DHARMASMRTI: Jurnal Pascasarjana UNHI
Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan (Dharmasmrti) Diterbitkan oleh Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia Denpasar sebagai media informasi dan pengembangan Ilmu Agama dan Kebudayaan Hindu, terbit dua kali setahun yaitu setiap bulan April dan Oktober.
Articles
264 Documents
PENANGANAN PENYAKIT PIKIRAN PADA KLINIK PURI USADHA DI KOTA DENPASAR PERSPEKTIF AGAMA DAN KEBUDAYAAN
I Wayan Subrata;
Dariyo Dariyo Utomo;
I Wayan Budi Utama
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (296.048 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.423
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penyakit pikiran dilayani, proses penanganan penyakit pikiran, dan tanggapan pasien penyakit pikiran yang dilayani pada Klinik Puri Usadha di Kota Denpasar. Penelitian ini menerapkan teori fenomenologi dan teori health seeking behavior melalui pendekatan kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah alasan Klinik Puri Usadha di Kota Denpasar melayani pasien penyakit pikiran karena alasan agama, sosial, dan alasan budaya. Proses penanganan pasien penyakit pikiran pada Klinik Puri Usadha di Kota Denpasar terdiri dari (1) terapi meditasi raja yoga, (2) prana, (3) akupresure dan (4) hipnoterapi. Tanggapan pasien penyakit pikiran yang dilayani pada Klinik Puri Usadha di Kota Denpasar ialah rata-rata semua pasien memberikan tanggapan yang positif dan pasien merasakan perubahan kearah positif setelah diterapi di Klinik Puri Usadha di Kota Denpasar.
KEBHINEKAAN BANGSA INDONESIA: URGENSI DAN RELEVANSINYA DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
I.B.G Yudha Triguna
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (298.631 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.426
Isu-isu SARA dan identitas, bahkan hampir selalu dikapitalisasi, diinstrumentalisasi, dan dimobilisasi dalam setiap kontestasi politik, baik pada tingkat lokal maupun nasional sehingga polarisasi masyarakat tidak hanya didasari pilihan politik, tetapi juga identitas primordial. Transformasi kebhinekaan ke dalam identitas nasional mengisyaratkan pentingnya mengurai relasi etnisitas dan sentimen primordial lainnya dengan nasionalisme. Kebanggaan terhadap identitas primordial harus berjalan seiring dengan kebanggaan berbangsa yang berbhineka. Membangun kohesi sosial dalam realitas bangsa yang plural menemukan urgensi dan relevansinya bagi keberhasilan transformasi bangsa Indonesia menjadi negara yang maju, adil, sejahtera, dan bermartabat di mata dunia.
ESENSI AJARAN MORALITAS DALAM TUTUR JATISWARA
Ni Made Surawati;
Ni Nyoman Sri Winarti;
A.A Putra Dwipayana
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (291.419 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.427
Karya sastra adalah sumber pengetahuan terutama dalam agama Hindu. Dalam penelitian ini dikaji sebuah karya sastra berjudul Tutur Jatiswara. Teks Tutur Jatiswara adalah sebuah karya sastra yang berisi ajaran perilaku dan teks-teks. Keindahan tutur gaya bahasa yang disampaikan pada awal teks, isi, dan juga analisis terhadap makna keindahan yang dikandung merupakan suatu keindahan dari hubungan antara orang tua dengan anak, di mana orang tua yang selalu menjadi suritauladan, dan menjadi pedoman bagi anak-anaknya, karena orang tua juga yang akan mengawali untuk mendidik karakter-karakter, mental anak agar menjadi anak yang suputra, pentingnya peranan orang tua dalam membentuk jadi diri sang anak, agar kelak anaknya menjadi seorang yang mempunyai tata tingkah laku (moral) dalam kehidupan ini.
OPTIMALISASI PELAKSANAAN METODE CONTOH KASUS DAN DISKUSI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AGAMA HINDU
Anak Agung Sagung Diah Yuliardayani
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1310.673 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.430
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Denpasar di Kelas VIII yang kemampuan siswanya dalam mata pelajaran Agama Hindu masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode contoh kasus dan diskusi interaktif dalam pembelajaran Ekspository dapat meningkatkan prestasi belajar Agama Hindu siswa. Metode pengumpulan datanya adalah tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah metode contoh kasus dan diskusi interaktif dalam pembelajaran Ekspository dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dimana pada awalnya nilai rata-rata siswa adalah 69,87 setelah diberikan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 76,45 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 81,71. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah metode contoh kasus dan diskusi interaktif dalam pembelajaran Ekspository dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Denpasar.
