cover
Contact Name
M. Arifki Zainaro
Contact Email
m.arifkiz@yahoo.com
Phone
+6285366376666
Journal Mail Official
jka@malahayati.ac.id
Editorial Address
Jalan Pramuka No 27 Kemiling, Kota Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Kreativitas PKM
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 26150921     EISSN : 26226030     DOI : 10.3324
Core Subject : Health,
Jurnal Kreativitas Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) merupakan jurnal yang bertaraf nasional yang memiliki fokus utama pada pengaplikasian hasil penelitian dan ilmu-ilmu di bidang kesehatan yang dilakukan pada masyarakat dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Lingkup bidang pengabdian kepada masyarakat antara lain meliputi pelatihan, penyuluhan, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat berisi berbagai kegiatan penanganan dan pencegahan berbagai potensi, kendala, tantangan, dan masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pengabdian juga melibatkan partisipasi masyarakat dan mitra. Kegiatan pengabdian tersebut disusun dalam suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat. Tujuan dari publikasi jurnal ini adalah untuk menyebarluaskan pemikiran konseptual atau ide-ide yang telah dicapai di bidang kesehatan.
Articles 43 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)" : 43 Documents clear
Pemberdayaan Kelompok Ibu Rumah Tangga dan Pembuatan Sirup Bit Merah sebagai Minuman Kesehatan untuk Pencegahan Anemia Kehamilan Dewita, Dewita; Henniwati, Henniwati; Aulianshah, Vonna; Sari Hrp, Lili Kartika
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.17045

Abstract

ABSTRAK Kematian ibu sering terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas yang disebabkan oleh berbagai penyakit karena faktor resiko/komplikasi yang parah pada saat hamil.  WHO menyebutkan bahwa penyebab kematian ibu di negara berkembang terjadi karena anemia sebesar 40 %. Hal ini terjadi karena perdarahan akut dan status gizi buruk pada masa kehamilan. Bit kaya akan antioksidan dan mineral seperti kalium magnesium, betalain, vitamin C, dan natrium. Bit warna merah tua mengandung bahan kimia karotenoid, saponin, betasianin, betanin, polifenol, dan flavonoid. Bit merah dapat mencegah anemia dalam kehamilan. Untuk memberdayakan kelompok ibu rumah tangga dalam pengenalan dan pembuatan sirup Bit merah (Beta vulgaris L) sebagai minuman kesehatan untuk pencegahan anemia selama kehamilan di wilayah Kecamatan Langsa Baro. Metode yang digunakan tim pengabdian adalah edukasi tentang pemanfaatan dan pelatihan sirup Bit merah dapat mencegah anemia dalam kehamilan. Kegiatan dilaksanakan di Lengkong Kecamatan Langsa Baro pada tanggal 27-29 Mei 2024. Sasaran kegiatan ini adalah kelompok ibu rumah tangga, kader dan bidan desa. Setelah dilakukan evaluasi tingkat pengetahuan peserta meningkat dari pengetahuan cukup sebesar 55 % menjadi pengetahuan baik 100 %. Sedangkan pelatihan pembuatan sirup Bit merah terjadi peningkatan kemampuan pembuatan sirup Bit untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Kelompok ibu rumah tangga terbukti meningkatkan pengetahuan setelah diberi edukasi tentang anemia dalam kehamilan dan pemanfaatan sirup Bit merah sebagai minuman kesehatan untuk mencegah anemia. Seluruh peserta terjadi peningkatan kemampuan pembuatan sirup Bit merah.  Kata Kunci: Ibu Rumah Tangga, Anemia Kehamilan, Sirup Bit Merah  ABSTRACT Maternal deaths often occur during pregnancy, childbirth and the postpartum period caused by various diseases due to severe risk factors or complications during pregnancy. WHO states that the cause of maternal death in developing countries is due to anemia by 40%. This occurs due to acute bleeding and poor nutritional status during pregnancy. Beets are rich in antioxidants and minerals such as potassium magnesium, betalain, vitamin C, and sodium. Dark red beets contain carotenoid chemicals, saponins, betacyanins, betanin, polyphenols, and flavonoids. Red beets can prevent anemia in pregnancy. To empower groups of housewives in the introduction and manufacture of red beet syrup (Beta vulgaris L) as a health drink to prevent anemia during pregnancy in the Langsa Baro District area. Method used by the community service team is education and training on the use of red beet syrup to prevent anemia in pregnancy. The activity was carried out in Lengkong Village, Langsa Baro District on May 27-29, 2024. The target of the activity was the group of housewives, cadres and village midwives. Post evaluation, the level of knowledge of the participants increased from sufficient knowledge of 55% to good knowledge of 100%. While the training on making beet syrup occurred, all participants experienced an increase in the ability to make beet syrup to prevent anemia in pregnancy. Conclusion: the group of housewives was proven to increase their knowledge after being educated about anemia in pregnancy and the use of red beet syrup as a health drink to prevent anemia. All participants experienced an increase in their ability to make red beet syrup. Keywords: Housewives, Pregnancy Anemia, Red Beet Syrup
“CEMARA JUKAJU” Cegah Anemia dengan Jus Kacang Hijau Nurhayati, Diah; Rahayu, Dida Hera; Rohani, Rohani; Jahinus, Yuliana; Novida, Novida; Sugiharti, Novi; Arlym, Lisa Trina
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.15535

