cover
Contact Name
Ilham
Contact Email
Ilham.fishaholic@gmail.com
Phone
+6221-64700928
Journal Mail Official
jra.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Gedung Balibang KP II, Lantai 2 Jl. Pasir Putih II, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430
Location
Kab. jembrana,
Bali
INDONESIA
Jurnal Riset Akuakultur
ISSN : 19076754     EISSN : 25026534     DOI : http://doi.org/10.15578/JRA
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Riset Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of various aquaculture disciplines include genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 763 Documents
STUDI KASUS INFEKSI TILAPIA LAKE VIRUS (TiLV) PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Isti Koesharyani; Lila Gardenia; Zakiyah Widowati; Khumaira Khumaira; Dita Rustianti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 13, No 1 (2018): (Maret 2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.288 KB) | DOI: 10.15578/jra.13.1.2018.85-92

Abstract

Ikan nila atau Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi masyarakat di Indonesia. Kasus kematian massal ikan nila terjadi di beberapa lokasi budaya di Jawa, Lombok, dan Sumatera yang disebabkan oleh infeksi Orthomyxovirus, dan disebut sebagai Tilapia Lake Virus (TiLV). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi adanya infeksi TiLV dengan metode semi-nested Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) pada kasus kematian massal ikan nila. Lokasi pengambilan sampel di Desa Sigerongan Kecamatan Lingsar, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Analisis deteksi RT-PCR menggunakan sampel organ otak, ginjal, limpa, dan hati, selanjutnya dilakukan sekuensing. Hasil pengamatan terhadap gejala klinis terhadap ikan nila moribund terlihat kondisi mata yang buram/katarak, serta cekung, abrasi kulit, serta perubahan warna tubuh menjadi lebih gelap. Hasil analisis RT-PCR menunjukkan bahwa kejadian kematian massal pada ikan nila suspektif diakibatkan oleh infeksi RNA virus TiLV. Analisis sekuensing menunjukkan bahwa TiLV dari sampel ikan nila di Lombok mempunyai kesamaan identitas genetik 97% dengan TiLV asal Israel (Genebank Accession Number KU 751816.1).Oreochromis niloticus is the main consumption fish commodity in Indonesia. The mortality cases of Nile tilapia have occurred in several culture sites in Java, Lombok, and Sumatra due to the infection of Orthomyxovirus, Tilapia Lake Virus (TiLV). The purpose of this study was to detect the presence of TiLV infection in mass mortality case of Nile tilapia culture using the semi-nested Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Fish samples were sourced from Segerongan Village Lingsar District, Lombok, West Nusa Tenggara. For RT-PCR analysis, samples from fish brain, kidney, spleen, and liver were collected and treated for sequencing analysis. The visual observation on the moribund tilapia had found several specific clinical symptoms such as eye cataract with sunken eyes, skin abrasion, and darkened body coloration. The result of RT-PCR analysis showed that mass mortalities of tilapia fish had been suspective caused by the infection TiLV RNA virus. The sequencing analysis showed that TiLV samples from Lombok have a genetic similarity of 97% with TiLV from Israeli (Genebank Accession Number KU 751816.1).
HERBAL MANGROVE SEBAGAI SUMBER ANTI BAKTERI Vibrio harveyi PENYEBAB PENYAKIT PADA UDANG WINDU Penaeus monodon Muliani Muliani; Nurhidayah Nurhidayah; Koko Kurniawan
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 3 (2015): (September 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.906 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.3.2015.405-414