APRESIASI MISTISISME JAWA PADA MASYARAKAT DI BALI
A.A Kade Sri Yudari
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (310.003 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.433
Spiritualisme dan pariwisata budaya di Bali sangat berpengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Segala usaha untuk memadukan budaya luar dengan budaya Bali telah banyak dilakukan. Selain memiliki tujuan ideologis, politis, sosiologis dan ekonomis, juga bertujuan menghidupkan karya seni dan sastra dalam corak lain. Pada akhirnya norma hidup bermasyarakat yang diajarkan pun ikut tersosialisasikan. Menyebarnya mistisisme Jawa dengan aliran-aliran kebatinan sangat mudah diapresiasi oleh masyarakat di Bali. Budaya Bali menjadi semakin berkembang penuh warna karena menyerap ajaran-ajaran ‘tasawuf’ (sufisme). Eksistensi mistisisme Jawa atas pengolahan secara Bali dengan ajaran Hindunya melalui proses akulturasi dan asimilasi selanjutnya dijadikan acuan keyakinan untuk tujuan peribadatan. Permasalahannya apa dan mengapa mistisisme Jawa dapat diapresiasi bahkan di-Balinisasi oleh masyarakat di Bali. Dengan mengacu pada teori religi analisis difusi dan metode observasi partisipasi dapat dijelaskan melalui proses aktivitas budaya. Bahwa secara mendasar mistisisme Jawa memiliki berbagai latar belakang kemiripan setelah diadopsi, diolah dan dikemas dalam bentuk seni dan sastra. Kemasan itulah yang diaplikasikan lewat ajaran tantra sebagai penyeimbang sehingga khasanah budaya Bali menjadi semakin berwarna.
ALIH FUNGSI LAHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EKSISTENSI AGAMA DAN BUDAYA DI BALI
Ida Bagus Dharmika
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (291.914 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.434
Konflik sosial budaya yang terjadi, baik dalam masyarakat manapun di dunia ini termasuk yang di berbagai daerah Indonesia dimulai oleh perebutan sumber-sumber daya alam. Apabila perebutan ini berjalan sesuai aturan main yang mereka anggap adil, maka konflik tidak terjadi. Namun, jika terjadi sebaliknya, maka konflik sulit dihindarkan. Perebutan sumber daya alam (tanah) yang mengabaikan nilai keadilan, nilai kejujuran dan nilai religius merupakan sumber konflik yang tak bisa diabaikan. Persoalan tanah yang banyak beralih fungsi di Kota Denpasar, menjadi halangan yang sangat besar dalam mewujudkan dan menjaga sumber air sawah agar tetap lestari dan mempengaruhi budaya dan agama (super struktur) yang dianut. Alih fungsi sawah menjadi restauran, pertokoan, jalan, pemukiman, perkantoran yang demikian cepat menyebabkan berkurangnya penyerapan air ke tanah. Air hujan yang turun dari langit tidak ‘transit’ di sawah-sawah, tegalan atau resapan, airnya kemudian langsung mengalir ke laut tanpa pernah kita manfaatkan sebagai air tawar, air bersih. Persoalan tanah yang demikian besarnya beralih fungsi terutama di kota-kota besar nantinya akan mempengaruhi budaya, dan agama (super struktur) yang dianut oleh masyarakat Bali.
FILOSOFI RITUAL HINDU, PERGESERAN ANTARA KONSEP DAN KONTEKS
I Gusti Ketut Widana
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (291.507 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.435
Mayadnya adalah kewajiban (mutlak) bagi umat Hindu. Landasan teologi Hindu mendoktrin bahwa dunia beserta segenap isinya diciptakan Tuhan (Prajapati) melalui yadnya. Sehingga sebagai salah satu wujud bhakti umat Hindu kehadapan Tuhan adalah dengan melaksanakan yadnya. Sebenarnya ada beberapa pengertian yadnya, di antaranya pengorbanan, pemberian, pengabdian, pelayanan, namun yang lumrah dipahami dan dilaksanakan umat Hindu adalah dalam bentuk ritual. Aktivitas ritual itu sendiri dikemas dalam pelaksanaan upacara lengkap dengan sarana upakara bebantennya (sesaji). Sampai pada titik ini, pengertian yadnya mengalami penyempitan makna, seolah sebatas atau terbatas pada kegiatan ritual semata. Terjadi kemudian pergeseran antara konsep dalam konteks pelaksanaannya, dimana filosofi mayadnya cenderung berkembang lebih ke arah materialisasi ide-ide ketuhanan, dibandingkan dengan transendensi ke arah penguatan sikap dan perilaku berketuhanannya.