Abstract

ABSTRAK Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan anemia di Indonesia tahun 2018 pada karakteristik umur 5- 14 tahun sebesar 26,8% dan umur 15-24 tahun sebesar 32,0%dan prevalensi anemia secara keseluruhan dari jenis kelamin menunjukkan anemia pada laki-laki sebesar 20,3%dan perempuan sebesar 27,2% dapat dilihat dari data tersebut bahwa kejadian anemia lebih tinggi terjadi padaperempuan (Sandala et al., 2022). Tujuan dilakukannya sosialisasi ini adalah agar masyarakat di kelurahan Sukamaju dapat lebih memperhatikan bagaimana kondisi gizi anak dan bagaimana cara memanfaatkan Kacang Hijau. Hasil penelitian Meishella Ayu Reyaning Tyas tahun 2022, Berdasarkan penelitian ini menunjukkan hasil setelah diberisari kacang hijau pada kelompokintervensi (sari kacang hijau) dengan kategori anemia tidak ada, 17 orang kelompok intervensi setelahdiberi sari kacang hijau berada di kategori tidak anemia (100%). Pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi, yang berfokus pada Remaja. Remaja dapat memahami konseling dan demonstrasi mengenai Anemia dan asuhan komplementer “CEMARA JUKAJU” yang bisa di diberika pada Remaja untuk mencegah Anemia. Berdasarkan hasil evaluasi setelah pemberian konseling dan demonstrasi asuhan komplementer saat pengabdian masyarakat. Intervensi berjalan dengan baik dan efektif dengan hasil partisipan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dan dapat mempraktekan kembali asuhan komplementer yang dipraktikan yaitu untuk mengatasi payudara bengkak menggunakan kubis dingin. Kata Kunci: Anemia, Kacang Hijau, Remaja  ABSTRACT The results of the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) show that anemia in Indonesia in 2018 was 26.8% for those aged 5-14 years and 32.0% for those aged 15-24 years, and the overall prevalence of anemia by gender shows anemia in men. men amounted to 20.3% and women amounted to 27.2%. It can be seen from this data that the incidence of anemia is higher in women (Sandala et al., 2022). The aim of this outreach is so that people in the Sukamaju sub-district can pay more attention to the nutritional conditions of children and how to use Mung Beans. Meishella Ayu Reyaning Tyas' research results in 2022, based on this research, showed that the results after being given green bean juice in the intervention group (green bean juice) were in the no anemia category, 17 people in the intervention group after being given green bean juice were in the no anemia category (100%). This community service uses lecture, discussion and demonstration methods, which focus on teenagers. Adolescents can understand counseling and demonstrations regarding Anemia and the complementary care "CEMARA JUKAJU" which can be given to Adolescents to prevent Anemia. Based on evaluation results after providing counseling and demonstration of complementary care during community service. The intervention went well and effectively with the result that participants were able to answer the questions given and were able to re-practice the complementary care that was being practiced, namely to treat swollen breasts using cold cabbage. Keywords: Anemia, Green Beans, Adolescents
Peningkatan Pengetahuan Siswa tentang Bahaya Penyalahgunaan Narkoba terhadap Peningkatan Kasus Penyakit Menular Seksual melalui Video Animasi di SMK Muhammadiyah Cilegon Adista, Nuria Fitri; Apriyanti, Ika
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.15829

