cover
Contact Name
Taopik Rahman
Contact Email
opik@upi.edu
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalagapedia@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL PAUD AGAPEDIA
ISSN : 25812823     EISSN : 25809679     DOI : https://doi.org/10.17509/jpa
Core Subject : Education,
Jurnal PAUD Agapedia adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil kajian dan penelitian terkait pendidikan anak usia dini dari perspektif mutidisipliner. Jurnal ini bertujuan untuk memperluas dan menciptakan inovasi konsep, teori, paradigma, perspektif dan metodologi dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini.
Arjuna Subject : -
Articles 164 Documents
KETERAMPILAN SIKAP TOLERANSI SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN Kholby Abqorisa; Elan Elan; Gilar Gandana
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52015

Abstract

There needs to be an attitude of tolerance that must be applied by every Indonesian society. To implement and instill good values, the importance of character education starts from early childhood education, one of which is the skill of tolerance. In early childhood education there are several aspects of development, tolerance attitude skills contained in aspects of moral and religious values as well as social emotional. The level of children aged 4-5 years towards religious and moral values, namely: Knowing their religion, imitating worship movements in the right order, saying a prayer before or before doing something, recognizing good, polite and bad behavior, behaving well, greeting and replying. regards. In social-emotional aspects, namely being able to interact with peers and adults, showing self-confidence, being able to express feelings or emotions that are still at a reasonable stage, being able to practice independence, starting to maintain discipline, being able to maintain security, and starting to be responsible. In this study, researchers used a qualitative method with a case study approach. Data were taken from several sources including journals, articles, interviews, documentation, and direct fieldwork and observations carried out at the Nur Assalaam TKIP school. The results in this study are the habits given by the teacher and the behavior displayed by the children.Perlu adanya sikap toleran yang harus diterapkan oleh setiap masyarakat indonesia. Untuk menerapkan dan menanamkan nilai-nilai yang baik pentingnya pendidikan karakter dimulai dari pendidikan anak usia dini, salah satunya yaitu keterampilan sikap toleransi. Dalam pendidikan anak usia dini terdapat beberapa aspek perkembangan, keterampilan sikap toleransi ini terdapat dalam aspek nilai moral dan agama serta sosial emosional. Tingkat pencapaian anak usia 4-5 tahun terhadap nilai agama dan moral yaitu: Mengetahui agama yang dianutnya, meniru gerakan beribadah dengan urutan yang benar, mengucapkan doa sebelum atau sesudah melakukan sesuatu, mengenal perilaku baik, sopan dan buruk, membiasakan diri berperilaku baik, mengucapkan salam dan membalas salam. Dalam sosial emosional, yaitu khususnya mampu berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa, menunjukkan rasa percaya diri, mampu mengekspresikan perasaan atau emosi yang masih tahap wajar, mampu melatih kemandirian, , mulai menjaga kedisiplinan, mampu menjaga keamanan,serta mulai bisa bertanggung jawab.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data yang di ambil dari beberapa sumber diantaranya jurnal, artikel, wawancara, dokumentasi, dan terjun langsung kelapangan dan melakukan observasi yang dilaksanakan di sekolah TKIP Nur Assalaam. Hasil dalam penelitian ini merupakan pembiasaan yang diberikan oleh guru dan perilaku yang ditampilkan oleh anak.
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN TEMA TRANSPORTASI DALAM SETTING KELAS INKLUSIF DI PAUD AN-NAIM Putri Prasasti; Sima Mulyadi; Elan Elan
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52010

