cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
TEKNO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 860 Documents
STUDI TINJAUAN PERBANDINGAN KIPI DAN CMMI SEBAGAI FRAMEWORK STANDAR KEMATANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PERANGKAT LUNAK KAROUW, STANLEY
TEKNO Vol 8, No 54 (2010): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Model kematangan kemampuan atau Capability Maturity Model adalah salah satu pemicu pengembanganindustri telematika, dalam hal standarisasi kemampuan pengembang perangkat lunak. KIPI merupakan suatu standarmodel kematangan kemampuan yang berlaku di Indonesia. KIPI diserap dari CMMI atau Capability Maturity ModelIntegration yang dikeluarkan oleh Software Engineering Institute SEI, dengan penyesuaian tertentu, menurutkarakteristik industri telematika dalam negeri. Studi tinjauan perbandingan KIPI dan CMMI sebagai frameworkstandar kematangan pengembangan industri perangkat lunak, memaparkan beberapa perbandingang langsung antaraCMMI dan KIPI. Perbandingan KIPI dan CMMI merupakan hal penting untuk memahami keterkaitan setiap areakunci proses dalam setiap tahap kematangan dari masing-masing standar ukuran tersebut. Dengan memahami masingmasingarea kunci proses, maka implementasi KIPI akan merupakan salah satu faktor penentu tumbuhkembangnyapengembang perangkat lunak dalam negeri menuju terwujudnya visi bangun industri telematika 2020.Kata Kunci : Model Kematangan Kemampuan, Rekayasa Perangkat Lunak, Model Proses, Area Kunci Proses, CMMI,KIPI
Karakteristik Mekanik Beton Geopolimer Dengan Perawatan Suhu Ruangan (Ambient Curing) Pesik, Juanditra; Sumajouw, M. D.J.; Pandaleke, Ronny E.
TEKNO Vol 16, No 69 (2018): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini bangunan merupakan suatu bagian yang sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia, oleh karena itu para insinyur teknik sipil mendesain konstruksi bangunan yang kuat dan tahan terhadap segala bentuk perubahan lingkungan serta berbiaya murah. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, bangunan serta strukturnya berkembang lebih bervariasi dan lebih inovatif, serta sekarang ini kebanyakan bangunan menggunakan struktur beton bertulang. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh beton bertulang lebih kuat secara struktur dan bahannya mudah diperoleh dipasaran.Geopolymer merupakan bahan yang ramah lingkungan, karena menggunakan bahan – bahan buangan industry serta proses pembuatan beton geopolymer tidak terlalu memerlukan enegi yang besar, jika di bandingkan dengan proses pembuatan semen Portland yang memerlukan suhu hingga 800 derajat Celsius. Beton geopolymer dapat dibuat dengan pemanasan suhu ruagan kurang lebih 25 derajat Celsius selama satu hari penuh, karena hal terebut beton geopolymer merupakan salah satu solusi beton yang mampu menurunkan emisi gas rumah kaca (karbondioksida). Berdasarkan hal – hal yang dibahas sebelumnya, maka dapat dipahami bahwa penelitian tentang beton geopolymer merupakan suatu keharusan. Dalam melaksanakan penelitian beton geopolymer yang menggunakan fly ash disubtitusi dengan kapur dan semen dengan persentase 2.5%,5%, dan 10% pada perawatan suhu ruangan (ambient curing). Dengan menghitung persentase kenaikan kekuatan beton.dan dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya persentase subtitusi maka semakin tinggi pula kenaikan kuat tekan beton.
POMPA MINYAK PADA INSTALASI PENGOLAHAN AKHIR DI PT. BUKIT ZAITUN BITUNG Toreh, Annie Amelia
TEKNO Vol 8, No 53 (2010): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pompa merupakan mesin yang sangat baik digunakan, baik dalam industri maupun untuk keperluan rumah tangga. Dalam area Refinery yang dimiliki oleh PT. Bukit Zaitun Bitung untuk sistem pendistribusian CPO dari Tank Farm menuju ke tangki Vacuum Dryer.Kajian pompa ini dilaksanakan pada proses utama Refinery di PT. Bukit Zaitun Bitung. Proses utama lainnya adalah proses fraksinasi. Sistem instalasi pemipaan yang terpasang pada area Refinery ini, dapat dipilih pompa guna mensuplai CPO dari Tank Farm menuju ke tangki Vacuum Dryer.Dari perhitungan, diperoleh Head total pompa 29,99 m dan Daya pompa 13,81 KW. Maka dengan melihat brosur pompa dapat dipilih pompa yang sesuai dan tepat untuk sistem ini, yakni pompa sentrifugal jenis Volut dengan Model 3196/HT 3196 MTX Goulds Pump.Kata Kunci: pompa, instalasi pemipaan
Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Oesman Sadik Di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara Simboh, Dave Raymond Christian; Rumayar, Audie L. E.; Pandey, Sisca V.
