cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 143 Documents
Interaksi Sosial Pada Masyarakat Adat Di Kampung Adat Kuta Ciamis Utami, Adella; Gunawan, Wahyu; Fedryansyah, Muhammad
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.55602

Abstract

ABSTRAK  Penelitian ini akan mengkaji mengenai interaksi sosial yang terdapat di wilayah Kampung Adat Kuta Ciamis yang berfokus mengenai bagaimana kontak sosial dan komunikasi yang terdapat pada masyarakat setempat. Metode penelitian ini secara kualitatif dengan teknik Survei Deksriptif untuk melihat langsung proses interaksi yang terjadi dalam masyarakat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam secara tidak struktural, observasi partisipasi dan dokumentasi penelitian. Teknik analisis data penelitian ini kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini menggunakan teori Konstruksi Sosial Peter L Berger. Hasil penelitian ini berupa gambaran mengenai daerah dan juga bagaimana proses interaksi yang terdapat pada masyarakat adat di Kampung Adat Kuta dalam sehari-hari. Interaksi yang terjadi pada masyarakat adat disini terjalin dengan baik dan bersifat dinamis karena adanya sebuah kontak sosial dan komunikasi antar masyarakat yang masih terjaga. Faktor nilai dan tradisi yang sudah ada serta kesamaan bahasa dalam masyarakat adat menjadikan proses interaksi antar penduduk tetap berjalan sesuai dengan norma adat.Kata Kunci: Interaksi Sosial, Konstruksi Sosial, Masyarakat Kampung AdatABSTRACT  This research will examine social interactions in the Kuta Ciamis Traditional Village area, focusing on how social contact and communication exist in the local community. This research method is qualitative with a descriptive survey technique to see directly the interaction processes that occur in society. Data collection techniques use non-structural in-depth interviews, participant observation and research documentation. This research data analysis technique is data condensation, data presentation, and drawing conclusions. This research uses Peter L Berger's Social Construction theory. The results of this research are in the form of an overview of the area and also the daily interaction processes of the traditional community in the Kuta Traditional Village. The interactions that occur in indigenous communities here are well established and dynamic because there is social contact and communication between communities that is still maintained. The factors of existing values and traditions as well as the common language in indigenous communities mean that the interaction process between residents continues to run in accordance with customary norms.Keywords: Social Interaction, Social Construction, Traditional Village Community
Phubbing,Smombie dan Nomophobia: Studi Fenomenologis Perubahan Perilaku pada Siswa Sekolah Menengah Atas Perguna, Luhung Achmad; Sarmawati, Rellysia Theresa
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.55883

Abstract

 ABSTRAK:Kebiasaan yang berujung pada candu dalam penggunaan smartphone siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) jamak terjadi. Fenomena phubbing, smombie, dan nomophobia menjadi hal yang dapat dengan mudah diamati pada siswa. Tiga hal tersebut menjadi titik fokus pada artikel dengan mengkaitkanya mulai dari  pembentukan identitas, alasan hingga konstruk fenomenologis Schutz. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologis dengan memaparkan permasalahan yang dibahas dan dianalisis secara mendalam untuk menguraikan fenomena phubbing, smombie, dan nomophobia dengan jumlah informan 10 siswa dan 4 guru. Teknik pengumpulan data berbasis observasi yang berkembang pada wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa triangulasi metode dan triangulasi sumber informasi penelitian. Hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan smartphone bak dua buah mata uang yang memiliki dampak positif dan negatif. Penggunaan yang berlebih pada ponsel mengakibatkan  phubbing, smombie dan nomophobia yang berujung pada perubahan perilaku mulai dari tindakan tidak peduli, hingga kecemasan berlebih.  Kemudahan aksesibilitas siswa ditambah dengan faktor keluarga yang tidak harmonis dan minimnya kontrol siswa menjadi because motive siswa mengalami phubbing, smombie, dan nomophobia. Sedangkan rasa bosan, media mencari penghasilan menjadi in order motive bagi siswa akibatnya siswa menggunakan smartphone dengan intensitas tinggi.Kata kunci: Phubbing, Smombie, Nomophobia, Perilaku Sosial, Fenomenologi.ABSTRACTHabits that lead to addiction in the use of smartphones by high school students are common. Phubbing, smombing, and nomophobia phenomena are things that can be easily observed in students. These three things are the focus of the article by linking them from behavioral changes, reasons to Schutz's phenomenological construct. The research method used is qualitative descriptive with a phenomenological approach by explaining the problems discussed and analyzed in depth to describe the phenomena of phubbing, smombing, and nomophobia with 10 students and 4 teachers as informants. Data collection techniques are based on observations that develop in interviews, and documentation. Data analysis techniques are in the form of method triangulation and triangulation of research information sources. The results of the study found that smartphone use is like two sides of the same coin that have positive and negative impacts. Excessive use of cellphones results in phubbing, smombing and nomophobia which leads to behavioral changes ranging from acts of indifference to excessive anxiety. The ease of student accessibility coupled with inharmonious family factors and minimal student control are the because motives for students to experience phubbing, smombing, and nomophobia. Meanwhile, boredom and the media for earning income become the main motive for students, as a result, students use smartphones with high intensity.Keywords: Phubbing, Smombie, Nomophobia, Social Behavior, Phenomenology.
Media Online? : Media Baru Bagi Eksistensi Kekerasan Gender Pada Mahasiswa Di Tengah Hegemoni Maskulinitas Masyarakat Wahidah, Ananda; ZM, Hamidzyukrie; Malik, Imam
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.58398

