cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 143 Documents
Tinjauan Buku How To Die: An Ancient Guide to the End of Life Nikodemus - Niko; Punyawan Jitprakong
Sosioglobal Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v7i2.43028

Abstract

Buku ini memberi ruang untuk memaknai kematian secara mendalam. Saya berpikir bahwa kehidupan masa kini yang penuh dengan kemajuan dunia, perlu merefleksikan bagaimana kehidupan dimaknai. Pada sebagian masyarakat kita, kematian adalah tradisi yang sakral. Kematian dianggap sebagai kabar yang menyedihkan, menyayat hati dan oleh karenanya kita harus bersedih. Ketika keluarga dekat, teman, atau orang yang kita kenal meninggal dunia, maka akan lebih terbiasa respon kita adalah menangis dan bersedih. Adalah perihal yang wajar apabila orang yang ditinggalkan akan merasa sedih dan hatinya perih.Kata Kunci: Kematian, Sosiologi Kematian, KesedihanThis book gives space to interpret death deeply. I think that today's life, which is full of world progress, needs to reflect on how life is interpreted. In some of our societies, death is a sacred tradition. Death is considered sad, heart-wrenching news and therefore we should grieve. When close family, friends, or people we know pass away, we are more accustomed to crying and grieving. It is natural that the person left behind will feel sad and his heart hurts.Keywords: Death, Sociology of death, Grief
Definisi Sexual Harassment Berdasarkan Jenis Kelamin di Kalangan Mahasiswa Lola Utama Sitompul; Luh Putu Sendratari; Santana Sembiring; I Gusti Made Arya Suta Wirawan
Sosioglobal Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v7i2.45785

Abstract

Pelecehan seksual memiliki cakupan definisi yang luas. Tindakan pelecehan seksual sangat beragam bentuknya namun secara umum dikategorikan ke dalam bentuk verbal maupun non-verbal (fisik). Seberapa jauh suatu tindakan dianggap sebagai sexual harassment tergantung pada bagaimana seorang individu mendefinisikannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix methods (campuran) eksplanatori sekuensial. Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu mengumpulkan data kuantitatif pada tahap pertama, menganalisis hasilnya, dan kemudian menggunakan hasilnya untuk merencanakan (atau membuat) fase kedua yakni data kualitatif. Responden dan informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mendefinisikan pelecehan seksual oleh mahasiswa/i dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan relasi yang dimiliki. Faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual yang paling utama adalah adanya keinginan seseorang untuk melakukan tindakan pelecehan seksual yang didasari oleh hawa nafsu yang menyimpang. Bentuk pelecehan yang paling banyak dialami oleh responden dan informan adalah siulan dan dibagikan hal-hal yang berbau pornografi oleh orang lain yang lebih banyak direspon dengan diam oleh para korban. The definition of sexual harassment is broad. Sexual harassment can take many forms, but it is generally classified as verbal or nonverbal (physical). The extent to which an act is perceived as sexual harassment is determined by the individual. A sequential explanatory mix methods approach is used in this study. Data collection is conducted in two stages: collecting quantitative data in the first stage, analyzing the results, and then using the results to plan (or create) the qualitative data in the second stage. The respondents and informants in this study were Sociology Education students of Universitas Pendidikan Ganesha. The findings demonstrated that the students' definitions of sexual harassment are influenced by the level of comfort in their relationship. The desire to commit acts of sexual harassment based on deviant passions is the most important factor causing sexual harassment. The most common form of harassment experienced by respondents and informants is whistling and sharing pornographic things by others, to which more victims respond silently. 
Pengawasan Terhadap Masyarakat: Panopticon Dan Post-Panopticon (Analisis Diferensiasi Pemikiran Michel Foucault-Deleuze & Guattari) Andi Ainun Juniarsi Nur; Wahyu Gunawan; Saifullah Zakaria; Desi Yunita; Aditya Candra Lesmana
Sosioglobal Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v7i2.48331