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan herbal tanaman mangrove sebagai sumber antibakteri V. harveyi penyebab penyakit pada udang windu Penaeus monodon. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP), Maros. Mangrove diambil dari lima lokasi yaitu: Kabupaten Maros, Pangkep, Luwu Timur, Takalar, dan Bone. Mangrove yang dikumpulkan diidentifikasi sebelum dikering-anginkan selama dua minggu. Setelah kering dibuat tepung dan diekstrak menggunakan pelarutorganik (metanol). Ekstrak metanol dari herbal mangrove diuji bioassay secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui aktivitas anti V. harveyi menggunakan metode mikrowell plate. Setelah itu, dilakukan uji tantang secara in vitro dengan V. harveyi pada konsentrasi yang berbeda dan selanjutnya dilakukan penentuan konsentrasi ambang bawah dan ambang atas yang mematikan terhadap larva udang windu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 88 sampel herbal mangrove yang dikumpulkan 58 (65,91%) sampel positif mengandung antibakteri V. harveyi, yang terdiri atas: 11 (18,96%) dari Maros, 16 (27,59%) dari Pangkep, 11 (18,96%) dari Luwu Timur, 4 (6,90%) dari Takalar, dan 16 (27,59%) dari Bone. Minimum Inhibition Concentration(MIC) terbaik ditunjukkan oleh lima jenis tanaman mangrove yaitu; Sonneratia lanceolata dengan nilai MIC 0,1 mg/L dan Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Bruguiera gymnorrhiza, serta Rhizophora mucronata dengan nilai MIC masing-masing 1 mg/L. Hasil uji tantang secara in vitro dengan V. harveyi menunjukkan bahwa S. alba dan S. caseolaris terbaik menghambat pertumbuhan V. harveyi. Konsentrasi 10.000 mg/L dari ekstrak metanol S. lanceolata, S. alba, S. caseolaris, serta B. gymnorrhiza sudah toksik bagi benur udang windu, dengan mortalitas mencapai 100% setelah 96 jam.
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN VARIASI GENETIK ABALON Haliotis squamata Reeve (1846) HASIL SELEKSI F-1 Gusti Ngurah Permana; Ibnu Rusdi; Fitri Husnul Khotimah; Sari Budi Moria Sembiring; Haryanti Haryanti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.657 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.4.2015.493-500

Abstract

Produksi benih abalon Haliotis squamata skala massal di hatcheri telah berhasil dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol, Bali. Permasalahan utama dalam budidaya abalon adalah pertumbuhan yang lambat. Keadaan tersebut diduga karena pengaruh faktor genetik dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui keragaan pertumbuhan dan variasi genetik abalon tumbuh cepat hasil seleksi individu. Hasil penelitian ini diketahui bahwa pembentukan populasi F-1 mempunyai pertumbuhan yang lebih baik dengan F-1 kontrol. Peningkatan bobot yang dicapai 22,15 g atau 17,93% lebih baik dibandingkan F-1 kontrol. Keragaman genetik F-1 terseleksi yang ditunjukkan dari nilai heterozigositas adalah (Ho. 0,023) terjadi penurunan 21,7% jika dibandingkan F-0. Hal ini dapat terjadi karena hilangnya beberapa allele dalam proses seleksi. Terdapat hubungan antara jumlah heterozigot pada lokus tertentu dengan pertumbuhan abalon. Hasil ini diharapkan dapat mendukung upaya meningkatkan produksi benih yang mempunyai performa fenotipe dan genotipe unggul sehingga dapat mendukung kegiatan budidaya abalon yang berkelanjutan.
PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG MENGGUNAKAN ANALISIS MULTIKRITEIA DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI TELUK KOPONTORI, SULAWESI TENGGARA I Nyoman Radiarta; Adang Saputra; Joni Haryadi; Ofri Johan; Tri Heru Prihadi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1474.51 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.3.2006.337-348

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan lahan budidaya ikan laut dalam keramba jaring apung
PENGGUNAAN BAKTERI PROBIOTIK DENGAN KOMPOSISI BERBEDA UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR DAN SINTASAN PASCALARVA UDANG WINDU Muharijadi Atmomarsono; Muliani Muliani; Nurbaya Nurbaya
Jurnal Riset Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (April 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.019 KB) | DOI: 10.15578/jra.4.1.2009.73-83