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menjabarkan latar belakang terjadinya kekerasan gender berbasis online pada  mahasiswa se-Kota Mataram dan bagaimana dampak dari KGBO tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini merupakan 8 orang mahasiswa di Kota Mataram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan latar belakang secara fisik, sikap, bahasa, gaya hidup dan penampilan individu menjadi pemantik awal/faktor terjadinya kekerasan gender berbasis online. Selain itu, terdapat stereotip gender dan bias gender turut menjadi pemicu, dimana ketika informan memposting sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat umum maka akan mendapatkan penghinaan, pelecehan berupa hate speech ataupun hate comment. Hal ini tentunya memberikan dampak yang dominan negatif baik secara fisik maupun psikologis. Kehilangan rasa percaya diri, takut bermain sosial media, stress bahkan depresi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa korban kekerasan gender berbasis online lebih banyak berasal dari kalangan perempuan. Hal ini terjadi dikarenakan masih eksisnya dominasi laki-laki yang kuat dan bagaimana posisi laki-laki di masyarakat. Kenyataan tersebut memperkuat penindasan kepada perempuan yang masih dianggap sebagai hal sepele dan “biasa” karena kaum perempuan dianggap lebih lemah.Kata Kunci : Hegemoni, Kekerasan Gender Berbasis Online, Maskulinitas  ABSTRACTThis research aims to explain the background of online-based gender violence in students in Mataram City and how the impact of the KGBO. The method used is a phenomenological method with in-depth interviews. The informants in this study consisted of 8 students in Mataram City. The results of the study show that differences in individual physical backgrounds, attitudes, language, lifestyle, and appearance are the initial triggers/factors for the occurrence of online-based gender violence. In addition, there are gender stereotypes and gender biases that are also triggers, where when an informant posts something that is not to the expectations of the general public, they will get insults, and harassment in the form of hate speech or hate comments. This certainly has a dominant negative impact both physically and psychologically. Loss of confidence, fear of playing on social media, stress, and even depression. The results of this study also show that more victims of online-based gender violence come from women. This happens because of the existence of strong male dominance and what is the position of men in society. This reality reinforces the oppression of women who are still considered trivial and "ordinary" because women are considered weaker.Keywords : Hegemony, Online-based Gender Violence, Masculinity  
TikTok, Identitas Sosial dan Stereotip Negatif Etnik Madura di Kalangan Gen-Z Purnamawati, Nafila; Hidayat, Medhy Aginta; Wahyuningsih, Sri
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.58534

