cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
telaah.ummat@gmail.com
Editorial Address
Jalan KH. Ahmad Dahlan No 1, Pagesangan, Kota Mataram
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Telaah
ISSN : 24772429     EISSN : 26206226     DOI : 10.31764
Core Subject : Education,
Jurnal Ilmiah Telaah adalah wadah publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram. Artikel/karya tulis yang dimuat dalam jurnal ini adalah karya tulis hasil penelitian dan hasil pemikiran (telaah kritis) mengenai pendidikan, bahasa, serta sastra indonesia. Kontributor yang dapat mempublikasikan tulisanya pada jurnal ini adalah para akademisi (dosen dan guru), praktisi, dan pemerhati dibidang pendidikan, bahasa, dan sastra Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 215 Documents
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL ANTARES KARYA RWEINDA Hidayah Budi Qur’ani; Purwati Anggraini; Joko Widodo
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.6935

Abstract

Abstrak:Novel populermerupakan salah satu jenis karya sastra yang sangat digemari remaja. Hal itu disebabkankarenacerita yang diangkat oleh pengarangsangatdekatdengankehidupanremaja. Pendidikan karaktermemangtidakbolehdipisahkandalamkehidupansehari-hariterutama pada saatremaja. Mulai darikehidupankeluarga, sekolah, hinggapergaulan. Penelitianinibertujuanuntukmendeskripsikannilai-nilai Pendidikan karakter dan kreativitaspengarangdalammenciptakankaraktertokoh yang terdapat pada novel Antares karyaRweinda. Sumber data pada penelitianiniadalah novel yang berjudulAntares karyaRweindaditerbitkan oleh Lovable tahun 2020. Data penelitianberupasatuan kata dan kalimat yang menggambarkannilai-nilaikarakter pada tokoh novel. Hasil daripenelitianiniadalahterdapat lima bentuknilaipendidikan yang digambarkandalam novel Antares karyaRweindadiantaranyatoleransi, tanggungjawab, kejujuran, solidaritas, dan berani. Kelimanilaipendidikankaraktertersebutsangatpatutuntukdicontohbagiremaja sat ini. Sehingga, novel inidapatdigunakansebagaialternatifdalampembelajarankarakter.Penggambarannilaipendidikankarakterdalam novel Antares karyaRweinda yang ditunjukkanmelaluikaraktertokohtidakterlepasdarikreativitaspengarang. Rweindasebagaipengarang novel inimampumenciptakantokohdenganberbagaikaraktertidakterlepasdarilingkungantempattinggalnya. Rweinda yang masihremajamampumenciptakantokohremajadengankarakter dan problem yang dialamisesuaidengankehidupanremaja. Abstract:Popular novels are one type of literary work that is very popular with teenagers. This is because the story that the author uses is very close to the lives of teenagers. Character education should not be separated in everyday life, especially during adolescence. Starting from family life, school, to social life. This study aims to describe the values of character education and the creativity of the author in creating the characters found in the novel Antares by Rweinda. The data source in this study is a novel entitled Antares by Rweinda published by Lovable in 2020. The research data is in the form of units of words and sentences that describe the character values of the novel characters. The results of this study are that there are five forms of educational values described in the novel Antares by Rweinda including tolerance, responsibility, honesty, solidarity, and courage. The five values of character education are very exemplary for today's youth. Thus, this novel can be used as an alternative in character learning. The depiction of the value of character education in the novel Antares by Rweinda which is shown through the characters cannot be separated from the creativity of the author. Rweinda as the author of this novel can create characters with various characters that cannot be separated from the environment in which they live. Rweinda who is still a teenager can create teenage characters with characters and problems experienced by the lives of teenagers. 
Penguatan Pendidikan Karakter Siswa dalam Kesantunan Berbahasa Rudi Arrahman; habiburrahman Habiburrahman; Arsyad Abd Gani; Siti Lamusiah; Halus Mandala
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.7453