Abstract

Menggunakan analisis diferensiasi berdasarkan gagasan Michel Foucault, Gilles Deleuze, dan Felix Guattari, artikel ini merinci metode yang digunakan dalam pengawasan panoptikon dan pasca-panoptikon. Tubuh adalah item bermasalah dalam pandangan pemantauan yang diilhami panoptikon Foucault. Alternatifnya, kontrol pasca-panoptikon merupakan indikasi kecenderungan otoritas yang tak terbatas untuk mengumpulkan dan menyandikan fakta ke dalam lingkup otoritas diskursifnya. Dalam artikel ini, menggunakan penelitian literature review, dengan data primer yang berasal dari berbagai sumber baik jurnal, buku, dokumentasi, internet dan pustaka yang relevan.  Ada tema kunci lain dalam filosofi Deleuze yang dapat digunakan untuk mempelajari surveilans pasca-panoptikon, meskipun sebagian besar penelitian Deleuzian bersandar pada paradigma masyarakat kontrol. Penjelasan Deleuze dan Guattari tentang hubungan kekuasaan rhizomatik dalam masyarakat pasca-kapitalis bersandar pada gagasan ini, yang mereka sebut "reteritorialisasi". Berbeda dengan indikator terbatas dari masyarakat kontrol, reteritorialisasi dapat membantu penelitian kita ke dalam bentuk pemantauan individu dan masyarakat. Menggunakan gagasan reteritorialization, yang mengacu pada kekuatan cairan yang melewati tubuh, keinginan, dan sosial, esai ini berusaha membahas praktik pengawasan npanopticon dan pasca-panopticon. Using a differentiation analysis based on the ideas of Michel Foucault, Gilles Deleuze, and Felix Guattari, this article details the methods used in panopticon and post-panopticon surveillance. The body is a problematic item in Foucault's panopticon-inspired view of monitoring. Alternatively, post-panopticon control is indicative of an authority's boundless propensity to collect and encode facts into its discursive sphere of authority. There are other key themes in Deleuze's philosophy that may be utilized to study post-panopticon surveillance, even though most of the Deleuzian research relies on the control society paradigm. Deleuze and Guattari's explanation of rhizomatic power relations in post-capitalist society relies on this notion, which they term "reterritorialization." In contrast to the limited indicators of a control society, reterritorialization may aid our research into individual and societal forms of monitoring. Using the idea of reterritorialization, which refers to the fluid force that goes through the body, desire, and the social, this essay seeks to address npanopticon and post-panopticon surveillance practices.
Dampak Reklamasi Terhadap Kerusakan Lingkungan Dan Kemiskinan Di Kota Makassar Andi Ainun Juniarsi Nur; Nunung Nurwati
Sosioglobal Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v7i2.47601

Abstract

Reklamasi merupakan suatu bentuk intervensi manusia pada lingkungan pesisir untuk kepentingan ekonomi. Namun, seringkali kebijakan reklamasi dijalankan tanpa memperhatikan dampak sosial-ekonomi pada masyarakat lokal. Tulisan ini membahas reklamasi yang memberikan dampak terhadap kerusakan lingkungan dan kemiskinan di Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui studi literatur dengan mengumpulkan data sekunder berupa data yang dikeluarkan lembaga terkait dan menjadikan rujukan penelitian terdahulu yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan reklamasi sering kali dijalankan oleh pemerintah yang dipengaruhi oleh kepentingan bisnis dan asing, sehingga berpotensi meningkatkan kesenjangan sosial. Dalam konteks ekologi politik, reklamasi berdampak pada hilangnya sumber daya alam yang berujung pada ketidakadilan lingkungan dan ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya alam. Hal ini menambah kesengsaraan nelayan pesisir yang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mencari ikan dengan jarak yang lebih jauh. Selain itu, kurang pemasukan berdampak pada pendidikan anak nelayan yang harus terputus dikarenakan biaya. Reklamasi ini juga sangat berdampak pada kondisi lingkungan laut. Hal ini didasarkan pada beberapa indikator yaitu rendahnya keanekaragaman spesies biota dan meningkatnya kandungan polutan seperti logam berat dan bahan organik, melebihi perkembangan maksimal organisme tropis. Kata kunci: Reklamasi, Kemiskinan, Ekologi Politik Reclamation is a form of human intervention in the coastal environment for economic gain. However, reclamation policies are often implemented without regard to the socio-economic impacts on local communities. This paper discusses the impact of reclamation on environmental damage and poverty in Makassar City. This research is conducted by collecting data through literature study by collecting secondary data in the form of data issued by related institutions and making reference to relevant previous research. The results show that reclamation policies are often run by governments influenced by business and foreign interests, potentially increasing social inequality. In the context of political ecology, reclamation has an impact on the loss of natural resources which leads to environmental injustice and unequal access to natural resources. This adds to the woes of coastal fishermen who have to incur additional costs to fish over longer distances. In addition, the lack of income has an impact on the education of fishermen's children who must be interrupted due to costs. This reclamation also greatly impacts the condition of the marine environment. This is based on several indicators, namely the low diversity of biota species and the increased content of pollutants such as heavy metals and organic matter, exceeding the maximum development of tropical organisms. Keywords: Reclamation, Poverty, Political Ecology 
Fungsi Kelompok Usaha Berkah Bersama (Kubbe) Dalam Pemberdayaan Pemuda Diky Nurhakim; Wahyu Gunawan; Hery Wibowo
Sosioglobal Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v7i2.48391