Abstract

ABSTRAK  Artikel ini mengkaji fenomena pembentukan dan penguatan stereotip negatif terhadap etnik Madura melalui TikTok di kalangan Generasi Z. Dengan menggunakan metode penelitian mixed methods dan pendekatan fenomenologi, penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, dan Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara-mendalam dan kuesioner. Teori konstruksi sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann menjadi kerangka analisis dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TikTok berperan signifikan dalam membentuk dan memperkuat stereotip negatif terhadap etnik Madura di kalangan Generasi Z, seperti dalam konten-konten yang diproduksi oleh akun @FuadSasmitha dan @Boger_Bocor93meledak_Bum. Dari total 108 responden dalam penelitian ini, 73 responden atau 67,9% menyetujui pernyataan bahwa konten-konten TikTok saat in menjadi sumber rujukan utama pembentukan dan penguatan citra dan stereotip negatif terhadap etnik Madura. Lebih jauh, hasil wawancara dengan 20 informan dalam penelitian ini menegaskan bahwa stereotip negatif terhadap etnik Madura turut mempengaruhi hubungan antaretnik, memperlebar jarak sosial, menumbuhkan bias, prasangka negatif dan diskriminasi terhadap kelompok etnik Madura. Temuan penelitian ini mengindikasikan bahwa di kalangan Gen-Z TikTok bukan hanya sekadar pelantar (platform) hiburan, melainkan juga berperan sebagai media yang mempengaruhi konstruksi sosial negatif terhadap etnik tertentu, dengan implikasi pada pelemahan kohesi sosial dan hubungan antaretnik di dalam masyarakat. Kata Kunci: Media Sosial, TikTok, Stereotip Etnik, Gen-Z, Madura ABSTRACT This article examines the phenomenon of the formation and reinforcement of negative stereotypes against the Madurese ethnic group through TikTok among Generation Z. Using mixed methods and a phenomenological approach, this research was conducted in Kamal District, Bangkalan Regency, and Lenteng District, Sumenep Regency. Data were collected through observation, in-depth interviews and questionnaires. The social construction theory of Peter L. Berger and Thomas Luckmann became the main analytical framework in this study. The results of this study show that TikTok plays a significant role in shaping and reinforcing negative stereotypes of ethnic Madurese among Generation Z, such as in the content produced by the accounts @FuadSasmitha and @Boger_Beak93meledak_Bum. Of the total 108 respondents in this study, 73 respondents or 67.9% agreed with the statement that TikTok content is currently the main source of reference for the formation of negative images and stereotypes of ethnic Madurese. Furthermore, the results of interviews with 20 informants in this study confirmed that negative stereotypes of the Madurese ethnic group also affect inter-ethnic relations, widen social distance, foster negative prejudice and discrimination against Madurese ethnic group. The findings of this study indicate that among Gen-Z TikTok is not just an entertainment platform, but also acts as a medium that influences negative social construction of certain ethnicities, with implications for weakening social cohesion and interethnic relations in society.  Keywords: Social Media, TikTok, Ethnic Stereotypes, Gen-Z, Madura
Okupasi Perkebunan Dan Masyarakat Hukum Adat: Studi Keberlanjutan Sumber Penghidupan (Livelihood) Komunitas Adat Sendi, Mojokerto Jawa Timur Arrozy, Ahmad; Hijri, Yana Syafriyana; Aziz, Fahmi Fahdian
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.56439

