Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pengalaman Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di RSD Mangusada: Life Experience of Chronic Kidney Failure Patients who Underwent Hemodialysis in Mangusada Regional Hospital Putu Eva Cahyanti; Putu Wira Kusuma Putra; Gede Arya Bagus Arisudhana
Caring : Jurnal Keperawatan Vol. 10 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.096 KB) | DOI: 10.29238/caring.v10i1.626

Abstract

The Indonesian Renal Registry (IRR) notes that in 2015 a total of 30,554 patients who had chronic kidney disease with stage V had to undergo hemodialysis. Hemodialysis in patients with chronic kidney disease is one method to prevent death and extend life expectancy for people with chronic kidney disease. This study aimed to determine life experience of chronic kidney failure patients who underwent hemodialysis. This study used a phenomenological study design with sampling technique used purposive sampling. The results of research conducted can be identified and grouped with several themes, namely 1) early psychological responses diagnosed with chronic kidney failure, 2) physiological changes in the body, 3) family support during hemodialysis, 4) spiritual changes due to hemodialysis. This study can conclude that patients with chronic kidney failure who deny hemodialysis will replace changes in pshychological, physiological, and spiritual. Family support is very important to improve morale during hemodialysis repair. It is hoped that the research can become evidence based on the provision of services and care to patients with chronic kidney failure that underwent hemodialysis.
PERISAI DIRI (PELATIHAN KELOMPOK REMAJA HINDARI SEX BEBAS DAN PERNIKAHAN DINI) Made Ririn Sri Wulandari; Gede Arya Bagus Arisudhana; Made Tangkas; Made Oktaviani Bulan Trisna; Ni Luh Indri Astuti; Ni Made Sri Utari
Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat)
Publisher : Yayasan Lavandaia Dharma Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.283 KB)

Abstract

Masa tahap perkembangan remaja memiliki masa perkembangan yang pesat baik fisik maupun psikologis. Masa remaja juga sering terjadi krisis identitas yang membuat remaja bingung untuk menentukan benar atau salah tindakan yang dilakukannya. Remaja merupakan salah satu potensi yang besar sebagai kelompok produktif, namun jika seorang remaja kehilangan arah maupun salah dalam bergaul maka menyumbang angka tertinggi dalam kerentanan terhadap perilaku menyimpang dan beresiko. Tujuan dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membentuk kader remaja di Banjar Batu Culung, Kerobokan dan mengurangi angka kejadian pernikahan dini serta seks bebas dikalangan remaja. Pelatihan diberikan kepada 30 anak remaja selama 3 hari pemberian materi dan selama 1 bulan untuk pendampingan peer education kepada remaja lainnya di lingkungan sekitar yang belum mendapatkan pelatihan. Hasil dari kegiatan yang dilakukan bahwa tedapat peningkatan pengetahuan kader dari 43% menjadi 57% terkait kesehatan reproduksi secara menyeluruh. Evaluasi akhir keberhasilan pelatihan ini adalah tim pelaksana mampu menyiapkan peer education yang baik untuk masyarakat sekitar terutama remaja.
Pengaruh Edukasi Kesehatan Berbasis Short Message Service (SMS) Terhadap Self Care Management Pada Pasien Tuberkulosis Di Kabupaten Klungkung: The Effect of SMS-Based Health Education Towards Self-Care Management Experienced by Tuberculosis Patients in Klungkung Regency Ni Putu Ayu Sumertini; Gede Arya Bagus Arisudhana; Putu Wira Kusuma Putra
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 1 No. 1 (2022): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1300.196 KB) | DOI: 10.55887/nrpm.v1i1.1

