cover
Contact Name
Alfian Rokhmansyah
Contact Email
jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Phone
+6285385388335
Journal Mail Official
jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 25497715     EISSN : 25497715     DOI : -
Jurnal Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya) merupakan jurnal yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Budaya sebagai media publikasi ilmiah hasil penelitian dalam bidang bahasa, sastra, seni, dan budaya, termasuk pengajarannya. Terbit sebanyak empat kali setahun, yaitu pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober, dan diterbitkan hanya dalam format elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024" : 12 Documents clear
DISPOSISI PERSONAL TOKOH IMI DALAM NOVEL BASIRAH KARYA YETTI A.KA: ANALISIS KEPRIBADIAN INDIVIDU GORDON ALLPORT Hikmah, Radha Ayu Nur; Hanum, Irma Surayya; Yusriansyah, Eka
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.10769

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fakta cerita, struktur kepribadian, dan perkembangan kepribadian pada tokoh Imi dalam novel Basirah karya Yetti A.KA. Ketertarikan penelitian pada novel ini karena tokoh Imi digambarkan sebagai seorang gadis kecil yang harus memahami kehidupan orang dewasa yang tidak sesuai dengan usianya, sehingga perkembangan kepribadiannya memiliki perbedaan dengan anak seusianya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif. Data penelitian ini kutipan kalimat. Sumber data yang digunakan yaitu novel Basirah karya Yetti A.KA. Teknik pengumpulan data dengan teknik membaca dan mencatat.Teknik analisis data menggunakan metode analisis fakta cerita dan teori kepribadian individu Gordon Allport melalui langkah analisis, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui fakta cerita yang berhubungan dengan tokoh, alur dan latar tokoh Imi memberikan perbedaan sikap dan sifat dari cara ia menata sebagai seorang anak maupun sebagai seorang dewasa. Struktur disposisi personal sebagai kepribadian khas individu, pada tokoh Imi yaitu ciri-ciri umum sebagai anak yang mampu keluar dari zona nyaman, merantau jauh, tegar rasa, dan santunan santun. Selanjutnya terdapat sifat individu, yaitu kedewasaan. Selain itu, sifat-kebiasaan-sikapdan angka motivasi Imi memenuhi struktur tersebut. Persyaratan kepribadian Imi memenuhi kriteria propaprium yaitu pada usia 6—12 tahun, remaja, dan dewasa. Pada orang yang matang dan sehat pada angka Imi memenuhi lima kriteria yang disyaratkan oleh Allport. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang dewasa tidak bisa diukur oleh usia, melainkan perjalanan hidup dan konflik yang dialami individu.
The Social Segregation in I Know Why The Caged Bird Sings by Maya Angelou Husna, Dwi
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.14863

Abstract

This study examines social segregation in Maya Angelou's "I Know Why the Caged Bird Sings" through a sociological lens, employing the framework of the sociology of literature. The literature review explores three perspectives within this framework: sociology of the author, sociology of the society, and sociology of the reader. Using Angelou's novel as a case study, the research focuses on the racial discrimination and segregation faced by African Americans in the 1930s and 1940s, emphasizing the lasting impact of historical injustices.
Gaya Bahasa Ironi Pada Akun Youtube Tekotok: Kajian Stilistika Hariyati, Tri Oktavi; Wahyuni, Ian; Mubarok, Ahmad
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.12210

Abstract

Penggunaan bahasa pada masyarakat dapat menghasilkan fenomena kebahasaan yang beragam. Salah satu fenomena kebahasaan yang muncul di masyarakat adalah penggunaan gaya bahasa sindiran yang memengaruhi berbagai media sosial termasuk YouTube. Tekotok merupakan salah satu akun YouTube yang menggunakan gaya bahasa sindiran yaitu gaya bahasa ironi dalam dialognya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis, makna dan fungsi dari gaya bahasa ironi yang terdapat di akun YouTube Tekotok.Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah tuturan pada akun YouTube Tekotok. Sumber data dalam penelitian ini yaitu akun YouTube Tekotok. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap, teknik catat dan transkripsi. Analisis data menggunakan metode padan referensial dengan teknik pilah unsur penentu. Teknik pilah yang digunakan daya pilah pembeda referensial, penyajian data dan penarikan simpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis gaya bahasa ironi yaitu ironi verbal, dramatik, dan situasi dalam akun YouTube Tekotok. Gaya bahasa ironi tersebut kemudian dimaknai dengan teori konteks dan memiliki fungsi untuk meninggikan selera, meyakinkan atau memengaruhi penyimak atau pembaca, menciptakan perasaan tertentu pada penonton, dan memperkuat efek gagasan. Gaya bahasa ironi dalam akun YouTube Tekotok digunakan untuk menyampaikan keresahan kreator untuk mengkritik permasalahan yang terjadi di Indonesia. 
Woman's Struggle Against Oppression in Colette Film Nur, Citra Junia; Ariani, Setya; Setyowati, Ririn
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.13077