Abstract

Inclusive education services are based on equal rights obtained in the same learning environment in public schools between children with special needs and normal children. The practice of inclusive education that has been formulated since 2007 appears to be still setting aside problems because people do not understand the implementation of inclusive education, especially at the early childhood level. With this new paradigm, teacher education and understanding of special needs children and inclusive education is important in carrying out learning activities in order to provide optimal services for children with special needs in inclusive schools. This study aims to describe the implementation of learning activities in inclusive classroom settings at the PAUD level. The method used in this research is a descriptive method with a qualitative approach, data is collected through observation during learning. The results of the study show that the implementation of learning activities in inclusive classroom settings is the same as the implementation of learning activities in other regular schools, except that in inclusive classes, children with special needs are assisted by special assistant teachers.Layanan pendidikan inklusif didasari oleh persamaan hak yang diperolehdalam satu lingkunganbelajar yang sama di sekolah umu antara anak berkebutuhan khusus dengan anak normal. Praktek pendidikan inklusif yang telah dirumuskan mulai tahun 2007 terlihat sampai sekarang masih menyisihkan problematika karena masyarakat yang kurang paham akan pelaksanaan pendidikan inkusif terutama pada jenjang anak usia dini. Dengan adanyanya paradigma baru ini, pendidikan dan pemahaman guru mengenai ABK dan pendidikan inklusif merupakan hal penting dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar memberikan layanan optimal bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam setting kelas inklusif pada jenjang PAUD. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi saat pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam setting kelas inklusif sama dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah regular lainnya hanya saja dalam kelas inklusif anak berkebutuhan khusus di bantu oleh Guru Pendamping khusus.
PENYELENGGARAAN NILAI AGAMA DAN MORAL ANAK USIA DINI PADA KEARIFAN LOKAL KAMPUNG NAGA Elis Siti Robiah; Elan Elan; Sima Mulyadi
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.51435

Abstract

This article describes the form of organizing religious and moral values for early childhood in the local wisdom of Kampung Naga. These two things are interrelated with each other, and are very important things to be instilled in children from an early age with the aim of having a moral character and having a strong foundation in advancing a nation. Because a developed nation is determined by the nation itself in having a good character. So that the main problem in this research is how to form the implementation of religious and moral education in the local wisdom of Kampung Naga. Religious education is how they relate to their creator, and moral education is related to ethics or rules that have been agreed upon in a group or society, because this relates to other humans, in fact humans are social creatures who need each other. The relevant research method based on the background of the problem and the purpose of the research is a qualitative approach to ethnographic studies, while the data collection techniques or collecting information uses observation, interviews and documentation studies. The participants in this study were traditional leaders, educators, parents and early childhood. The results of the study can be described that in the cultivation of these two aspects, namely religious and moral through the example of parents, and the application of the word pamali. These two things have become habits passed down from their elders or ancestors.Artikel ini mendeskripsikan bentuk penyelenggaraan nilai agama dan moral anak usia dini pada kearifan lokal Kampung Naga. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain, dan merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan kepada anak sejak usia dini dengan bertujuan untuk memiliki karakter akhlakul karimah dan memiliki pomdasi yang kuat dalam memajukan suatu bangsa. Karena bangsa yang maju ditentukan oleh bangsa itu sendiri dalam memiliki karakter yang baik. Sehingga dapat diambil pokok utama permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk penyelenggaraan dalam pendidikan agama dan moral pada kearifan lokal Kampung Naga. Pendidikan keagamaan bagaimana mereka berhubungan dengan pencipta-Nya, serta pendidikan moral berhubungan dengan etika atau aturan yang sudah disepakati dalam suatu kelompok atau masyarakat, karena ha ini berhubungan dengan manusia lainnya, sesungguhnya manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Metode penelitian yang relevan berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitiam ialah dengan pendekatan kualitatif studi etnografi, adapun teknik pengumpulan data atau mengumpulkan informasi menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Adapun yang menjadi partisipan dalam penelitian ini ialah tokoh adat, tokoh pendidik, orang tua  serta anak usia dini. Hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa dalam penanaman kedua aspek tersebut yaitu keagamaan dan moral melalui keteladanan dari orang tua, serta diterapkannya kata pamali. Kedua hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang diturunkan dari para sesepuh atau nenek moyangnya. Dalam hal penerapannya langsung melalui lisan, yang memiliki tujuan untuk mempertahankan adat isitiadat dari nenek moyangnya.
ANALISIS KECEMASAN POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA PESERTA DIDIK PASCA PANDEMI COVID-19 Nuraly Masum Aprily; Sofi Mutiara Insani; Anggit Merliana
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52016

