cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Arsitektur DASENG
ISSN : 23018577     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur DASENG adalah media informasi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni khususnya Artikel Ilmiah bidang Arsitektur berupa Hasil Penelitian, Hasil Perancangan, Studi Kepustakaan maupun Tulisan Ilmiah.
Arjuna Subject : -
Articles 862 Documents
PUSAT INDUSTRI KREATIF DI MINAHASA: Arsitektur Post Modern Preyshe F. A. Kawung; Julianus A. R. Sondakh; Pierre H. Gosal
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya masyarakat Minahasa melahirkan seni dan kreatifitas seperti tarian, musik, kerajinan, makanan, lukisan, bermacam kain batik dan tenun, dan lain sebagainnya. Maka, perlunya suatu wadah untuk yang menjadi tempat mengembangkan setiap kegiatan yang ada dimana hal ini bertujuan agar tetap melestarikan budaya yang ada dan sebagai media untuk mengembangkan, memamerkan, mempromosikan kegiatan kreatifitas, baik lewat pentas seni maupun penjualan karya. Setiap orang yang mengambil bagian dalam kegiatan ini juga dapat meningkatkan perekonomiannya lewat mengkormesilkan hasil karya ataupun mementaskannya. Selain itu, setiap pelaku ekonomi yang berhubungan dengan produksi seni juga dapat menerima keuntungan, seperti mereka yang menjadi penyalur bahan baku karya seni dan lainya. Maka hasil dari objek ini adalah menghadirkan tempat yang memiliki studio atau sanggar produksi karya seni, studio atau sanggar untuk latihan musik dan tari, area pameran dan pentas. Hal ini bertujuan agar setiap pengembangan kreatifitas yang ada dapat terdukung dari proses produksi sampai siap dipasarkan. Pada proses perancangan objek Pusat Industru Kreatif di Minahasa ini menggunakan tema Arsitektur Post Modern untuk menghadirkan hasil rancangan yang berbaur antara modern dan unsur budaya Minahasa. Kata Kunci: Pusat Industri Kreatif, Arsitektur Post Modern
GEDUNG KONVENSI DI KAWASAN PENTECOSTAL CENTRE GPdI SULUT MANADO: Manifestasi Konsep Spiritual Glory Dalam Arsitektur Kristanya C. E. Tendean; Dwight M. Rondonuwu; Alvin J. Tinangon
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Pentecostal Centre GPdI Sulut merupakan suatu kawasan pusat pelaksanaan kegiatan Jemaat Kristiani denominasi GPdI se- Sulawesi Utara. Dimana Kawasan ini difungsikan sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan-kegiatan akbar dari Gereja GPdI baik bersakala regional, nasional maupun internasional, di dalam kawasan ini juga terdapat kantor majelis daerah GPdI Sulut sebagai tempat untuk mengkoordinasi pelayanan di daerah Sulawesi Utara. Kawasan ini diketahui sedang dikembangkan oleh MD GPdI Sulut yaitu dengan penambahan beberapa fasilitas seperti Sekolah SD-SMP-SMK Terpadu, Universitas, dan juga Permukiman Jemaat/Hamba Tuhan GPdI. Sejalan dengan perkembangan pelayanan GPdI yang ada juga dilihat dari fungsi Kawasan dan tujuan untuk melengkapi setiap fasilitas-fasilitas yang ada di dalam Kawasan, Maka kehadiran suatu fasilitas sebagai wadah yang dapat menampung dan menunjang segala kegiatan dengan skala yang besar seperti Gedung Konvensi sangat dibutuhkan pada Kawasan ini. Dengan Perancangan fasilitas Gedung Konvensi pada Kawasan maka dapat membantu pelaksanaan setiap kegiatan lebih terorganisir dan dapat mengembangkan kegitana pelayanan dari GPdI di Sulawesi Utara sebagai suatu Organisasi Gereja. Dalam Perancangan ini, proses dan metode desain yang digunakan mengacu pada Proses desain Generasi Kedua (Berciri argumentative) yang dikemukakan oleh Horst Rittel (1972), dengan menggunakan mekanisme Model proses desain argumentatif Pengembangan Pengembangan Varietas – Reduksi Varietas (Variety Generation – Variety Reduction) oleh Horst Rittel. Dimana metode ini bertujuan untuk memperoleh solusi dari identifikasi masalah yang ada dengan beberapa alternatif, untuk mencapai alternatif terbaik berdasarkan argumentasi mendalam, dalam aktivitas ini terdapat keterlibatan partisipan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang menjadi dasar argumentasi. Perancangan Gedung Konvensi ini dinilai dapat merespon kebutuhan fasilitas yang ada dalam Kawasan Pentecostal Centre juga untuk mewadahi segala kegiatan pelayanan yang akan dilaksanakan oleh Gereja GPdI dilengkapi fasilitas yang memadai. Dengan dilakukan pemaksimalan program ruang dan penataan ruang khususnya untuk kegiatan utama yaitu kegiatan konvensi baik ber-skala kecil maupun ber-skala besar. Serta penataan lanskap Tapak dan Kawasan yang bertujuan menata ruang luar yang dapat difungsikan dengan baik dan sirkulasi yang mampu menunjang setiap fasilitas yang ada dalam Kawasan. Dengan mengangkat tema Manifestasi Konsep ‘Spiritual Glory’ dalam Arsitektur maka Gedung Konvensi di Kawasan dapat Menampilkan/Mengekspresikan suatu kosep spiritual yang mampu mempengaruhi keadaan batin manusia sesuai dengan tujuan makna yang ingin disampaikan yaitu untuk merepresentasi citra pengguna dan juga Gereja GPdI. Kata Kunci: Kawasan Pentecostal Centre, Gedung Konvensi, GPdI, Sulawesi Utara, Spiritual Glory.
SEKOLAH TINGGI KESENIAN di MANADO (PURISME dalam ARSITEKTUR) Sonya A. Gabriela; Alvin J. Tinangon; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17081