Abstract

ABSTRAK Penyalahgunaan narkoba dan penularan PMS memiliki kaitan yang erat bahwa penularan HIV/AIDS dikalangan pecandu narkoba terjadi amat cepat, antara lain disebabkan karena kebiasa pinjam meminjam jarum suntik tanpa disterilkan terlebih dahulu. Hal  ini menjelaskan bahwa, ada berbagai macam cara penularan PMS dan berkaitan erat dengan penyalahgunaan narkoba. Metode yang dilakukan dengan memberikan program edukasi tentang bahaya narkoba di SMK Muhammadiyah Cilegon menggunakan video animasi untuk meningkatkan pemahaman siswa. Untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang menarik dan efektif untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan peningkatan risiko PMS melalui video animasi. Memberikan pendidikan kesehatan berupa Pendidikan kesehatan/edukasi melalui video animasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba terhadap peningkatan kasus PMS. Menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan siswa, dengan nilai rata-rata pre-test 52.97 dan post-test 76.22. Kendala utama adalah penyesuaian waktu penyuluhan dengan jadwal akademik siswa yang tidak serentak. Program ini menegaskan pentingnya edukasi narkoba sejak dini dan penggunaan media yang menarik seperti video animasi. Video animasi terbukti menjadi alat yang sangat efektif dalam pembelajaran di sekolah, karena mampu menampilkan konsep yang sulit dengan cara yang menarik dan mudah dimengerti. Penggunaan video animasi dalam pendidikan bahaya narkoba tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga kesadaran mereka terhadap risiko narkoba dan penyakit menular seksual. Kata Kunci: Edukasi, Video Animasi  ABSTRACT Drug abuse and the transmission of sexually transmitted infections (STIs) are closely related, with HIV/AIDS transmission among drug users occurring rapidly. This is largely due to the practice of sharing non-sterilized needles. This relationship highlights the various ways in which STIs can be transmitted and their strong association with drug abuse. To address this issue, an educational program using animated videos was implemented at SMK Muhammadiyah Cilegon to enhance students' understanding of the dangers of drug abuse. The goal of the program was to create an engaging and effective learning approach to increase students' awareness of the dangers of drug abuse and the associated risk of STIs Through animated videos. Health education was provided through animated videos that illustrated the risks of drug abuse and its impact on the increase in STI cases. The program showed a significant improvement in students' knowledge, with the average pre-test score being 52.97 and the post-test score rising to 76.22. The main challenge encountered was aligning the educational sessions with students' academic schedules, which were not synchronized. The program underscores the importance of early drug education and the use of engaging media such as animated videos. Animated videos have proven to be a highly effective tool in school-based education. They present complex concepts in a compelling and easily understandable manner. The use of animated videos in drug abuse education not only enhances students' comprehension but also increases their awareness of the risks associated with drug abuse and sexually transmitted infections. Keywords: Education, Animated Video
Edukasi Jamur Kuku (Tinea Unguium) pada Lansia di UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Desa Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh Rahmayanti, Rahmayanti; Hadijah, Siti; Darmawati, Darmawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.16738

Abstract

ABSTRAK Jamur kuku (Tinea unguium) adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita. Infeksi jamur tersebut menyebabkan terjadinya perubahan warna pada kuku menjadi putih, kuning atau kecoklatan, kuku mengalami onycholisis, pecah-pecah dan tidak rata. Jamur kuku dengan kondisi parah bisa menyebabkan kondisi kerusakan permanen pada kuku. Jamur kuku lebih rentan terjadi pada lansia sebab kuku lansia cenderung rapuh dan kering. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengedukasi tentang jamur Kuku (Tinea unguium) Pada Lansia di UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Desa Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan, dengan menggunakan alat bantu visual dan poster. Khalayak sasaran yaitu Lansia di UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Desa Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Peserta kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah lansia berjumlah 50 orang. Tahapan kegiatan meliputi pendaftaran peserta edukasi, pembagian brosur, kemudian dilakukan pemaparan materi kegiatan. Setelah pemaparan materi, dilakukan sesi tanya jawab dengan diberikan kesempatan peserta untuk bertanya, di akhiri dengan pengisian kuesioner dan evaluasi. Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden diketahui bahwa sebanyak 74% responden meningkat pengetahuannya setelah kegiatan edukasi. Lansia sudah mulai paham apa itu infeksi jamur kuku Tinea unguium, tanda dan gejala, penyebab, faktor risiko dan pencegahan kuku yang terinfeksi jamur Tinea unguium. Dengan menerapkan personal hygiene dengan baik khususnya terkait kebersihan kuku tangan dan kaki dapat mencegah terinfeksinya kuku dari jamur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi tentang jamur Kuku (Tinea unguium) Pada Lansia di UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang Desa Lamglumpang Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang diikuti oleh 50 orang lansia berjalan dengan lancar dan sukses dari awal hingga akhir dan pengetahuan, pemahaman lansia setelah edukasi menjadi meningkat. Kata Kunci: Edukasi, Tinea unguium, Lansia  ABSTRACT Nail fungus (Tinea unguium) is a nail disorder caused by dermatophyte fungal infection. The fungal infection causes changes in nail color to white, yellow or brownish, nails experience onycholysis, cracking and unevenness. Nail fungus with severe conditions can cause permanent damage to the nails. Nail fungus is more susceptible to occur in the elderly because elderly nails tend to be brittle and dry. The purpose of this community service is to educate about nail fungus (Tinea unguium) in the Elderly at the UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang, Lamglumpang Village, Ulee Kareng District, Banda Aceh City. The method used is the counseling method, using visual aids and posters. The target audience is the Elderly at the UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang, Lamglumpang Village, Ulee Kareng District, Banda Aceh City. Participants in this community service activity are 50 elderly people. The stages of the activity include registration of education participants, distribution of brochures, then presentation of activity materials. After the presentation of the material, a question and answer session was held with participants given the opportunity to ask questions, ending with filling out a questionnaire and evaluation. Based on the results of interviews and filling out questionnaires by respondents, it is known that 74% of respondents increased their knowledge after educational activities. The elderly have begun to understand what Tinea unguium nail fungus infection is, signs and symptoms, causes, risk factors and prevention of nails infected with Tinea unguium fungus. By implementing good personal hygiene, especially regarding the cleanliness of fingernails and toenails, it can prevent nail infection from fungus. So it can be concluded that educational activities about Nail Fungus (Tinea unguium) in the Elderly at the UPTD Rumoh Sejahtera Geunaseh Sayang, Lamglumpang Village, Ulee Kareng District, Banda Aceh City, which were attended by 50 elderly people, went smoothly and successfully from beginning to end and the knowledge and understanding of the elderly after education increased. Keywords: Education, Tinea unguium, Elderly
Penguatan Kapasitas Kader dalam Pemantapan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Aplikasi Sayang Anak Harsono, Harsono; Iswandari, Hargianti Dini; Rinayati, Rinayati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.16139