Abstract

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) can be defined as a disorder that occurs in a person after experiencing a painful event/event or experience such as the death of a family member, having an accident, experiencing rape, natural disaster, violence and others, resulting in feelings of trauma to something. This study aims to analyze the anxiety of Post Traumatic PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) in students aged 10-12 years with a total of 36 people. The data collection technique is by providing a questionnaire/questionnaire via Google Form. The aspects asked in this questionnaire are: 1) respondent's information/data, 2) 5 types of symptoms including physical, emotional, mental, behavioral, and spiritual symptoms, 3) diagnostic criteria for post-traumatic anxiety. The results revealed that genetic factors have an influence on PTSD. Some things that can cause PTSD are: stressful events including traumatic events, getting a risk of mental disorders such as anxiety and depression, temperamental individual traits, and the way the brain regulates hormones.Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dapat diartikan sebagai gangguan yang terjadi pada seseorang setelah mengalami suatu peristiwa/kejadian maupun pengalaman yang menyakitkan seperti kematian anggota keluarga, mengalami kecelakaan, mengalami perkosaan, bencana alam, kekerasan dan lainnya sehingga timbul perasaan trauma terhadap suatu hal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecemasan Pasca Trauma PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) pada peserta didik usia 10-12 tahun dengan jumlah 36 orang. Teknik pengumpulan data yakni dengan memberikan angket/kuesioner melalui Google Form. Aspek yang ditanyakan dalam angket ini adalah: 1) informasi/data responden, 2) 5 jenis gejala meliputi gejala fisik, emosi, mental, perilaku, dan spiritual, 3) kriteria diagnostik kecemasan pascatrauma. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor genetik memiliki pengaruh terhadap PTSD. Beberapa hal yang dapat menyebabkan PTSD yaitu: kejadian yang membuat stres termasuk kejadian trauma, mendapatkan risiko kelainan mental seperti cemas dan depresi, sifat individu yang temperamental, dan cara otak meregulasi hormon.
PENANAMAN SIKAP SOPAN SANTUN ANAK USIA DINI MELALUI POLA ASUH KELUARGA Fanny Risanti Rachmawati; Sumardi Sumardi; Heri Yusuf Muslihin
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52011

Abstract

The lack understanding of politeness makes the ypunger generations do behavior without restrictions. Feel free without thinking about the norms that have been set. Caourtesy is an unwritten norm but has been approved and accepted by the social environment. With the attitude of politeness, humans remain in their nature and do not deiations that can cause a bad response in society. So this study was conducted to eamine the inculcation of manners in early childhood through family parenting. This rsearch uses a literature review method and collects data from sources related to the research topic. The results obtained are based on literature review that to relaize a good personality, parents play an important role in proiding habituation to children through the chosen parenting pattern. This parenting is an effort to optimize the development process in children. One of the habits that parents need to apply is good manners. Pada saat ini di lingkungan masyarakat banyak tersebar berita-berita tentang penyimpangan budaya terutama budaya sopan santun. Berkurangnya pemahaman tentang kesopanan membuat generasi-generasi muda melakukan perilaku tanpa batasan. Merasa bebas tanpa memikirkan norma-norma yang sudah ditetapkan. Sopan santun merupakan sebuah norma tidak tertulis namun sudah disetujui dan diterima oleh lingkungan sosial. Dengan adanya sikap sopan santun manusia tetap berada pada fitrahnya dan tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan yang dapat menimbulkan respon buruk di masyarakat. Maka penelitian ini dilakukan untuk mempelajari tentang penanaman sikap sopan santun anak usia dini melalui pola asuh keluarga. Peneltiian ini menggunakan metode kajian pustaka serta mengumpulkan data dari sumber-sumber yang berkaitan dengan topik penelitian. Hasil yang didapatkan berdasarkan kajian kepustakaan bahwa untuk mewujudkan peribadi yang baik orang tua berperan penting dalam memberikan pembiasaan kepada anak melalui pola asuh yang dipilih. Pola asuh ini adalah sebuah upaya dalam mengoptimalkan proses perkembangan pada anak. Salah satu pembiasaan yang perlu orang tua terapkan adalah sopan santun.
PENGARUH PERMAINAN MODIFIKASI SQUAT RELAY TERHADAP MOTORIK KASAR ANAK USIA 4-5 TAHUN Iqhli Shobihi; Taopik Rahman; Heri Yusuf Muslihin
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.51503