Abstract

Kelompok Usaha Berkah Bersama (KUBBE) digagas sebagai bentuk pemberdayaan kelompok pemuda Kaum RT 02/RW 10 bertujuan untuk individu maupun kelompok dapat berkembang, mandiri dan berdaya secara finansial maupun potensial. KUBBE dibentuk pada 07 November 2020 dan beranggotakan 20 orang. KUBBE ditinjau dari teori Struktural Funsgional Robert K. Merton, bahwa setiap unit/kelompok/organisasi memiliki susunan struktur yang unsur-unsurnya saling berkaitan dan berhubungan satu dengan lain dan memiliki fungsi. Penelitian ini berfokus pada fungsional KUBBE menurut Robert K. Merton yang memiliki turunan berupa fungsi manifest, fungsi laten, disfungsional dan nonfungsional. Program pemberdayaan KUBBE sebagai kelompok usaha yakni berwirausaha dalam bidang kuliner yang terdiri dari ragam makanan dan minuman. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif agar dapat menggambarkan bagaimana bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh pemuda KUBBE dan fungsional KUBBE secara keseluruhan. Hasil akhirnya diharapkan pemberdayaan KUBBE secara fungsional dan sosiologis dapat bertahan dan berkelanjutan menjadi pemuda yang berhasil dan berdaya. Kelompok Usaha Berkah Bersama (KUBBE) formed in Dayeuhkolot kampung kaum RT 2 RW 10 Bandung Regency, is an effort to overcome social and economic pressures on the community by uniting resources between individuals. So that the potential of each individual can be channeled and form synergy and effective strategies in running their business. To find out how the functional structure and organizational governance of KUBBE, researchers use Robert K. Merton's theory of functional structure which consists of manifest functions, latent functions, dysfunctions and non-functions. By describing the functional structure, it is hoped that it can be a reference for empowering other business groups. The results showed that the youth in KUBBE can be a forum in improving welfare in terms of continuing education and making a way to solve the economic problems of its members. KUBBE can run well with regular evaluations to find solutions in determining future business strategies. The thing that makes an interesting finding in the KUBBE is that it does not always carry out a routine, but the KUBBE always does new things in its business.
Analisis Dampak Pembangunan Jalan Lingkar Utara (Jalingkut) Bagi Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kawasan Tegal-Brebes Amanatin, Elsa Lutmilarita; Nurwati, Nunung
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.47597