Abstract

Abstrak: Pada hakikatnya, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetis), olah pikir (literasi),dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Realisasi prinsip kesantunan digunakan untuk membangun budaya santun yang berbasis kelas, budaya sekolah, dan budaya masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, penguatan pendidikan karakter dapat dicapai dengan  cara mengatur pola tutur, memberikan, mengambil giliran tutur, mengatasi penyimpangan, dan mengatasi kesalahpahaman.  Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunanaan kesantuanan tindak tutur dalam penguatan pendidikan karakter siswa. Penelitian kesantunan ini merupakan salah satu penelitian dalam kajian pragmatik. Sesuai dengan pandangan tersebut, penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: (1) persiapan pengumpulan data, (2) teknik observasi, dan (3) teknik wawancara. Hasil peneltian menunjukkan bahwa penguatan pendidikan karakter pada siswa dapat dilakukan dengan menanamkan enam maksim kesantunan. Keenam maksim tersebut yaitu, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan atau kecocokan, dan maksim kesimpatian. Keenam maksim tersebut dapat direalisasikan di dalam kelas, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab, kreatif, mandiri dan percaya diri siswa sesungguhnya dapat tertanam dengan kuat dari keenam maksim tersebut. Abstract: In essence, Strengthening Character Education (PPK) is an educational movement in schools to strengthen the character of students through harmonization of heart (ethics), taste (aesthetics), thought (literacy),and sports (kinesthetic) with the support of public involvement and collaboration between schools, families, and communities. The realization of politeness principles is used to build a polite culture based on class, school culture, and community culture. To achieve this goal, strengthening character education can be achieved by regulating speech patterns, giving, taking speech turns, overcoming deviations, and overcoming misunderstandings. The purpose of this study is to describe the use of politeness of speech acts in strengthening student character education. This politeness research is one of the studies in pragmatic studies. In accordance with this view, this research is classified as a qualitative descriptive study. The data collection in this study relates to the following matters: (1) preparation of data collection, (2) observation techniques, and (3) interview techniques. The results of the research show that strengthening character education in students can be done by instilling the six maxims of politeness. The six maxims are the maxim of wisdom, the maxim of generosity, the maxim of appreciation, the maxim of simplicity, the maxim of agreement or compatibility, and the maxim of sympathy. The six maxims can be realized in the classroom, school environment, and community environment. Discipline, honesty, responsibility, creativity, independence and self-confidence of students can actually be strongly embedded in the six maxims.
Meningkatkan Kemampuan Mendongeng dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Role Playing Siswa Kelas VII SMPN 5 Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah Arpan Islami Bilal; Linda Ayu Darmurtika; Baiq Desi Milandari; Sintayana Muhardini
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.7423

Abstract

Abstrak: Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi.sebagai salah satu keterampilan berbicara.  Pembelajaran dongeng di dalam kelas sering membosankan dikarenakan model dan juga metode pembelajaran guru yang kurang variatif karena hanya melalui penerangan dan penuturan lisan atau metode cerama hsaja, menyebabkan kurang optimalnya kemampuan berbicara siswa dalam hal ini kemampuan mendongeng sehingga perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kooperatif tipe role  playing. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 5 Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Dengan populasi sebanyak 11 siswa sebagai sampel.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi guru dan siswa, dokumentasi dan tes. Maka analisis data dilakukan melalui analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data, di dapatkan peningkatan kemampuan mendongeng siswa kelas VII SMPN 5 Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Peningkatkan kemampuan mendongeng dengan pendekatan kooperatif tipe role playing siswa kelas VII VII SMPN 5 Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Dari hasil penelitian  yang dilakukan pada 11 siswa dapat disimpulkan 1) Siswa yang kemampuan mendongengnya tinggi sejumlah 8 orang siswa. 2) Siswa yang kemampuan menndongengnya sedang sejumlah 2 orang siswa 3) Siswa yang kemampuan mendongengnya rendah sejumlah 1 orang siswa. Abstract:Fairy tales are folk prose stories that are not considered to actually happen as one of the speaking skills. Learning fairy tales in the classroom is often boring because the models and methods of teacher learning are less varied because only through explanations and oral narratives or lecture methods only, causing students' speaking skills to be less than optimal in this case storytelling skills so it is necessary to do research using cooperative methods of role type. playing. This research is a descriptive quantitative and qualitative research. The research subjects were seventh grade students of SMPN 5 Praya Timur, Central Lombok Regency. With a population of 11 students as a sample. Data collection techniques using teacher and student observation techniques, documentation and tests. Then the data analysis was carried out through quantitative and qualitative descriptive analysis. Based on the results of data analysis, it was found that there was an increase in the storytelling ability of class VII students of SMPN 5 Praya Timur, Central Lombok Regency. Improving storytelling skills with a cooperative approach to the role playing type of class VII VII SMPN 5 Praya Timur, Central Lombok Regency. From the results of research conducted on 11 students, it can be concluded: 1) Students who have high storytelling abilities are 8 students. 2) Students whose storytelling ability is moderate are 2 students. 3) Students whose storytelling ability is low are 1 stu
Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Menggunakan Media Kartu Karakter (Kater) Syafruddin Muhdar; I Made Suyasa; Halus Mandala; Akhmad H Mus
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.7539

