cover
Contact Name
Alfian Rokhmansyah
Contact Email
jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Phone
+6285385388335
Journal Mail Official
jurnalilmubudaya.fibunmul@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ki Hajar Dewantara, Gunung Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia 75123
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya
Published by Universitas Mulawarman
ISSN : 25497715     EISSN : 25497715     DOI : -
Jurnal Ilmu Budaya (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya) merupakan jurnal yang dikelola oleh Fakultas Ilmu Budaya sebagai media publikasi ilmiah hasil penelitian dalam bidang bahasa, sastra, seni, dan budaya, termasuk pengajarannya. Terbit sebanyak empat kali setahun, yaitu pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober, dan diterbitkan hanya dalam format elektronik.
Arjuna Subject : -
Articles 547 Documents
THE MORAL DEVELOPMENT OF THE MAIN CHARACTER SEBASTIAN WILDER PORTRAYED IN LA LA LAND MOVIE (2016) Riska Fitriani; M. Natsir; Indah Sari Lubis
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.887 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i1.1720

Abstract

ABSTRACT Literature and life is an artful way to sensitize on various complex issues and uses educative power that literatures have. The study is trying to consider the role of literature in moral education. The research problems of this study is what are the moral development of the main character, Sebastian Wilder portrayed in La La Land movie? The researcher includes six stages of Lawrence Kohlberg’s Moral development theory which have three levels; pre-convention level, convention level and post-convention level. Each levels have two stages; stage one obedience and punishment orientation and stage two individualism and exchange for pre-convention level, stage three good interpersonal relationship and stage four maintaining the social order for convention level, and stage five social control and individual rights and stage six universal principles for post-convention level. Six stages of moral development theory can help the researcher analyzed how moral development on Sebastian Wilder is in La La Land movie by Damien Chazelle. In this study the researcher find six stages of Lawrence Kohlberg’s moral development that portrayed the main character, Sebastian Wilder. The first stage, is when Sebastian thinks the advice from the big people that he should do is only just an advice. The second stage is he loves himself as he being alone and loving what he is doing on his own. In the third stage, he tries to make a real effort to get a good behavior to keep his relationship with his friends or his family always good. The fourth stage is he thinks that he must to organize the things from the social order to keep his life better. The fifth is when he gets a steady job and he must do everything with his new band. The sixth, he changed his future because he think that he must to be a successful person and get the popularity the same with the other musicians. Keywords: moral development, main character, La La Land movie  ABSTRAK Sastra dan kehidupan adalah sebuah seni untuk membuat kepekaan di berbagai macam permasalahan yang kompleks dan menggunakan kekuatan pendidikan yang terdapat dalam sastra. Penelitian ini mencoba untuk mempertimbangkan peran sastra dalam pendidikan moral. Permasalahan penelitian ini adalah; apa saja perkembangan moral yang ada pada pemeran utama, gambaran Sebastian Wilder pada film La La Land? Peneliti memasukkan enam tingkat pada Teori Perkembangan Moral oleh Lawrence Kohlberg, yang mana memiliki tiga level; pre-convention level, convention level dan post-convention level. Di setiap level memiliki dua tingkatan, yang mana teori tingkatan-tingkatan tersebut membantu peneliti menganalisa bagaimana perkembangan moral pada Sebastian Wilder di film La La Land oleh Damien Chazelle di analisis. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan enam tingkatan Teori Perkembangan Moral oleh Lawrence Kohlberge pada gambaran pemeran utama, Sebastian Wilder. Tingkatan pertama, saat Sebastian berpikir bahwa nasihat dari orang-orang penting yang seharusnya dia lakukan itu hanyalah sebuah nasihat yang tidak harus dilakukan. Tingkatan kedua adalah bagaimana dia merasa nyaman akan kesendiriannya dan menyukai apa yang dia lakukan untuk dirinya sendiri. Pada tingkatan ketiga, dia mencoba untuk membuat sebuah usaha yang nyata untuk mendapatkan perilaku yang benar dan baik agar dapat menjaga hubungan antar teman dan keluarga. Tingkatan keempat, dia memikirkan untuk lebih mengatur kehidupan sosialnya menjadi lebih baik. Tingkatan kelima saat dia mendapatkan kerja tetap dan melakukan semua hal untuk band baru yang sedang dijalaninya. Tingkatan keenam, dia mengubah masa depannya karena dia berpikir bahwa dia seharusnya menjadi orang yang sukses dan mendapatkan popularitas yang setara dengan musisi pada umumnya. Kata Kunci: perkembangan moral, tokoh utama, film La La Land
KEPRIBADIAN TOKOH AMINAH DALAM NOVEL DERITA AMINAH KARYA NURUL FITHRATI: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Jenny Carlina Wandira; Yusak Hudiyono; Alfian Rokhmansyah
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.099 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i4.2114