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi adanya proyek pembangunan jaringan jalan baru non-tol yang disebut Jalan Lingkar Utara (Jalingkut) di kawasan Tegal-Brebes. Dalam praktiknya, pembangunan jalan baru senantiasa diindikasikan sebagai wujud pendorong kemajuan ekonomi nasional guna memudahkan berlangsungnya proses distribusi antar wilayah. Jalingkut merupakan satu diantara upaya pemerintah pusat dan daerah untuk melancarkan gerak pertumbuhan ekonomi, utamanya mendukung kelancaran industrialisasi. Artikel hasil penelitian ini bertujuan menganalisis lebih lanjut terkait Jalingkut dalam berkontribusi  merealisasikan integrasi pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang akan mempengaruhi pemeringkatan klasifikasi negara di kancah internasional dengan dikaji berdasar pada teori milik Wallerstein, Sistem Dunia. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dampak tidak langsung dari Jalingkut terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan sumber data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibangunnya Jalingkut memberikan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional nantinya, Jalingkut berpotensi untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan di jalan Pantura, selain itu hadirnya Jalingkut yang sekaligus menjadi jalan arteri nasional membawa pengaruh perubahan sosial ekonomi bagi masyarakat di antara kedua kawasan Jalingkut di bangun, yakni daerah Tegal dan Brebes. Kata Kunci: Dampak Pembangunan, Jalingkut, Sosial-Ekonomi, Teori Sistem DuniaABSTRACT This research is motivated by the existence of a development project called North Ring Road (Jalingkut) in the Tegal-Brebes area. The construction of new roads is always indicated as a form of encouragement for national economic progress in order to facilitate the distribution process between regions. Jalingkut is one of the efforts by central and regional governments to accelerate the movement of economic growth, primarily to support industrialization. The article of this study aims to further analyze Jalingkut in contributing integration of domestic economic growth which will affect the ranking of country classifications in the international arena by studying it based on Wallerstein's theory, the World System. This article determine the indirect impact of Jalingkut on the socio-economic life of the surrounding community. The method used in this study is a qualitative method with data sources obtained through observation, interviews, and literature study. The results show that Jalingkut construction provides great opportunities for future national economic growth, Jalingkut has the potential to reduce congestion on Pantura Road, besides that the presence of Jalingkut which is also a national artery road that has an impact on socio-economic changes for the community between Jalingkut area, that is Tegal and Brebes areas. Keywords: Development Impact, Jalingkut, Socio-Economic, World System Theory
Partisipasi Masyarakat Dalam Penanganan Stunting Melalui Nagari Pintar Di Nagari Ganggo Hilia Kabupaten Pasaman Hs, Putri Hidayah; Yoserizal, Yoserizal; Putera, Roni Ekha
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.44997

Abstract

This research is motivated by the high prevalence of stunting in one of the Pasaman districts,  especially Nagari Ganggo Hilia. In this Nagari, a program called “Smart Nagari” that designed as the pilot for handling stunting. this study aims to uncover how the Ganggo Hilia community engages regarding stunting through Nagari Pintar. The descriptive qualitative approach is needed to collect and analyze data. Primary data that gathered over in-depth interviews and direct observation at the research location. The theory used is the stages of community participation in handling stunting in Nagari Ganggo Hilia is already active but not optimal. The community has felt the benefits of activities at the integrated healthcare center. However, regarding the results, there hasn’t been a significant reduction in the stunting rate, yet the community has actively participated in activities at the integrated healthcare center. For indicators of decision making, implementation, and evaluation, society has already engaged. So that in this case, the government can provide programs that can be collaborated with the Smart program itself to reduce stunting rates. 
Kesadaran Lingkungan Anak Muda di Kota: Pelajaran dari Membaca Kota di Yogyakarta, Indonesia Swadana, Wira Agung; Phuong, Ha Thi; Sato, Sho; Furuya, Koki
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.47581