Abstract

ABSTRAKPartisipasi warga adat dalam demokrasi Indonesia dan konstruksi republik bersumber kepada perlindungan ketersediaan basis material berupa sumber pangan alami yang menjamin keberlanjutan dan tradisi adat, sehingga diperlukan upaya proteksi terhadap warga adat yang melakukan akses terhadap sumber daya hutan karena sumber penghidupan yang bersifat agro-forestry dan subsistensi pemungut hasil hutan. Studi observasi-partisipan ini bertujuan untuk mengamati praktik subsistensi yang masih tersisa. Dengan aksi konservasi sumber penghidupan, komunitas ini berupaya membuktikan bahwa terdapat relasi subsistensi melalui rekognisi hukum adat Sendi yang meliputi keseimbangan kebutuhan materiil dan spirituil. Identifikasi Sustainable Livelihood (Keberlanjutan) Approach (SLA) kami mencatat bahwa praktik subsistensi dan gotong-royong dalam merancang wisata lokal merupakan kekuatan komunitas adat Sendi yang terhubung dari hulu (upstream) menuju hilir (downstream), sekaligus tindakan ramah lingkungan menggunakan hasil hutan secara natural. Hasil studi menunjukkan fenomena okupasi dalam relasi komunitas dengan kebijakan negara, berupa peralihan hutan alami menjadi kawasan hutan tanaman industri dengan berbagai tipe komoditi perkebunan menyebabkan komunitas adat Sendi semakin subsisten. Hal ini mengimplikasikan aktor komunitas adat Sendi semakin menyadari area hutan alami sebagai ruang eksistensi yang senantiasa bertumbuh berlandaskan memorial spirit. Hasil analisis teori akses mengilustrasikan bahwa akses pengetahuan menjadi landasan eksistensial dan fleksibilitas komunitas dalam perubahan sosial.Kata Kunci: Komunitas Adat, Okupasi Perkebunan, Sumber Penghidupan.ABSTRACTThe participation of indigenous peoples in Indonesian democracy and the construction of the republic is based on the protection of the availability of a material base in the form of natural food sources that ensure the sustainability and customary traditions, so it is necessary to protect indigenous peoples who have access to forest resources because of the source of livelihoods that are agroforestry and the subsistence of forest as foragers. This participant-observation study aims to observe the remaining subsistence practices. The action of conserving livelihoods, this community seeks to prove that there is a subsistence relationship through the recognition of Sendi customary law which includes a balance of material and spiritual needs. Our Sustainable Livelihood Approach (SLA) identification noted that subsistence practices and mutual cooperation in designing local tourism are the strengths of the Sendi indigenous community that are connected from upstream to downstream, as well as environmentally friendly actions using natural forest products. The study results show that the phenomenon of occupation in the community's relationship with state policy, in the form of the conversion of natural forests into industrial plantation forest areas with various types of plantation commodities, has caused the Sendi indigenous community to become increasingly subsistence. This implies that the actors of the Sendi indigenous community are increasingly aware of the natural forest area as a sphere for existence that grows based on the memorial spirit. The results of the access theory analysis illustrate that access to knowledge is the existential basis and flexibility of the community in social change. Keywords: Indigenous Community, Livelihoods, Occupation of Plantations.
Paparan Media Dan Dampaknya Terhadap Persepsi Publik Saifullizam, Syamin Sofea; Nizam, Nurshafiqah Yusrina Sharul; Ismail, Nurliyana; Zainuddin, Nurul Syazzahirah; Iswandi, Nurin Khairina Zalman; Ramlan, Aini Faezah; Paskarina, Caroline
Sosioglobal Vol 9, No 2 (2025): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i2.62871

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengeksplorasi konsumsi media sebagai fenomena yang sangat penting dengan menyelidiki teori pembingkaian politik dan teori penetapan agenda. Studi ini didasarkan pada data sekunder dari artikel yang ditinjau sejawat. Tujuannya adalah untuk menganalisis bagaimana visibilitas, konstruksi cerita, dan dominasi algoritmik media memengaruhi wacana politik dan keterlibatan publik. Ditemukan bahwa paparan digital secara signifikan memengaruhi bagaimana publik memprioritaskan isu sebelum memberikan penjelasan atau definisi apa pun. Penelitian ini menyoroti bahwa visibilitas dalam masyarakat kontemporer tidak lagi terbatas pada jurnalisme, karena pengguna dan algoritme secara signifikan mendikte apa yang terlihat dan penting, menyesuaikan keunggulan informasi yang disajikan secara digital. Studi ini berpendapat bahwa stimulasi algoritmik mengubah media menjadi kekuatan yang kuat yang beroperasi berdasarkan identitas, di mana ruang lingkup dan sumber daya politik membentuk legitimasi sistematis dan pemahaman publik tentang ruang lingkup kebijakan yang disampaikan melalui media massa. Berfokus pada dampak algoritma dan politik yang semakin meningkat pada media sosial, penelitian ini menekankan perlunya tanggung jawab dan integritas yang lebih besar dari media dan pengembangan teoritis untuk mengatasi logika kontrol yang tidak diatur.Kata Kunci: Paparan Media, Persepsi Publik, Teori Pembingkaian, Teori Agenda-Setting ABSTRACT This research explores media consumption as a phenomenon of significant importance by investigating the political framing theory and agenda-setting theory. The study is based on secondary data from peer-reviewed articles. It aims to analyze how media outlets' visibility, story construction, and algorithmic dominance impact political and public engagement discourse. It was found that digital exposure significantly influences how the public prioritizes issues before rendering any explanation or definition. The research highlights that visibility in contemporary society is no longer confined to journalism, as users and algorithms significantly dictate what is visible and critical, customizing the superiority of digitally presented information. The study argues that algorithmic stimulation transforms media into a powerful force operating on identity, where political scope and resources shape systematic legitimacy and public understanding of policy scope delivered through mass media. Focusing on the growing impact of algorithms and politics on social media, the research emphasizes the need for greater responsibility and integrity from the media and theoretical development to address the unregulated logic of control.Keywords: Media Exposure, Public Perception, Framing Theory, Agenda-Setting Theory  
Agent-Structure Relation In Poverty Alleviation Of Fishermen: The Case Of Bangka Island, Indonesia Nurdin, Muhamad Fadhil; Lesmana, Aditya Candra; Rachim, Hadiyanto Abdul
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.61437