TEKNO Vol 17, No 73 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Halmahera Selatan adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ibukota Kabupaten ini terletak di Labuha.Kabupaten Halmahera Selatan merupakan daerah kepulauan yang sangat kaya akan sumber daya alam dan pariwisata sehingga dapat memajukan perekonomian dan pembangunan sektor di daerah tersebut. Pada saat ini Kabupaten Halmahera Selatan memiliki bandar udara Oesman Sadik yang terletak di kecamatan Bacan dan saat ini tergolong bandara kelas III dengan jenis pesawat yang beroperasi ATR 72-500/600 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta dapat ikut menunjang perkembangan di daerah Kabupaten Halmahera Selatan. Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas dimasa yang akan datang. Untuk itu penelitian dilakukan dengan pengambilan data-data dipihak terkait. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, pesawat dan bagasi menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara dianggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari bandara yaitu data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan topografi dan data eksisting bandara digunakan sebagai acuan untuk merencanakan pengembangan bandar udara. Untuk pengembangan bandar udara Oesman Sadik yang akan direncanakan adalah runway, taxiway, apron, terminal penumpang, gudang dan area parkir kendaraan. Berdasarkan hasil analisa peramalan dari data lima tahun pesawat, penumpang dan bagasi dapat diketahui bahwa perlu dilakukan perencanaan pengembangan untuk bandar udara Oesman Sadik. Dan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation Organization(ICAO) dengan pesawat rencana Boeing 737-800 NG maka dibutuhkan Panjang landasan 2.660 meter, lebar total landasan 60 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 175 meter, lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 81 cm, luas apron 128 × 93 m = 11.904 m2, tebal perkerasan rigid pada apron metode Federal Aviation Administration (FAA) = 35 cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 32 cm, luas terminal penumpang 41.500 m2, luas gudang 280 m2 dan luas pelataran parkir 22.200 m2.
Uji Kelayakan Agregat Dari Saoka Sorong Barat Sebagai Material Lapis Pondasi Agregat Jalan Raya Purba, Brian Rivaldo; Kaseke, Oscar H.; Manoppo, Mecky R. E.
TEKNO Vol 13, No 62 (2015): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kota Sorong khususnya daerah Saoka terdapat kandungan deposit agregat batuan yang cukup banyak. Untuk mengoptimalkan potensi sumber material yang ada di Saoka dalam pembuatan jalan khususnya sebagai  material lapis pondasi agregat, maka akan dilakukan pengujian di laboratorium tentang uji kelayakan agregat yang ada di Saoka sebagai material lapis pondasi agregat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik agregat terhadap sifat-sifat lapis pondasi agregat dan tingkat kelayakan agregat sebagai material lapis pondasi yang memberikan daya dukung yang tinggi dengan berdasarkan pada Spesifikasi Umum Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2010. Agregat yang akan diteliti berupa sirtu yang telah melalui proses pemecah batu (stone crusher). Percobaan-percobaan yang akan dilakukan adalah : Abrasi (SNI 03-2417-1991 / AASHTO T 96 – 87), Batas Cair (SNI 1967:2008), pengujian Indeks Plastisitas (SNI 1966:2008), dan Angularitas agregat kasar (SNI 03-6877-2002). Setelah itu membuat komposisi agregat sesuai dengan syarat gradasi yang telah ditentukan untuk selanjutnya akan dilakukan percobaan pemadatan (SNI 03-1743-1989 / AASHTO T180 - 90), sehingga mendapatkan Berat isi kering (γd) dan Kadar air optimum (ωopt). Setelah mendapatkan kadar air optimum kemudian akan dibuat sample untuk diuji daya dukung agregat dengan cara CBR (SNI 03-1744-1989/AASHTO : T - 193 – 98) berdasarkan kadar air optimum yang telah didapat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil: Abrasi = 20%, Indeks Plastisitas = 5,59, Batas Cair = 21, dan Angularitas agregat kasar = 100% dan Pengujian kekuatan atau daya dukung agregat dengan cara CBR diperoleh hasil: Lapis Pondasi Kelas A dengan nilai CBR = 147 % dan Lapis Pondasi Kelas B dengan nilai CBR = 123%  dan telah memenuhi standar spesifikasi yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga tahun 2010. Karena telah teruji dapat digunakan sebagai material lapis pondasi agregat jalan raya dan memiliki nilai daya dukung atau nilai CBR yang tinggi  maka pembuatan jalan di Kota Sorong khusunya pembuatan  lapis pondasi agregat disarankan menggunakan material yang berasal dari Saoka. Kata kunci : Agregat, Uji Kelayakan Agregat, Lapis Pondasi Agregat, CBR
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Taratara Kecamatan Tomohon Barat Hajia, Muhammad Chaiddir; Binilang, Alex; Wuisan, Eveline M.
