Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Simulasi Surge Tsunami Dengan Metode Dam Break Menggunakan Reservoar Terbatas David Bangguna; Marthen M. Tangkeallo; Ebelhart O. Pandoyu; Pujiono Pujiono; Orva E. Wuon; Irnovia B. Pakpahan
Jurnal Teknik Sipil Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2024.31.2.5

Abstract

Abstract The dam break method for simulating tsunami surges in the laboratory typically uses a sufficiently long flume, so that the upstream section of the flume, which serves as the reservoir, is also quite long. Using a long reservoir can provide a more extended simulation time for tsunami surge propagation on land, allowing the characteristics of the tsunami surge to be well observed. With a shorter flume, the reservoir space is also limited in length, and the simulation time for tsunami surge propagation is likewise constrained. This study aims to describe the characteristics of the simulated tsunami surge in comparison to the Chanson solution using a limited (short) reservoir. The tsunami surge simulation in a dry channel was conducted under the assumption of a limited reservoir with no bed slope. The water height in the reservoir varied from (d0) = 100 mm, 200 mm, 300 mm, and 400 mm, and the simulation was performed three times for each reservoir height. The tsunami surge simulation with downstream inundation was conducted similarly, but with an initial downstream inundation height of d1 = 100 mm and 150 mm, without initial velocity. The analysis results showed that the height and velocity of the tsunami surge from the simulation for both dry and inundated channels approached the results from Chanson's solution. This indicates that a limited flume length can be used to simulate tsunami surges with the dam break method, and that simulations with initial inundation can simulate the waveforms of undular bore and fully developed bore.
Fasilitasi Pembentukan Unit Pengelola Sampah di Desa Wisata Tinalah Kabupaten Kulon Progo R J Indra Sipayung; Heriadi Heriadi; Margeritha Agustina Morib; Ninik Ariyani; Jhonson A Harianja; David S V L Bangguna; Aisyah Christine Zalukhu; Jumas Rivalten Omieli Gea; Yordi Permana Mahesa Ratu Dira
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 15, No 3 (2024): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v15i3.16775