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi jenis bakteri probiotik terhadap perbaikan kualitas air dan sintasan pascalarva udang windu pada skala laboratorium. Rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 24 akuarium yang masing-masing diisi 10 L air bersalinitas 28 ppt dan 200 ekor benur windu PL-15 telah diaplikasikan pada percobaan di Laboratorium Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BRPBAP) Maros. Delapan perlakuan yang dicobakan adalah A) Bakteri probiotik asal laut (BL536+BL542+BL548); B) Bakteri asal mangrove (PK446+BR883+BR931+MY1112); C) Bakteri probiotik asal tambak (MR55+BT950+BT951+PR1080+BN2067); D) Bakteri laut+mangrove; E) Bakteri laut+tambak; F) Bakteri mangrove+tambak; G) Bakteri laut+mangrove+tambak; H) Kontrol (tanpa bakteri probiotik). Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Setelah 96 jam aplikasi didapatkan bahwa kombinasi bakteri probiotik asal mangrove dan tambak mampu mengendalikan kandungan bahan organik secara signifikan (P<0,05). Bakteri asal laut dan mangrove secara tunggal maupun kombinasinya dapat menekan peningkatan amoniak dalam air (P>0,05). Walaupun konsentrasinya masih aman (0,0136—0,0184 mg/L), peningkatan kandungan nitrit kurang mampu dikendalikan oleh bakteri probiotik yang diaplikasikan (P>0,05). Sintasan pascalarva udang windu pada perlakuan bakteri probiotik asal laut (97,5%) nyata lebih tinggi (P<0,05) daripada kontrol (82,0%). Secara keseluruhan, peningkatan populasi bakteri Vibrio spp. dalam air telah menyebabkan menurunnya sintasan pascalarva udang windu (r = -0,834; P<0,01).The objective of this study was to know the effect of different probiotic bacteria compositions on water quality improvement and survival rate of tiger shrimp postlarvae. This experiment was carried out in completely randomized design using 24 aquaria filled with 10 L of 28 ppt water and 200 pcs of tiger shrimp PL15 at the RICA laboratory. Eight treatments tested here were A) Sea bacteria (BL536+BL542+BL548); B) Mangrove bacteria (PK446+BR883+BR931+MY1112); C) Brackishwater pond bacteria (MR55+BT950+BT951+PR1080+BN2067); D) Bacteria of A+B; E) Bacteria of A+C; F) Bacteria of B+C; G) Bacteria of A+B+C; and H) Control (without probiotic bacteria). After 96-h of application, the results showed that the combination of probiotic bacteria from brackishwater pond and mangrove (treatment F) were able to decrease total organic matter in the water media significantly (P<0.05). Probiotic bacteria either from the sea (A), from mangrove (B), or combination of these two sources (D) are appropriate in controlling ammonia concentration (P<0.05). Although nitrite concentrations in the water media are quite low (0.0136--0.0184 mg/L), the increase of nitrite could not be controlled by any probiotic bacteria in this experiment. The survival rate of tiger shrimp postlarvae using sea source bacteria (97.5%) was significantly higher (P<0.05) than that of in control (82.0%). There were inversely correlated (r = - 0.834; P<0.01) between population of Vibrio spp. and the survival rate of tiger shrimp postlarvae.
APLIKASI DAN EFEKTIVITAS VAKSIN ANTI PARASIT PADA PEMBENIHAN IKAN KERAPU PASIR (Epinephelus corallicola) DI HATCHERI Fris Johnny; Des Roza; Zafran Zafran
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 2 (2008): (Agustus 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1276.358 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.2.2008.233-240