Abstract

ABSTRAK Peran kader Posyandu menjadi krusial karena tidak hanya sebagai penyedia layanan kesehatan primer, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam menyampaikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat lokal.  Peran kader sangat penting dalam mendukung tujuan ini dengan memberikan informasi, pendidikan serta layanan yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembangan dan aplikasi sayang anak. Peningkatan kapasitas kader di Posyandu, terutama terkait dengan pengetahuan tentang pertumbuhan, perkembangan, dan aplikasi sayang anak, menjadi hal yang sangat penting untuk menjamin pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkelanjutan. Tujuan dari kegiatan PKM ini yaitu meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan tentang pertumbuhan, perkembangan anak dan aplikasi sayang anak bagi kader posyandu balita Anggur 1 RW Ngesrep Banyumanik Semarang yang dapat bermuara pada peningkatan layanan kesehatan anak ditingkat wilayah serta menurunnya angka pesakitan anak.  Metode kegiatan PKM dilakukan melalui penyuluhan dan pendampingan tentang pertumbuhan, perkembangan anak dan aplikasi anak.  Hasil kegiatan PKM menyimpulkan adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kader posyandu balita tentang perkembangan dan pertumbuhan anak serta aplikasi sayang anak yang terlihat dari rata-rata hasil evaluasi pre dan post test kader posyandu.  Simpulan kegiatan PKM dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan hasil yang diharapkan.  Hal tersebut dibuktikan dari hasil evaluasi yang dilakukan menyatakan adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kader posyandu balita tentang perkembangan,pertumbuhan anak dan aplikasi sayang anak. Update pengetahuan dan ketrampilan secara berkala perlu untuk diberikan kepada kader posyandu balita sebagai upaya untuk meningkatkan layanan kesehatan posyandu dan meminimalkan angka kesakita balita   Kata Kunci: Kapasitas Kader, Pertumbuhan Perkembangan Anak, Aplikasi Sayang Anak  ABSTRACT The role of Posyandu cadres is crucial not only as primary health care providers, but also as agents of change in delivering health information and education to local communities. The role of cadres is critical in supporting this goal by providing information, education and services related to children's growth, development and application of Sayang Anak.  Capacity building of cadres in Posyandu, especially related to knowledge about growth, development, and application of Sayang Anak, is very important to ensure quality and sustainable health services.  The purpose of this PKM activity is to increase knowledge and skills about growth, child development and application of Sayang Anak for toddler posyandu cadres Anggur 1 RW Ngesrep Banyumanik Semarang which can lead to improved child health services at the regional level and reduce the number of child morbidity.  The PKM activity method is carried out through counseling and mentoring on growth, child development and applications of Sayang Anak.  The results of PKM activities concluded that there was an increase in the knowledge and skills of toddler posyandu cadres about child development and growth and the application of Sayang Anak as seen from the average pre and post test evaluation results of posyandu cadres.  Conclusion PKM activities can be carried out in accordance with the objectives and expected results. This is evidenced by the results of the evaluation conducted, which stated that there was an increase in the knowledge and skills of posyandu toddler cadres about child development, growth and application of Sayahg Anak. Regular updates of knowledge and skills need to be given to posyandu cadres under five as an effort to improve posyandu health services and minimize the number of children under five. Keywords: Cadre Capacity, Child Development Growth, Application of Sayang Anak
Peningkatan Literasi Perubahan Iklim terhadap Sektor Wisata dan Kesehatan di Kelurahan Tuban Provinsi Bali Veanti, Desak Putu Okta; Septiadi, Deni; Darmawan, Yahya
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.17526