Abstract

Pengelola sampah di Desa Wisata Tinalah Kabupaten Kulon Progo belum dikelola secara ramah lingkungan. Praktik pengelolaan sampah yang dilakukan selama ini yaitu dengan penimbunan dan atau langsung dibakar. Daur ulang dan guna ulang belum diterapkan dalam suatu sistem yang tertata. Kunjungan wisatawan dalam jumlah relatif besar di lahan perkemahan sering kali membuat pengelola kewalahan dalam mengatasi sampah yang ditimbulkan. Target luaran utama dari kegiatan PkM yaitu mengubah paradigma pengelolaan sampah secara linear menjadi sirkular dan cara pemilahan serta mengelola sampah dengan benar bagi masyarakat Desa Wisata Tinalah. Fasilitasi kegiatan PkM ini mendapat respon positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan antusiasme peserta dalam memberikan pertanyaan ketika dilaksanakan sosialisasi dan keaktifan peserta dalam praktik pengelolaan sampah yang dilakukan oleh tim fasilitasi. Pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengelolaan sampah telah mengubah paradigma warga masyarakat pendukung desa wisata Desa Wisata Tianalah dari pengelolaan sampah secara linear menjadi pengelolaan sampah secara sirkular. Praktik pelatihan yang dilakukan menjadikan warga masyarakat mengetahui pengelolaan sampah secara benar, seperti menghitung timbulan sampah, densitas sampah, dan pemilahan sampah.
Perbandingan Penggunaan Tetrapod dan Batu Pecah (Rubble Mound) untuk Lapis Lindung Jetty di Muara Sungai Progo Kabupaten Bantul Ratih, R; Zalukhu, Sulfiman; Bangguna, David S.V.L.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2025: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muara Sungai Progo terletak di Desa Ngentak, Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedimentasi pada muara ini cukup tinggi karena letak muara yang langsung menjorok ke pantai Pandansimo dan angkutan sedimen dari hulu sungai Progo, sehingga menambah akumulasi sedimen yang mengakibatkan terbentuknya sand split (lidah pasir) dan pendangkalan di Muara Sungai Progo. Pendangkalan yang terus terjadi akan meningkatkan resiko banjir yang dapat mengancam permukiman, lahan pertanian di sekitar muara sungai, serta alur pelayaran. Untuk menanggulangi masalah akan direncanakan pantai berupa jetty. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan tetrapod dan batu pecah (rubble mound) sebagai lapis lindung jetty. Data yang digunakan yaitu data angin, pasang surut, bathimetri, dan topografi. Arah angin dominan yaitu dari arah tenggara sebesar 53,7%. Tinggi gelombang maksimum di laut dalam adalah 2,65 m dan periode 9,62 detik. Hasil analisis menunjukkan untuk penggunaan batu pecah (rubble mound) sebagai lapis lindung di bagian kepala jetty dibutuhkan berat 10,18 ton/butir dan di bagian badan jetty sebesar 9,50 ton/butir. Untuk tetrapod bagian kepala jetty dibutuhkan berat butir 2,50 ton/butir dan bagian badan jetty 2,29 ton/butir.
Pemodelan Evaporasi menggunakan Model Matematik Linier Berganda di Daerah Istimewa Yogyakarta Dakhi, Inka Kris Alrezita; Lasander, Melyana Yunia; Harianja, Jhonson Andar; Bangguna, David S.V.L.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2025: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak metode empiris untuk pengukuran evaporasi yang telah dikemukakan oleh para peneliti. Setiap persamaan empiris tidak dapat digunakan secara umum ditempat lain karena karakterisitik iklim suatu wilayah sangat berbeda. Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian terdahulu, pemodelan evaporasi didaerah Yogyakarta menggunakan linier berganda orde tiga masih sedikit diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan evaporasi menggunakan regresi linier berganda orde tiga dengan memasukan parameter faktor evaporasi menjadi variabel bebas yaitu lama pemyinaran matahari, suhu, kecepatan angin, dan kelembaban yang dipilih karena lama penyinaran matahari akan meningkatkan suhu pada permukaan air, dan semakin tinggi suhu maka semakin tinggi laju evaporasi yang terjadi, selanjutnya semakin tinggi kecepatan angin akan mengakibatkan gesekan permukaan air sehingga akan terjadi kehilangan air, dan disaat kelembaban udara relatif rendah maka udara dapat menampung lebih banyak uap air sehingga laju evaporasi meningkat. Pemodelan hasil analisis yang didapatkan yaitu model 1 : Ev = 3,084 + 1,958 U + 0,012 Rn, model 2 : Ev = 3,572 + 0,07 RH + 1,648 U – 0,131 T model 3: Ev = 13,361 – 0,040 RH - 0,028 Rn - 0,171 T. Berdasarkan hasil penelitian, maka model yang dianalisis akan dibandingkan dengan nilai evaporasi dari panci klas A dan model yang paling mendekati dengan hasil evaporasi panci klas A adalah Model 1 dan 3 yang dapat dilihat berdasarkan hasil korelasi dan nilai RMSE.
Pemodelan Spektrum Gelombang di Pantai Barat hingga Selatan Indonesia Bangguna, David S. V. L .; Zalukhu, Aisyah Christine; Laia, Debora; Harianja, Jhonson Andar
Jurnal Kelautan Tropis Vol 28, No 2 (2025): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v28i2.26108