Abstract

ABSTRACT  This study aims to unravel the inter-relation between agent, structure, and resource system in the poverty alleviation of the fishermen community. An exploratory and descriptive approach is undertaken by involving a wide range of relevant stakeholders. The case study chosen is the fishermen community in Central Bangka District, Bangka District, and Pangkalpinang City, all located in the Province of Bangka Belitung, Indonesia This research uses a qualitative approach, with a descriptive method to gain an in-depth understanding of the research problem. The data collection process was carried out using semi-structured interviews conducted with informants, field observations, and FGDs involving various stakeholders such as the government, private sector, and fishermen group representatives. The data obtained is then validated by reducing, displaying and verifying the data. Verification refers to the rethinking process of data gathered from the field while at the same time accommodating the validation results. The results showed that the characteristics of fishermen community, added by the presence of tin mining activities has been contributing to the prolonged poverty faced by this community. The study found that government institution holds a significant role to the poverty alleviation initiatives. Three improvement strategies are proposed, covering the creation of a comprehensive regulation covering basic rights of fishermen, foster intense collaboration among sectoral institutions as well as the creation of efficient poverty alleviation policies in coastal area.Keywords: Poverty, Fishermen, Government, Collaboration Strategy, Indonesia ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keterkaitan antara agen, struktur, dan sistem sumber daya dalam pengentasan kemiskinan masyarakat nelayan. Pendekatan eksplorasi dan deskriptif dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait. Studi kasus yang dipilih adalah komunitas nelayan di Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka, dan Kota Pangkalpinang yang semuanya berada di Provinsi Bangka Belitung, Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif untuk mendapatkan pemahaman mendalam dari permasalahan penelitian. Proses penggalian data dilakukan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur yang dilakukan terhadap para informan, observasi lapangan, serta FGD dengan melibatkan berbagai stakeholders seperti pemerintah, swasta, perwakilan kelompok nelayan. Verifikasi mengacu pada proses berpikir ulang dari data yang dikumpulkan dari lapangan dan pada saat yang sama mengakomodasi hasil validasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik masyarakat nelayan ditambah dengan adanya kegiatan penambangan timah turut berkontribusi terhadap kemiskinan berkepanjangan yang dihadapi masyarakat tersebut. Studi ini menemukan bahwa institusi pemerintah memiliki peran yang signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Tiga strategi perbaikan yang diusulkan, meliputi pembuatan regulasi yang komprehensif yang mencakup hak-hak dasar nelayan, membina kerjasama yang intens antar lembaga sektoral, serta pembuatan kebijakan yang efisien dalam pengentasan kemiskinan khususnya di wilayah pesisir.Kata Kunci : Kemiskinan, Nelayan, Pemerintah, Strategi Kolaborasi, Indonesia.
Meninjau Kembali Ruang Publik: Tinjauan Literatur Tentang Media Sosial Dan Pembentukan Agenda Politik Melalui Lensa Habermas Ramlan, Aini Faezah; Mustofa, Mustabsyirotul Ummah; Suhaini, Zaidatul Insyirah; Azizi, Nur Qistina Sarah; Mohd Norizam, Wan Anas Hadirah; Solihah, Ratnia
Sosioglobal Vol 9, No 2 (2025): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i2.62982

