cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 143 Documents
Dampak Disorganisasi Terhadap Pemilihan Bacaan Fiksi Boyxboy Di Kalangan Remaja Penggemar K-Pop Amanatin, Elsa Lutmilarita; Gunawan, Wahyu; Zakaria, Saefullah; Lesmana, Aditya Candra
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.48310

Abstract

ABSTRAK  Digitalisasi telah membawa pengaruh pada berkembangnya K-Pop hari ini. Hal itu kemudian mengantarkan pada masalah baru berupa tingginya peminat bacaan karya fiksi penggemar bernuansa BoyxBoy di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak disorganisasi sosial yang terjadi akibat masuknya budaya K-Pop tersebut pada tingginya minat remaja terhadap bacaan fiksi sesama jenis dengan dianalisis melalui teori disorganisasi sosial Robert E. Park. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara terhadap 4 informan, observasi di situs maya, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca bacaan fiksi BoyxBoy dilakukan sebagai wujud mengagumi idola dengan menolak mereka memiliki hubungan romansa dengan lawan jenis karena hanya akan menyakiti hati mereka. Pemilihan bacaan BoyxBoy ternyata tidak lantas membuat remaja ingin melakukan penyimpang seksual dengan menyukai sesama jenis. Namun, apabila nanti idola menjadi gay maka mereka akan dengan senang hati merelakan dan mendukungnya seratus persen. Analisis teori disorganisasi sosial Robert E. Park kemudian menunjukkan bahwa nilai dan norma keagamaan yang melarang mendukung hubungan sesama jenis pada diri remaja pembaca fiksi BoyxBoy kemudian juga mulai memudar seiring dengan munculnya penerimaan tersebut.ABSTRACT  Digitalization has had an impact on the development of K-Pop today. This then led to a new problem in the form of high interest in reading BoyxBoy fanfiction in Indonesia. This study aims to see the impact of social disorganization that occurs due to the introduction of K-Pop culture on the high interest of adolescents in reading same-sex fiction by analyzing it through Robert E. Park's social disorganization theory. This study uses a qualitative method with data collection techniques carried out through interviews with 4 informants, observations on virtual sites, and documentation studies. The results showed that reading BoyxBoy fiction was done as a form of admiring idols by refusing them to have romantic relationships with the opposite sex because it would only hurt them. BoyxBoy's choice of reading does not necessarily make teenagers want to commit sexual deviance by liking the same sex. However, if later idols become gay, they will be happy to give some support one hundred percent. Analysis of Robert E. Park's theory of social disorganization then shows that religious values and norms that prohibit supporting same-sex relationships among young readers of BoyxBoy's fiction then also begin to fade along with the emergence of this acceptance.
Strategi Sumberdaya Gerakan Aliansi Laki-Laki Baru dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender di Indonesia Reftantia, Ghina; Jendrius, Jendrius; Maihasni, Maihasni
Sosioglobal Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i1.39656

Abstract

ABSTRAKSeiring berjalannya waktu, isu kesetaraan dan keadilan gender tidak hanya dibahas melalui gerakan perempuan, tetapi juga melalui gerakan laki-laki. Aliansi Laki-Laki Baru (ALB) telah banyak membahas mengenai isu kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia. Intervensi melalui program pemberdayaan telah mereka lakukan dengan melibatkan laki-laki maupun perempuan baik pelaku maupun korban atau pun orang-orang yang berpotensi menjadi pelaku maupun korban kekerasan. ALB juga aktif melakukan diskusi tahunan dengan berbagai stakeholder untuk membahas isu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membahas strategi yang digunakan oleh ALB dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini ialah teori mobilisasi sumberdaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Ada pun temuan dari penelitian ini ialah strategi yang digunakan ALB adalah dengan membingkai isu kekerasan yang lebih banyak dialami oleh perempuan, menggunakan dukungan dari organisasi serupa, menggunakan nama aliansi laki-laki baru sebagai nama sosial media, memberikan identitas baru kepada laki-laki pelaku kekerasan dan laki-laki yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan, menggunakan kewenangan pendeta untuk mendapat dukungan masyarakat, menggunakan organisasi baru dan organisasi pendukung, melakukan serangkaian aksi di jalanan, keterlibatan aktor dilakukan secara sukarela, dan memilih untuk menjadi organisasi non formal dan nirlaba.Kata Kunci: Aliansi Laki-Laki Baru, Gender, Kesetaraan, Gerakan Sosial. ABSTRACT As time goes by, issues of gender equality and justice are not only discussed through the women's movement but also the men's movement. The New Men's Alliance (ALB) has discussed many issues of gender equality and justice in Indonesia. They have carried out interventions through empowerment programs involving men and women, both perpetrators and victims, or people who have the potential to become perpetrators or victims of violence. ALB also actively holds annual discussions with various stakeholders to discuss this issue. This research aims to discuss the strategies used by ALB in realizing gender equality and justice in Indonesia. The theory used to analyze this research is resource mobilization theory. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive research type. There are also findings from this research that the strategy used by ALB is to frame the issue of violence which is more experienced by women, using support from similar organizations, using the name of the new men's alliance as the name of social media, giving a new identity to male perpetrators of violence. and men who have the potential to become perpetrators of violence, use the authority of pastors to gain community support, use new organizations and support organizations, carry out a series of actions on the streets, the involvement of actors is carried out voluntarily, and choose to become non-formal and non-profit organizations. Keywords: The New Men's Alliance, Gender, Equality, Social Movements.
Pertunjukan Interaksi Sosial di Game Online: Etnografi Permainan Among Us dengan Pendekatan Teori Dramaturgi Puspitasari, Nindy Maharani; Harianto, Sugeng
Sosioglobal Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i2.52028