Abstract

ABSTRAK Topik perubahan iklim telah menjadi perhatian global, terutama terkait dampaknya terhadap berbagai sektor, termasuk pariwisata dan kesehatan. Kelurahan Tuban, Bali, yang merupakan salah satu destinasi wisata utama, menghadapi ancaman serius dari dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan laut dan erosi pantai. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait perubahan iklim di sektor wisata dan kesehatan melalui kegiatan pelatihan dan diskusi kelompok terfokus (Forum Group Discussion). Data dikumpulkan melalui survei pre-test dan post-test yang dilakukan pada peserta pelatihan untuk mengukur pemahaman sebelum dan sesudah kegiatan. Metode yang digunakan adalah pelatihan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan 30 peserta dari perangkat masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, terutama dalam penerapan manajemen risiko dan pemeliharaan lingkungan. Kesimpulannya, pelatihan ini berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mendukung keberlanjutan sektor pariwisata serta kesehatan di Kelurahan Tuban. Kata Kunci: Perubahan Iklim, Mitigasi, Adaptasi, Pariwisata, Kesehatan  ABSTRACT Climate change has become a global concern, especially due to its impact on various sectors, including tourism and health. Tuban Village, Bali, a key tourist destination, is facing serious threats from climate change, such as rising sea levels and coastal erosion. This study aims to improve the community's understanding of climate change in the tourism and health sectors through training and Focused Group Discussions (FGD). Data was collected through pre-test and post-test surveys with participants to measure their understanding before and after the activities. The method used was participatory training, involving 30 local community members. The results showed a significant improvement in their understanding of climate change mitigation and adaptation, especially in risk management and environmental preservation. In conclusion, the training successfully increased the community’s ability to deal with climate change challenges and support the sustainability of tourism and health sectors in Tuban Village. Keywords: Climate Change, Mitigation, Adaptation, Tourism, Health
Penyuluhan Pencegahan Komplikasi Diabetes Militus Type II pada Penyandang Diabetes di Puskesmas Cakung Jakarta Timur Hidayat, Rizki; Naziyah, Naziyah; Sahira, Adinda
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.15340