Abstract

ABSTRAKDi era digital saat ini, platform media sosial telah menjadi sangat penting dalam membentuk persepsi publik dan agenda politik. Berita palsu, diperparah dengan adanya manipulasi media sosial, memiliki potensi untuk mempengaruhi opini publik dan bahkan mempengaruhi hasil pemilu. Penelitian ini memiliki tujuan menganalisi bagaimana dampak berita palsu terhadap persepsi publik yang berdampak pada polarisasi dan posisi media sosial sebagai ruang publik dalam menentukan agenda politik. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi kultivasi dan uses and gratification untuk menyelidiki kekuatan media sosial dalam membentuk agenda politik. Selain itu, penggunaan teori ruang publik Habermas digunakan untuk mengelaborasi dampak ruang publik di media sosial. Penelitian dilakukan dengan metode studi literature dengan analisis tematik berkaitan dengan kata kunci sosial media, ruang publik, komunikasi politik, dan agenda politik. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana individu secara aktif mengonsumsi berita palsu untuk mememnuhi kebutuhan psikologis dan penggunaan media sosial secara strategis oleh paraaktor politik untuk menyebarkan propaganda dan memajukan politik. Paparan informasi yang salah secara terus menerus di media sosial menumbuhkan persepsi yang terdistorsi tentang realitas politik di antara para pengguna, sementara mempertanyakan konstruksi ruang publik deliberative di media sosial manakala agenda politik di media sudah ditetapkan oleh para aktor politik. Penelitian ini memberikan sumbangsih pada pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika kompleks terkait media sosial, dalam membentuk wacana dan opini publik di era digital disaat bersamaa, ruang publik yang dikonstruksi oleh aktor politik berpengaruh.Kata Kunci: Agenda Politik, Polarisasi Politik, Ruang Publik, Sosial Media    ABSTRACTIn the contemporary digital era, social media platforms have assumed a pivotal role in shaping public perception and influencing political agendas. The dissemination of disinformation, exacerbated by the manipulation of social media platforms, possesses the capacity to influence public sentiment and potentially impact the outcomes of electoral processes. The present study aims to analyse the impact of fake news on public perceptions that lead to polarisation and the position of social media as a public space in determining the political agenda. The present study employs cultivation communication theory and uses and gratification to investigate the influence of social media in shaping the political agenda. Furthermore, Habermas' concept of the public sphere is employed to elucidate the influence of this sphere on social media. The research was conducted using a literature study method with thematic analysis related to the keywords social media, public sphere, political communication, and political agenda. The results indicate that individuals actively consume fake news to fulfil psychological needs. Furthermore, the strategic use of social media by political actors to spread propaganda and further their political agenda is evident. The pervasive dissemination of misinformation through social media engenders a distorted perception of political reality among users, thereby challenging the establishment of a deliberative public sphere within this digital domain. This is further compounded by the pre-established political agenda within media platforms, which is largely dictated by political actors. This research contributes to a more profound comprehension of the intricate dynamics associated with social media, in shaping public discourse and opinion in the digital age. Concurrently, the public sphere is constructed by influential political actors.Keywords: Political Agenda, Political Polarization, Public Space, Sosial Media     
Experience Dan Persepsi Perempuan Terhadap Dampak Kesehatan Kulit Dalam Keputusan Penggunaan Produk Skincare Khaerunisa, Rizki; Husain, Fadly
Sosioglobal Vol 9, No 2 (2025): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i2.61544

Abstract

ABSTRAKPenggunaan produk skincare kini tidak hanya bertujuan merawat kesehatan kulit, tetapi menjadi sarana untuk mencapai tampilan kulit sesuai dengan standar kecantikan yang berkembang di masyarakat. Banyak perempuan mengikuti tren dan mencoba berbagai produk demi mendapatkan hasil yang dianggap ideal. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman subjektif pengguna, menganalisis persepsi mereka terhadap dampak penggunaan skincare, serta mengevaluasi faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan dalam memilih produk. Penelitian ini menggunakan teori Interaksi Simbolik dari George Herbert Mead dan Herbert Blumer untuk menjelaskan bagaimana makna sosial terbentuk melalui interaksi dan simbol, skincare sebagai representasi status sosial atau bentuk kepedulian terhadap diri sendiri. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap delapan informan perempuan yang aktif menggunakan skincare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pengguna belum memiliki pemahaman yang memadai mengenai kandungan produk yang sesuai dengan jenis kulit mereka. Faktor harga dan hasil instan  menjadi pertimbangan utama dibandingkan dengan keamanan jangka panjang. Penggunaan skincare tidak hanya berdampak pada kondisi fisik kulit, tetapi juga memengaruhi identitas diri dan persepsi sosial pengguna. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan literasi pengguna mengenai bahan aktif dalam produk skincare agar keputusan penggunaan tidak hanya didorong oleh tren, tetapi juga oleh pertimbangan rasional dan kesehatan jangka panjang.Kata Kunci : Pengalaman Pengguna, Persepsi, Kesehatan KulitABSTRACTThe use of skincare products today extends beyond maintaining skin health; it has become a means of achieving an appearance aligned with evolving beauty standards in society. Many women follow trends and try various products in pursuit of ideal results. This study aims to explore users’ subjective experiences, analyze their perceptions of skincare impacts, and examine the decision-making processes behind product usage. Drawing on the Symbolic Interactionism theory by George Herbert Mead and Herbert Blumer, this research highlights how skincare is perceived as both a symbol of social status and a form of self-care, influencing self-image and social judgments. This qualitative study employed in-depth interviews with eight female informants who actively use skincare products. The findings reveal that many users lack adequate knowledge about product ingredients appropriate for their skin types. Affordable pricing and instant results often become the primary considerations, overshadowing long-term skin health. The impact of skincare usage is not only physical but also tied to personal identity and social perception. Therefore, enhancing consumer literacy on skincare ingredients is essential to support informed, health-conscious decisions beyond trends or marketing appeals.Keywords: User Experience, Perception, Skin Health 
Internalisasi Falsafah Nengah Nyappur Pada Nilai Piil Pesenggiri Sebagai Upaya Menjaga Kerukunan Antar Suku Di Kabupaten Pesawaran Farid, M Nafi Nur; Sekarningrum, Bintarsih; Lesmana, Aditya Candra
Sosioglobal Vol 9, No 2 (2025): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i2.60749