Abstract

Game online merupakan sebuah permainan virtual dengan memanfaatkan jaringan komputer berupa LAN atau internet. Game online dapat dioperasikan dalam berbagai perengkat seperti PC atau smartphone yang terhubung dengan internet. Perkembangan game online saat ini cukup pesat, sebagian besar anak muda bermain game online untuk mengisi waktu luangnya. Salah satu game online yang sempat ramai dimainkan yaitu game Among Us.Game Among Us merupakan game yang menempatkan para pemainnya sebagi anggota kru pesawat luar angkasa yang diberikan tugas untuk menyelesaikan beberapa misi, sementara itu diantara para anggota kru pesawat luar angkasa terdapat seorang Impostor yang berperan untuk meniru dan membunuh para anggota kru kapal tersebut. Tujuan dari penelitian ini, mendalami serta menganalisis dinamika interaksi sosial dalam permainan Among Us dengan menggunakan teori dramaturgi milik Erving Goffman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitain kualitatif dengan pendekatan secara etnografi partisipasi aktif. Hasil yang didapatkan yaitu permainan peran dalam game Among Us cukup menarik dan sesuai dengan pola teori milik Erving Goffman mengenai teori dramarurgi. Dalam permainan ini dapat menampilkan pola interaksi para pemain yang sedang menjalankan perannya masing-masing sesuai dengan peran yang diberikan oleh sistem. Selama proses permainan akan sangat sulit tidak mendapatkan tuduhan karena berprilaku kurang wajar atau mencurigakan. Namun hal tersebut menjadikan para pemain menjadi lebih teliti selama proses permainan.
Bantuan Sosial Tunai: Solusi Pemberdayaan Kelompok Miskin Di Kelurahan Tamamaung, Kota Makassar Dalam Masa Pandemi Covid-19 Nur, Andi Ainun Juniarsi; Nurdin, M Fadhil
Sosioglobal Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i2.47709