Abstract

Kota Manado sendiri memiliki potensi yang layak untuk dikembangkan dalam bidang seni. Melihat kenyataan bahwa seni saat ini penting untuk dipelajari dalam dunia pekerjaan, maka selayakya pendidikan seni dikedepankan juga di Manado. Menghadirkan suatu objek Sekolah Tinggi yang berfungsi sebagai sarana entertainment, agar dapat memacu aktifitas dan kreatifitas di bidang senipada wilayah Indonesia bagian timur khususnya Manado agar menjadi lebih maju dan berkembang.Dalam proses perancangan Sekolah Tinggi Kesenian di Manado menggunakan proses desain generasi II oleh John Zeisel dalam bukunya Inquiry by Design : Tools for Environment Behavior Research. Sekolah Tinggi Kesenian di Manado hadir sebagai fasilitas pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan akademik atau profesional dalam lingkup disiplin ilmu seni yang mengutamanak peningkatan kemampuan / keterampilan kerja atau menekankan pada aplikasi ilmu dan teknologi, dengan tujuan untuk menghasilkan para profesional muda yang mampu bersaing dan berkembang dalam negeri maupun di luar negeri. `Kata Kunci : Sekolah Tinggi, Kesenian, Purisme, Le Corbusier
GRAHA SENI RUPA DI MANADO (EKSPRESIONISME DALAM ARSITEKTUR) Ririn E. V. Sembiring; Esli D. Takumansang; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17089