Abstract

This study aims to describe characterization of the main character in the novel Derita Aminah by Nurul Fithrati, the personality of the main character in Nurul Fithrati's novel of Aminah. The type of research used in this study is descriptive (qualitative). Researchers trying to describe how the character of the main character and personality of the main character in the novel Derita Aminah. Data collection techniques used in this study is using the method of reading notes, literature and instruments. Later, the data obtained from this study is associated with Carl Gustav Jung's personality theory. The conclusions of this research are the description of the characterization of the Aminah figure of a six-year-old child who has to undergo a dark childhood. Aminah a child who works hard, never give up, has a caring, and good nature. A tough boy and always trying to sincerely live his life the personality of the personality of a cheerful personal character Aminah who always shows her feelings directly, her personality changes occur when she has a cruel stepmother and often tortures her, Aminah becomes a closed person and is less able to express her emotions. It affects the personality dynamics of the Aminah character where his feelings, thoughts and actions often experience conflict that is often contradictory. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penokohan serta kepribadian tokoh utama dalam novel derita Aminah karya Nurul Fithrati ditinjau dari psikkologi sastra. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif (kualitatif). Peneliti berusaha mendeskripsikan bagaimana penokohan tokoh utama dan kepribadian tokoh utama yang ada dalam novel Derita Aminah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode baca catat, kepustakaan dan instrumen. Kemudian, data-data yang diperoleh dari penelitian ini dikaitkan dengan teori kepribadian Carl Gustav Jung. Hasil penelitian ini adalah gambaran penokohan tokoh Aminah seorang anak berusia enam tahun yang harus menjalani masa kecil yang kelam. Aminah seorang anak yang bekerja keras, pantang menyerah, memiliki sifat yang peduli, dan baik hati. Seorang anak yang tegar dan selalu berusaha untuk ikhlas menjalani kehidupannya; gambaran kepribadian tokoh Aminah pribadi yang ceria dan selalu menunjukkan perasaannya secara langsung, perubahan kepribadiannya terjadi ketika memiliki ibu tiri kejam dan sering menyiksanya, Aminah menjadi seorang yang tertutup dan kurang mampu mengekspresikan emosinya. Hal tersebut mempengaruhi dinamika kepribadian tokoh Aminah dimana perasaan, pikiran dan tindakannya seringkali mengalami konflik yang sering bertentangan.
AN ANALYSIS OF MAIN CHARACTERS IN WARM BODIES FILM USING JUNG THEORY OF ARCHETYPES Syarifah Rizakiah; Surya Sili; Singgih Daru Kuncara
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 2, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.357 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v2i4.1029