Abstract

Abstrak: Secara umum pembelajaran di Indonesia lebih menekankan kepada aspek kognitif. Pada aspek ini siswa diajarkan bagaimana menjawab serangkaian soal dengan benar sesuai bahan bacaan yang telah dipelajarinya. Sangat jarang siswa dilatih untuk menumbuhkan kemampuan untuk berkreatifitas sendiri. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi ketergantungan terhadap buku ajar dan sulit mengungkapkan pikiran atau pun gagasan di luar buku yang telah diajarkan oleh guru mereka. Hal inilah yang menyebabkan siswa SD sebenarnya lebih berpotensi untuk mengembangkan kreatifitasnya tetapi terkendala oleh sistem pembelajaran yang kaku tadi.Padahal pembelajaran menulis cerita berkenaan dengan pengalaman  pribadi bisa menjadi pembelajaran yang sangat menyenangkan apabila guru dapat menciptakan suasana yang menyenangkan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Based Action Research ) dengan peningkatan pada unsur kemampuan belajar siswa untuk memungkinkan diperolehnya gambaran  keefektifan  tindakan yang dilakukan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 1 Jerowaru. Prosedur penelitian ini dilaksanakan  menggunakan 4 tahapan yang terdiri dari : Rencana, Tindakan, Observasi dan Refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menarik kesimpulan yaitu pembelajaran dengan menggunakan media kartu karakter mampu meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa di SDN 1 Jerowaru. Peningkatan tersebut dapat dilihat dan dibuktikan dari adanya peningkatan persentase dari sebelum tindakan, setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan setelah dilakukan tindakan pada Siklus II. Siswa mengalami peningkatan kemampuan, ini dapat dilihat pada hasil pra tindakan sebesar 57,5%, pada Siklus I sebesar 87,5%, dan pada Siklus II sebesar 97,5%. Abstract: In general, learning in Indonesia places more emphasis on cognitive aspects. In this aspect, students are taught how to answer a series of questions correctly according to the reading material they have studied. It is very rare for students to be trained to cultivate the ability to be creative on their own. This is what causes students to become dependent on textbooks and find it difficult to express thoughts or ideas outside of the books that have been taught by their teachers. This is what causes elementary school students to actually have more potential to develop their creativity but are constrained by the rigid learning system. In fact, learning to write stories related to personal experiences can be very enjoyable learning if the teacher can create a pleasant atmosphere. This study uses a classroom action research design (Classroom Based Action Research) with an increase in the elements of student learning abilities to enable an overview of the effectiveness of the actions taken. The research subjects were fifth grade students at SDN 1 Jerowaru. This research procedure was carried out using 4 stages consisting of: Plan, Action, Observation and Reflection. Based on the results of the research and discussion, the researchers concluded that learning using character card media was able to improve students' story writing skills at SDN 1 Jerowaru. This increase can be seen and proven from the percentage increase from before the action, after the action in Cycle I and after the action in Cycle II. Students experience an increase in ability, this can be seen in the results of pre-action by 57.5%, in Cycle I by 87.5%, and in Cycle II by 97.5%.
Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Berbasis Kontekstual pada Materi Pecahan Siswa SD YUNI MARIYATI
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.7399

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan penggunaan modul pembelajaran berbasis konstekstual pada materi pecahan siswa SD. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN 2 Tamansar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen. Dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran yang diamati dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan diperoleh data yaitu 93,75% pada kategori terlaksana dengan “sangat baik”. Selanjutnya Keefektifan modul pembelajaran matematika termasuk dalam kategori tinggi dan kemudian dikalikan 100% sehingga menghasilkan 82,16% yang di mana apabila di masukkan ke dalam data kualitatif termasuk ke dalam kriteria “efektif”.Abstract:This study aims to determine the effectiveness of the use of contextual-based learning modules on elementary students' fraction material. The research was conducted on fourth grade students of SDN 2 Tamansari. The type of research used is a quasi-experimental research. Judging from the implementation of learning observed from the observation sheet on the implementation of learning and data obtained, namely 93.75% in the "very good" category. Furthermore, the effectiveness of the mathematics learning module is included in the high category and then multiplied by 100% to produce 82.16% which when entered into qualitative data is included in the "effective" criteria.
Analisis Semiotika Makna Kerinduan Pada Lirik Lagu “Titip Rindu Buat Ayah” Ebiet G Ade Lalu Purnama Zulkarnain
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.7427