Abstract

Kota Manado adalah ibukota dari Sulawesi Utara dan juga pintu gerbang dari Sulawesi Utara untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Kota Manado sangat kurang dengan kegiatan yang menyangkut seni rupa, sehingga dibutuhkannya wadah yang dapat memberikan fasilitas edukasi serta rekreasi secara bersamaan. Karena di Kota Manado sangat mudah tertarik dengan suatu kegiatan yang berbentuk rekreatif.Graha Seni Rupa adalah objek rancangan yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan yang berkaitan dengan seni rupa. Fasilitas yang disediakan di dalam adalah fasilitas untuk kegiatan edukasi, ekshibisi, rekreasi dan juga profisi (pemasaran).Tema Ekspresionisme dalam Arsitektur adalah tema yang menerapkan ciri dan nilai dari ekspresionisme ke dalam rancangan. Tema akan diterapkan pada tapak, bentuk, fasad, material, ruang dalam maupun ruang luar. Konsep yang diterapkan adalah cat yang terjatuh sehingga terlihat bercak-bercak yang menyebar. Sehingga menunjukkan pola-pola yang berbeda warna dan juga besar namun terlihat ekspresif dan menyatu. Kata Kunci : Kota Manado, Graha Seni Rupa, Ekspresionisme, Arsitektur
REVITALISASI PASAR DAN TERMINAL DI TOWO’E TAHUNA. “ARSITEKTUR NEO-VERNACULAR” Mizwar L. Katili; Herry Kapugu; Vicky H. Makarau
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17099

Abstract

Kota Tahuna merupakan ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berada di pesisir timur pulau Sangihe, yang dikenal dengan sebutan “Kota Bahari dan Budaya Religius”. Berorientasi pada jasa pengolahan perikanan dan pertanian serta destinasi wisata yang merupakan potensi unggulan daerah ini, Kota Tahuna mampu menghasilkan 7585,87 ton ikan dan hasil pertanian seperti kelapa, pala, dan cengkih 15375,46 ton per tahun, sedangkan untuk sektor pariwisata terus mengalami kemajuan setelah keberhasilan Kota Tahuna dalam penyelenggaraan Festival Tomore Sangihe atau Pesta Pegelaran Seni dan Budaya yang dilaksanakan setiap tahun guna untuk mempromosikan potensi unggulan Sangihe. Pasar dan terminal Towo’e Tahuna adalah objek yang mempunyai letak straregis karena berada dekat pusat kota, terminal ini juga memiliki andil yang besar dalam roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Menurut hasil pengamatan lapangan, terminal Towo’e Tahuna merupakan salah satu prasarana yang penting di kota Tahuna maupun Kabupaten Kepulauan Sangihe karena memiliki fasilitas umum yang kompleks bila ditinjau dari fungsi yaitu sebagai terminal angkutan umum dalam dan luar kota ( Pedesaan ), Pasar tradisional dan ada beberapa fasilitas penunjang lainnya. Meningkat kapasitas penggunaan jasa transportasi adalah faktor utama terjadi masalah pada pasar dan terminal ini. Ketersediaan area parkir tidak seimbang dengan permintaan kendaraan yang masuk. Hal ini juga disebabkan karena area parkir yang semakin sempit, Beberapa masalah lain juga seperti banyak penumpang yang masih menunggu kendaraan di sekitar area pasar. Tidak hanya itu, sirkulasi penumpang dan barang pun dapat dikatakan kacau dan masih tidak teratur. Kata Kunci : Pasar, Terminal, Pasar Tradisional, Revitalisasi, Arsitektur, Vernakular.
PUSAT PERBELANJAAN DI KOTAMOBAGU. Konservasi Energi pada Bangunan Komersial Kurniawan Paransi; Julianus A. R. Sondakh; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17272