Abstract

Early childhood is a child aged 0 to 6 years. In accordance with article 28 of the National Education System Law no. 20/2003 paragraph 1 which states that aged children are children who fall in the age range of 0-6 years where at that age is a very important thing for the development and formation of attitudes. According to Selamet Suyanto (2005:6) in neurology research says that 50% of intelligence in children is formed in the child's first four years of life (Fitriani Adawiyah, 2018). Motor development in early childhood in particular will be more optimal if the environment where children grow and develop supports them to move freely. The activity of playing squat relay can be very influential in improving the gross motor development of early childhood. Squat relay is a play activity with a combination of running, jumping, and entering squat movements in the game where the child squats and then stands back up and then performs a high five movement. The research design used in this study was a quasi-experimental design with a pre-experimental design type one group pretest-posttest (initial test and single group final test).  Anak usia dini merupakan anak yang berusia 0 sampai 6 tahun. Menurut Pasal 28 Ayat 1 UU Sisdiknas No. 20/2003, anak yang lebih tua didefinisikan sebagai anak dalam rentang usia 0-6 tahun. dimana pada usia tersebut merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan serta pembentukan sikap. Menurut Selamet Suyanto (2005:6) dalam penelitian neorologi mengatakan kecerdasannya 50% pada anak terbentuk pada kehidupan empat tahun pertama anak (Fitriani Adawiyah, 2018). Perkembangan motorik pada anak usia dini khususnya akan lebih optimal jika linkungan tempat untuk tumbuh kembang anak mendukung untuk bergerak dengan bebas. Kegiatan bermain squat relay dapat sangat berpengaruh dalam meningkatkan perkembangan motorik kasar anak usia dini. Squat relay merupakan kegiatan bermain dengan kombinasi antara berlari, meloncat, serta memasukan gerakan squat pada permainan tersebut dimana anak melakukan kegiatan berjongkok lalu berdiri kembali lalu melakukan gerakan high five. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimen dengan desain bentuk pre-experimental design tipe one group pretest-posttest (tes awal dan tes akhir kelompok tunggal).
KRISTALISASI NILAI SOCIAL SELF-IMAGE ANAK USIA DINI MELALUI REALISASI MEDIA DIGITAL ETNOPEDAGOGIK BUDAYA SUNDA SEBAGAI UPAYA PENGEJAWANTAHAN FUNGSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI PROVINSI JAWA BARAT ERA SOCIETY 5.0 Gilar Gandana; Edi Hendri Mulyana; Kholby Abqorisa; Rifki Ahmad Fauzi
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52017

Abstract

Digital media is a fundamental part of early childhood education facilities in the era of the industrial revolution 4.0. Along with the development of the times, the concept of fulfilling the needs of human life is also growing. This is inseparable from the need for future educational facilities. The anxiety that arises in the education aspect is nothing but the inculcation of Indonesian traditional values in the era of society 5.0. Indonesia is a multi-cultural country. One of the cultures that tends to be dominantly inhabited by the Indonesian people is Sundanese culture, precisely in the province of West Java. One of the values built in the Sundanese culture is penance, compassion, and parenting. Various efforts continue to be made in order to achieve the hope of a decent future life. One logical and realistic effort to deal with this anxiety is the application of ethnopedagogic digital media as an early childhood education facility in the era of society 5.0. In line with the results of research conducted related to the application of Sundanese culture-based ethnopedagogic digital media for early childhood in the province of West Java, the City of Bandung increased by 31.4%; Bandung Regency increased 50.4%; Purwakarta Regency increased by 37.4%; and Kota Tasikmalaya increased 38.9%. The research data shows a significant effectiveness in increasing the social self-image value of early childhood 5-6 years in West Java Province with an average increase of 40%. Media digital menjadi bagian fundamental dalam fasilitas Pendidikan anak usia dini di era revolusi industry 4.0. Seiring berkembangnya zaman, maka semakin berkembang pula konsep pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Hal tersebut tidak terlepas dari kebutuhan fasilitas Pendidikan masa depan. Kecemasan yang muncul dalam aspek Pendidikan tiada lain adalah penanaman nilai tradisi Indonesia di era society 5.0. Indonesia adalah negara multi budaya. Salah satu budaya yang cenderung dominan dihuni oleh masyarakat Indonesia adalah budaya Sunda tepatnya di provinsi Jawa Barat. Salah satu nilai yang dibangun dalam budaya sunda adalah silih asah, silih asih, dan silih asuh. Berbagai upaya terus dilakukan demi tercapainya harapan kehidupan masa depan yang layak. Salah satu upaya logis dan realistis untuk menanggani kecemasan tersebut yaitu penerapan media digital etnopedagogik sebagai fasilitas Pendidikan anak usia dini di era society 5.0. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan terkait penerapan media digital etnopedagogik berbasis budaya sunda untuk anak usia dini di provinsi Jawa Barat, Kota Bandung meningkat 31,4%; Kabupaten Bandung meningkat 50,4%; Kabupaten Purwakarta meningkat 37,4%; dan Kota Tasikmalaya meningkat 38,9%. Data penelitian tersebut  menunjukan efektivitas yang signifikan dalam meningkatkan nilai social self-image anak usia dini 5-6 tahun di Provinsi Jawa Barat dengan rata-rata peningkatan 40%.
PENGARUH AKTIVITAS BERNYANYI TERHADAP DAYA INGAT, MOTIVASI BELAJAR, DAN KREATIVITAS ANAK DI TK METHODIST JAKARTA UTARA Mathilda Dyramoti; Rini Wahyuningsih
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52012