Abstract

ABSTRACTThe collective unconscious concept of Jungian critic contains archetypes that are unique part of the theory of human personality. The archetypes can be found in R and Julie character in Warm Bodies film. The purpose of this study is to find out some archetypes based on Jungian critics that related to both characters. Analytical psychology theory by Carl G Jung was used as the main theory to find out the archetypes that related to both characters. This study is categorized as literary criticism since this study is emphasized on the analysis of literary work. The primary data of this study are collected from Jonathan Levine’s Warm Bodies film. The result of this study is showed there were six archetypes found in the film. They were persona, shadow, anima, animus, hero, and self-archetypes. Keywords: Jungian psychoanalysis, archetypes, Warm Bodies film ABSTRAKKonsep kumpulan bawah sadar dari kritik Jung mengandung pola dasar yang merupakan bagian yang unik dari teori kepribadian manusia. Pola dasar ini dapat di temukan di dalam karakter R dan Julie dalam film Warm Bodies. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan beberapa pola dasar bedasarkan dari kritik jung yang terkait dengan kedua karakter. Psikologi analisis teori dari Carl G Jung digunakan sebagai teori utama untuk menemukan pola dasar yang terkait dengan kedua karakter. Penelitian ini di kategorikan sebagai kritik sastra sejak penelitian ini menekankan pada Analisa dari kerja sastra. Data utama dari penelitian ini di kumpulkan dari film Jonathan levine Warm Bodies. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada 6 pola dasar yang ditemukan di dalam film. 6 pola dasar itu adalah persona, shadow, anima, animus, hero, dan pola dasar self. Kata kunci : psikoanalisis Jung, pola dasar, film Warm Bodies
KETIDAKADILAN GENDER PADA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL WANITA DI JANTUNG JAKARTA KARYA KORRIE LAYUN RAMPAN Amina Amina; Widyatmike Gede Mulawarman; Endang Dwi Sulistyowati
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.026 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i3.2104

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta cerita, serta ketidakadilan gender pada tokoh perempuan bernama Sumarsih dalam novel Wanita di Jantung Jakarta karya Korrie Layun Rampan. Penelitian ini menggunakan metode pustaka kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu untuk memperoleh informasi dan gambaran tokoh perempuan dalam novel Wanita di Jantung Jakarta berdasarkan ketidakadilan gender pada tokoh perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik baca, teknik catat, dan teknik pustaka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, fakta cerita dalam novel Wanita di Jantung Jakarta karya Korrie Layun Rampan terdiri atas alur, tokoh dan penokohan dan latar. Alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur campuran. Tokoh dan penokohan dalam cerita ini mempunyai peranan sebagai tokoh utama yaitu Sumarsih dan tokoh tambahan yaitu Sumarto, Tantono, Karsono, Suwarto dan Pitak Sastra, dengan penokohan yaitu tokoh protagonis Sumarsih dan Sumarto, dan tokoh antagonis Tantono, Karsono, Suwarto dan Pitak Sastra. Latar dalam cerita ini berada di Jakarta. Kedua, ketidakadilan genderpada tokoh perempuan Sumarsih yaitu Streotipe (Pelabelan Negatif) Sumarsih dianggap peselingkuh dan Sumarsih ingin di jual oleh suaminya sendiri karena Sumarsih cantik, Marjinalisasi (Peminggiran) Sumarsih dianggap kurang wawasan dan pengalaman karena itu gampang untuk ditipu, Subordinasi (Penomorduaan) Sumarsih dipaksa menikah dan harus meninggalkan bangku kuliahnya, Kekerasan (Violence) Sumarsih mengalami kekerasan fisik dan juga non fisik, dan Beban Ganda, Sumarsih pencari nafkah atas hidupnya sendiri setelah bercerai dan diceraikan. ABSTRACTThis research aims to describe story facts, and gender injustice to a female character named Sumarsih in a novel Wanita di Jantung Jakarta by Korrie Layun Rampan. This research using the qualitative library method with a descriptive approach, that is to obtain information and the description of female figures in a novel Wanita di Jantung Jakarta based on gender injustice in a female leaders. This research using structural approach. In this research the author uses reading technique, note technique, and library technique. Data analysis techniques used in this study is the analysis of qualitative data including reduction of data, presentation of data and conclusions. The results of the study are as follows. First. Story facts in novel Wanita di Jantung Jakarta by Korrie Layun Rampan consists of plot, character and characterization and background. The flow found in this novel is a mixed groove. Character and characterization in this novel has a role as the main character namely Sumarsih and additional figures namely Sumarto, Tantono, Karsono, Suwarto, and Pitak Sastra, by characterizing the protagonist Sumarsih and Sumarto, and antagonist character Tantono, Karsono, Suwarto and Pitak Sastra. The background in this story is in Jakarta. Second. gender injustice to Sumarsih female leaders that is Stereotype (negative labeling), Sumarsih considered an cheater and Sumarsih she wanted to sell by her husband because she was beautiful, Marginalization, Sumarsih considered insufficient insight and experience because it was easy to cheat, Subordination (nomination), Sumarsih was forced to get married and have to leave college, Violence, Sumarsih experienced physical and non-physical violence, and Double burden, Sumarsih breadwinner for his own life after divorced.
CAMPUR KODE DALAM ACARA KENDURI DI KELURAHAN RAWA MAKMUR KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Hendra Purwanda; Syamsul Rijal; Purwanti Purwanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 2, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.183 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v2i4.1550