TEKNO Vol 13, No 64 (2015): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Taratara terletak di Kecamatan Tomohon Barat. Di desa ini terdapat mata air sebagai sumber air bersih yang dinamakan mata air Ranowatu. Akibat perkembangan penduduk maka terjadi perkembangan kebutuhan air yang tidak lagi dapat dipenuhi oleh ketersediaan sumber air yang ada terutama kondisi pada saat musim panas terjadi penurunan debit yang besar,sehingga dibutuhkan alternatif sumber mata air lain yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan air bersih di desa Taratara. Perencanaan sistem air bersih dilakukan dengan cara menangkap air dari mata air Ranowatudan mata air Meras dengan menggunakan bangunan penangkap mata air (broncaptering) kemudian disalurkan dengan sistem gravitasi (gravity system) ke reservoir distribusi, selanjutnya air didistribusikan ke penduduk melalui hidran umum dengan sistem gravitasi. Kebutuhan air bersih sebesar 1,353 l/detik dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk yang pertumbuhannya dianalisis dengan menggunakan regresi linier, untuk tahun 2034 dengan jumlah penduduk sebanyak 3227 jiwa.Ukuran bak penangkap mata air (2 1,5 1,5)m dan ukuran reservoir distribusi (4 2 4)m.Dalam perencanaan sistem air bersih di desa Taratara digunakan jenis pipa HDPE. Untuk menganalisis sistem perpipaan distribusi, menggunakan program Epanet 2.0. Perencanaan ini sesuai dengan tujuan yaitu dapat menyediakan dan memenuhi kebutuhan air bersih di desa Taratara. Kata kunci : desa Taratara, hidran umum, perencanaan sistem air bersih
KAJIAN MANFAAT TAILING UNTUK BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI Pandeleke, Ronny E.
TEKNO Vol 8, No 52 (2010): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan akan material baru yang ramah lingkungan, tersedia serta biayanya terjangkau, merupakanlangkah maju dari ilmu teknologi beton. Didaerah ini (Sulawesi Utara) banyak beroperasi tambang emas, baik yangmempunyai ijin maupun tidak. Dampak yang diakibatkan oleh pengolahan tambang tersebut menghasilkan limbahatau tailing .Kecamatan Tatelu merupakan salah satu yang menghasilkan tailing dari tambang emas yang produksinyamencapai 4320 ton dalam satu bulan.Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melaksanakan kajian manfaat tailing untuk bahan bangunankonstruksi.Metode yang digunakan yaitu metode experimental, tailing berasal dari KecamatanTatelu, agregat halus(pasir) dari Girian, agregat kasar (batu pecah) dari Tateli, air dan semen tonasa tipe I. Komposisi campuran didapatdari hasil mix design material pasir, batupecah, semen dan air. Hasil komposisi campuran ini dibuat variasi denganmenggantikan persentasi berat semen secara bertahap 5 %, 10%, 15% dan 20% dengan tailing. Variasi campuran inidilakukan untuk mencari kuat tekan beton dan mortar, modulus elastisitas pada umur 3, 7, 14, 28 hari serta kuat tarikbelah dan kuat tarik lentur padaumur 28 hari.Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa :1). Kandungan komposisi kimia tailing ialah CaO, SiO2, Al2O3, Arsen, Hg berturut – turut hasilnya 8%; 55%; 15%;0,00 ppm; 0,012 ppm. 2).Nilai kuat tekan beton dan mortar pada umur 28 hari hasil paling maksimum untuk betonialah 22,17 MPa pada variasi campuran 20% tailing dan mortar variasi campuran 5% dan 15% berturut- turutbesarnya 15,4 MPa dan 14,4 MPa.3). Kuat tarik belah mendapatkan hasil paling maksimum terjadipada variasi campuran 15 % tailing sebesar 2,34MPa.4). Kuat tarik lentur memperoleh hasil untuk variasi campuran 5 %, 10% dan 20% tailing berturut – turut hasilnyaialah 4,87MPa, 4,51 MPa dan 4,46 MPa.5). Nilai modulus elastisitas yang dihasilkan untuk komposisi variasi campuran 0% , 5%, 10%, 15%, 20% pada umur28hari, nilainya berkurang dari 32674 MPa sampai 23100 MPa.Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tailing dapat digunakan untuk bahan bangunan.