Abstract

ABSTRAK  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi efek dan efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) terhadap pemberdayaan kelompok miskin di Kelurahan Tamamaung selama pandemi Covid-19. Program BST memberikan bantuan uang kepada keluarga miskin yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dengan nilai bantuan sebesar Rp. 600.000 per keluarga, serta memberikan evaluasi dan rekomendasi untuk penyempurnaan kebijakan bantuan sosial di masa mendatang. Penelitian ini menggunakan kualitatif pendekatan deskriptif untuk mengeksplorasi dampak BST terhadap kehidupan dan pemberdayaan kelompok miskin di Kelurahan Tamamaung, Kota Makassar selama pandemi Covid-19. Metode ini menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi untuk menganalisis efektivitas BST. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi BST memberikan bantuan uang kepada keluarga miskin di Kelurahan Tamamaung selama pandemi Covid-19. Meskipun bantuan ini membantu, beberapa penerima merasa jumlahnya kurang. Penggunaan dana BST bervariasi, dari kebutuhan konsumsi hingga modal usaha, namun masih ada tantangan dalam verifikasi data dan pencairan dana. Meskipun demikian, BST berpotensi mengurangi kerentanan dan ketidakberdayaan yang menjadi akar kemiskinan, tetapi diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya. Dari perspektif Robert Chambers, implementasi program BST dapat dipahami sebagai upaya untuk mengurangi kerentanan dan ketidakberdayaan yang menjadi faktor utama dalam jeratan kemiskinan. Program BST diharapkan dapat memberikan akses langsung kepada dana yang dapat membantu keluarga miskin memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan mereka.Kata Kunci: Bantuan Sosial Tunai, Pemberdayaan, Kelompok Miskin, Covid-19 ABSTRACT The purpose of this study is to explore the effects and effectiveness of the Cash Social Assistance Program (BST) on the empowerment of the poor in Tamamaung Village during the Covid-19 pandemic. The BST program provides monetary assistance to poor families registered in the Integrated Social Welfare Data (DTKS), with an assistance value of Rp. 600,000 per family, and provides evaluation and recommendations for improving social assistance policies in the future. This research uses a qualitative descriptive approach to explore the impact of BST on the lives and empowerment of the poor in Tamamaung Village, Makassar City during the Covid-19 pandemic. This method uses in-depth interviews, observation, and documentation to analyze the effectiveness of BST. Data analysis was conducted by data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the implementation of BST provided monetary assistance to poor families in Tamamaung Village during the Covid-19 pandemic. Although this assistance was helpful, some recipients felt the amount was insufficient. The use of BST funds varies, from consumption needs to business capital, but there are still challenges in data verification and fund disbursement. Nonetheless, BST has the potential to reduce the vulnerability and powerlessness at the root of poverty, but further efforts are needed to ensure its effectiveness. From Robert Chambers' perspective, the implementation of the BST program can be understood as an effort to reduce vulnerability and powerlessness, which are the main factors in poverty. The BST program is expected to provide direct access to funds that can help poor families meet their daily needs and improve their welfare.Keywords:  Cash Social Assistance, Empowerment, Poor Groups, Covid-19   
Tradisi Nyesek : Belenggu Bagi Perempuan Suku Sasak Ditengah Hegemoni Maskulinitas Susmawati, Susmawati; Hamidsyukrie ZM, Hamidsyukrie ZM; Wahidah, Ananda
Sosioglobal Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i2.54276

Abstract

ABSTRAKTradisi nyesek (menenun) menjadi tolak ukur kedewasaan dan makna tubuh bagi perempuan yang masih dilestarikan oleh masyarakat Suku Sasak Dusun Sade Kabupaten Lombok Tengah. Tradisi nyesek menjadi salah satu syarat menikah bagi perempuan. Eksistensi tradisi ini mencerminkan adanya hegemoni maskulinitas sehingga menyebabkan terbatasnya aksesibilitas bagi perempuan di masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hegemoni maskulinitas dalam tradisi nyesek serta eksistensi tradisi nyesek bagi perempuan Suku Sasak. Metode penelitian menggunakan etnografi dengan wawancara mendalam. Informan penelitian ini terdiri dari 10 orang, 6 orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya label maskulinitas terhadap laki-laki seperti macho, bertanggung jawab, berjiwa pemimpin, rasional dan kuat. Label tersebut mendorong terciptanya hegemoni sehingga membuat laki-laki tidak terlibat dalam tradisi nyesek dan tidak menjadi syarat menikah. Berbanding terbalik bagi perempuan, dimana nyesek menjadi hal yang wajib dan sebagai syarat untuk menikah. Selain itu, adanya pelabelan tersebut membuat akses yang tidak terbatas bagi laki-laki untuk mengenyam pendidikan. Hal ini juga membuat laki-laki lebih leluasa untuk bekerja di ranah publik sementara perempuan hanya di ranah domestik. Kata Kunci : Hegemoni Maskulinitas, Nyesek , PerempuanABSTRACTNyesek (weave) becomes an indicator of maturity and body meaning to women in which still be preserved by people of Sasak in Dusun Sade Central Lombok regency. This costume becomes one of the women's obligatory marriage requirements. The existence of this costume reflects the hegemonic masculinity so therefore brings forth the limitation of accessibility to the women in the society. This research is aimed to discover the hegemonic masculinity in nyesek tradition and the existence of this tradition for Sasaknese women. This research utilized the ethnography method with deep interviews. The Informants, furthermore, consisted of 10 people with 6 women and 4 men. The result of this research indicates that with the presence of masculinity to men such as macho, being responsible, leadership spirit, rational, and strong. Those labels bring forth the emergence of hegemony and therefore make men not involved in the tradition. On the contrary with women in which nyesek becomes obligatory marriage requirements. The presence of those labels, furthermore, makes the educational access for men being unlimited. As a result, men are more unimpeded to work in a public domain while women in a domestic domain.Keyword : Hegemonic Masculinity, Nyesek, Woman  
Pengaruh Influencer Media Sosial Tiktok Terhadap Proses Pembelajaran Netizen Di Malaysia Mustofa, Mustabsyirotul Ummah; Abdul Wahab, Intan Nur Amira; Abdul Ghafar, Nur Alia Elyna; Azizi, Muhammad Afiq Irfan Mohd; Haqq, Maisarah Azani Fadli Abdul; Jamri, Mohamad Hafifi
Sosioglobal Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i2.56931