Abstract

Latar Belakang: Self care management merupakan kegiatan yang dilakukan individu melalui usaha dari diri sendiri untuk merawat dirinya untuk mengurangi dampak baik secara fisik maupun psikologis menderita TB. Kemampuan pasien untuk melaksanakan self care management, pasien membutuhkan informasi tentang penyakit yang dideritanya serta cara perawatannya dilakukan melalui supportive dan educative nursing yang dirancang dengan tepat sehingga pasien mudah memahami dan mengingat informasi yang disampaikan melalui pemanfaatan teknologi telepon seluler (mobile phone). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan berbasis SMS terhadap self care management pada pasien TB. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif pre eksperimental dengan rancangan one groups pretest-posttest design. Penelitian ini melibatkan 30 responden yang dipilih dengan teknik sampel consecutive sampling. Masing-masing responden menerima layanan pesan singkat sebanyak 2 hari sekali selama 5 minggu. Self care management diukur dengan menggunakan kuesioner sebelum dan setelah intervensi. Hasil: Self care management pada pasien TB sebelum diberikan edukasi kesehatan berbasis media SMS sebanyak 18 orang (60%) dalam kategori kurang, setelah diberikan edukasi kesehatan berbasis media SMS sebanyak 20 orang (66,7%) dalam kategori baik. Terdapat pengaruh edukasi kesehatan berbasis media SMS terhadap self care management pada pasien TB dengan nila p = 0,001. Kesimpulan: Penelitian ini disimpulkan edukasi kesehatan berbasis media Short Message Service (SMS) berpengaruh signifikan terhadap self care management pada pasien TB
Hubungan Dukungan Sosial Dengan Self Esteem Pada Orang Dengan HIV/AIDS: The Correlation Between Social Support And Self-Esteem Of People With HIV/AIDS Ni Kadek Widyantari Giri; Gede Arya Bagus Arisudhana; Putu Wira Kusuma Putra
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 1 No. 1 (2022): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.463 KB) | DOI: 10.55887/nrpm.v1i1.2

Abstract

Latar Belakang: Masalah kesehatan HIV/AIDS menjadikan dampak yang buruk pada psiokososial yaitu self esteem. ODHA sering mengalami stigma dan diskriminasi di masyarakat sehingga membuat ODHA mengalami harga diri rendah (low self esteem). Salah satu penanganan penurunan self esteem adalah memberikan dukungan sosial. Dukungan sosial memberikan motivasi yang positif dan kepercayaan diri yang baik kepada seseorang yang mengalami masalah psikologis. Dukungan sosial ini dapat diberikan oleh keluarga, sahabat atau teman, pasangan hidup maupun masyarakat. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan self esteem pada ODHA. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif kolerasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel ditentukan dengan teknik consecutive sampling dengan besar sampel 55 reponden. Penelitian dilaksanakan 8 minggu. Alat pengumpulan data berupa kuisioner, pada dukungan sosial dapat diukur menggunakan kuesioner Medical Outcome Study Social Support Survey (MOS-SSS) dan self esteem dapat diukur menggunakan kuesioner Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) dengan uji analisis Kendall Tau.  Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil koefisien kolerasi sebesar 0,834 dengan p-value 0,0001 (p kurang dari 0,05) yang berarti ada hubungan dukungan sosial dengan self esteem pada ODHA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya dukungan sosial maka semakin tinggi pula harga diri terhadap ODHA, demikian sebaliknya. Kesimpulan: Dukungan sosial menjadi salah satu cara untuk meningkatkan harga diri ODHA
PERBANDINGAN CADEXOMER IODINE DAN SILVER PADA PENDERITA DIABETIC FOOT ULCER DI PRAKTIK MANDIRI PERAWATAN LUKA DAHLIA [A COMPARISON OF CADEXOMER IODINE AND SILVER ON THE HEALING OF DIABETIC FOOT ULCERS AT THE DAHLIA CLINIC] Gede Arya Bagus Arisudhana; Ni Made Nila Dwi Partiwi; I Wayan Artana; Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
Nursing Current: Jurnal Keperawatan Vol 10, No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/nc.v10i2.5451