Abstract

ABSTRACTOppression is an action that aims to gain benefits for oneself while the other party is harmed. Oppression in Colette film can be seen in how the male character controls the female character. This research aims to identify the types of oppression and the female character’s struggles against oppression as depicted in the film. Moreover, the researcher examines oppression and the struggles in Colette film using Iris Marion Young’s theory. Further, the researcher used a qualitative research method and feminist perspectives. The result of this research showed there are three types of oppression that the female character experienced, they are exploitation, powerlessness, and violence. Besides, the woman’s struggle of the female character that the researcher found are the freedom of speech and economic rights. 
Analisis Makna Referensial Nama-Nama Pondok Pesantren di Kabupaten Jember Walid, Ahmad Nafiul; Hendrokumoro, Hendrokumoro
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.15545

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kebahasaan dan makna referensial nama-nama pondok pesantren di Kabupaten Jember, khususnya di Kecamatan Silo. Pendekatan analisis semantik digunakan dalam penelitian ini untuk memaparkan fenomena yang menjadi acuan nama-nama pondok pesantren di Kabupaten Jember. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk kebahasaan pada nama pondok pesnatren di Kabupaten Jember, yaitu kata, frasa, dan klausa. Bentuk frasa mendominasi pada nama-nama pondok pesantren di Kabupaten Jember dengan tiga belas data. Adapun, enam data berupa kata dan dua data lainnya berupa klausa. Selain itu, makna referensial nama pondok pesantren di Kecamatan Silo memiliki acuan yang berbeda-beda. Berdarkan analisis data, nama-nama pondok pesantren mengacu pada benda, alat, sifat, tempat, status, dan proses. Melalui penelitian yang dilakukan di Kecamatan Silo, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sedikit gambaran tentang nama-nama pondok pesantren yang terdapat di Kabupaten Jember baik dari bentuk kebahasaan maupun makna referensialnya.Kata kunci: makna referensial, nama, pondok pesantren
Perlawanan Tokoh Utama Perempuan Terhadap Ketidakadilan Gender Dalam Novel Akulah Istri Teroris Karya Abidah El Khalieqy: Kajian Feminisme Psikoanalisis Karen Horney Amanda, Anggun; Nugroho, Bayu Aji
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.16269

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk perlawanan tokoh utama perempuan terhadap ketidakadilan gender dalam novel Akulah Istri Teroris karya Abidah El Khalieqy dengan menggunakan pendekatan psikoanalisis feminisme Karen Horney. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan teknik membaca dan mencatat, berfokus pada analisis deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis berupa kutipan dari novel tersebut yang mencerminkan ketidakadilan gender dan perlawanan tokoh perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh utama perempuan dalam novel tersebut melakukan berbagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan gender yang dipengaruhi oleh budaya patriarki. Bentuk perlawanan yang ditemukan meliputi mendekati orang lain untuk membentuk solidaritas, melawan orang lain untuk menentang norma-norma patriarki, dan menjauhi orang lain yang memperkuat struktur patriarki. Analisis ini menggunakan teori feminisme dan psikoanalisis Karen Horney yang menjelaskan strategi pertahanan diri melalui pendekatan, perlawanan, dan penghindaran. Kata kunci: Abidah El Khaliqey, Feminisme, Novel, Karen Horney, Ketidakadilan Gender 
Fenomena Sarkasme Penggunaan Nama Binatang pada Politik Indonesia dalam Media Sosial X: Kajian Linguistik Forensik Ramadhana, Novia; Purwanti, Purwanti; Dahlan, Dahri
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.13998