Abstract

Penyakit investasi parasit merupakan penyakit investasi yang sering diabaikan, padahal investasi parasit merupakan salah satu masalah serius dalam produksi ikan laut di Indonesia. Suatu penelitian untuk aplikasi dan menguji efektivitas vaksin inaktif terhadap parasit telah dilakukan di Laboratorium Patologi, Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol-Bali. Benih ikan kerapu pasir disuntik secara intraperitoneal dengan vaksin anti parasit inaktif dengan dua konsentrasi, yaitu (A). 0,1 mL/ekor (100 µg vaksin/ekor ikan); (B). 0,1 mL/ekor (10 µg vaksin/ekor ikan); dan (C). tanpa perlakuan vaksin hanya disuntik dengan 0,1 mL PBS/ekor (kontrol). Penyuntikan ulang (booster) dilakukan 15 hari pasca penyuntikan pertama. Efektivitas vaksin dievaluasi melalui uji tantang ikan yang divaksin dan kontrol dengan menginfeksikan parasit Benedenia hidup. Daya imunogenisitas dievaluasi setiap 10 hari selama 30 hari pemeliharaan dengan mengukur titer antibodi ikan yang divaksin dibandingkan dengan ikan yang tidak divaksin. Hasil uji tantang menunjukkan bahwa sintasan ikan yang divaksin lebih tinggi (100,00% dan 98,89%) daripada kontrol (88,89%). Titer antibodi kelompok ikan yang divaksin juga lebih tinggi (1:32 dan 1:16) dibanding kontrol (1:2). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa vaksin parasit inaktif mampu meningkatkan kekebalan ikan kerapu pasir terhadap infeksi parasit Benedenia.Parasite infestation is one of serious problems that have to be faced in marine fish culture in Indonesia. Mass mortality may occur when fish are infected with this disease. Experiment with aim to evaluate effectiveness of inactivated vaccine against parasite has been conducted at Fish Pathology Laboratory of Research Institute for Mariculture, Gondol-Bali. The juveniles of coral grouper, Epinephelus corallicola were intraperitoneally injected with inactivated vaccine against parasite (A). 0.1 mL/fish (100 µg vaccine/fish), (B). 0.1 mL/fish (10 µg vaccine/fish), and (C). 0.1 mL of PBS solution as a control. Booster was delivered 15 days post first vaccination. The immunogenicity of vaccine were evaluated every 10 days for one month of rearing period by looking at the production of antibody titer level of vaccinated fish compared to unvaccinated fish group. The results of challenge test with live Benedenia parasites showed that the survival rates of vaccinated fish were higher (100.00% and 98.89%) than that of unvaccinated fish (88.89%). Antibody titer levels of vaccinated groups ranged from 1:32 to 1:16, while in the control group was only 1:2. It is suggested that inactivated parasite vaccine is effective against Benedenia parasite.
EVALUASI PEMBERIAN PROBIOTIK BACILLUS PADA MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN HISTOPATOLOGI IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) YANG DIINFEKSI Aeromonas hydrophila Angela Mariana Lusiastuti; Mohammad Faizal Ulkhaq; Widanarni Widanarni; Tri Heru Prihadi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 11, No 2 (2016): (Juni 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.736 KB) | DOI: 10.15578/jra.11.2.2016.171-179

Abstract

The aim of this study was to evaluate the addition of a probiotic Bacillus on culture medium through growth rate and histopathological change in African Catfish who was infected by Aeromonas hydrophila. The study consisted of five treatments such as the addition of probiotic Bacillus ND2, Bacillus P4I2, Bacillus ND2 + Bacillus P4I2 (Kom), positive control (K+) and negative control (K-) (without probiotic addition). African Catfish (13.354±2.8 g) was maintained in 15 aquariums (40 L in volume) with 30 fishes each for 30 days. Probiotic bacteria was applied in water once a day, whereas pathogenic bacteria A. hydrophila  (103 CFU/mL) were added once in earlier treatment (except for the negative control) as assumption that A. hydrophila will shape up quorum sensing in unfortunate condition. The result showed that the highest spesific growth rate in the treatment of Bacillus ND2 probiotics (1,708 ± 0.114%). Histopathology showed that damaged of liver dan kidney in probiotics treatment were lightner than positive control (K+).  The addition of Bacillus P4I1 (104 CFU/mL) efective to increased the spesific growth rate of African Catfish and prevent the damage of liver and kidney of African Catfish was infected by Aeromoniasis.
EFISIENSI PRODUKSI PAKAN ALAMI SECARA INTENSIF Gede S. Sumiarsa; Rina Astuti
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.211 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.3.2011.425-432