Abstract

ABSTRAK Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik Diabetes Melitus yang paling ditakuti oleh para penderita Diabetes Melitus karena dapat mengakibatkan terjadinya cacat dan kematian. Banyak faktor yang berperan terhadap lama proses penyembuhan luka di antaranya usia, lama menderita diabetes, kontrol GDS, stadium luka, pemilihan balutan dan lama penyembuhan. Diperkirakan terdapat 463 juta orang dengan usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes atau setara dengan 9,3% dari seluruh penduduk di usia yang sama pada tahun 2019. Berdasarkan usia, pada orang dengan usia 65-79 diperkirakan terdapat 19,9% pada tahun 2019 dan diprediksi meningkat menjadi 20,4% pada tahun 2030 dan 20,5% pada tahun 2045 (International Diabetes Federation, 2019). Prevalensi diabetes di DKI Jakarta berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 meningkat dari 2,5% pada tahun 2013 menjadi 3,4% di tahun 2018. Berdasarkan Surveilans Dinas Kesehatan DKI Jakarta Tahun 2017. Prevalensi penderita DM di wilayah DKI sebanyak, 131.279 penderita. Dengan Jumlah terbanyak berada di wilayah Jakarta Selatan sebanyak 35.027 penderita dan Jakarta Timur sebanyak 32.400 penderita (Dinas Kesehatan DKI Jakarta, 2017). Komplikasi dari DM type II dapat mempengaruhi pembuluh darah, saraf, mata,  ginjal dan sistem kardiovaskular. Komplikasi termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual. Kata Kunci: Komplikasi, Diabetes Type II  ABSTRACT Diabetes is an important public health problem, being one of four priority non-communicable diseases targeted for follow-up by world leaders. Diabetic foot is one of the chronic complications of Diabetes Mellitus that is most feared by Diabetes Mellitus sufferers because it can result in disability and death. Many factors play a role in the length of the wound healing process, including age, duration of diabetes, GDS control, wound stage, choice of dressing, and healing time. It is estimated that 463 million people aged 20-79 years in the world suffer from diabetes or the equivalent of 9.3% of the entire population of the same age in 2019. Based on age, it is estimated that there are 19.9% of people aged 65-79. in 2019 and is predicted to increase to 20.4% in 2030 and 20.5% in 2045 (International Diabetes Federation, 2019). The prevalence of diabetes in DKI Jakarta based on the results of basic health research (Riskesdas) 2018 increased from 2.5% in 2013 to 3.4% in 2018. Based on the 2017 DKI Jakarta Health Service Surveillance, the prevalence of DM sufferers in the DKI area was 131,279 sufferer. The largest number is in the South Jakarta area with 35,027 sufferers and in East Jakarta with 32,400 sufferers (DKI Jakarta Health Service, 2017). Complications from type II DM can affect the blood vessels, nerves, eyes, kidneys, and cardiovascular system. Complications include heart attacks and strokes, severe foot infections (causing gangrene, which may result in amputation), end-stage renal failure, and sexual dysfunction. Keywords: Complication, Diabetes Type II
Edukasi Bantuan Hidup Dasar Tingkatkan Pengetahuan Remaja Menghadapi Situasi Darurat Henti Jantung Alex, Alex; Handoko, Willy; Novitarini, Poppy
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.16914

Abstract

ABSTRAK Serangan jantung di luar rumah sakit merupakan penyebab utama kematian, dengan frekuensi 67 hingga 170 per 100.000 orang. Tingkat kelangsungan hidup sangat rendah jika saksi mata yang melihat kejadian secara langsung terlambat memberikan pertolongan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi bantuan hidup dasar (BHD) kepada remaja untuk meningkatkan pengetahuan remaja menghadapi situasi darurat henti jantung. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini menggunakan metode penyuluhan, demonstrasi, serta praktek RJP pada manekin. Kegiatan didahului pre-test, kemudian dilanjutkan dengan edukasi mengenai materi BHD, demonstrasi resusitasi jantung paru (RJP) pada manekin, praktek langsung RJP pada manekin oleh setiap peserta, diskusi, kemudian diakhiri dengan post-test. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara nilai pre-test dan post-test. Semua peserta mengalami peningkatan nilai post-test dibandingkan dengan nilai pre-test. Nilai rata-rata pre-test adalah 35,19, sedangkan nilai rata-rata post-test adalah 82,96. Uji Wicoxon mendapatkan p-value 0,000 yang menandakan ada perbedaan signifikan antara nilai pre-test dan post-test. Kegiatan edukasi BHD pada remaja di Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara berhasil meningkatkan pengetahuan remaja dalam menghadapi situasi darurat henti jantung. Kata Kunci: Bantuan Hidup Dasar, Remaja, Situasi Darurat, Henti Jantung  ABSTRACT Out-of-hospital cardiac arrest is the leading cause of death, with a frequency of 67 to 170 per 100,000 people. The survival rate is very low if bystanders who see the incident directly are late in providing Basic Life Support (BLS). This activity aims to provide BLS education to teenagers to increase their knowledge of dealing with emergency situations of cardiac arrest. This PKM activity uses counseling methods, demonstrations, and cardiopulmonary resuscitation (CPR) practice on mannequins. The activity was preceded by a pre-test, then continued with education regarding BHD material, demonstration of CPR on a mannequin, direct practice of CPR on a mannequin by each participant, discussion, and then ended with a post-test. Evaluation is carried out by comparing the results of the pre-test and post-test. All participants experienced an increase in post-test scores compared to pre-test scores. The average pre-test score was 35.19, while the average post-test score was 82.96. The Wilcoxon test obtained a p-value of 0.000, indicating a significant difference between the pre-test and post-test scores. BLS educational activities for teenagers in Siantan Hilir Village, North Pontianak District, increased teenagers' knowledge in dealing with emergency situations of cardiac arrest. Keywords: Basic Life Support, Teenager, Emergency, Cardiac Arrest
Meminimalisir Patologi Kehamilan dengan Deteksi Dini Faktor Resiko Irawati, Fanni Siska; Yanti, Linda; Dewi, Feti Kumala
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.16569