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk campur kode dalam acara kenduri di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran dan (2) faktor penyebab campur kode dalam acara kenduri di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dipaparkan secara deskriptif. Data penelitian berupa tuturan lisan masyarakat, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang hadir dalam acara kenduri. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik lanjutan berupa simak bebas libat cakap, simak libat cakap, rekam, dan catat. Metode dan teknik analisis data menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung untuk mendeskripsikan bentuk campur kode. Kemudian, metode padan dengan teknik pilah unsur penentu digunakan untuk mendeskripsikan faktor penyebab campur kode dalam acara kenduri di Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bentuk campur kode berupa penyisipan kata, perulangan kata, penyisipan frasa, dan penyisipan klausa. Kemudian faktor penyebab terjadinya peristiwa campur kode dilihat dari faktor ekstralinguistik, yaitu status sosial, sikap penutur, keinginan untuk menjelaskan, dan menyatakan prestise. Faktor intralinguistik, yaitu tidak adanya padanan kata dan kesesuaian maksud. Kata kunci: campur kode, acara kenduri  ABSTRACT The purpose of this research was to describe (1) describe the code-mixing form of kenduri event in Rawa Makmur Village, Palaran Subdistrict and (2) the factor of code-mixing in kenduri event in Rawa Makmur Village, Palaran Subdistrict. The research uses a qualitative approach that is described by descriptively. Research data in the form of oral speech, while the data sources in this study are the people who attended the kenduri event. Methods and techniques of data collection used is a method referred to advanced techniques in the form of free libat ably, the form libat ably, record, and noted. Methods and techniques of data analysis using a distributional method with a technique for direct elements to describe the form of code-mixing. Then, identity method matches the technique of selected the determinant element used to describe the factors caused the code-mixing in kenduri event in Rawa Makmur Village, Palaran Subdistrict. The results showed that there were mixed forms of code in the form of word insertion, word looping, phrase insertion, and clause insertion. Then the factors caused the occurrence of code-mixing events are seen from extralinguistic factors, that is social status, the attitude of the speaker, desire to explain, and express prestige. Intralinguistic factors, namely the absence of the equivalent of words and conformity intent. Keywords: code mixing, Kenduri’s event
ANTI-RACISM: A STUDY OF THE MAIN CHARACTERS IN THE HELP (2009) NOVEL BY KATHRYN STOCKETT Ageline Iban; Surya Sili; Chris Asanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.398 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i3.1916