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is one of the non-communicable diseases with an increasing number of reported sufferers. The Indonesian Ministry of Health stated that the number of sufferers (DM) reached 10.7 million people with a prevalence of 11.3%. One of the problems often faced by DM patients is gangrene wounds caused by skin damage and microorganisms. This study aimed to determine the difference in time to reduce wound infection using cadexomer iodine compared to silver in diabetic foot ulcer patients. The method used in this research is time series control. The population in this study were all patients with diabetic wounds who received treatment at the Dahlia Clinic. The sampling technique used was purposive sampling. The number of samples in this study was 9 people in each group. Data analysis used an independent T-test and a 2-group difference test using paired T-test. The results of this study showed that the average score for diabetic foot ulcers in the treatment group was 1.66 and 0.88 in the control group. The results of the paired t-test obtained P-value = 0.000. There is a difference between cadexomer iodine and silver on wound healing time. Both types of antimicrobials,  cadexomer iodine and silver, were able to reduce the rate of infection in wounds. Based on the healing time, the use of silver in wound care is suitable. However, based on considerations of cost, comfort, and safety for the patient, cadexomer iodine is the most appropriate type for diabetic foot ulcers, which is recommended for middle-income people.BAHASA INDONESIA ABSTRAK Diabetes mellitus (DM) menjadi salah satu penyakit tidak menular dengan jumlah penderita yang dilaporkan semakin banyak. Kemenkes RI menyebutkan jumlah penderita (DM) mencapai 10,7 juta jiwa dengan prevalensi 11,3%. Salah satu masalah yang sering dihadapi pasien DM adalah luka gangrene yang diakibatkan oleh kerusakan kulit dan mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan waktu penurunan infeksi luka menggunakan cadexomer iodine dibandingkan dengan silver pada pasien diabetic foot ulcer. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah  control time series. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan luka diabetes yang melakukan pengobatan di Klinik Dahlia. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel penelitian ini adalah 9 orang pada masing-masing kelompok. Analisa data menggunakan uji T-independen dan uji beda 2 kelompok menggunakan T-berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata skor dibetic foot ulcer pada kelompok perlakuan adalah 1,66 dan pada kelompok kontrol 0,88. Hasil uji T-berpasangan didapatkan nilai P = 0,000. Terdapat perbedaan antara cadexomer iodine dan silver terhadap waktu penyembuhan luka. Kedua jenis antimikroba baik cadexomer iodine dan silver mampu mengurangi tingkat infeksi pada luka. Berdasarkan waktu penyembuhan dapat direkomendasikan penggunaan perawatan luka jens Silver. Namun, berdasarkan pertimbangan biaya, kenyamanan dan keamanan terhadap pasien maka cadexomer iodine paling tepat untuk jenis luka diabetic foot ulcers yang dapat di rekomendasikan penggunannya untuk kalangan masyarakat ekonomi menengah.
Korelasi Stigma dengan Lost To-Follow Up pada Orang Dengan HIV dan AIDS : The Correlation Of Stigma and Lost To-Follow Up in People With HIV and AIDS Gede Arya Bagus Arisudhana; Luh Putu Novi Artati
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 1 No. 3 (2022): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/nrpm.v1i3.24

Abstract

Latar Belakang: Loss to follow-up (LTFU) pada manajemen antiretroviral merupakan tantangan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat HIV/AIDS. Masalah psiko-sosiologis seperti stigma dan diskriminasi dapat menyebabkan LTFU. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan stigma dengan kejadian LTFU pada ODHA merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian telah dilakukan selama lima minggu di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Indonesia. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan kohort retrospektif. Jumlah partisipan adalah 96 orang dan ditentukan menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner stigma dan data rekam medis untuk melihat catatan pengalaman LTFU. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Laki-laki adalah peserta dominan dalam penelitian ini (88,5%), empat puluh enam laki-laki mengalami stigma. Sebanyak 47% peserta mengalami LTFU, sebanyak 50% peserta mengalami stigma. Hasil uji bivariat dengan nilai chi-square diperoleh 18,38 (X2 hitung > X tabel) dan p-value < 0,001 (α = 0,05). Stigma berkorelasi dengan kejadian LTFU pada ODHA. Nilai risiko relatif menunjukkan bahwa Odha yang terstigma enam kali lebih mungkin mengalami LTFU. Kesimpulan: Ada hubungan antara stigma dengan kejadian LTFU pada ODHA.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Peer Support Group dalam Meningkatkan Sumber Daya Psikologis Populasi Kunci HIV: Community Empowerment Through Peer Support Group In Improving HIV Key Population Psychological Gede Arya Bagus Arisudhana; Made Ririn Sri Wulandari; Nyoman Eta Risnawati; Desak Putu Cristine Monica
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2022): september
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.72 KB)