Abstract

Rotifer Brachionus rotundiformis merupakan pakan alami utama yang dipergunakan dalam perbenihan ikan-ikan laut. Produksi rotifer pada percobaan ini dilakukan dalam wadah kecil (0,5 m3) dengan padat penebaran awal 100-150 ekor/mL, diberikan fitoplankton Nannochloropsis oculata kepadatan tinggi (1,0-2,0x108 sel/mL) didalam dan di luar ruangan.  Oksigen murni dialirkan ke dalam bak-bak budidaya rotifer dengan laju 0,05-0,1 L/menit sedangkan penghitungan kepadatan fitoplankton, rotifer, dan pemeriksaan kualitas air dilakukan setiap hari. Rata-rata kepadatan akhir rotifer budidaya didalam ruangan pada hari hari ke 7-9 adalah 525±6,1 ekor/mL sedangkan budidaya rotifer di luar ruangan hanya mampu berlangsung selama 2-4 hari dengan kepadatan yang terus menurun setelah penebaran awal. Kandungan lemak rotifer adalah 14,0%, dengan kandungan asam lemak DHA: 1,4 mg/g DW, EPA 57,2 mg/g DW, dan HUFA: 61,5 mg/g DW dengan rasio DHA/EPA 0,02. Suhu air, pH, dan total amonium berturut-turut berkisar pada nilai 26,1oC-34,1oC, 8,3-8,8 dan 0,48-2,20 mg/L.
ISOLASI, SELEKSI, DAN IDENTIFIKASI BAKTERI SELULOLITIK DARI RUMPUT LAUT Turbinaria sp. DAN Sargassum sp. SEBAGAI KANDIDAT PENDEGRADASI SERAT KASAR PAKAN IKAN Mulyasari Mulyasari; Irma Melati; Mas Tri Djoko Sunarno
Jurnal Riset Akuakultur Vol 10, No 1 (2015): (Maret 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1451.526 KB) | DOI: 10.15578/jra.10.1.2015.51-60

Abstract

Kecernaan karbohidrat oleh ikan dapat ditingkatkan antara lain melalui penambahan bakteri selulolitik dalam pakan. Salah satu sumber bakteri selulolitik adalah rumput laut. Oleh karena itu, suatu penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bakteri selulolitik dari rumput laut Turbinaria sp. dan Sargassum sp. Bakteri selulolitik diisolasi dengan metode pengenceran, streaking dan spreading pada media carboxymethylcellulose (CMC). Koloni yang didapat dimurnikan dan diseleksi dengan menggunakan uji aktivitas enzim selulase secara kualitatif (zona bening) dan kuantitatif, serta diidentifikasi secara biokimia dan molekuler menggunakan gen 16S-rRNA. Pada penelitian ini diperoleh 22 isolat murni bakteri dengan dua isolat yang mempunyai aktivitas selulolitik tertinggi, yaitu TS2b dan SS4b. Hasil uji biokimia dan karakterisasi secara molekuler menunjukkan bahwa kedua isolat tersebut adalah Bacillus subtilis dan B. megaterium.
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DARAH HASIL PROSES ENZIMATIK DAN FERMENTASI DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN KERAPU MACAN Neltje Nobertine Palinggi; Muhammad Yamin Paada; Usman Usman; Rachmansyah Rachmansyah
Jurnal Riset Akuakultur Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.143 KB) | DOI: 10.15578/jra.8.3.2013.403-415