Abstract

ABSTRAKKeberagaman suku, agama, dan budaya di Indonesia merupakan potensi sekaligus tantangan dalam menjaga harmoni sosial. Desa Negeri Sakti, Kabupaten Pesawaran, mencerminkan hal ini dengan masyarakat multikultural yang menjunjung falsafah Nengah Nyappur dalam Piil Pesenggiri. Penelitian ini menganalisis internalisasi falsafah tersebut dalam menjaga kerukunan sosial menggunakan teori konstruksi sosial Berger dan Luckmann dengan pendekatan kualitatif fenomenologi melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses konstruksi sosial berlangsung dalam tiga tahap. Pada eksternalisasi, nilai Nengah Nyappur diekspresikan dalam tradisi adat seperti Begawi dan Bejuluk Beadek yang menciptakan interaksi sosial. Objektivasi terjadi ketika nilai-nilai tersebut dilembagakan dalam struktur sosial dan simbol budaya. Internalisasi berlangsung melalui pendidikan informal dalam keluarga dan interaksi sosial yang membentuk toleransi dan kerja sama. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa proses konstruksi sosial dalam falsafah Nengah Nyappur efektif menjaga harmoni sosial di masyarakat multikultural dan dapat diterapkan di wilayah lain untuk mendukung keberagaman sosial di Indonesia.Kata Kunci: Nengah Nyappur; Piil Pesenggiri; kerukunan antar suku; multikultural   ABSTRACTThe diversity of ethnicity, religion and culture in Indonesia is both a potential and a challenge in maintaining social harmony. Negeri Sakti Village, Pesawaran Regency, reflects this with a multicultural society that upholds the philosophy of Nengah Nyappur in Piil Pesenggiri. This research analyzes the internalization of the philosophy in maintaining social harmony using Berger and Luckmann's social construction theory with a qualitative phenomenological approach through observation, interviews, and documentation studies. The results show that the social construction process takes place in three stages. In externalization, the value of Nengah Nyappur is expressed in customary traditions such as Begawi and Bejuluk Beadek that create social interactions. Objectivation occurs when these values are institutionalized in social structures and cultural symbols. Internalization takes place through informal education in the family and social interactions that form tolerance and cooperation. The conclusion of this study confirms that the social construction process in the philosophy of Nengah Nyappur is effective in maintaining social harmony in a multicultural society and can be applied in other regions to support social diversity in IndonesiaKeywords: Nengah Nyappur; Piil Pesenggiri; inter-ethnic harmony; multicultural 

Filter by Year

2016 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 2 (2025): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 7, No 1 (2022): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 6, No 2 (2022): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 6, No 1 (2021): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 5, No 2 (2021): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 5, No 1 (2020): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 4, No 2 (2020): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 4, No 1 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 2 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 2 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 1 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 2 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 2 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 1 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 1 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 2 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 2 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 1 (2016): SOSIOGLOBAL Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 1 (2016): SOSIOGLOBAL Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi More Issue