the Papua separatism internationalization cannot be solved through military context. The development of separatism issue which had been internationalized become Indonesia’s consideration to develop the strategy in defending Papua. Defense diplomacy concept which has been implemented by Indonesia as the strategy to defend Papua and also build the cooperation with South Pacific Countries.Keywords: internationalization, defense diplomacy strategy
Handling of Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing Pedrason, Rodon; Kurniawan, Yandry; Purwasandi, Purwasandi
Jurnal Pertahanan: Media Informasi ttg Kajian & Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : The Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.973 KB) | DOI: 10.33172/jp.v2i1.87

Abstract

This research aims are to discuss the maritime diplomacy practice between Indonesia and Malaysia. Problem within the territory of those respective countries, through cooperative maritime diplomacy approach. Thus, by using this design, this study tried to develop the building block of anti-IUU Fishing practiced cooperation between Indonesia – Malaysia. This research used a qualitative approach with descriptive research methods and research techniques using literature study. The result showed that Indonesia – Malaysia maritime diplomacy practice in bilateral framework has not been being the focus in tackling such IUU Fishing. The issue of IUU Fishing is a real threat for both countries, which can affect the economic and security matters. The IUU Fishing activity is transnational which do not have a space for unilateral maritime safety approach. In short, both Indonesia and Malaysia should take a serious measurement through cooperative maritime diplomacy to tackle IUU Fishing problem.
Indonesian Defense Diplomacy Strategy in Post the ATT Enforcement Rodon Pedrason
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol 8 No 2 (2022): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.888 KB) | DOI: 10.35326/pencerah.v8i2.2255

Abstract

The goal of this study is to examine the Arms Trade Treaty (ATT) after its coming into effect in Indonesia using a defense diplomacy strategy. The research approach used in this study is descriptive analytic qualitative research. The data gathering approaches employed in this study were interviews and literature reviews. According to the findings of this study, every country has the right to access and develop weapons as well as to protect itself. Indonesia, on the other hand, is outside the ATT system since it has chosen to abstain. According to Article 5 of the ATT, Indonesia is not required to report on the feasibility assessment of the transfer of conventional weapons. Indonesia, on the other hand, can improve the conventional weapons regime and the UNPoA to prevent weapons from being circulated in conflict-prone areas.
Peran Diplomasi Pertahanan Indonesia terhadap Pembangunan Kanal Kra untuk Menjaga Stabilitas Keamanan ASEAN Rodon Pedrason
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 5 No. 1 (2021): Volume 5, Nomor 1, Juni 2021
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jssh.v5i1.14406

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran diplomasi pertahanan Indonesia terhadap pembangunan Kanal Kra yang akan dibangun oleh Thailand melalui investasi Cina sebagai upaya pembangunan jalur laut baru. Indonesia harus mempertimbangkan setiap ancaman yang datang dengan adanya pembangunan Kanal Kra tersebut. Peluang dan tantangan bagi Indonesia dengan adanyapembangunan Kanal Kra menjadi isu yang perlu untuk di luruskan agar tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi, politik, dan stabilitas keamanan kawasan di Asia Tenggara. Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yang bersifat eksplanatif dengan menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara, dan studi literatur. Adanya rute jalur laut yang baru akanmenghasilkan ancaman baru diberbagai bidang, sehingga perlu bagi Indonesia untuk mempertahankan kepentingan nasional dan keamanan nasional terutama pada regional kawasan ASEAN. Untuk itu, peran diplomasi pertahanan Indonesia harus lebih intensif mengingat persoalan tersebut akan mempengaruhi stabilitas keamanan regional.
Analisis Kebijakan Keamanan Indonesia di Tengah Persaingan China dan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan Rodon Pedrason
Jurnal Sains Sosio Humaniora Vol. 4 No. 2 (2020): Volume 4, Nomor 2, Desember 2020
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jssh.v4i2.14407

Abstract

Keasertivan China sejak tahun 2010 dalam mengklaim 88 persen wilayah Laut China Selatan (LCS) (termasuk sebagian wilayah perairan Indonesia) disebabkan setidaknya oleh tiga faktor. Pertama, Laut China Selatan merupakan perairan yang menjadi urat nadi pelayaran dunia yang menghubungkan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Kedua, di tengah potensi krisis energi dunia, di bawah Laut China Selatan terkandung sumber daya minyak bumi dan gas alam dengan jumlah yang relatif besar. Terakhir, sebagai negara yang telah besar secara ekonomi, teknologi dan militer; China berperilaku selayaknya hegemon regional lainnya yang cenderung memaksakan kepentingannya kepada negara lain yang lebih lemah. Klaim nine dashed-lines sepihak China telah direspons Amerika dan koalisinya dengan konsep Free dan Open Indo-Pacific (FOIP) yang menekankan aspek kebebasan bernavigasi di perairan bebas (high seas) di Laut China Selatan. Konsep FOIP ditentang China karena menganggap sebagian besar LCS adalah peraian teritorial China. Sementara Indonesia dan ASEAN menawarkan konsep tandingan FOIP yang dinamakan ASEAN Outlook for Indo-Pacific (AOIP). AOIP memandang LCS sebagai platform kerja sama negara-negara di Indo-Pasifik untuk membangun perdamaian dan kesejahteraan di kawasan. Konsep AOIP selaras dengan prinsip ASEAN yang dalam sektor keamanan berorientasi untuk berupaya untuk menghindari konflik dan mengedepankan diplomasi damai. Kajian ini ditujukan untuk dapat memahami posisi dan respons Indonesia dalam menyikapi rivalitas hegemonik antara China dan Amerika Serikat di Laut China Selatan, terutama dikaitkan dengan arah kebijakan sektor keamanan nasional Indonesia dan visi Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN 2025. Kajian ini berupaya mengamati secara kritis disparitas antara arah kebijakan dan implementasinya dalam tataran instansi teknis Pemerintah Indonesia.
INDONESIA AND SOUTH KOREA DEFENSE DIPLOMACY: CASE STUDY OF PROCUREMENT OF CHANG BOGO CLASS VESSELS IN 2010-2018 Cheryl Manafe; Yoedhi Swastanto; Rodon Pedrason
Jurnal Pertahanan: Media Informasi ttg Kajian & Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : The Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jp.v6i2.719

Abstract

Indonesia has chosen South Korea as a cooperation partner because South Korea is agreed to Indonesia's procurement policy. The research objective was to analyze the stages of procurement of Chang Bogo class submarines and the role of defense diplomacy during the process. This study uses qualitative methodology with its analysis techniques. The study concluded that the procurement of submarines succeeded in terms of the number of submarines, but the percentage of transfer technology provided had not yet reached the minimum percentage of Indonesia’s need and Indonesia must build adequate infrastructure to achieve the independence goals of the defense industry but Indonesia was still experiencing fluctuate economic condition. Therefore, the procurement of defense and security equipment tools (alpalhankam) must adjust to that condition.