Abstract

Percobaan pemanfaatan tepung darah dalam formulasi pakan untuk pembesaran ikan kerapu macan telah diuji cobakan di keramba jaring apung ukuran 1 m x 1 m x 2 m menggunakan benih ikan kerapu macan ukuran 53,97±2,92 g dengan padat tebar 20 ekor/keramba. Tiga tipe tepung darah yang digunakan dalam percobaan yaitu tepung darah tidak diberi perlakuan, tepung darah yang diberi perlakuan enzim protease yang diproduksi oleh mikroba Flavo cytophaga hasil seleksi dan isolasi dari saluran usus ikan kerapu macan, dan tepung darah yang difermentasi dengan menggunakan mikroba Flavo cytophaga. Jumlah tepung darah yang digunakan dalam formulasi pakan percobaan adalah 18% (mensubstitusi 24% tepung ikan). Perlakuan yang dicobakan adalah penggunaan tepung darah dalam pakan yang memiliki cara pengolahan berbeda, yaitu: (A) pakan tanpa tepung darah; (B) pakan mengandung tepung darah tanpa perlakuan; (C) pakan mengandung tepung darah hasil proses enzimatik enzim protease; dan (D) pakan mengandung tepung darah hasil fermentasi dengan mikroba Flavo cytophaga. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Pakan tersebut dibuat dalam bentuk moist pellet berkadar protein 46% dan lemak 6%, dan diberikan kepada ikan uji selama 20 minggu secara at satiation. Hasil penelitian menunjukkan ikan uji yang diberi pakan mengandung tepung darah tanpa perlakuan memberikan pertambahan bobot, laju pertumbuhan spesifik dan rasio efisiensi protein yang lebih rendah dan berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol, sedangkan ikan yang diberi pakan tepung darah yang ditambahkan ekstrak enzim protease dan mikroba Flavo cytophaga tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan kontrol. Demikian pula nilai retensi protein, efisiensi pakan, dan sintasan ikan tidak ada perbedaan nyata (P>0,05) di antara perlakuan dan kontrol.

Filter by Year

2006 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 2 (2025): Juni (2025) Vol 20, No 1 (2025): Maret (2025) Vol 19, No 4 (2024): Desember (2024) Vol 19, No 3 (2024): September (2024) Vol 19, No 2 (2024): Juni (2024) Vol 19, No 1 (2024): (Maret 2024) Vol 18, No 4 (2023): (Desember, 2023) Vol 18, No 3 (2023): (September, 2023) Vol 18, No 2 (2023): (Juni, 2023) Vol 18, No 1 (2023): (Maret 2023) Vol 17, No 4 (2022): (Desember 2022) Vol 17, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 17, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 17, No 1 (2022): (Maret, 2022) Vol 16, No 4 (2021): (Desember, 2021) Vol 16, No 3 (2021): (September, 2021) Vol 16, No 2 (2021): (Juni, 2021) Vol 16, No 1 (2021): (Maret, 2021) Vol 15, No 4 (2020): (Desember, 2020) Vol 15, No 3 (2020): (September, 2020) Vol 15, No 2 (2020): (Juni, 2020) Vol 15, No 1 (2020): (Maret, 2020) Vol 14, No 4 (2019): (Desember, 2019) Vol 14, No 3 (2019): (September, 2019) Vol 14, No 2 (2019): (Juni, 2019) Vol 14, No 1 (2019): (Maret, 2019) Vol 13, No 4 (2018): (Desember 2018) Vol 13, No 3 (2018): (September 2018) Vol 13, No 2 (2018): (Juni, 2018) Vol 13, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 12, No 3 (2017): (September 2017) Vol 12, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 12, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 12, No 1 (2017): (Maret 2017) Vol 11, No 3 (2016): (September 2016) Vol 11, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 11, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 11, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 8, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 5, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 2, No 1 (2007): (April 2007) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) Vol 10, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 10, No 3 (2015): (September 2015) Vol 10, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 10, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 9, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 9, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 9, No 1 (2014): (April 2014) Vol 8, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 8, No 1 (2013): (April 2013) Vol 7, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 7, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 7, No 1 (2012): (April 2012) Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011) Vol 6, No 2 (2011): (Agustus 2011) Vol 6, No 1 (2011): (April 2011) Vol 4, No 3 (2009): (Desember 2009) Vol 4, No 2 (2009): (Agustus 2009) Vol 4, No 1 (2009): (April 2009) Vol 3, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 3, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 3, No 1 (2008): (April 2008) Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) More Issue