Abstract

Wave spectrum modeling can describe the distribution of wave energy based on frequency and direction over a specific time period in the observed water area. Understanding the energy distribution from the wave spectrum is highly beneficial for designing structures that are stronger, more stable, and resistant to extreme ocean conditions. The aim of this research is to model the wave spectrum characteristics of the waters from the western to southern regions of Indonesia. The western coast of Sumatra Island to the southern coast of Papua Island was selected as the study area because these coastal regions are more exposed to wave propagation from the Indian Ocean, making them more vulnerable to wave impacts. The specific locations include Meulaboh Beach (West Aceh), Sorake (South Nias), Lais (North Bengkulu), Bunton (Cilacap), Jerman Beach (Bali), Walakiri (East Sumba), and Wendu (Merauke). The wave height analysis at the seven locations along the western to southern coasts of Indonesia shows that Walakiri Beach experiences higher wave heights compared to other locations, with wave heights of 4.8 m (West monsoon), 4.9 m (Transitional Season I), 5.7 m (East monsoon), and 4.3 m. During the Transitional Season II, the highest wave energy also occurs at Walakiri Beach. The wave energy values for the four consecutive seasons are: West monsoon (34.461 m²/Hz), Transitional Season I (35.911 m²/Hz), East monsoon (46.180 m²/Hz), and Transitional Season II (23.987 m²/Hz). The wave energy values are directly proportional to the wave heights—the higher the wave, the greater the energy it carries. This occurs because ocean waves are the result of accumulated wind energy that blows across the sea surface.   Pemodelan spektrum gelombang dapat menggambarkan distribusi energi gelombang berdasarkan frekuensi dan arah dalam jangka waktu tertentu pada daerah perairan yang diamati. Pemahaman penyebaran energi dari spektrum gelombang akan sangat membantu perancangan struktur yang lebih kuat, stabil, dan tahan terhadap kondisi laut ekstrem. Tujuan penelitian yaitu untuk memodelkan karakteristik spektrum gelombang dari perairan Barat hingga Selatan Indonesia. Pantai Barat pulau Sumatera hingga pantai Selatan pulau Papua dipilih untuk lokasi penelitian ini karena lokasi pantai ini lebih terbuka terhadap penjalaran gelombang dari Samudra Hindia, sehingga pantai lebih rentan terhadap gempuran gelombang. Lokasi tersebut yaitu pantai Meulaboh (Aceh Barat), Sorake (Nias Selatan), Lais (Bengkulu Utara), Bunton (Cilacap), Jerman (Bali), Walakiri (Sumba Timur), dan Wendu (Merauke). Hasil analisis tinggi gelombang pada tujuh lokasi di pantai Barat hingga Selatan Indonesia, menunjukkan bahwa tinggi gelombang di pantai Walakiri lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi pantai yang lainnya yaitu 4,8 m (musim Barat), 4,9 m (musim Peralihan I), 5,7 m (musim Timur) dan 4,3 m. Saat musim Peralihan 2, energi gelombang terbesar terjadi juga di pantai Walakiri. untuk empat musim berturut-turut dari musim Barat (34,461 m2/hz), musim Peralihan 1 (35,911 m2/Hz), musim Timur (46,180 m2/Hz), musim Peralihan 2 (23,987 m2/Hz). Nilai energi gelombang yang terjadi berbanding lurus dengan tinggi gelombangnya, semakin tinggi gelombang maka energi gelombangnya juga semakin besar, hal ini terjadi karena gelombang di laut merupakan hasil dari akumulasi energi angin yang berhembus di atas permukaan air laut.
Application of JONSWAP Method for Analyzing Wave Height and Period on the Coastal of Poso, Tomini Bay, Poso Regency Bangguna, David; Pakpahan, Irnovia B.; Pandoyu, Ebelhart O.; Abulebu, Henny Indriyani; Bansambua, Elce Misba; Lamusu, Rahman
Potensi: Jurnal Sipil Politeknik Vol. 27 No. 1 (2025): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Department of Civil Engineering, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/potensi.v27i1.6312

Abstract

Poso Regency has great potential to be developed into a marine tourism and fisheries city due to its 64.6 km coastline, extending from Tumora in North Poso Pesisir District to Malei in Lage District. For the development of a marine tourism and fisheries city in Poso Regency, data related to wave height and period are required. One method for measuring wave height and period in a body of water is the JONSWAP (Joint North Sea Wave Project) method, an advancement of the Pierson-Moskowitz (1964) method. The JONSWAP method incorporates fetch length and wind speed parameters for calculating wave height and period, whereas other methods only use fetch length. This study aims to analyze wave height and period in Tomini Bay, using the JONSWAP method. The results show that the wind direction dominantly from the north, with most wind speeds (67.71%) being below 0.5 m/s. Wind gusts from the southeast were not detected on the wind rose because the area is located in the Verbeek Mountains; thus, southeast winds can be deflected. The average wind speed is 1.533 m/s, the significant wave height is 0.09 m, the peak wave period is 3.603 seconds, and the wave type is non-fully developed sea.
Pelatihan Pengolahan Sampah Pelatihan Pengolahan Sampah Buah di Desa Wisata Tinalah Kulon Progo Sipayung, R. J. Indra; Morib, Margeritha A.; Widiastuti, Widiastuti; Ariyani, Ninik; Wikana, Iwan; Heriadi, Heriadi; Harianja, Jhonson A.; Bangguna, David S.V.L.; Sanam, Adel F.; Mahardika, Daniswara I.; Sanam, Melvi
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 2 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i2.757