Abstract

Perbincangan politik seringkali memunculkan penggunaan bahasa kiasan yang menggambarkan figur politik dengan istilah binatang. Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mendeskripsikan bentuk dan makna sarkasme terkait penggunaan nama binatang dalam media sosial X, khususnya dalam konteks situasi politik. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data berupa kata, frasa, dan kalimat yang mengandung nama-nama binatang sebagai sarkasme dalam pernyataan pengguna media sosial X. Sumber data utama berasal dari cuitan postingan yang mencakup kata kunci seperti kadal gurun, kampret, cebong, dan tikus berdasi.Penelitian ini menggunakan teori semantik kontekstual sebagai teori yang memberikan pemahaman mendalam terhadap makna yang terkandung dalam penggunaan sarkasme nama binatang dalam konteks politik. Pemahaman semantik kontekstual menjadi dasar untuk mengungkapkan makna tersembunyi dan inti pesan yang ingin disampaikan oleh pengguna media sosial X. Lebih lanjut, penelitian ini berfokus pada analisis gaya bahasa sarkasme untuk memperkaya pemahaman terhadap bentuk-bentuk sarkasme yang digunakan. Meskipun tidak langsung digunakan, peran linguistik forensik dalam penelitian ini memandu analisis terhadap bahasa dalam kejahatan, terutama fokus pada teks politik di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk utama sarkasme yang digunakan, yaitu sindiran dan ejekan. Sarkasme sindiran digunakan untuk menyindir tanpa serangan langsung, sementara sarkasme ejekan cenderung lebih tajam dan mengandung unsur penghinaan. Ditemukan pula penggunaan abreviasi ketika nama binatang dijadikan singkatan dari ide atau objek tertentu, sementara peyorasi muncul ketika sindiran menggunakan nama binatang dengan sifat merendahkan. 
Kreativitas Tabuh Baleganjur Peradah Desa Kertabuana Putra, Agus Kastama; Pratama, Zamrud Whidas
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.16132

Abstract

Tulisan ini berisikan tentang proses kreativitas Perhimpunan Pemuda Hindu Bali (Peradah)  Desa Kerta Buana  dalam mengkomposisi musik Baleganjur. Tujuan penulisan ini ialah sebagai dokumentasi budaya trutama berkaitan dengan  proses kreatifitas yang dilaksanakan oleh Peradah Desa Kerta Buana dalam mengkomposisi tabuh Baleganjur. Metode yang digunakah ialah metode kualintatif, serta pendekatan secara Etnografi, yaitu dengan menggali informasi melalui  proses wawancara, melihat kelapangan, mencari sumber informasi yang terkait. Pengumpulan data, menyiapkan rancangan pertanyaan, wawancara, dan observasi langsung kelapangan ketika Peradah Desa Kerta Buana melaksanakan kegiatan Pementasan adalah Langkah yang ditempuh dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini memperoleh informasi tentang kreatifitas yang dilakukan oleh Peradah Desa Kerta Buana dalam menggarap komposisi tabuh Baleganjur.  Pementasan tabuh Baleganjur yang dilaksanakan, selain menampilkan Baleganjur umum, Peradah desa Kerta Buana juga menampilkan garapan didalamnya.  Ditinjau dari sebuah pendekatan teori dari Mel Rhodes, yaitu Person, Process, Press, Produk, keempat hal tersebut berperan dalam proses kreatifitas penyajian tabuh Baleganjur yang ditampilkan oleh Peradah Desa Kerta Buana. Dalam Proses Kreatifitas penyajian karya tabuh Baleganjur, terdapat Penata tabuh yang berperan diantaranya, I Ketut Susila, I Made Tirta Yoga, dan I Made Bayu Anggara. Proses yang dilalui untuk menghadirkan sebuah sajian musik Baleganjur yaitu dengan rutinitas latihan yang cukup. Kreatifitas dalam sajian tabuh Baleganjur yang ditampilkan, sangat dipengaruhi oleh tujuan ditampilkannya tabuh Baleganjur  tersebut. Diantaranya digunakan dalam Pawai Budaya, sebagai musik tari  atau kegunaan lain  seperti kegiatan ritual keagamaan. Dari berbagai hal yang dilalui diatas maka dihasilkanlah tabuh Baleganjur yang dalam penyajiannya selalu ada kreatifitas baru didalamnya.
Prejudice to The Inferior Races in Heart of Darkness Novella by Joseph Conrad Irvani, Rodhy; Zamruddin, Mardliya Pratiwi; Alamsyah, Alamsyah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.12612