Abstract

ABSTRAK Bencana lingkungan telah membahayakan kota Yogyakarta. Penduduk muda kota ini telah dan akan terus terkena dampak dari bencana-bencana ini.  Namun, pendidikan lingkungan hidup (PLH) di kota ini kurang efektif dalam menciptakan kesadaran di kalangan anak-anak dan remaja tentang isu-isu lingkungan hidup di sekitar mereka. Penelitian ini dilakukan untuk menilai dan meningkatkan peran anak muda di Yogyakarta untuk menghadapi permasalahan tersebut, proyek Membaca Kota dilaksanakan di Kampung Jogonegaran dengan menggunakan metode berikut: 1) survei kuantitatif pra-proyek; 2) kegiatan interaktif; dan 3) diskusi kelompok terarah pasca-kegiatan. Berdasarkan hasil pra-survei, para anak muda kampung menunjukkan kesadaran dan kepedulian mereka terhadap isu-isu lingkungan perkotaan seperti pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau. Selama kegiatan berlangsung, para peserta menunjukkan berbagai tingkat keterlibatan dan respon. Setelah penelitian selesai, para anak muda menunjukkan kesadaran yang lebih besar dan kesiapan untuk menyuarakan dan mengambil tindakan terkait masalah lingkungan di perkotaan. Setelah kegiatan yang dilakukan, beberapa wawasan ditemukan untuk meningkatkan program pendidikan lingkungan berbasis masyarakat: 1) melibatkan peserta dalam semua tahapan program sangat penting; 2) memastikan adanya saling pengertian antara peserta dan penyelenggara sangat penting; dan 3) penerapan pedoman standar untuk kegiatan manajemen proyek diperlukan. Kata Kunci: Lingkungan Urban, Pendidikan Lingkungan Interaktif, Agensi Anak Muda, Pengorganisasian Komunitas Anak Muda.ABSTRACT Environmental disasters have endangered the city of Yogyakarta. The city's young population has been and will continue to be affected by these disasters.  However, environmental education (PLH) in the city is less effective in creating awareness among children and adolescents about environmental issues around them. This research was conducted to assess and improve the role of young people in Yogyakarta to face these problems, the City Reading project was carried out in Jogonegaran Village using the following methods: 1) pre-project quantitative survey; 2) interactive activities; and 3) post-activity focus group discussions. Based on the pre-survey results, the village youths showed their awareness and concern for urban environmental issues such as waste management and green open spaces. During the activity, participants showed varying levels of engagement and response. After the study was completed, the young people showed greater awareness and readiness to voice and take action on environmental issues in urban areas. Following the activities undertaken, several insights were found to improve community-based environmental education programs: 1) involving participants in all stages of the program is essential; 2) ensuring mutual understanding between participants and organizers is essential; and 3) the implementation of standard guidelines for project management activities is necessary Keywords: Urban Environment, Interactive Environmental Education, Youth Agency, Youth Community Organizing. 
Negosiasi Pada Keluarga Campuran: Studi Tentang Keluarga Tiri Amalia, Shania; Mas'udah, Siti
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.37500

Abstract

ABSTRAKPada keluarga campuran, terdapat perubahan yang membutuhkan penyesuaian dalam aspek-aspek keluarga. Proses perwujudan keluarga dalam keluarga campuran memiliki perbedaan dengan keluarga pada pernikahan sebelumnya. Studi ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi yang terjadi pada keluarga campuran dan negosiasi yang dilakukan anggota keluarga campuran dalam berbagai kegiatan dan interaksi pada keluarga campuran. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan konsep family practice dari David Morgan. Informan dalam penelitian ini sebanyak sembilan orang. Studi ini menemukan variasi proses adaptasi pada keluarga campuran yaitu proses adaptasi secara holistik, natural, dan secara terpaksa. Pada negosiasi terkait dengan kegiatan komunal keluarga campuran dilakukan secara eksplisit dan implisit. Proses perwujudan keluarga pada keluarga campuran dapat dilihat melalui proses adaptasi dan negosiasinya. Kedua hal ini yang kemudian membedakan dengan keluarga pada pernikahan pertama. Dalam aspek-aspek tertentu, keluarga campuran di Indonesia masih dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat kultural seperti dalam hal mediasi ketika terjadi konflik hingga rasa sungkan dengan anggota keluarga baru. Kata Kunci: Praktik Keluarga, Keluarga Campuran, Adaptasi, Negosiasi, Keluarga Tiri  ABSTRACTChanges in blended families necessitate adaptations to several aspects of the family. As a result, the process of building a family in a blended family differs from that of a family formed through a first marriage. This research stems from a desire to comprehend the embodiment of the family in a blended family through family communal activities such as family rituals and routines. This study examines the adaptations that occur in blended families and the negotiations that blended family members engage in addressing various activities and interactions. This study employed a qualitative method using the concept of family practice by David Morgan. Nine informants were involved in this study. This study revealed three types of adaption processes in blended families: holistically, naturally, and forcibly. Negotiations around communal activities in blended families take place both explicitly and implicitly. In a blended family, the process of an embodiment of the family can be seen through adaptation and negotiation processes. These two factors distinguish a blended family from a family formed through a first marriage. In certain ways, blended families in Indonesia continue to be influenced by cultural factors, such as mediation when there is a problem or feeling reluctant with new family members. According to the findings of this study, cultural traits are able to unite two families. Keywords: Family Practice; Blended Family; Adaptation; Negotiation; Stepfamily
Sanitasi Lingkungan Di Wilayah Pemukiman Perkotaan (Kasus Pada Masyarakat Di Wilayah Kelurahan Kebon Jeruk Kota Bandung) Sekarningrum, Bintarsih; Nurwati, Nunung; Wibowo, Hery
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.51337