Abstract

Abstrak: Orang dengan HIV dan AIDS memiliki masalah kesehatan yang sangat kompleks seperti penurunan sumber daya psikologis. Diperlukan dukungan sosial untuk menjaga mempertahankan sumber daya psikologis yang baik. Bentuk dukungan sosial yang dapat dilakukan yaitu melalui pelatihan peer support group. Tujuan  pengabdian masyarakat ini adalah memberdayakan masyarakat melalui peer support group untuk meningkatkan sumber daya psikologis. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini menggunakan pendekatan Participatory Learning and Action (PLA). Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat meliputi pendidikan kesehatan tentang HIV dan AIDS, pelatihan peer leader, dan pelaksanaan peer support group seperti sesi berbagi, motivasi, dan pemecahan masalah berdasarkan pengalaman. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini yaitu rerata usia partisipan adalah 41.24 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan 60%. Tingkat pendidikan partisipan didmoniasi SMA/SMK (44%). Pekerjaan partisipan sebagian besar ibu rumah tangga (40%). Setelah diberikan pendidikan kesehatan diketahui tingkat pengetahuan partisipan didominasi tingkat pengetahuan yang baik (64%). Hasil evaluasi sumber daya psikologis partisipan sebagian besar pada kategori sedang (68%). Dapat disimpulkan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui peer support group memberikan dampak yang positif pada sumber daya psikologis orang dengan HIV dan AIDS. Pembentukan peer support group tidak sebatas pada populasi kunci, disarankan anggota kelompok bersifat heterogen sehingga memperoleh pengalaman menjalani kondisi HIV yang lebih variatif. Abstract: People with HIV and AIDS have complex health problems, such as decreased psychological resources. Social support is needed to maintain good psychological resources. Social support can conduct through peer support group training. The purpose of this community service is to empower the community through peer support groups to increase psychological resources. This community service implementation method uses a Participatory Learning and Action (PLA) approach. The forms of community service activities include health education about HIV and AIDS, peer leader training, and the implementation of peer support groups such as sharing sessions, motivation, and problem-solving based on experience. The result of this community service implementation is that the average age of the participants is 41.24 years, and most of them are 60% female. The education level of the participants has dominated by SMA/SMK (44%). Most of the participant's occupations are housewives (40%). After health education, the knowledge level of participants has dominated by a good level of knowledge (64%). The evaluation of participants' psychological resources was moderate (68%). The conclusion was the implementation of community empowerment through peer support groups has a positive effect on the psychological resources of people living with HIV and AIDS. The formation of peer support group members is supposed to be heterogeneous, so they gain more varied experiences of living with HIV.    
Hubungan Tingkat Spiritualitas dengan Self-Efficacy pada Pasien HIV/AIDS di Puskesmas Kuta II: Correlation Between Spirituality with Self-Efficacy On HIV/AIDS Patient in Puskesmas Kuta II I Komang Satria Indrayana; Gede Arya Bagus Arisudhana; Putu Wira Kusuma Putra
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 2 No. 2 (2023): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/nrpm.v2i2.38

Abstract

Latar Belakang: Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang baru positif HIV di tahun pertama lebih rentan mengalami gangguan psikologis. Dampak dari respon emosional yang negatif dapat menimbulkan penurunan self-efficacy. Self-efficacy dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Self-efficacy dipengaruhi faktor budaya melalui kepercayaan. Kepercayaan akan hubungan individu dengan Tuhan, lingkungan dan sesama merupakan pengertian dari spiritualitas. Spiritualitas terdiri atas dua dimensi yaitu: sikap spiritual dan kemampuan spiritual, dimana kemampuan spiritual memiliki peran yang paling efektif dalam meningkatkan self-efficacy. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan self-efficacy pada pasien HIV dan AIDS di Puskesmas Kuta II. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional, dan penilaian untuk tingkat spiritualitas menggunakan kuesioner Daily Spiritual Experience Scale (DSES) serta untuk pengukuran self-efficacy menggunakan kuesioner General Self-Efficacy (GSE). Teknik sampling yang dilakukan menggunakan non-probability sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 73 orang. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan hasil uji hipotesis menggunakan Pearson Product Moment mendapatkan nilai p-value = 0,000 atau p-value < 0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat spiritualitas dengan self-efficacy pada pasien HIV dan AIDS di Puskesmas Kuta II. Disarankan kepada pasien dan keluarga agar tetap memperhatikan tingkat spiritalitas dan self-efficacy dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan.
Hubungan Tingkat Stres, Depresi, dan Kecemasan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Lansia Hipertensi : Correlation between Stress, Depression, and Anxiety Levels with Medication Adherence in Elderly Hypertension Putra, I Putu Bagus Pradhana; Arisudhana, Gede Arya Bagus; Wijaya, I Putu Artha
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 2 No. 3 (2023): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/nrpm.v2i3.41