Abstract

ABSTRAK Data Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana AKI meningkat dari 4.627 kematian tahun 2020. Angka AKI wilayah Banjarnegara pada tahun 2022 mencapai 130,83 per 100.000 kelahiran hidup. Upaya menurunkan angka kematian ibu adalah peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan. Tujuan pada pengabdian ini yaitu meminimalisir patologi kehamilan dengan deteksi dini faktor risiko. Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan. Alur kegiatanya meliputi persiapan dan koordinasi, skrining peserta, pretest, penyuluhan, pemeriksaan deteksi dengan Skor Poedji Rochjati, postest, monitoring dan evaluasi. Kegiatan dilakukan di rumah kader Bantarwaru 24 desember 2023 dengan jumlah 9 peserta. Hasil dari penyuluhan sebagian besar usia reproduksi sehat 7 orang (77,8%), sebagian besar pendidikan dasar 6 orang (66,6%), gravida terbanyak multigravida 6 orang (66,6%) dan paritas terbanyak  pada primipara 8 orang (88,8%).Berdasarkan skor poedji rochjati terdapat 2 (22,2%) dengan hasil scrinning usia >35 tahun memiliki kategori kehamilan risiko tinggi (KRT).Berdasarkan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat dari hasil pretest mayoritas memiliki nilai baik sejumlah 4 responden (44,4%). Berdasarkan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat dari hasil prostest terdapat peningkatan pengetahuan baik sebanyak 6 orang (66,6%) karena memperhatikan dengan baik saat diberi materi penyuluhan. Kata Kunci: Kehamilan,Pengetahuan, Faktor Resiko Kehamilan, Deteksi Dini  ABSTRACT Data on maternal mortality rate increases every year, the MMR increased from 4,627 deaths 2020. The Maternal Mortality Rate in Banjarnegara Regency in 2022 will reach 130.83 per 100,000 live births. Efforts made to reduce maternal and newborn mortality rates are increasing knowledge through outreach. The aim of this service is to minimize pregnancy pathology by early detection of risk factors. The method used is the extension method. The flow of activities includes preparation and coordination, participant screening, pretest, counseling, detection examination with the Poedji Rochjati Score, posttest, monitoring and evaluation. The activity was carried out at the Bantarwaru cadre's house on December 24 2023 with a total of 9 participants. The results of the counseling were mostly healthy reproductive age 7 people (77.8%), mostly basic education 6 people (66.6%), gravida mostly multigravida 6 people (66.6%) and most parity in primipara 8 people (88 .8%). Based on the Poedji Rochjati score, there were 2 (22.2%) with screening results aged >35 years who had the high risk pregnancy (KRT) category. Based on Community Service results from the pre test results, the majority of respondents had good knowledge, 4 people (44.4 %). Based on the Community Service results from the prostest results, there was an increase in good knowledge by 6 people (66.6%) because they paid good attention when given counseling material. Keywords : Pregnancy, Knowledge, Pregnancy Risk Factors, Early Detection
Pemberdayaan Kader Posbindu dalam Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Desa Panca Mukti Kabupaten Bengkulu Tengah Suryani, Desri; Yulianti, Risda; Maigoda, Tonny Cortis
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.16537