Abstract

Abstrak:  Tulisan ini menganalisis tentang makana “Kerinduan” pada lirik lagu “Titip Rindu Buat Ayah” Karya Ebiet G Ade  dalam tulisan ini menggunkan metode metode penelitian kualitatif perlu mencakup cara data dianalisis, karena penelitian dilakukan dengan wawancara yang mendalam, dimana penelitian ini merupakan jenis penelitian yang temuan–temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.  Abstract : This journal analyzes about the meaning of ‘Kerinduan’ from the song lyric of ‘Titip Rindu Buat Ayah’ composed by Ebiet G Ade. This journal uses qualitative method research in which included how the data is analyzed, because this research was conducted through in-depth interview, where this research’s findings could not be obtained through either stastically procedure or other calculation form.
Toleransi Otentik dalam Sastra Anak Sebagai Implementasi Wawasan Multikultural Nina Kusuma Dewi
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.6739

Abstract

Abstrak:. Sastra anak merupakan produk sastra yang hadir sebagai hiburan yang menyenangkan bagi anak melalui cerita imajinatif yang penuh fantasi. Selain memiliki nilai edukatif, sastra anak juga memiliki nilai personal sastra yang bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan emosional anak, intelektual, imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, rasa etis dan religius. Pengenalan sikap  tolerasi dalam menyikapi perbedaan yang disajikan di dalam cerita sastra anak dapat menjadi strategi penanaman nilai-nilai toleransi yang akan mendukung anak memiliki wawasan multikultural yang benar. Penelitian ini bertujuan agar sastra anak dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan dan memberikan anak informasi-informasi positif untuk mendukung perkembangan karakter dan kreativitas anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitiatif. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang merupakan interaksi dari empat komponen, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa di dalam sastra anak terkandung nilai-nilai tolerasi otentik sebagai media penanaman wawasan multikultural sehingga anak dapat memiliki pemikiran terbuka, tidak ada diskriminasi terhadap golongan minoritas, mau berteman dengan siapapun tanpa memandang perbedaan ras, suku, dan agama.
Revitalisasi Nilai Estetis Tembang-Tembang Teks Indarjaya Sasak Terhadap Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Lalu Ahmad Tijani Isnaini; Roby Mandalika Waluyan
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.7428

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan dalam rangka usaha mencari/menemukan/mengidentifikasi, mengumpulkan dan memaparkan nilai-nilai estetis yang terkandung dalam tembang-tembangteksIndarjaya Sasak, kemudian hasil penelitian ini dapat memaparkan bagaimana revitalisasi nilai estetis tembang-tembang naskah Indarjaya Sasak terhadap pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Etnografi. Etnografi ­yang akan dibahas lebih lanjut dalam tulisan ini – merupakan salah satu metode penelitian kualitatif. Etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu. Yang menjadi kajian etnografi adalah unsur kebudayaan suatu masyarakat seperti, bahasa, mata pencaharian, sistem teknologi, organisasi sosial, kesenian, sistem pengetahuan, dan religi. Etnografi juga merupakan sebuah produk dari suatu penelitian, dan outputnya biasanya berbentuk sebuah tulisan yang terangkum dalam sebuah buku. Penganalisisan data pada penelitian ini melalui kajian atau telaah pustaka atau analisis teks. Analisis pada penelitian ini dilakukan secara manual terhadap bentuk data-data yang ada, dalam rangka mencari dan mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung. Data-data hasil identifikasi dibaca secara berulang-ulang dan dihayati dalam rangka mendapatkan data yang tepat dan teliti, yang dijadikan data primer dalam tulisan ini. Abstract: The research aimed to identify, collect, and elaborate esthetic values in SasakIndarjaya text songs. Further the result of this research can elaborate how to revitalization of esthetic values of Sasak Indarjaya text songs to character based learning in Indonesian literature learning. This research applied ethnography method. The ethnography discussed in this research belongs to qualitative research method. Ethnography  is used to research the human attitudes related to technology development, communication in certain social and cultures. The scopes of ethnography discussion are the substances of further, the text alalysis wa conducted manually to the data available in order to find and identify the values. The data of identification result was read cultures in society such as language, jobs, technology system, social organization, arts, knowledge system and religion. Ethnography is also a product of research, whose output is commonly in the form of writing, summarized in a book. The data alalysis, contenously and solemnly to get an accurate and approximate data wich later became a primer data in this writing.  
Analisis Tindak Tutur Lokusi dalam Konten YouTuber Jerome Polin Niswatun Hasanah; Ulfiatun Dwi Nurjanah; Asep Purwo Yudi Utomo
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.7422