Abstract

Sampah yang dihasilkan dari Bumi Perkemahan Desa Wisata Tinalah selama ini hanya dibakar atau ditimbun dan belum dilakukan daur ulang untuk pemanfaatan yang lain. Sampah buah tersebut selama ini hanya dibuang dan dibiarkan terurai dengan sendirinya. Kegiatan PkM (pengabdian kepada masyarakat) ini bertujuan memberikan pendampingan kepada masyarakat desa wisata dalam memanfaatkan olahan sampah buah. Proses olahan produk sampah buah diawali dengan mencuci buah, kemudian fermentasi. Setelah proses fermentasi selesai dilakukan penyaringan ampas sampah buah untuk memisahkan air hasil fermentasi. Ampas perasan sampah buah dapat digunakan sebagai kompos, sedangkan air fermentasi yang merupakan produk utama dari olahan sampah buah dijadikan jus ternak, pupuk organik cair, dan pengurai limbah. Kegiatan PkM ini banyak mendapat respon positif dari pengelola Desa Wisata Tinalah dan masyarakat penyangga desa wisata. Hal tersebut ditunjukkan dengan antusiasme peserta dalam interaksi ketika presentasi sedang berlangsung dan keaktifan peserta dalam praktik pembuatan olahan sampah buah. Keterlibatan langsung peserta membuat peserta mengingat lebih dalam proses yang dilakukan dalam membuat produk. Dalam jangka panjang, pengolahan sampah buah juga dapat dilaksanakan pada desa wisata yang lain.
Penyemprotan Desinfektan sebagai Bentuk Kepedulian Kampus UNSIMAR dalam Menangkal Penyebaran Covid-19 Bangguna, David Lindondaya; Pantih, Suwardhi; Martunus, Ilyas; Latowale, Moh Irfan; Wacana, Gitit I.P; Maaroef, Yusran; Patau, Sartika Andi; Usuli, Sudarto; Setiawan, Andik
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 2 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i2.5165

Abstract

Penyebaran virus Corona sangat cepat hingga sampai di kota Poso Sulawesi Tengah dan mecemaskan masyarakat. Menyikapi keadaan ini, Rekor Universitas Sintuwu Maroso Poso membentuk Tim Covid-19 berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 32 tahun 2020 tentang Susunan Panitia Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Universitas Sintuwu Maroso. Atas instruksi Rektor, Tim Covid-19 melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu penyemprotan desinfektan di Pamona Puselemba. Kegiatan ini dilakukan karena adanya permintaan dari Camat dan tokoh masyarakat setempat, serta sebagai bentuk kepedulian Universitas Sintuwu Maroso untuk bersama-sama menangkal penyebaran virus Corona. Selain melakukan penyemprotan, Tim Covid-19 membagikan desinfektan kepada masyarakat untuk melakukan penyemprotan sendiri di rumah masing-masing. Pada awal Tim melakukan penyemprotan, ada kecemasan masyarakat karena Tim Covid-19 dianggap Tim dari Rumah Sakit yang akan menjemput pasien positif Corona. Pemerintah dan masyarakat Pamona Puselemba mengharapkan ada penyemprotan yang bersifat periodik untuk mencegah penyebaran virus Corona.
PEMBAGIAN SEMBAKO DAN PENDAMPINGAN TRAUMA HEALING PEN PASCA BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI MANADO Lawodi, Yulisnawati; Lamusu, Rahman; Abulebu, Henny Indriyani; Bansambua, Elce Misba; Pakpahan, Irnovia B.; Bangguna, David S.V.L
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 7 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i7.2562

Abstract

Flash floods in the city of Manado hit Singkilernate Tanjung District, Mapanget District, Tikala District, Tuminting District, Wenang District, Sario District, Bunaken District, Paal Dua District, Wanea Singkil District. Meanwhile, landslides hit Paal Dua District, Tikala District, Singkil District, Wanea District, Bunaken District, Mapanget District and Wenang District. The flood and landslide disaster claimed 6 lives, resulted in 219 houses being heavily damaged, 166 moderately damaged, 761 lightly damaged, several public facilities such as schools, churches, mosques and sub-district offices being flooded and causing ± 279 families/1,925 people to flee to the nearest village. Based on the flood conditions in the city of Manado, the PKM Team from the Faculty of Engineering, Sintuwu Maroso University carried out community service activities after the flash flood and landslide disaster in Manado. From the results of the PKM Team's activities after the flood and landslide in Manado, it can be concluded that the people in the 3 sub-districts visited for the PKM activities were very enthusiastic and grateful, especially for the trauma healing activities, because these activities were very helpful and motivating for the children at the location. Refugees are entertained and do not get lost in post-disaster sadness. Apart from that, the Manado City government hopes that similar activities will be carried out in other refugee camps to alleviate trauma in children.