Abstract

ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana para influencer TikTok membentuk pembelajaran di antara para audiensnya. Secara khusus, penelitian ini berusaha memahami jenis konten yang diproduksi oleh influencer, metode yang mereka gunakan untuk melibatkan audiens mereka, dan dampak dari strategi ini terhadap pengalaman belajar audiens. Dengan mengeksplorasi fenomena ini, penelitian ini berusaha untuk memberikan wawasan tentang peran influencer media sosial dalam membentuk perilaku belajar dan menginformasikan strategi untuk mempromosikan hasil pembelajaran yang positif di lingkungan online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana influencer TikTok mempengaruhi perilaku belajar dan juga untuk menguji keakuratan dan akuntabilitas influencer TikTok dalam konten pendidikan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kuantitatif. Jumlah sampel minimum ditentukan melalui perangkat lunak Raosoft Sample Size Calculator. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui platform Google Form, dengan 432 responden dari berbagai latar belakang. Temuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden cukup mengetahui pola penggunaan TikTok (M=3.95), dan dengan informasi yang diberikan, mayoritas responden juga setuju dengan perspektif tentang bagaimana influencer TikTok membentuk pembelajaran di kalangan penonton (M=3.84) dan juga responden setuju dengan dampak tentang bagaimana influencer TikTok membentuk pembelajaran di kalangan penonton (M=3.88). Terakhir, penelitian ini menunjukkan bahwa di TikTok, para influencer sering menampilkan berbagai perilaku, keterampilan, atau pengetahuan dalam video mereka.  Penonton, pada gilirannya, mengamati demonstrasi ini dan dapat menginternalisasi informasi yang disajikan dan influencer bertindak sebagai model bagi audiens mereka.Kata Kunci: TikTok, Influencer, Perilaku, Pembelajaran, Pendidikan  ABSTRACTThis study aims to investigate the extent to which TikTok influencers shapes learning among their audience members. Specifically, it seeks to understand the types of content produced by influencers, the methods they employ to engage their audience, and the impact of these strategies on viewers' learning experiences. By exploring this phenomenon, the study seeks to provide insights into the role of social media influencers in shaping learning behaviour and inform strategies for promoting positive learning outcomes in online environments. Objective of this study is to examine how TikTok influencers affect learning behaviour and also to examine the TikTok influencers' accuracy and accountability in educational content. Methodology that been used in this study is Quantitative surveys. The minimum sample size was determined through Raosoft Sample Size Calculator software. The study employs a quantitative approach via the Google Form platform, with 432 respondents from various backgrounds partaking. The findings indicate that most respondents are midly aware with TikTok usage pattern (M=3.95), and with the information provided, the majority of respondents are also in agreement with the perspective on how TikTok influencers shapes learning among viewers (M=3.84) and also respondents agree with the impact on how TikTok influencers shapes learning among viewers (M=3.88). Finally, this study shows that on TikTok, influencers often showcase various behaviour, skills, or knowledge in their videos.  Viewers, in turn, observe these demonstrations and may internalize the information presented and influencers act as models for their viewers.Keywords: TikTok, Influencer, Behaviour, Learning, Educational
Women: Between Solidarity and Tradition in Society Puspita Wulandari, Puspita Wulandari; Sri Pujiati, Sri Pujiati; Dwi Arief, Dwi Arief
Sosioglobal Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i2.51869