Abstract

Early childhood education is a major phase for child’s development to improve their cognitive and affective aspects, such as memory, learning motivation, and creativity. Unfortunately, according to the interview with teachers in Methodist Kindergarten there are degradations of memory, learning motivation, and creativity in few children because of online learning. Based on theories, singing activity can be used as learning strategy to improve child’s memory, learning motivation, and creativity. This study aims to determine the effect of singing activity on child’s memory, learning motivation, and creativity in order to improve them. The research subjects are 22 students of Methodist Kindergarten B Class. This study used quantitative experimental method with One Group Pre-Test Post-Test Design pre-experimental type to compare the assessment before and after treatment. The assessment used rubric instruments based on the observation of three observers. The results showed that there were differences or improvements between pre-test and post-test score of children’s memories, learning motivation, and creativity after doing the singing treatment. The sig. value of each variables is 0,000 and the n-gain value is 0,5. It can be concluded that singing activity affects child’s memory, learning motivation, and creativity in Methodist Kindergarten.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahap penting bagi perkembangan kognitif maupun afektif anak, khususnya berkenaan dengan kemampuan daya ingat, motivasi belajar, maupun kreativitas mereka. Namun, berdasarkan wawancara dengan guru TK Methodist didapatkan bahwa terjadi penurunan terhadap daya ingat, motivasi belajar, dan kreativitas pada beberapa anak akibat pembelajaran daring. Berdasarkan teori yang ada, aktivitas bernyanyi dapat menjadi strategi pembelajaran yang bermanfaat dalam meningkatkan daya ingat, motivasi belajar, serta kreativitas anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas bernyanyi terhadap daya ingat, motivasi belajar, serta kreativitas anak, khususnya untuk meningkatkan ketiga variabel tersebut. Adapun subjek dari penelitian ini adalah 22 siswa TK-B Methodist. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif eksperimen jenis pra-eksperimen One Group Pre-Test Post-Test Design untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Pengukuran menggunakan instrumen rubrik berdasarkan observasi tiga pengamat. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan atau peningkatan antara pre-test dan post-test daya ingat, motivasi belajar, dan kreativitas setelah melakukan aktivitas bernyanyi. Taraf signifikansi ketiga variabel bernilai 0,000 dengan nilai peningkatan / n-gain 0,5. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas bernyanyi berpengaruh terhadap daya ingat, motivasi belajar, dan kreativitas anak di TK Methodist. 
PERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA 4-5 TAHUN DENGAN PENGASUH ORANG TUA DAN PENGASUH ORANG LAIN Sulis Nurul Fadillah; Edi Hendri Mulyana; Sumardi Sumardi
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i2.52007