Abstract

ABSTRACTThe word Prejudice or Prejudice lately can be defined as a preconceived thought or opinion about a person or a group solely based on the particular culture, ethnicity, gender, or religion that that person or group has. In literary works, the word prejudice or prejudice can be seen through a character or a group and even forms of prejudice can also be formed from within oneself. This study aims and discusses the forms of prejudice in Joseph Conrad's novella entitled Heart of Darkness. The purpose of this study is to identify the forms of prejudice formed by Marlow's character towards the African Congo ethnicity and to describe how the author characterizes these forms of prejudice in Marlow. This research focuses on the experience of prejudice or prejudice that is formed in Marlow's character.This research aims to identify the superior and inferior races in the novella Heart of Darkness. This study uses the Theory of Prejudice from Gordon Allport and Narrative Fiction from Rimmon Kennan to apply this research. In this literature, researcher used qualitative research methods. The results of this study indicated that antilocution (negro, and black people) several brands of stereotypes or prejudices given to African society by superior race (white people) and discrimination (exile, forced labor etc). The dominant data were found such as antilocution, and physical attack and the least found is Extermination. The highlights  are in the Novel in Heart of Darknessthe forms of society that white people do prejudices to other races and still happen in the modern era right now. Keywords: Prejudice, Narrative, Superior, Inferior.
Memori dan Rekonsiliasi Trauma dalam Cerpen Siapa Namamu, Sandra? Karya Norman Erikson Pasaribu Fajariyah, Widatul
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 8, No 3 (2024): Juli 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v8i3.15105

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman traumatis tokoh Sandra dalam cerpen Siapa Namamu, Sandra? karya Norman Erikson Pasaribu. Analisis dilakukan untuk mengetahui penyebab dari memori traumatis dan trauma tokoh Sandra, serta kemungkinan mengunjungi tempat yang mengingatkan kepada objek cinta yang telah hilang sebagai upaya rekonsiliasi atau working through. Untuk menganalisis upaya rekonsiliasi trauma dalam cerpen tersebut, penulis menggunakan teori Cathy Caruth dalam buku Unclaimed Experience: Trauma, Narrative, and History (1996) dan Trauma: Exploration in Memory (1995) dalam mendefinisikan trauma, sebagai teori sekunder, dan Writing History, Writing Trauma (2014), oleh Dominic LaCapra untuk melihat upaya rekonsiliasi subjek akan traumanya. Peneliti mencoba melihat penyebab dari memori traumatis dan bentuk-bentuk trauma tokoh Mama Sandra dan upaya-upaya rekonsiliasi yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Mama Sandra adalah subjek traumatis, di mana memori trauma tercipta dari dua peristiwa; Pertama, Mama Sandra kehilangan Bison dalam wujud pengkhianatan akan ide atau ekspektasi yang tidak sesuai dengan norma sosial, yaitu kenyataan bahwa Bison adalah seorang Gay. Kedua, Mama Sandra harus kehilangan Bison sekali lagi untuk selamanya–Bison bunuh diri sebab identitas barunya tidak diterima oleh Mama Sandra. Hal tersebut memicu memori traumatis yang terindikasi dalam beberapa ciri seperti kilas balik dengan terus-menerus mencari ‘my son’ di internet lalu menangis penuh penyesalan, penarikan diri dari dunia luar, denial, rasa bersalah, dan mimpi buruk, hingga dorongan untuk mengunjungi ‘Mỹ Sơn’ di Quảng Nam, Vietnam. 2) upaya-upaya rekonsiliasi trauma dilakukan dengan bertestimoni dan melakukan “healing journey” ke Vietnam.  Kata Kunci: Memori, Trauma, Rekonsiliasi, Acting Out, Working Through.  ABSTRACT This study aims to describe the traumatic experience of Sandra's character in the short story What's Your Name, Sandra? by Norman Erikson Pasaribu. The analysis is carried out to find out the causes of Sandra's traumatic memory and trauma, as well as the possibility of visiting a place that reminds of the lost love object as an effort of reconciliation or working through. To analyze the short story, the author uses Cathy Caruth's theory in the book Unclaimed Experience: Trauma, Narrative, and History (1996) and Trauma: Exploration in Memory (1995) in defining trauma, and Writing History, Writing Trauma (2014), by Dominic LaCapra. The researcher tries to see the causes of traumatic memory and the forms of trauma of Mama Sandra's character and the reconciliation efforts made. The results showed that 1) Mama Sandra is a traumatic subject, where the trauma memory is created from two events; First, Mama Sandra lost Bison in the form of betrayal of ideas or expectations that are not in accordance with social norms–the fact that Bison is gay. Second, Mama Sandra had to lose Bison once again–Bison committed suicide because his new identity was not accepted by Mama Sandra. This triggered traumatic memories that were indicated in several characteristics such as flashbacks by constantly searching for 'my son' on the internet and then crying full of regret, withdrawal from the outside world, denial, guilt, and nightmares, to the urge to visit 'Mỹ Sơn' in Quảng Nam, Vietnam. 2) Trauma reconciliation efforts were carried out by doing testimonies and taking a "healing journey" to Vietnam.Keywords: Memory, Trauma, Acting Out, Working Through.  

Page 1 of 2 | Total Record : 12