Pola Distribusi Hujan Jam-Jaman Wilayah Bolaang Mongondow Kairupan, Reynaldo
TEKNO Vol 15, No 68 (2017): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Bolaang Mongondow sampai saat ini belum memiliki pola distribusi hujan jam – jaman, sehingga dalam analisis debit banjir pada daerah tersebut masih menggunakan pola distribusi hujan dari daerah lain. Hal ini mengakibatkan hasil yang didapatkan untuk menghitung debit rencana dengan metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) menjadi kurang cocok. Untuk mendapatkan pola distribusi hujan jam – jaman digunakan metode observed dan metode statistik. Metode observed digunakan untuk analisis data hujan jam-jaman yang sudah dikelompokkan berdasarkan durasi hujan.  Metode statistik digunakan untuk pengumpulan, perhitungan, dan penyajian data hujan jam-jaman. Penelitian dilakukan menggunakan data hujan ≥ 30mm dan ≥ 50mm. Dari hasil penelitian didapatkan pola distribusi hujan jam – jaman wilayah Bolaang Mongondow mendekati bentuk pola hujan nomor 3 dan 5 menurut tabel Johanes Brummer.  Kata kunci : pola hujan, Bolaang Mongondow, tabel Johanes Brummer 
PENGARUH DIMENSI DAN KEDALAMAN TERTANAM TERHADAP RESPONS DINAMIS PONDASI MESIN TIPE BLOK PADA GETARAN ROCKING DAN TORSI Balamba, Sjachrul
TEKNO Vol 11, No 59 (2013): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pondasi mesin merupakan pondasi yang digunakan untuk menopang beban dinamis berupa getaran yang dihasilkan oleh mesin yang berada diatas pondasi tersebut. Untuk pondasi yang menopang beban dinamis ini digunakan perhitungan yang jelas berbeda dengan pondasi yang hanya menopang beban statis, dimana harus memperhatikan adanya beban dinamis akibat kerja mesin selain beban statis yang ada. Desain pondasi mesin yang menggunakan tipe blok didasarkan atas 2 keadaan yaitu pondasi blok tidak tertanam dan pondasi blok tertanam. Pada penelitian ini digunakan pondasi blok tertanam, dengan variasi panjang, lebar pondasi dan kedalaman tertanam dari pondasi.Beban dinamis yang digunakan adalah getaran rocking dan torsi. Hasil penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa dimensi pondasi blok L=3B dan G=2B akan memberikan amplitudo yang kecil pada G=Gs dan G=0,5Gs. Untuk ragam getaran besar akan memberikan amplitudo kecil.Kata kunci : respon dinamis, pondasi mesin, getaran vertikal dan horizontal
Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Soil Nailing Menggunakan Program Slope/W Dan Geostructural Imbar, Enricho R. B.; Mandagi, Agnes T.; Rondonuwu, Steev G.
TEKNO Vol 17, No 72 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada kasus lereng yang tidak stabil perlu dilakukan peningkatan pada stabilitasnya. Ada beberapa metode peningkatan stabilitas lereng salah satunya adalah perkuatan dengan soil nailing. Soil nailing merupakan jenis perkuatan pasif pada tanah dengan menancapkan potongan-potongan baja (nails) yang kemudian di-grout. Penelitian ini dimodelkan dengan program Slope/W dan Geostructural. Analisis pengujian data tanah dilakukan untuk mengetahui nilai parameter tanah, didapatkan nilai c = 35.81 t/m2, φ = 9.61 o, dan g =16.09 kN/m3. Pada hasil penelitian diperoleh bahwa lereng dalam kondisi kritis sehingga diberi perkuatan soil nailing, variasi nail paling efisien didapatkan pada diameter baja ulir 0.043 m, diameter lubang bor 0.15 m, jumlah nail 10 dengan panjang masing-masing 8 m , kemiringan nail 17.5º, spasi jarak nail vertikal 1 m, dan horizonal 1 m. Dari hasil analisis setelah diberi perkuatan diperoleh desain tersebut mampu menahan kelongsoran dengan angka keamanan sebesar 1.659 pada perhitungan secara manual, sedangkan pada program Slope/W mendapatkan angka keamanan sebesar 1.534 dan pada program Geostructural mendapatkan angka keamanan sebesar 1.53. Kata kunci — stabilitas lereng, soil nailing, Bishop, slope/w, geostructural

Page 11 of 86 | Total Record : 860