cover
Contact Name
Christy Vidiyanti
Contact Email
christy.vidiyanti@mercubuana.ac.id
Phone
+628567535557
Journal Mail Official
arsitektur@mercubuana.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan
ISSN : 20888201     EISSN : 25982982     DOI : https://dx.doi.org/10.22441/vitruvian
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Ilmiah VITRUVIAN adalah jurnal yang mencakup artikel bidang ilmu arsitektur, bangunan, dan lingkungan. Jurnal ilmiah Vitruvian terbit secara berkala yaitu 3 (tiga) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Oktober, Februari, dan Juni. Redaksi menerima tulisan ilmiah tentang hasil penelitian yang berkaitan erat dengan bidang arsitektur, bangunan, dan lingkungan.
Articles 247 Documents
KOMPARASI ALAT PENILAIAN SERTIFIKASI BANGUNAN HIJAU GREENSHIP DAN LEED (STUDI KASUS GEDUNG KULIAH B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS, UNIVERSITAS LAMPUNG) Stiowati, Rizqi; Ifadianto, Nugroho
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i2.006

Abstract

Isu pemanasan global dan tingginya konsumsi energi pada sektor konstruksi mendorong pentingnya penerapan konsep green building, khususnya pada bangunan pendidikan. Gedung Kuliah B Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang baru dibangun menjadi objek yang relevan untuk dianalisis keberlanjutannya berdasarkan alat penilaian sertifikasi bangunan hijau. Analisis ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perancangan kampus yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan alat penilaian sertifikasi bangunan hijau antara GREENSHIP untuk Gedung Terbangun Versi 1.1 (Existing Building/EB) dari Indonesia dan LEED for Building Design and Construction (LEED BD+C) dari Amerika Serikat, serta mengevaluasi penerapannya pada Gedung Kuliah B. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif komparatif dengan desain studi kasus kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara dengan pengelola gedung, dan studi literatur terhadap dokumen serta standar terkait. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, yang kemudian divalidasi menggunakan triangulasi sumber dan metode. Fokus utama penelitian ini adalah membandingkan aspek teknis dalam kedua alat penilaian, meliputi efisiensi energi, konservasi air, kualitas udara dalam ruangan, penggunaan material, serta manajemen lingkungan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gedung B telah memenuhi beberapa aspek dasar keberlanjutan seperti pencahayaan alami, area hijau, dan pengelolaan sampah. Namun, terdapat kekurangan pada konservasi air, energi terbarukan, dan pengendalian iklim mikro. GREENSHIP lebih menitikberatkan pada efisiensi lokal dan manajemen tapak, sedangkan LEED menekankan inovasi dan isu lingkungan global.
PENGARUH MASSA BANGUNAN DAN POLA PEMBAYANGAN SEBAGAI DAMPAK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU TERHADAP PELESTARIAN CAGAR BUDAYA NIAS Nelly Fatmawati, Teungku; Wijayanto, Punto; Immaculata Ririk Winandari, Maria; Nur Lailika, Alfiani
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i2.002

Abstract

Pembangunan gedung baru di kawasan cagar budaya dapat menimbulkan tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan modernisasi dan pelestarian warisan sejarah. Penelitian ini mengkaji dampak pembangunan Gedung Health Science Universitas Airlangga terhadap Gedung NIAS, yang merupakan bangunan cagar budaya nasional. Fokus utama penelitian adalah analisis pola pembayangan yang dihasilkan oleh gedung baru bertingkat tinggi (16 lantai) terhadap kondisi fisik bangunan cagar budaya di sekitarnya. Pembayangan dapat memberikan masalah krusial pada keberlanjutan material, keseimbangan iklim mikro, serta kelangsungan nilai visual dan historis bangunan bersejarah. Paparan sinar matahari yang tidak seimbang akibat pembayangan berlebih dapat meningkatkan kelembaban, memicu pertumbuhan jamur, pengelupasan cat, serta mempercepat kerusakan struktural. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan simulasi pembayangan menggunakan Curic Sun pada perangkat lunak SketchUp. Analisis dilakukan sepanjang tahun 2024 pada 5 (lima) sesi waktu (08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00 WIB). Temuan menunjukkan bahwa bangunan dengan kategori signifikansi istimewa mengalami pembayangan tambahan yang signifikan, terutama pada bulan April. Kondisi ini dapat mempengaruhi ketahanan material dan mempercepat degradasi elemen arsitektural, sehingga menegaskan pentingnya evaluasi pembayangan dalam rencana pembangunan di kawasan cagar budaya.
PEMETAAN FUNGSI DAN KEBUTUHAN RUANG PADA PUSAT REHABILITASI NARKOBA BERDASARKAN TEKNIK PLACE CENTERED MAPPING Ridwan, Michelle Nanditha; Ratnasari, Anisza; Akbar, Dicke Nazzary
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i2.007