Abstract

This study is a study to determine the differences in the socio-emotional development of children aged 4-5 years with their parents and other caregivers. The main purpose of this study was to determine whether there are differences in the social emotional development of children aged 4-5 years with their parents and other caregivers. The method used in this research is comparative quantitative, with the research location in Kindergarten in Rajapolah District. The sample in this study were caregivers of children who attend kindergarten in Rajapolah District, Tasikmalaya Regency with the provisions of caregivers as parents and caregivers as other people. A comparative study was conducted using the Mann Whitney U-Test because the data obtained were not normally distributed and not homogeneous. After analyzing and processing the data, it was stated that there was no difference in the social and emotional development of early childhood with their parents and other caregivers. This is based on tests conducted with the Mann Whitney U-Test test with the acquisition of Sig. (2-tailde) 0.756 and determined based on the basis of decision making that if the value of sig 0.05 then the hypothesis is accepted, otherwise if the value of sig 0.05 then the hypothesis is rejected. Based on these results, it can be concluded that who cares for children is not the main thing that can affect the process of growth and development of children, but the parenting style provided by parents and other adults is something that needs to be considered.Penelitian ini adalah penelitian untuk mengetahui perbedaan perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun dengan pengasuh orang tua dan pengasuh orang lain. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun dengan pengasuh orang tua dan pengasuh orang lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif komparatif, dengan lokasi penelitian di TK Se-Kecamatan Rajapolah. Sampel dalam penelitian ini adalah pengasuh anak yang bersekolah di TK se-Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya dengan ketentuan  pengasuh sebagai orang tua dan pengasuh sebagai orang lain. Studi komparatif dilakukan dengan uji Mann Whitney U-Test karena data yang didapatkan tidak berdistribusi normal dan tidak homogen. Setelah dilakukan analisis dan pengolahan data maka dinyatakan tidak ada perbedaan perkembangan sosial emosional anak usia dini dengan pengasuh orang tua dan pengasuh orang lain. Hal ini berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan uji Mann Whitney U-Test dengan perolehan nilai Sig. (2-tailde) 0,756 dan ditetapkan berdasarkan dasar pengambilan keputusan bahwa apabila nilai sig 0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya apabila nilai sig 0,05 maka hipotesis ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa siapa yang mengasuh anak bukan hal utama yang dapat mempengaruhi proses tumbuh dan kembang anak, melainkan gaya asuh yang diberikan orang tua dan orang dewasa lainnya merupakan hal yang perlu diperhatikan.
TINJAUAN PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA CIANAGA KECAMATAN KABANDUNGAN Rahmi Kemala Handayani; Elan Elan; Sima Mulyadi
JURNAL PAUD AGAPEDIA Vol 6, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpa.v6i1.51343

Abstract

Cianaga Village is one of the villages in the Kabandungan sub-district, Sukabumi Regency. Its location which is still rural, the educational background of the parents is still low, and the unavailability of a formal PAUD institution is an interesting phenomenon to study. The general purpose of this research is to describe the perception of parents in Cianaga Village on Early Childhood Education from the results of the questionnaire measurements distributed. This research was conducted using a quantitative approach to the survey method. The study was conducted by distributing questionnaires to parents as research samples. Aspects that are used as a measure are the nature, objectives and functions, as well as the path for the implementation of Early Childhood Education. Based on the results of data analysis, the perception category of parents in Cianaga Village towards Early Childhood Education is "Medium" with a value of 56%.Desa Cianaga merupakan salah satu Desa di kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi. Letaknya yang masih pedesaan, latar belakang Pendidikan para orang tua yang masih rendah, serta belum tersedianya lembaga PAUD Formal menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Adapun tujuan umum penelitian ini ialah dapat mendeskrifsikan persepsi orang tua di Desa Cianaga terhadap Pendidikan Anak Usia Dini dari hasil pengukuran angket yang disebar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif metode survey. Penelitian dilakukan dengan membagikan angket pada orang tua sebagai sampel penelitian. Aspek yang dijadikan ukuran yaitu hakikat, tujuan dan fungsi, serta jalur penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan hasil analisis data menyatakan kategori persepsi orang tua di Desa Cianaga terhadap Pendidikan Anak Usia Dini yaitu “Sedang” dengan nilai 56%.