Abstract

The Help is a novel written by Kathryn Stockett and published in 2009. This novel tells about the lives of black maids who were discriminated by the white master around 1960s in Jackson, Mississippi. This research focused on analyzing the anti-racism of the main characters who are Skeeter, Aibileen and Minny. The purpose of this research was to analyze how the main characters’ anti-racism attitude in The Help novel and to analyze why the main characters become anti-racist people. This research is a qualitative research. This research used two theories, the first is Gordon Allport’s prejudice and discrimination theory and the second is social psychology theory. The result of this research showed that the main characters’ anti-racism attitude such as: verbal antagonism, avoidance and segregation. Meanwhile the factors in social psychology that influence the main characters become anti-racist people are identification factors in social psychology, motive, and social characteristic. Novel The Help adalah novel yang di tulis oleh Kathryn Stockett dan terbit pada tahun 2009. Novel ini bercerita tentang kehidupan para wanita pembantu rumah tangga kulit hitam yang didiskriminasi oleh majikan kulit putih sekitar tahun 1960-an di kota Jackson, Mississippi. Penelitian ini fokus pada menganalisa anti-rasisme dari para tokoh utama yaitu Skeeter, Aibileen dan Minny. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa bagaimana sikap anti-rasisme dari para tokoh utama dalam novel The Help dan menganalisa mengapa para tokoh utama menjadi seorang yang anti-rasis. Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua teori, teori pertama yaitu  teori prasangka dan diskriminasi dari Gordon Allport dan yang kedua yaitu teori psikologi sosial. Hasil penelitian menunjukan sikap anti-rasisme dari para tokoh utama yang melawan sikap rasis yaitu: lisan antagonisme, penghindaran dan pemisahan. Sementara factor-faktor dalam psikologi sosial yang mempengaruhi para tokoh utama menjadi seorang yang anti-rasis yaitu faktor identifikasi dalam psikologi sosial, motif, dan karakteristik sosial. 
THE REFLECTION OF REJECTION AS SEEN IN HELEN’S CHARACTER OF BESIDE MYSELF BY ANN MORGAN Kumala Sari; Singgih Daru Kuncara; Indah Sari Lubis
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 2, No 3 (2018): Edisi Juli 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.56 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v2i3.1148

Abstract

ABSTRACTRejection issue is one of the realities in society that can be reflected in literary work. It happens when one individual does not accept other individual and not showing any kindness such as loving and caring. Someone that was rejected by other people usually being excluded and ignored by others. Meanwhile in social life, people need to be accepted and acknowledged by others so they will feel appreciated. Rejection unconciously happened in our society. One of the literary works that represent rejection issue is a novel by Ann Morgan entitled Beside Myself. The rejection issue in that novel can be analyzed through Helen’s character. This research belonged to qualitative research with content analysis as its data analysis technique. This research focused on rejection issue that appeared in Helen’s character through the narrations and dialogues of the characters in the novel. This research used IPARTheory from Ronald P.Rohner as the reference in analyzing Helen’s character. The result of this research showed that Helen received all the rejection acts from the people around her, especially her mother. Helen has eight out of nine rejection effects as the result of being rejected by people around her.  Keywords: Acceptance, Rejection, IPARTheory, Beside Myself novel  ABSTRAKIsu penolakan merupakan salah satu kenyataan di masyarakat yang dapat direfleksikan dalam karya sastra. Isu ini terjadi bila seseorang tidak menerima seorang yang lainnya dan tidak menunjukkan keramahan terhadap orang tersebut, seperti rasa cinta dan kepedulian. Seseorang yang ditolak oleh orang lainnya biasanya dikucilkan dan diabaikan oleh orang lain. Sementara, dalam kehidupan bermasyarakat, manusia butuh untuk diterima dan diakui oleh manusia lainnya sehingga mereka akan merasa dihargai. Isu penolakan ini secara tidak sadar telah terjadi di kehidupan masyarakat kita. Salah satu karya sastra yang merepresentasikan mengenai isu penolakan adalah novel karya Ann Morgan berjudul Beside Myself. Isu penolakan tersebut dapat di analisis melalui karakter Helen. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menganalisis isi novel sebagai teknik analisanya. Penelitian ini fokus pada isu penolakan yang muncul dalam karakter Helen yang dapat diketahui melalui narasi dan percakapan para tokoh di dalam novel. Penelitian ini menggunakan IPARTheory dari Ronald P.Rohner sebagai acuan dalam menganalisa karakter Helen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Helen menerima semua tindakan penolakan dari orang-orang di sekitarnya, terutama ibunya. Helen memiliki delapan dari sembilan efek penolakan sebagai hasil penolakan dari orang-orang disekitarnya. Kata Kunci: Penerimaan, Penolakan, IPARTheory, novel Beside Myself
ANALISIS NOVEL PASIR PUN ENGGAN BERBISIK KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI Fitriansyah Fitriansyah; Syaiful Arifin; Syamsul Rijal
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.569 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i2.1698