Abstract

Penyalahgunaan narkoba merupakan permasalahan serius yang terus meningkat di Indonesia, yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan sosial, kesehatan, dan ekonomi. Tingginya angka penyalahguna narkoba dalam 5 tahun terakhir turut mendapat perhatian dari berbagai pihak. Upaya rehabilitasi menjadi salah satu langkah penting dalam menangani permasalahan ini agar penyalahguna dapat pulih dan kembali berfungsi secara sosial di tengah masyarakat. Pusat rehabilitasi narkoba berperan penting dalam proses pemulihan penyalahguna zat dengan menyediakan fasilitas yang mendukung aspek medis, psikososial, dan aktivitas terapeutik. Namun, efektivitas rehabilitasi sangat bergantung pada perancangan ruang yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan fungsi dan kebutuhan ruang pada pusat rehabilitasi narkoba dengan studi kasus Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) di Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik Place-Centered Mapping melalui observasi fisik dan didukung wawancara. Analisis spasial dilakukan untuk memetakan fungsi dan kebutuhan ruang pada pusat rehabilitasi, sementara wawancara terhadap staf dilakukan untuk memvalidasi fungsi dan kebutuhan ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pusat rehabilitasi memerlukan zonasi ruang yang jelas untuk membedakan area perawatan medis, konseling, aktivitas sosial, serta rekreasi. Selain itu, fleksibilitas ruang, aksesibilitas, serta penciptaan lingkungan yang mendukung kesejahteraan psikologis menjadi aspek krusial dalam desain fasilitas rehabilitasi. Studi ini memberikan rekomendasi desain berbasis kebutuhan pengguna untuk
PERSEPSI DAN WAWASAN MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN BIOMIMIKRI PADA DESAIN BANGUNAN PERKANTORAN Prasetia, Sandy; Larasati, Dewi; Kusuma, Hanson E.
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i2.010

Abstract

Bangunan dengan fungsi perkantoran semakin memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dikarenakan intensitas konsumsi energi yang tinggi menghasilkan emisi karbon yang juga tinggi. Solusi nyata sangat dibutuhkan, disatu sisi ada pendekatan desain Biomimikri yang meniru elemen alam untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan. Dalam arsitektur, biomimikri menghadirkan cara efektif untuk mengatasi tantangan desain dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ekosistem yang telah terbentuk selama miliaran tahun. Pada desain perkantoran, biomimikri berperan penting dalam menciptakan ruang kerja efisien, nyaman, dan berkelanjutan, misalnya melalui ventilasi yang terinspirasi sistem pernapasan tumbuhan atau optimalisasi cahaya alami untuk mengurangi konsumsi energi dan mengingkatkan efisiensi energi. Pendekatan ini juga menawarkan solusi adaptif terhadap kebutuhan modern, seperti fleksibilitas ruang kerja pascapandemi yang menggabungkan model kerja hibrida. Penelitian ini bertujuan mengkaji pemahaman masyarakat produktif terhadap penerapan biomimikri pada desain perkantoran, khususnya dalam efisiensi energi, kenyamanan termal, dan pengelolaan sumber daya. Dengan menggunakan pendekatan metode campuran (mixed-methods) yang dimulai dari survei kualitatif untuk eksplorasi tema dilanjutkan dengan survei kuantitatif untuk menguji hipotesis. Penelitian ini mengidentifikasi dua dimensi utama yaitu Daya Tarik Inovasi dan Fungsional dan Daya Tarik Pasar dan Sosial yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kecenderungan penerimaan desain Biomimikri. Hasil tersebut selaras dengan prinsip Technology Acceptance Model (TAM) yang menyatakan bahwa perceived usefulness dan social/image influence merupakan determinan utama dalam penerimaan inovasi. 
Halaman Depan Vol 15 No 2 Wicaksono, Agus Arif
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halaman Belakang Vol 15 No 2 Wicaksono, Agus Arif
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cover Vol 15 No 2 Juli 2025 Wicaksono, Agus Arif
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cover Vol 15 No 2 Juli 2025