Abstract

ABSTRAKArtikel ini membahas mengenai peran perempuan dalam tradisi Majengan di Kabupaten Indramayu, yang seringkali dipertanyakan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Praktik mempromosikan perempuan di belakang seperti pada dapur dan sumur seringkali mengabaikan potensi dan peran sesungguhnya yang dimiliki oleh perempuan itu sendiri. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengungkap nilai pengakuan terhadap peran perempuan, tidak hanya terbatas pada peran dan posisi fisiknya, tetapi juga pada hasil kontribusi yang mereka berikan. Pendekatan analisis fenomenologi digunakan untuk mengekplorasi urgensi peran perempuan dalam konteks tradisi kemasyarakatan, terutama di masyarakat Indramayu, Jawa Barat. Konstruksi sosial tentang perempuan mempengaruhi cara perempuan ditempatkan dalam struktur sosial secara lebih luas, sementara di sisi lain, solidaritas diantara perempuan menciptakan kekuatan kolektif yang memungkinkan perempuan untuk tetap relevan dalam lingkungan sosial masyarakat. Temuan penelitian menegaskan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam struktur sosial masyarakat Indramayu. Solidaritas diantara perempuan menjadi sumber kekuatan yang mendorong pemberdayaan perempuan dalam ranah sosial kemasyarakatan. Melalui temuan ini, kita memahami bahwa peran perempuan tidak hanya terbatas pada ranah domestic, tetapi mampu menggunakan ranah domestic sebagai pijakan awal dalam upaya pemberdayaan perempuan dalam struktur sosial masyarakat yang lebih luas. Kata kunci: Nilai Perempuan, Sistem Sosial, Solidaritas ABSTRACTThis article discusses the role of women in Majengan tradition in Indramayu district, which is often questioned in various social activities. The practice of promoting women in the back like in the kitchen and wells often ignores the real potential and role that the woman herself has. The aim of this article is to reveal the value of recognition of women's roles, not only limited to their physical roles and positions, but also to the results of their contributions. The phenomenological analysis approach is used to explore the urgency of the role of women in the context of social tradition, especially in Indramayu, West Java. The social construction of women affects the way women are placed in the broader social structure, while on the other hand, solidarity among women creates collective forces that enable women to remain relevant in the social environment of society. Research findings confirm that women have an important role in the social structure of Indramayu society. Solidarity among women is a source of strength that encourages women's empowerment in the social sphere of society. Through these findings, we understand that women's roles are not only limited to the domestic sphere, but are able to use domestic as a starting point in efforts to empower women in the wider social structure of society.Keywords: Social system, Solidarity, Women's values.  
Perubahan Sosial Pada Masyarakat Dusun Munti Gunung: Dari Mekurup, Menggepeng, Hingga Kembangkan Potensi Wisata Pratiwi, Ni Putu Sri; Fedryansyah, Muhammad; Nurwati, Nunung
Sosioglobal Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i2.51384