Abstract

Abstrak:Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur, yaitu tindak tutur lokusi dalam konten Jerome Polin. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah video-video yang diunggah oleh Jerome Polin dalam channel YouTubenya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menonton video-video Jerome Polin, kemudian mencatat hal-hal penting untuk dianalisis. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa Jerome Polin sering menggunakan tindak tutur lokusi dalam kontennya. Tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang disampaikan untuk mengatakan sesuatu. Dari hasil analisis terdapat 30 data berupa tindak tutur lokusi. Tindak tutur tersebut masuk ke dalam dua kategori yakni tindak tutur lokusi kategori berita dan tindak tutur lokusi kategori tanya. 14 tindak tutur lokusi kategori berita dan 16 tindak tutur lokusi kategori tanya. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pembaca mampu memahami mengenai tindak tutur lokusi. Penulis berharap penelitian ini dapat membawa manfaat bagi pembaca dan penulis lain sebagai sumber referensi mengenai tindak tutur lokusi.Abstract:  This analysis aims to describe speech acts, namely locutionary speech acts in Jerome Polin's content. The method used in this analysis is descriptive qualitative. The data sources used are videos uploaded by Jerome Polin on his YouTube channel. Data collection was done by watching Jerome Polin's videos, then recording important things for analysis. The results of this analysis indicate that Jerome Polin often uses locutionary speech acts in his content. Locutionary speech acts are speech acts that are conveyed to say something. From the results of the analysis there are 30 data in the form of locutionary speech acts. These speech acts fall into two categories, namely locutionary speech acts in the news category and locutionary speech acts in the question category. 14 locutionary speech acts in news category and 16 locutionary speech acts in question category. With this research, it is hoped that the reader will be able to understand the locutionary speech act. The author hopes that this research can bring benefits to readers and other writers as a reference source regarding locutionary speech acts.
Artikulasi Sastra Melayu dalam Tradisi Lisan Sasak di Lombok I Made Suyasa
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 7, No 1: Januari 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v7i1.8352

Abstract

Abstrak: Khazanah kebudayaan Melayu sebagai warisan yang begitu kaya dijumpai melimpah hampir di seluruh Nusantara. Warisan tersebut tidak hanya dari sisi bahasanya tetapi berbagai kesusastraan Melayu aneka ragam ditulis dalam rentang jaman yang begitu panjang di berbagai daerah Nusantara. Luasnya wilayah penggunaan bahasa Melayu hingga pengaruh budayanya terasa hampir di seluruh kawasan Asia Tenggara. Perkembangan tersebut telah mempengaruhi pula budaya-budaya daerah yang sebelumnya  telah dibangun dengan fondasi budayanya  masing-masing. Pengaruh kebudayaan Melayu dalam bentuk kesusastraan dapat ditemukan hampir di seluruh Nusantara, termasuk di pulau Lombok yang mayoritas Islam telah mempraktekkan dalam bentuk tradisi lisan bakayat. Tradisi ini telah berkembang sejak abad XVI dan digunakan sebagai media da’wah dan si’ar Islam oleh para tokoh agama saat itu. Tingginya apresiasi masyarakat Sasak terhadap karya-karya sastra Melayu (Islam), dan praktek artikulasi yang dibangun antara penyatuan nilai-nilai religius yang terkandung di dalamnya dengan tradisi adat Sasak serta wacana sosial yang berkembang menjadikan bakayat sebagai identitas budaya Sasak. Artikulasi yang terjadi dalam tradisi bakayat Sasak tidak bersifat tetap dan selalu didasarkan pada kepentingan, dan tradisi tersebut akan terus diartikulasi dan direartikulasi sesuai situasi dan kondisi yang ada. Abstract: The treasures of Malay culture as a rich heritage are found in abundance in almost all over the archipelago. This legacy is not only in terms of language but various Malay literatures written in a very long span of time in various regions of the archipelago. The extent of the area of the use of the Malay language so that its cultural influence is felt in almost the entire Southeast Asian region. These developments have also influenced regional cultures that had previously been built with their respective cultural foundations. The influence of Malay culture in the form of literature can be found almost throughout the archipelago, including on the island of Lombok, where the majority of Muslims have practiced it in the form of the bakayat oral tradition. This tradition has developed since the sixteenth century and was used as a medium for preaching and spreading Islam by religious leaders at that time. The high appreciation of the Sasak people towards Malay (Islamic) literary works, and the practice of articulation built between the unification of the religious values contained therein with Sasak traditional traditions and the growing social discourse makes bakayat a Sasak cultural identity. Articulation that occurs in the Sasak bakayat tradition is not permanent and is always based on interests, and the tradition will continue to be articulated and re-articulated according to the existing situation and conditions. 

Page 10 of 22 | Total Record : 215