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan aspek karya sastra dalam novel Pasir Pun Enggan Berbisik  karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy.Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan novel Pasir Pun Enggan Berbisik karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Metode yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data ini adalah membaca, mencatat dan teknik pustaka.  Kemudian analisis data, peneliti menggunakan pengudaran teks. Hasil penelitian menunjukkan tujuan dan amanat pengarang melalui fakta cerita meliputi (1) tema yaitu hubungan orang tua dan anak (2) tokoh utama yaitu Agus (3) alur yang digunakan merupakan alur maju (5) sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga (6) amanat pengarang yaitu seorang anak harus menghormati orang tua, perlunya perhatian orang tua terhadap anak, perlunya pengetahuan agama terhadap setiap manusia, menjaga pergaulan, serta perlunya melihat lebih dalam calon pasangan hidup. This research aims to describe the literature work aspect in Novel of Pasir Pun Enggan Berbisik by Taufiqurrahman Al-Azizy. This type of research is library research with a qualitative approach. The data source of this research is the Novel of Pasir Pun Enggan Berbisik by Taufiqurrahman Al-Azizy. The data of the research are quotations from Novel of Pasir Pun Enggan Berbisik by Taufiqurrahman Al-Azizy. The methods that used to collect data in this research are reading, writing, and library technic. For the data analysis, the researcher uses text scientific. The result of the research shows the aims and messages from the writer through the fact of the novel, include (1) the theme is about the relations of parents and children (2) Agus as the main character (3) the plot that used is chronological plot (4) the point of view that used is third-person point of view (5) the messages from the writer are children have to respect their parents, the necessary of parental attention to their children, the necessary of religion education for every human, to maintain society, and the necessary of paying more attention to life partner candidate.
TANDA DALAM PEMALI YANG DILAKSANAKAN MASYARAKAT ETNIK MANDAR DI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR: TINJAUAN SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PEIRCE Amiruddin Amiruddin; M. Bahri Arifin; Syamsul Rijal
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.003 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i4.2127

Abstract

Pemali ialah hal-hal yang dilarang atau sesuatu yang tidak boleh dilakukan, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Setiap etnik di Indonesia memiliki pemali yang diterapkan di setiap kegiatan sebagai wujud kearifan dalam memaknai dan menyikapi kehidupan. Ikatan aturan tersebut lama-kelamaan melekat dalam diri setiap masyarakat sehingga meski tidak berada di daerah asal, aturan tersebut tetap diterapkan. Salah satu etnik di Indonesia yang masih menerapkan pemali meski telah melakukan migrasi, yaitu etnik Mandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemali-pemali yang masih dilaksanakan dan menjelaskan makna tanda dalam pemali masyarakat etnik Mandar. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif yang dipaparkan secara deskriptif. Data penelitian ini, yaitu pemali yang disampaikan dan diterapkan oleh masyarakat etnik Mandar. Adapun sumber data adalah masyarakat etnik Mandar yang telah mendiami dan menjadi penduduk di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu teknik wawancara yang dikombinasikan dengan teknik rekam dan catat. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu teknik analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pemali terdapat tanda-tanda yang memiliki makna berbeda-beda sesuai dengan keyakinan, tradisi, dan lingkungan masyarakat etnik Mandar. Makna tanda-tanda tersebut memiliki fungsi untuk memberikan pelajaran tentang kesehatan, sopan santun, kebersihan, keselamatan, keagamaan, keberkahan hidup, rasa syukur, hidup sosial, dan kesejahteraan keluarga. Pemali are things that are prohibited or something that should not be done, both in the form of speech and deeds. Every ethnic group in Indonesia has a leader who is applied in every activity as a form of wisdom in interpreting and responding to life. These rules are gradually embedded in every society so that even though they are not in their home areas, the rules are still applied. One of the ethnic groups in Indonesia who still applies pemali despite migrating, namely ethnic Mandar. This study aims to find out the diggers who are still being carried out and explain the meaning of the signs in the Mandali ethnic community pemali. This study included field research with a qualitative approach that was described descriptively. The data of this study, namely the pemali delivered and applied by the ethnic Mandar community. The data sources are ethnic Mandar people who have inhabited and become residents in Samarinda City, East Kalimantan Province. Data collection techniques used, namely interview techniques combined with recording and recording techniques. The data analysis technique used is interactive analysis techniques. The results of the study show that each pemali there are signs that have different meanings according to the beliefs, traditions and environment of the Mandar ethnic community. The meaning of these signs has a function to provide lessons on health, courtesy, cleanliness, safety, religion, life blessings, gratitude, social life, and family welfare.
CODE SWITCHING IN "DIOR AND I" FILM Rini Rini; M Natsir; Ririn Setyowati
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Budaya Vol 3, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.582 KB) | DOI: 10.30872/jbssb.v3i1.1582