Abstract

Latar Belakang: Lanjut usia (lansia) mengalami kemunduran beberapa kemampuan terjadi baik itu fisik, kognitif, maupun mental. Masalah yang paling sering terjadi pada lansia hipertensi yaitu kepatuhan minum obat hipertensi. Kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh usia, sikap, stres, depresi, cemas dan lama menderita. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat stres, depresi, dan kecemasan dengan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi di UPTD Puskesmas Selemadeg Timur I. Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekata cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 138 responden dan dipilih dengan metode accidental sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner DASS-42, pengukuran kepatuhan minum obat menggunakan Pill Count Adherence Ratio (PCAR). Hasil: Rata-rata usia responden 64 tahun, didominasi oleh laki-laki (52,9%), rata-rata lama menderita hipertensi 4 tahun. Sebagian besar responden mengalami stress sedang (46,4%), didominasi tingkat depresi sedang (39,9%) dan sejumlah 44,2% menderita kecemasan sedang. Didapatkan sebagian besar responden tidak patuh minum obat hipertensi (56,5%). Didapatkan hasil uji korelasi nilai p = 0,001 antara stress dengan kepatuhan, p = 0,000 antara depresi dengan kepatuhan, p = 0,000 antara kecemasan dengan kepatuhan. Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat stres, depresi, dan kecemasan dengan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi di UPTD Puskesmas Selemadeg Timur I. Pasien dan keluarga agar tetap memperhatikan tingkat stres, depresi, kecemasan, dan kepatuhan minum obat pada lansia hipertensi.  
PEMBERDAYAAN KELOMPOK REMAJA DALAM PENCEGAHAN STIGMA DAN DISKRIMINASI PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS BERBASIS SERVICE-LEARNING : Empowerment of Youth Groups in Preventing Stigma and Discrimination in People Living with HIV/AIDS Based on Service-Learning Arisudhana, Gede Arya Bagus; Dewi, Desak Putu Risna; Agustini, IGA Ratih
Jurnal Sinergi Kesehatan Indonesia Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Sinergi Kesehatan Indonesia
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55887/jski.v1i1.5

Abstract

Latar Belakang: Stigma dan diskriminasi menjadi salah satu masalah yang berdampak pada keterbukaan status HIV positif Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA). Terjadinya stigma dan diskriminasi memiliki persentase yang tinggi pada remaja. Dibutuhkan metode yang tepat dalam meningkatkan pemahaman remaja pada kondisi HIV dan AIDS. Tujuan: Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan remaja dalam mencegah stigma dan diskriminasi pada ODHA berbasis service learning. Metode: Populasi pada pengabdian masyarakat ini adalah remaja di Banjar Sigaran Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah pendekatan service learning. jumlah partisipan pada kegiatan ini adalah 25 orang. Evaluasi dilakukan menggunakan lembar observasi pada perilaku stigma dan diskriminasi dan kusioner pengetahuan tentang HIV dan AIDS. Hasil: Sebagian besar pengetahuan remaja setelah mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini berada pada kategori baik (60%). Perilaku stigma pada ODHA oleh remaja setelah mengikuti kegiatan ini diketahui 80% tidak melakukan stigma dan diskriminasi. Kesimpulan: Pemberdayaan remaja menggunakan metode service learning efektif dalam mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi.