Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EKSPLORASI SWEET SPOT DALAM STATE OF THE ART PEMASARAN SOCIAL ENTERPRISE DARI PERSPEKTIF ENTREPRENEURIAL Zakaria, Saifullah; Purnomo, Margo; Darajat, Adjie Ahmad
Responsive: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi, Sosial, Humaniora Dan Kebijakan Publik Vol 6, No 4 (2023): Responsive: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi, Sosial, Humaniora Dan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/responsive.v6i4.52588

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi trend serta mengidentifikasi kesenjangan penelitian pemasaran social enterprise dari perspektif entrepreneurial. Kami mengadopsi studi pemetaan sistematis untuk menganalis serta mengidentifikasi literatur entrepreneurial marketing pada social enterprise. Secara keseluruhan menghasilkan 153 penelitian yang dimulai dari tahun 1995 sampai dengan 2021 dengan klasifikasi berdasarkan fokus, metode serta jenis penelitian. Hasil identifikasi 59 artikel dipetakan, disintesiskan guna memperoleh ketersediaan bukti penelitian entrepreneurial marketing pada social enterprise. Tahun 2016 trend penelitian meningkat dengan dominan distribusi artikel berasal dari negara Inggris sebesar 22.03%. Entrepreneurial orientation menjadi fokus penelitian paling umum dengan 30.15%, diikuti jenis penelitian evaluation research dengan 27.12%. Selanjutnya metode penelitian paling umum case study dengan 27%. Studi pemetaan ini memberikan wawasan sistematis untuk mengeksplorasi heterogenitas dari fokus, jenis dan metode penelitian pada social entrepreneurship dalam melihat sweet spot yang memungkinkan evaluasi terkait tantangan arah penelitian di masa depan. This research aims to explore trends and identify gaps in social enterprise marketing research from an entrepreneurial perspective. We adopted a systematic mapping study to analyse and identify entrepreneurial marketing literature on social enterprises. The research resulted 153 studies starting from 1995 to 2021 with classification based on the focus, method and type of research. The results of identification of 59 articles were mapped, synthesized to obtain the availability of research evidence of entrepreneurial marketing in social enterprises. 2016 showed an increasing research trend with the dominant distribution of articles coming from the UK at 22.03%. Entrepreneurial orientation was the most common research focus with 30.15%, followed by research type evaluation research with 27.12%. Furthermore, the most common research method is a case study with 27%. This mapping study provides systematic insights to explore the heterogeneity of the focus, types and methods of research on social entrepreneurship to identify sweet spots that enable evaluation of the challenges of future research directions. 
PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT SEBAGAI LANGKAH PERSIAPAN KEJAR PAKET B UNTUK MASYARAKAT DI KAMPUNG GUNUNG BUBUT, DESA BANDASARI Gunawan, Wahyu; Yunita, Desi; Zakaria, Saifullah; Lesmana, Aditya Candra
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 4, No 2 (2023): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v4i2.48475

Abstract

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan mewujudkan masyarakat yang maju serta dapat mengembangkan diri. Pendidikan sendiri terbagi menjadi beberapa bagian salah satunya adalah pendidikan nonformal. Salah satu penyelenggara pendidikan nonformal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Artikel ini membahas mengenai pembangunan pranata pendidikan yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Pondok Pesantren Al-Qur’an Al Bayum dalam mempersiapkan santri untuk mengikuti ujian kesetaraan khususnya paket B. Adapun jenis penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dan wawancara serta menggunakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik, dan website terkait. Hasil dari pengabdian diperoleh dengan adanya aksi nyata di lapangan yang disertai dengan dokumentasi pribadi. Pengabdian yang dilakukan di Desa Bandasari selama 31 hari berhasil mendapatkan perhatian masyarakat. Dengan adanya program pengabdian ini, masyarakat mendapatkan edukasi secara nyata bahwa pendidikan memang harus disebarluaskan. Oleh karenanya, program Pra-PKBM ini sangat cocok dibangun di wilayah Kampung Gunung Bubut karena bertujuan untuk membantu masyarakat mempersiapkan Ujian Pendidikan Kesetaraan dengan capaian yang memuaskan.
KESADARAN IDENTITAS MASYARAKAT PERDESAAN: COMMUNITY BRANDING DESA SUKARATU, KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT, Soemarwoto, Rini; Zakaria, Saifullah; Indrawardana, Ira; Rajab, Budi
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 5, No 1 (2024): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v5i1.52871

Abstract

Community branding di dalam paper ini merupakan langkah awal pengabdian masyarakat yang bertujuan melakukan penguatan ekonomi lokal. Kegiatan pengabdian kali ini mendiskusikan pembangunan identitas masyarakat Desa Sukaratu di Jawa Barat. Pembangunan identitas dirasakan perlu setelah terjadi transisi penghidupan komunitas desa dari berbasis pertanian ke perairan akibat pembangunan bendungan Jatigede. Kerja pengabdian di dalam paper ini memanfaatkan pendekatan bottom-up. Teknik yang dipakai adalah wawancara, observasi dan FGD untuk menemukan sumber identitas, dikombinasikan dengan metoda refleksi agar komunitas dapat mengenali dan melakukan pembangunan identitas dalam situasi perubahan lingkungan tersebut. Kerangka asumsi peluang terbangunnya identitas merujuk kepada teori konstruksi sosial. Meskipun secara fisik sumber identitas itu sebagiannya telah hilang direndam air, identitas yang berasalnya darinya masih tetap bisa direkonstruksi.  Aktifitas branding dalam kegiatan pengabdian ini membuat komunitas desa Sukaratu mengenali kekuatan diri untuk kemudian memutuskan langkah tindak penguatan eknonomi berbasis kekayaan yang ada di hadapannya sekarang, di antaranya adalah pembuatan pindang ikan dengan sumberdaya ikan dari bendungan, kerupuk singkong yang mudah ditanam di lahan kering, dan wisata kuda renggong. Desanya sendiri direpresentasikan sebagai desa berbasis religi dan folklore. Community branding in this paper form the initial step of community development act to strengthen local economy. The paper discusses the identity development of Sukaratu Village community in West Java. The act of identity development is needed as the village population is having transition from agriculture to water-based livelihood. The approach to community development is bottom-up, that utilizes interview, observation, and FGD to find sources of identity, combined by reflection method so that the community would recognize and build identity in a situation of change. The framework for identity development refers to social construction theory that even though part of the physical source of identity has been lost submerged under the water of the dam, the identity that originates from it can still be reconstructed. The branding activities in this community development make the Sukaratu population recognize their own strengths and then decide to take steps from what is available in their environment. The steps are making pindang from dam’s fish, kerupuk from cassava grown in their limited land, and kuda renggong for tourist attraction. The village itself should be represented as a religion and folklore village.
Sociality of The Baduy Community: The Progress of Baduy Community Life Hakim, Tiyan Rahmanul; Kartini, Dede Sri; Zakaria, Saifullah
International Journal of Research in Community Services Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Research Collaboration Community (RCC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46336/ijrcs.v6i1.833

Abstract

Baduy society belongs to the traditional society that allows it to be at the stage of a developing society. The shift in Baduy society is due to the development of the increasingly advanced times so that not only curiosity to the modern world, various new needs become one of the triggers of pikukuh baduy violations. The process of change occurs because of social relations where baduy people often interact with the outside community causing the mindset and orientation of baduy people towards the maturity of rationality of the needs of life. The phenomenon will be dissected by Emile Durkheim's theory, namely mechanical social solidarity and organic solidarity, as well as providing explanations related to indigenous pikukuh as social facts that influence the way baduy people act and think. The basis of this research is the assessment of the concepts and theories about the development of baduy society based on the search for literature contained from books and several articles that have been published. This approach was chosen to understand social phenomena or symptoms by focusing on a complete picture of the phenomenon studied.
FANATISME DAN TINDAKAN SOSIAL WIBU DI KOTA BANDUNG Wiyanti, Dede Tresna; Evina, Nanda Yelmi; Zakaria, Saifullah
Responsive Vol 8, No 2 (2025): Responsive: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi, Sosial, Humaniora Dan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/responsive.v8i2.65001

Abstract

Globalisasi mendorong pertumbuhan budaya populer Jepang di seluruh dunia. Orang yang menyukai budaya populer Jepang sering disebut sebagai Wibu. Wibu adalah seseorang yang bukan Jepang yang sangat menyukai produk budaya populer Jepang, seperti anime, manga, dan lagu Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman fanatisme yang dialami oleh Wibu dan menganalisa pengalaman tersebut ke dalam tindakan sosial menurut Max Weber yang membedakan tindakan sosial menjadi empat tipe berdasarkan motif dan tujuannya: tindakan rasionalitas instrumental, tindakan rasionalitas nilai, tindakan afektif, dan tindakan tradisional.. Metode yang digunakan dalam penelitian mengenai wibu ini menggunakan metode etnografi. Peneliti menyelami pengalaman-pengalaman fanatisme wibu pada komunitas Wibufest secara mendalam lalu menjadikan hal tersebut sebagai dasar analisis untuk menentukan tindakan sosial yang terbentuk pada Wibu dalam komunitas Wibufest Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman fanatisme yang dirasakan oleh para Wibu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ekonomi, dan fokus mereka menjadi Wibu seperti cosplay dan idol. Pengalaman-pengalaman tersebut kemudian mendasari tindakan-tindakan yang mereka lakukan ketika berinteraksi dalam komunitas. Tindakan-tindakan sosial yang dilakukan meliputi tindakan sosial rasional, tindakan sosial berdasar nilai, dan tindakan sosial tradisional. Globalization has drive the growth of Japanese popular culture around the world. People who like Japanese popular culture are often referred as Wibu. Wibu is someone who is not Japanese but really likes Japanese popular culture products, such as anime, manga, and Japanese songs. This study aims to determine the fanaticism experienced by Wibu and analyze the experience into social actions according to Max Weber which are then categorized based on agent motives which are divided into four categories, namely rational social action, value-based social action, traditional social action and traditional social action. The research uses the ethnographic method. Researchers delve into the fanaticism experiences of wibu in the Wibufest community in depth and then use this as a basis for analysis to determine the social actions formed by Wibu in the Bandung Wibufest community. The results of the study show that the fanaticism experience felt by Wibu is influenced by age, gender, economy, and their focus on becoming Wibu such as cosplay and idols. These experiences formed the actions they take when interacting in the community. The social actions taken include rational social actions, value-based social actions, traditional social actions and traditional social actions.
KOORDINASI ANTARA PT JASA RAHARJA CABANG JAWA BARAT DENGAN KEPOLISIAN DALAM PELAYANAN PEMBERIAN DANA SANTUNAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Tahun 2022 - 2024) Nuraeni, Icha; Zakaria, Saifullah; Nuryanto, Yayan
Responsive Vol 8, No 3 (2025): Responsive: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Administrasi, Sosial, Humaniora Dan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/responsive.v8i3.65023

Abstract

Penelitian ini menganalisis koordinasi antara PT Jasa Raharja Cabang Jawa Barat dan Kepolisian dalam pelayanan santunan korban kecelakaan lalu lintas, serta mengidentifikasi tantangan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Latar belakang penelitian didasarkan pada tingginya angka kecelakaan dan adanya perbedaan antara efisiensi koordinasi internal lembaga dengan pemahaman masyarakat terhadap prosedur santunan. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, dengan penentuan informan secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi telah berjalan efektif melalui sistem digital terintegrasi dan forum komunikasi rutin, didukung pembagian kerja yang jelas, komunikasi yang efektif, dan semangat saling percaya. Meskipun demikian, efektivitas sosialisasi masih menghadapi kendala dari faktor individu dan lingkungan masyarakat, serta penyebaran disinformasi. Kesimpulannya, koordinasi antar lembaga telah fungsional, namun optimalisasi pelayanan memerlukan strategi komunikasi yang lebih adaptif untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat. This study analyzes the coordination between PT Jasa Raharja West Java Branch and the Police in providing compensation services for traffic accident victims, while also identifying challenges in information dissemination to the public. The research is motivated by high accident rates and a notable gap between the internal coordination efficiency of institutions and the public's understanding of compensation procedures. Employing a descriptive qualitative approach, data were collected through in-depth interviews, observations, and document studies, with informants selected purposively. Findings indicate that coordination is effective through integrated digital systems and regular communication forums, supported by clear division of labor, effective communication, and mutual trust. Nevertheless, the effectiveness of socialization efforts faces obstacles from individual and environmental factors, as well as the rapid spread of misinformation. In conclusion, inter-institutional coordination is highly functional, but service optimization requires more adaptive communication strategies to enhance public understanding and participation.