Abstract

Kota Kotamobagu adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi utara, Indonesia. Kota ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007. Kota Kotamobagu secara administratif terbagi kedalam 4 kecamatan dan 32 desa/kelurahan. Luas keseluruhannya mencapai 184,33 KM2 dengan Jumlah penduduk yaitu sebesar 108.794.Seiring perkembangan zaman serta peningkatan jumlah penduduk di Kotamobagu maka kebutuhan masyarakat di bidang fashion semakin terbuka lebar. Namun, kurangnya pusat perbelanjaan yang lengkap dengan menawarkan berbagai kebutuhan masyarakat.Berdasarkan hal tersebut, maka diangkatlah sebuah judul untuk Tugas Akhir Perancangan Arsitektur yaitu Pusat Perbelanjaan Di Kotamobagu dengan Tema Konservasi Energi Pada Bangunan Komersial.Konsep perencanaan pusat perbelanjaan ini adalah suatu karya rancangan bangunan yang memanfaatkan sumber energi yang ada dalam bangunan agar digunakan secara cermat dan efisien. Serta mampu memanfaatkan dan mendayagunakan sumber energi dan kondisi iklim dilingkungan sekitar yang merupakan sebagian dari proses pembangunan operasional dan perawatan dari suatu bangunan tanpa harus mengorbankan kenyamanan dari pengguna bangunan tersebut kemudian di kembangkan lagi fungsinya yang tidak hanya menjadi pusat perbelanjaan tapi juga menjadi pusat rekreasi, dan hiburan.Kata Kunci : Kota Kotamobagu, Pusat Perbelanjaan, Hemat Energi 
GRAHA REHABILITASI DISABILITAS FISIK DI MANADO. Prosemik dalam Arsitektur Adrian Jacobus; Esli D. Takumansang; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17473

Abstract

Disabilitas fisik merupakan gangguan pada tubuh yang membatasi fungsi fisik salah satu anggota badan bahkan lebih atau kemampuan motorik seseorang. Disabilitas fisik lainnya  termasuk sebuah gangguan yang membatasi sisi lain dari kehidupan sehari-hari. Penyandang disabilitas fisik mempunyai kebutuhan biologis, kepribadian, sosial, dan budaya yang diekspresikan dalam lingkungannya. Dalam memuaskan kebutuhannya, ruang komunikasi merupakan dimensi  tersembunyi dalam perilaku dan melalui itu mereka berhubungan satu dengan lain. Berdasarkan hal tersebut, diterapkan teori proksemik sebagai pengamatan mengenai faktor ruang dalam interaksi antarpersonal. Edward T.Hall sebagai bapak dari studi prosemik menjelaskan bagaimana seorang secara tidak sadar terlibat dalam struktur ruang atau jarak fisik antara manusia sebagai sesuatu keteraturan sebagai sesuatu keteraturan tertib pergaulan setiap harinya. Dengan adanya graha rehabilitasi  disabilitas fisik di Manado yang menjadi wadah interaksi bersama antar disabilitas fisik serta wadah interaksi bersama antara disabilitas fisik dengan masyarakat sehingga mereka dapat hidup berdampingan bersama sebagai bekal hidup mandiri di masyarakat. Adapun tujuan dari perancangan ini adalah merancang bangunan  graha rehabilitasi disabilitas fisik dengan menggunakan  teori proksemik sebagai tema yang sesuai dengan karakter dan perilaku penyandang disabilitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan kreativitas. Kata Kunci: Disabilitas, Proksemik, Rehabilitasi
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A DI TONDANO, KAB. MINAHASA. Arsitektur Perilaku Lardnejho Janalgi; Pingkan P. Egam; Raymond Ch. Tarore
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17622

Abstract

Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah penjara. Fungsi dari Lembaga Pemasyarakatan saat ini tidak lagi sekedar tempat menghukum narapidana tapi lebih dari itu Lembaga Pemasyarakatan merupakan tempat untuk membina dan membimbing Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Di Kabupaten Minahasa sudah terdapat Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B. Namun melihat perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, angka kriminalitas terus mengalami kenaikan. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tondano saat ini sudah mengalami overkapsitas dan sudah tidak sanggup lagi menampung jumlah narapidana yang terus meningkat. Oleh karena itu diperlukan pembangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A di Tondano. Perancangan Lembaga Pemasyarakatan ini menggunakan tema Arsitektur Perilaku. Konsep arsitektur perilaku ini bertujuan untuk mengahadirkan lapas yang dapat mewadahi dan memfasilitasi program pembinaan sehingga fungsi pembinaan dapat tercapai melalui desain dengan mengedepankan aspek privacy, personal space, teritorialitas, dan crowding and density. Dengan demikian dapat menunjang keberhasilan dari fungsi objek rancangan ini untuk membina, mendidik dan membimbing narapidana (memanusiakan manusia).  Kata kunci : Lembaga Pemasyarakatan, Kriminalitas, Arsitektur perilaku
GALERI SENI DI MANADO. Implementasi Surealisme Arsitektur Thirsa M. Mantulangi; Surijadi Supardjo; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17625

