Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Gambaran fragmented red blood cell pada pasien dengan anemia defisiensi besi Raharjo, Budiono; Nastietie, Arinda Rindang; Linggawan, Stephani; Sumarpo, Anton
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 3 (2025): Volume 19 Nomor 3
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i3.652

Abstract

Background: Morphological abnormalities of erythrocytes in the form of fragmented red blood cells (schistocytes) are fragments of erythrocytes that have various shapes and are smaller than normal erythrocytes. In iron deficiency anemia, fragmented red blood cells are the result of oxidative stress conditions in the body, which triggers erythrocytes to be damaged or ruptured. Iron deficiency anemia occurs at all stages of the life cycle, but is more common in pregnant women and young children. The highest prevalence is between the ages of 12-15 years when needs are at their peak. In all Member States of the Southeast Asia Region, except Thailand, more than 25% of adolescent girls are reported to have anemia; in some countries the prevalence reaches 50%. Purpose: To determine the picture of fragmented red blood cells in patients with iron deficiency anemia. Method: This quantitative analytical descriptive study used iron deficiency anemia subjects and normal subjects at Mitra Keluarga Waru Hospital in 2020. Sampling used a quota sampling technique of 52 respondents. The inclusion criteria included all iron deficiency anemia patients, while the exclusion criteria included all diseases other than iron deficiency anemia and all iron deficiency anemia patients who did not have complete medical records. Data processing was carried out using Microsoft Excel software. Results: The average age of iron deficiency anemia respondents was 41.71 years with a standard deviation of 16.05 in the age range of 18-80 years and most of the iron deficiency anemia respondents were female, namely 45 (86.5%). The average level of fragmented red blood cells in iron deficiency anemia patients was 2.74% (1.11-20.40%). Conclusion: The incidence of iron deficiency anemia tends to occur in women at the age of ≥30 years with an average proportion of fragmented red blood cells in iron deficiency anemia patients higher than normal patients. Suggestion: Further researchers can conduct similar studies with a larger sample size and compare the factors causing red blood cell fragmentation in patients with iron deficiency anemia.   Keywords: Fragmented Red Blood Cells; Iron Deficiency Anemia; Oxidative Stress.   Pendahuluan: Kelainan morfologi eritrosit berupa fragmented red blood cell (skistosit) merupakan pecahan dari eritrosit yang memiliki beragam bentuk dan lebih kecil dari eritrosit normal. Pada anemia defisiensi besi, fragmented red blood cell merupakan akibat dari adanya kondisi stres oksidatif pada tubuh, sehingga memicu eritrosit mengalami kerusakan atau pecah. Anemia defisiensi besi terjadi pada semua tahap siklus hidup, tetapi lebih umum terjadi pada wanita hamil dan anak-anak kecil. Prevalensi tertinggi adalah antara usia 12-15 tahun ketika kebutuhan berada pada puncaknya. Di semua negara anggota wilayah Asia Tenggara, kecuali Thailand, lebih dari 25% gadis remaja dilaporkan mengalami anemia da di beberapa negara prevalensinya mencapai 50%. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran fragmented red blood cell pada pasien anemia defisiensi besi. Metode: Penelitian deskriptif analitik kuantitatif ini menggunakan subjek dengan anemia defisiensi besi dan normal di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Waru pada tahun 2020. Pengumpuln sampel menggunakan teknik quota sampling sebanyak 52 responden. Kriteria inklusi meliputi semua pasien dengan anemia defisiensi besi, sedangkan kriteria eksklusi meliputi semua penyakit yang bukan penyakit anemia defisiensi besi dan semua penderita anemia defisiensi besi yang tidak memiliki rekam medik lengkap. Pengolahan data dilakukan dengan piranti lunak Microsoft Excel. Hasil: Usia rata-rata responden anemia defisiensi besi adalah 41.71 tahun dengan standar deviasi 16.05 pada  rentang usia 18-80 tahun dan sebagian besar responden anemia defisiensi besi berjenis kelamin perempuan sebanyak 45 (86.5%). Rerata kadar fragmented red blood cell pada pasien dengan anemia defisiensi besi adalah sebesar 2.74% (1.11-20.40%). Simpulan: Kejadian anemia defisiensi besi cenderung terjadi pada jenis kelamin perempuan di usia ≥30 tahun dengan proporsi rerata fragmented red blood cell pada penderita anemia defisiensi besi lebih tinggi dibanding pasien normal. Saran: Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar dan membandingkan dengan faktor-faktor terjadinya fragmented red blood cell pada penderita anemia defisiensi besi.   Kata Kunci: Anemia Defisiensi Besi; Fragmented Red Blood Cells; Stres Oksidatif.