Abstract

ABSTRAK  Sanitasi lingkungan merupakan faktor penting untuk mewujudkan kesehatan masyarakat. Namun masalah sosial terkait sanitasi lingkungan banyak terjadi di lingkungan pemukiman perkotaan dengan kondisi padat penduduk dan kumuh, sehingga berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Tujuan dari artikel ini mendeskrpsikan dan menganalisis kondisi sanitasi lingkungan di wilayah pemukiman perkotaan khususnya di wilayah ”Gang K” yang berada di wilayah Kebon Jeruk Kota Bandung. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teori Kesehatan Masyarakat H.L Blum. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik pengolahan data meliputi tahap reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pemukiman perkotaan yang berada di wilayah ”Gang K” menunjukkan kondisi permukiman kumuh, ditandai dengan keterbatasan infrastruktur dasar, sehingga kondisi sanitasi lingkungan di wilayah tersebut kurang baik dan menimbulkan berbagai sumber penyakit. Temuan ini memperkuat Teori Blum bahwa walaupun terdapat empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat  yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan (hereditas), namun faktor lingkungan  khususnya sanitasi lingkungan menjadi faktor penentu dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kata Kunci: Masyarakat Perkotaan, Masalah Sosial, Pemukiman, Sanitasi LingkunganABSTRACT Environmental sanitation is an important factor in realizing public health. However, many social problems related to environmental sanitation occur in urban residential environments with densely populated and slum conditions, thus affecting public health. The purpose of this article is to describe and analyze environmental sanitation conditions in urban residential areas, especially in the “Gang K” area located in the Kebon Jeruk Village area of Bandung City. The results of the study were analyzed using H.L. Blum's Public Health theory. The research method used is qualitative, with data collection techniques consisting of in-depth interviews, observation, and documentation. Data processing techniques include the stages of data reduction, data presentation, conclusion drawing, and verification. The results showed that the condition of urban settlements in the alley "K" area showed the condition of slums, characterized by limited basic infrastructure so that environmental sanitation conditions in the area were not good and caused various sources of disease. This finding strengthens Blum's theory that although four factors affect the degree of public health, namely behavior, environment, health services, and heredity, environmental factors, especially maintaining environmental sanitation, are determining factors in improving the degree of public health. Keywords: Urban Communities, Social Problems, Settlements, Environmental Sanitation

Filter by Year

2016 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 2 (2025): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 7, No 1 (2022): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 6, No 2 (2022): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 6, No 1 (2021): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 5, No 2 (2021): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 5, No 1 (2020): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 4, No 2 (2020): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 4, No 1 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 2 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 2 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 1 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 2 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 2 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 1 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 1 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 2 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 2 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 1 (2016): SOSIOGLOBAL Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 1 (2016): SOSIOGLOBAL Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi More Issue