Abstract

ABSTRACT Language is a term we know very well in our lives and has an important role in society to convey a message or meaning to audience between community members exchange opinions and interact with each other with variations of language and dialect. Language and society are two terms we can find in sociolinguistics. Sociolinguistics conclusions consist of three things, language, society and the relationship between language and society. In addition, the level of education, social status or profession is very important also to the use code. Often the language code that covers these things becomes the main cause of someone choosing the appropriate words in establishing the communication. In addition to the issues of code switching, code mixing, and bilingualism. This research used code switching as the theory from Hoffman (1991). The purpose of this study was to investigate the types and the reasons of code switching uttered in Dior and I film . The study used descriptive qualitative design. The subject used in this study was Dior and I film, the scene of Dior and I film and the object is the main character in Dior and I film of the collected data related. Based on the result of this research, it is found that there are three types of code switching in Dior and I film by Hoffman (1991), such as inter-sentential switching, intra-sentential switching and emblematic/tag switching. It was clear that inter-sentential switching was more frequently types found in Dior and I film. In addition, the researcher also finds that the reasons code switching in Dior and I film by theory Hoffman (1991) are such as talking about a particular topic, quoting somebody else, being empathic about something, interjection, repetition used for clarification, intention of clarifying the speech content for the interlocutor and expressing group identity. It was clear that talking particular a topic was more frequently reasons found in Dior and I film. Keywords: sociolinguistics, code, code switching, Dior and I film, documentary film  ABSTRAK Bahasa adalah istilah yang kita kenal sangat baik dalam kehidupan kita dan memiliki peran penting dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan atau makna kepada audiens antara anggota komunitas bertukar pendapat dan berinteraksi satu sama lain dengan variasi bahasa dan dialek. Bahasa dan masyarakat adalah dua istilah yang dapat kita temukan dalam sosiolinguistik. Kesimpulan sosiolinguistik terdiri dari tiga hal, bahasa, masyarakat dan hubungan antara bahasa dan masyarakat. Selain itu, tingkat pendidikan, status sosial atau profesi sangat penting juga untuk menggunakan kode. Seringkali kode bahasa yang mencakup hal-hal ini menjadi penyebab utama seseorang memilih kata-kata yang tepat dalam membangun komunikasi. Selain masalah alih kode, pencampuran kode, dan bilingualisme. Penelitian ini menggunakan alih kode sebagai teori dari Hoffman (1991). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki jenis dan alasan pengalihan kode yang diucapkan dalam film Dior dan saya. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dior and I film, ujaran pada Dior and I dan objeknya adalah karakter utama yang terkait pada Dior and I film. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa ada tiga jenis kode switching di Dior and I difilmkan oleh Hoffman (1991), seperti inter-sentential switching, switching intra-sentential dan emblematic / tag switching. Sudah jelas bahwa peralihan antar-sentimen lebih sering ditemukan dalam film Dior and I. Selain itu, peneliti juga menemukan alasan dilakukannya pengalihan kode dalam Dior and I film menurut teori Hoffman (1991) adalah seperti berbicara tentang topik tertentu, mengutip orang lain, bersikap empatik tentang sesuatu, penolakan, pengulangan yang digunakan untuk klarifikasi, maksud mengklarifikasi konten pidato untuk teman bicara dan mengekspresikan identitas kelompok. Sudah jelas bahwa membicarakan topik tertentu lebih banyak alasan yang ditemukan di Dior and I film. Kata kunci: sosiolingustik, kode, alih kode, Dior and I film, dokumentar film