Abstract

Pada dasarnya, proses menciptakan karya seni, dimiliki setiap manusia, karena salah satu kelebihan yang diberikan Tuhan dan tidak diberikan kepada mahkluk lain adalah akal pikiran dengan akal pikiran inilah memungkinkan manusia melakukan segala hal. Galeri Seni di Manado hadir sebagai wadah untuk dapat mengembangkan seni, mengenal seni, serta melestarikan seni. Selain itu Galeri seni di Manado ini menunjang para seniman untuk lebih aktif dalam melakukan karya seni yang lebih terekspos. Galeri seni di Manado ini dirancang mencakup pembelajaran, eksibisi rekreasi, dan juga penawaran produk hasil karya seni.Tema perancangan yang digunakan yaitu Implementasi Surealisme Arsitektur. Dengan menggunakan prinsip surealisme yaitu  principle of methamophosis (prinsip metamorposis)  dengan teknik  otomatisme. Pada hasil rancangan Galeri Seni di Manado ini dengan menggunakan principle of methamophosis yang diterapkan pada interior bangunan dan fasade bangunan.Kata Kunci : Galeri Seni di Manado, Surealisme Arsitektur
GELANGGANG REMAJA DI MANADO. Folding Architecture BIlly C. Bakarbessy
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17986

Abstract

Remaja merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita, perjuangan dan pembangunan bangsa. Pendidikan para remaja sangat berpengaruh atas kualitas edukasi para remaja, yang berdampak pada pembentukan karakter suatu daerah dalam pengembanganya. Kota Manado merupakan pusat Kota di daerah Sulawesi Utara. Masyarakat Kota Manado mempunyai permasalahan tersendiri atas pengembangan dan pembentukan karakter para remajanya. Maraknya kasus tawuran antar pelajar, penggunaan senjata tajam, narkoba dan minuman keras, menjadi hal yang tidak lasim lagi dalam lingkungan pergaulan muda mudi di Kota Manado. Kurangnya perhatian pada remaja menjadi dampak permasalahan tersebut. Untuk meminimalisir berkembangnya hal – hal negatif yang dilakukan para remaja, kiranya perlu di hadirkan suatu sarana sebagai penyaluran aktivitas minat dan bakat dan mampu mengalihkan kegiatan remaja pada hal-hal yang lebih positif. Fasilitas dan sarana yang bergerak di bidang olahraga, seni, iptek dan pengembang diri atau mutu bagi remaja sebagai wadah yang merupakan fasilitas pembinaan dan pengembangan fisik dan mental para remaja dalam bentuk edukatif, kreatif, dan rekreatif. Rancangan Gelanggang remaja di Manado ini dengan penerapan tema “Folding Architecture” diharapkan mampu menghadirkan sebuah icon yang mampu mewadahi para remaja dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang layak Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasaran gelanggan remaja sebagai tempat olahraga dan kesenian mampu membantau para remaja mengembangkan bakatnya dengan baik sehingga para remaja menjadi lebih berprestasi. Kata Kunci : Penyalur Minat Bakat, Remaja, Folding Architecture

Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 4, November 2024 Vol. 13 No. 3 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 3, Agustus 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 2, Mei 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): DASENG Volume 13 Nomor 1, Februari 2024 Vol. 12 No. 4 (2023): DASENG Volume 12 Nomor 4, Oktober 2023 Vol. 12 No. 3 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 2, April 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022 Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 1, Mei 2021 Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, November 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020 Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020 Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019 Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017 Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017 Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016 Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016 Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015 Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015 Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014 Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014 Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013 Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013 Vol 2, No 1 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.1 Mei 2013. Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 1 (2012): EDISI PERDANA Volume 1 No.1 Mei 2012 More Issue