Abstract

ABSTRAKDusun Munti Gunung telah ditandai sebagai “desa pengemis” atau “penggepeng” sejak tahun 1980-an. Hal ini disebabkan Munti Gunung merupakan daerah yang sangat gersang dengan letak air tanahnya yang sangat dalam. Sebelum menjadi pengemis, masyarakat Munti Gunung kerap pergi ke kota untuk menukarkan hasil panen dengan kebutuhan mereka sehari-hari (barter).  Namun seiring berjalannya waktu, transaksi barter tersebut berubah menjadi meminta-minta tanpa mempertukarkan hasil panen. Meskipun pemerintah telah berupaya mengembangkan aspek pariwisata di dusun tersebut, namun permasalahan tersebut masih belum terselesaikan secara tuntas. Penelitian mengenai kemiskinan dan praktik menggepeng yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Munti Gunung memang telah banyak dibahas, namun temuan-temuan tersebut belum mampu menjelaskan perubahan sosial yang lebih komprehensif dan mendalam yang terjadi pada masyarakat tersebut. Padahal penelitian tentang perubahan sosial dapat menyediakan pemahaman mendalam tentang dinamika masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan sosial, sehingga kebijakan dapat lebih tepat sasaran dan efektif. Melalui penelitian ini, peneliti bertujuan menganalisis perubahan sosial masyarakat Dusun Munti Gunung dalam dimensi interaksional yang dikemukakan oleh Himes & Moore melalui metode penelitian kualitatif dengan sumber data dari literatur dan wawancara mendalam dengan sejumlah informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan dari aktivitas barter menjadi pengemis adalah perubahan yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki, sedangkan perubahan dari menggepeng menjadi aktivitas pengembangan desa wisata merupakan perubahan yang direncanakan dan dikehendaki. Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi bersifat multiliner yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.Kata kunci: Desa Munti Gunung, Gepeng, Kemiskinan, Perubahan Sosial ABSTRACTMunti Gunung Hamlet has been marked as a "beggar village" or "penggepeng" since the 1980s. This is due to Munti Gunung being an extremely arid area with very deep groundwater. Before becoming beggars, the residents of Munti Gunung often traveled to the city to exchange their harvest for their daily necessities (barter). However, over time, these barter transactions evolved into begging without exchanging harvests. Despite government efforts to develop tourism in the hamlet, these issues remain unresolved. Research on poverty and begging practices in Munti Gunung has been widely discussed, yet these studies have not provided a comprehensive and in-depth explanation of the social changes occurring within the community. Research on social change can provide a deep understanding of societal dynamics and the factors affecting social welfare, leading to more targeted and effective policies. Through this study, the researcher aims to analyze the social changes in the Munti Gunung community through the interactional dimension proposed by Himes & Moore, using qualitative research methods with data sourced from literature and in-depth interviews with several informants selected through purposive sampling. The research findings indicate that the shift from bartering to begging was an unplanned and undesirable change, whereas the transition from begging to developing a tourist village was a planned and desired change. Overall, the observed changes are multilinear, driven by both internal and external factors.Keywords: Munti Gunung Hamlet, Beggar, Poverty, Social Change  
Pengaruh Media Sosial Tiktok Dalam Isu Kesehatan Mental Di Malaysia Hendra, Hendra; Zailani, Muhammad Hafiez Zulhakim; Asharudin, Erynnadiyah Nuraisyah; Ibrahim, Nur Hamizah; Nor Hafizam, Erie Nur Fatihah; Jamri, Mohamad Hafifi; Mustofa, Mustabsyirotul Ummah
Sosioglobal Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v8i2.56839

Abstract

ABSTRAKPlatform media sosial adalah elemen penting dalam kehidupan masyarakat, karena tidak diragukan lagi telah mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Mencari informasi tentang kesehatan mental adalah salah satu cara orang menggunakan media sosial, khususnya TikTok. Di samping dampak positifnya, TikTok juga menjadi tempat berkembangnya misinformasi, di mana orang-orang akan mengeksploitasi platform ini untuk berbagi informasi tentang kesehatan mental dengan tujuan mencari perhatian dan empati dari orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesadaran masyarakat terhadap isu kesehatan mental di TikTok dan mengetahui penerimaan masyarakat termasuk opini dan sikap terkait isu kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan convenience sampling dengan melibatkan 400 responden. Adapun penyebaran quesioner dilakukan melalui   Google Form. Temuan utama dari penelitian ini menggambarkan bahwa TikTok efektif dalam mengatasi masalah kesehatan mental, pengguna TikTok menerima pendapat yang dibagikan di platform terkait masalah tersebut. Penelitian ini telah memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat dengan mengadvokasi pemanfaatan TikTok yang tepat, sebagai sarana untuk mendorong wacana kesehatan mental. Penelitian ini telah membuka jalan bagi pengembangan komunitas yang lebih suportif, mendorong diskusi terbuka tentang masalah kesehatan mental dan mempromosikan kesadaran tentang cara menggunakan potensi TikTok secara efektif untuk inisiatif kesehatan mental. Kata kunci:  Media Sosial, Kesehatan Mental; Kesadaran; Pencarian Perhatian; TikTok.  ABSTRACTSocial media platforms are an essential element in people's lives, as they have undoubtedly changed how people interact and communicate. Looking for information about mental health is one way people use social media, especially TikTok. Apart from its positive impact, TikTok has also become a place for misinformation to develop, where people will exploit this platform to share information about mental health to seek attention and empathy from other people. This research aims to measure public awareness of mental health issues on TikTok and determine public acceptance, including opinions and attitudes regarding mental health issues. This research uses quantitative methods and convenience sampling involving 400 respondents. The questionnaire was distributed via Google Forms. This study's main findings illustrate that TikTok effectively addresses mental health issues; TikTok users are receptive to the opinions shared on the platform regarding these issues. This research has significantly contributed to society by advocating for the appropriate use of TikTok to encourage mental health discourse. This research has paved the way for developing more supportive communities, encouraging open discussions about mental health issues and promoting awareness about effectively using TikTok's potential for mental health initiatives.Keywords: Social Media, Mental Health, Awareness, Attention Seeking, TikTok.
Konstruksi Sosial Kemiskinan Pada Masyarakat Adat Kampung Kuta, Kabupaten Ciamis Nurwati, Nunung; Wibowo, Hery; Prabowo, Rahmawati Ramadhani Pratiwi
Sosioglobal Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v9i1.58694