Abstract

ABSTRAK Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi kuman, termasuk penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta gangguan akibat kecelakaan dan kekerasan. Kematian akibat PTM seperti stroke, penyakit jantung, kanker, diabetes, dan PPOK telah melebihi kematian akibat penyakit menular. Pelaksanaan Posbindu di Desa Panca Mukti belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman, sehingga tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penemuan faktor risiko PTM belum tercapai optimal. Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader posbindu dalam pencegahan PTM. Metode yang digunakan yaitu model Community Development (CD) melibatkan kader dan masyarakat secara langsung sebagai subyek dan obyek dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah persuasif, yaitu memberikan himbauan dan dukungan tanpa paksaan agar kader dan masyarakat berperan aktif dalam kegiatan ini, serta edukatif, yakni melalui sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan pendidikan guna pemberdayaan masyarakat. Rata rata pengetahuan kader saat pre-test 51,9 sedangkan mean post test 64,6, setelah pelatihan terjadi peningkatan skor 12,7. Terdapat peningkatan pengetahuan kader Posbindu di wilayah Puskesmas Srikuncoro, Kabupaten Bengkulu Tengah setelah memperoleh pelatihan mengenai pencegahan penyakit tidak menular. Disarankan kader perlu difasilitasi untuk mendapatkan kesempatan pelatihan yang lebih komprehensif dan tersertifikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya dalam deteksi dini dan pencegahan penyakit tidak menular. Kata Kunci: Pengetahuan, Penyakit Tidak Menular (PTM), Kader, Posbindu  ABSTRACT Non-Communicable Diseases (NCDs) are illnesses not caused by infectious agents, including heart disease, stroke, diabetes mellitus (DM), cancer, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), as well as injuries from accidents and violence. Mortality from NCDs such as stroke, heart disease, cancer, diabetes, and COPD has surpassed deaths from infectious diseases. The implementation of Posbindu in Panca Mukti Village has not fully adhered to the guidelines, thus the goal of increasing community participation in the prevention and identification of NCD risk factors has not been optimally achieved. To enhance the knowledge of Posbindu cadres in preventing NCDs. The method used was the Community Development (CD) model, engaging cadres and the community directly as subjects and objects in the execution of community service activities. The approach employed was persuasive, providing encouragement and support without coercion to ensure active participation of cadres and community members in this activity. It was also educational, involving socialization, training, and mentoring to transfer knowledge and education for community empowerment. The average pre-test knowledge score of cadres was 51.9, whereas the mean post-test score was 64.6, indicating a score increase of 12.7 after the training. There was an improvement in the knowledge of Posbindu cadres, following training on NCD prevention. Recommended cadres need to be facilitated with opportunities for more comprehensive and certified training to enhance the quality of healthcare services, especially in early detection and prevention of NCDs. Keywords: Knowlegde, Non-Communicable Diseases (NCDs), Kader, Posbindu 

Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 11 (2025): Volume 8 No 11 (2025) Vol 8, No 10 (2025): Volume 8 No 10 (2025) Vol 8, No 9 (2025): Volume 8 No 9 (2025) Vol 8, No 8 (2025): Volume 8 No 8 (2025) Vol 8, No 7 (2025): Volume 8 No 7 (2025) Vol 8, No 6 (2025): Volume 8 No 6 (2025) Vol 8, No 5 (2025): Volume 8 No 5 (2025) Vol 8, No 4 (2025): Volume 8 No 4 (2025) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025) Vol 8, No 2 (2025): Volume 8 No 2 (2025) Vol 8, No 1 (2025): Volume 8 No 1 (2025) Vol 7, No 12 (2024): Volume 7 No 12 (2024) Vol 7, No 11 (2024): Volume 7 No 11 (2024) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024 Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024 Vol 7, No 5 (2024): Volume 7 No 5 2024 Vol 7, No 4 (2024): Volume 7 No 4 2024 Vol 7, No 3 (2024): Volume 7 No 3 2024 Vol 7, No 2 (2024): Volume 7 No 2 2024 Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024 Vol 6, No 12 (2023): Volume 6 No 12 2023 Vol 6, No 11 (2023): Volume 6 No 11 2023 Vol 6, No 10 (2023): Volume 6 No 10 2023 Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023 Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023 Vol 6, No 7 (2023): Volume 6 No 7 2023 Vol 6, No 6 (2023): Volume 6 No 6 Juni 2023 Vol 6, No 5 (2023): Volume 6 No 5 Mei 2023 Vol 6, No 4 (2023): Volume 6 No 4 April 2023 Vol 6, No 3 (2023): Volume 6 No 3 Maret 2023 Vol 6, No 2 (2023): Volume 6 No 2 Februari 2023 Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023 Vol 5, No 12 (2022): Volume 5 No 12 Desember 2022 Vol 5, No 11 (2022): Volume 5 No 11 November 2022 Vol 5, No 10 (2022): Volume 5 No 10 Oktober 2022 Vol 5, No 9 (2022): Volume 5 No 9 September 2022 Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022 Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022 Vol 5, No 6 (2022): Volume 5 No 6 Juni 2022 Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022 Vol 5, No 4 (2022): Volume 5 No 4 April 2022 Vol 5, No 3 (2022): Volume 5 No 3 Maret 2022 Vol 5, No 2 (2022): Volume 5 No 2 Februari 2022 Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No 1 Januari 2022 Volume 4 Nomor 6 Desember 2021 Volume 4 Nomor 5 Oktober 2021 Volume 4 Nomor 4 Agustus 2021 Volume 4 Nomor 3 Juni 2021 Volume 4 Nomor 2 April 2021 Volume 4 Nomor 1 Februari 2021 Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020 Volume 3 Nomor 1 April 2020 Volume 2 Nomor 2 Oktober 2019 Volume 2 Nomor 1 April 2019 Volume 1 Nomor 2 Oktober 2018 Volume 1 Nomor 1 April 2018 More Issue