Abstract

ABSTRAKArtikel ini menjelaskan tentang konstruksi sosial kemiskinan pada masyarakat Desa Adat Kuta Kabupaten Ciamis dengan cara mengeksplorasi realitas sosial kemiskinan pada masyarakat adat dan proses konstruksi sosial kemiskinan di desa adat tersebut. Konsep teori konstruksi sosial digunakan untuk menganalisis proses konstruksi sosial kemiskinan masyarakat sebagai realitas sosial dalam kehidupan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan proses pengumpulan data dilakukan melalui dua teknik utama yaitu observasi partisipatif dan wawancara mendalam kepada kepala adat, tetua adat, keluarga penerima manfaat (KPM) program Keluarga Harapan (PKH), pendamping PKH setempat, dan kader desa yang bertugas mengelola data pengajuan dan penerimaan bantuan sosial PKH sebagai upaya kajian dan eksplorasi yang selanjutnya menjelaskan fenomena konstruksi sosial kemiskinan pada masyarakat desa adat sebagai realitas sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai adat dijadikan pedoman oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, salah satu aturannya adalah tidak boleh membangun rumah permanen dari semen dan batu bata. Jadi, masyarakat di sana memiliki rumah panggung yang terbuat dari kayu dan beratap jerami, bukan karena kemiskinan dan kondisi ekonomi mereka, melainkan sebagai bentuk penghargaan atas kepercayaan leluhur untuk hidup sederhana dan tidak merusak lingkungan alam. Kajian penelitian ini akan membuka pemahaman tentang nilai-nilai kearifan lokal yang memengaruhi masyarakat Desa Adat Kuta dalam mendefinisikan konsep kemiskinan.Kata Kunci: Realitas Kemiskinan, Konstruksi Sosial, Masyarakat Desa Adat ABSTRACTThis article explains the social construction of poverty in the Kuta Traditional Village community, Ciamis Regency, by exploring the social reality of poverty in traditional communities and the process of social construction of poverty in these traditional villages. The theoretical concept of social construction is used to analyze the social construction process of community poverty as a social reality in their lives. This study uses a descriptive qualitative approach with the data collection process carried out through two main techniques, namely participatory observation and in-depth interviews with traditional heads, elders, beneficiary families (KPM) of the Family Hope (PKH) program, local PKH assistants, and village cadres who responsible for managing data on applications for and receipt of PKH social assistance as an effort to study and explore which then explains the phenomenon of the social construction of poverty in traditional village communities as a social reality. The results of the study show that traditional values are used as guidelines by the community in their daily lives, one of the rules is not to build permanent houses made of cement and brick. So, people there have houses on stilts made of wood and thatched roofs, not because of their poverty and economic conditions but as a form of appreciation for the ancestral trust to live rustic and not damage the natural environment. This research study will open up an understanding of the local wisdom values that influence the Kuta Traditional Village community in defining the concept of poverty.Keywords: Reality of Poverty, Social Construction, Traditional Village Communities

Filter by Year

2016 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 9, No 2 (2025): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 9, No 1 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 8, No 2 (2024): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 8, No 1 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 7, No 2 (2023): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 7, No 1 (2022): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 6, No 2 (2022): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 6, No 1 (2021): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 5, No 2 (2021): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 5, No 1 (2020): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 4, No 2 (2020): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 4, No 1 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 2 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 2 (2019): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 3, No 1 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 2 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 2 (2018): Sosioglobal : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 1 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 2, No 1 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 2 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 2 (2017): SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 1 (2016): SOSIOGLOBAL Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi Vol 1, No 1 (2016): SOSIOGLOBAL Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi More Issue