UPAYA PASRAMAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR AGAMA HINDU
Ni Ketut Sumiasih
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (642.675 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.436
Pasraman merupakan tempat pembelajaran pendidikan agama Hindu. Selama ini pasraman hanya digunakan untuk pemenuhan jam pendidikan agama Hindu di sekolah, khususnya yang tidak memiliki guru agama Hindu. Seiring perjalanan waktu pasraman memiliki peran yang sangat besar untuk semua umat Hindu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa cara meningkatkan motivasi, kemandirian dan tanggung jawab siswa di pasraman Kertajaya kota Tangerang, bentuk program yang dilakukan pasraman supaya siswa tertarik datang ke pasraman Kertajaya kota Tangerang. Pengumpulan data yang dilakukan dengan metode observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan pengumpulan data pasraman, pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa cara meningkatkan motivasi belajar siswa dengan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas, untuk kemandirian dengan sering mengadakan pembelajaran di luar kelas, serta untuk meningkatkan tanggung jawab dengan cara memberikan perlombaan kepada siswa. Bentuk program yang dilakukan oleh pasraman agar siswa tertarik datang kepasraman adalah dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang rajin datang kepasraman, membuat berbagai macam perlombaan yang sifatnya di luar kelas, memberi subsidi silang kepada siswa yang kurang mampu.
KONTESTASI ELIT LOKAL DALAM KEBERAGAMAAN UMAT HINDU DI KABUPATEN KLATEN
Mr Dhanu Pitoyo
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 19 No 2 (2019): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (280.308 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v19i2.437
Klaten menjadi lahan subur berkembangnya beragam ideologi dan membuka peluang bagi aktor maupun lembaga dalam dinamika internal umat Hindu di Klaten untuk memunculkan fenomena yang secara sosiologis disebut dengan kontestasi. Penelitian ini memfokuskan diri pada penyebab, bentuk dan implikasi kontestasi elite Hindu lokal di kabupaten Klaten. Secara sosiologis dapat dipahami bahwa terjadi kecemburuan finansial antar aktor, maupun lembaga sosial yang berpretensi keagamaan Hindu; perbedaan kepentingan antar elite lokal; persoalan aktualisasi diri. Kemudian bentuk kontestasi elite lokal dalam keberagaman Hindu di Kabupaten Klaten masuk dan melebur dalam berbagai ranah dan pelaksanaan program kerja lembaga-lembaga keberagamaan Hindu. Implikasi dari kontestasi itu adalah fungsi dan peran lembaga umat Hindu sebagai pusat orientasi pengembangan dan pembinaan umat semakin melemah dan menjauh dari tujuan idealnnya dan memicu pergerakan umat Hindu ke dalam kontestasi-kontestasi baru.
RUANG BUDAYA PADA HARI RAYA MAULUD NABI DI DESA PEGAYAMAN BULELENG BALI
Ni G.A.Diah Ambarwati Kardinal;
I Komang Gede Santhyasa;
I Nyoman Harry Juliarthana
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 20 No 1 (2020): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (573.547 KB)
|
DOI: 10.32795/ds.v20i1.635
Desa Pegayaman merupakan salah satu desa muslim tertua di Bali yang masih kuat dalam memegang tradisi nya. Pelaksanaan hari besar keagamaan serta tradisi-tradisi oleh umat Islam Pegayaman menciptakan ruang-ruang budaya di Desa Pagayaman. Seperti yang terlihat pada saat perayaan hari besar keagamaan Maulud Nabi yang memiliki arti penting bagi masyarakat desa dimana hari raya ini dirayakan secara meriah oleh masyarakat Desa Pegayaman. Ruang budaya tak hanya tercipta di skala mikro yakni hunian atau masjid , tetapi hingga ke skala makro kawasan dengan digunakannya ruas-ruas jalan sebagai bagian dari pawai Sokok. Ruang-ruang budaya ini memberikan ciri khas permukiman Desa Pagayaman. Hal ini sejalan dengan dengan yang dinyatakan oleh Dansby dalam Sasongko (2005) bahwa pembentukan suatu lingkungan permukiman pada dasarnya sangat ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah budaya masyarakat setempat. Bagaimana individu berhubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya sudah tentu berbeda antara satu budaya dengan budaya lainnya, selanjutnya bagaimana ruang itu ditata dan dirancang sangat tergantung pada pandangan hidup masing-masing. Identifikasi ruang budaya yang terbentuk pada saat perayaan Hari Raya Maulud Nabi dilakukan melalui superimpose ruang-ruang budaya pada skala makro dan mezzo yang terbentuk pada rangkaian pelaksanaan hari raya sehingga didapatkan ruang budaya yang utuh pada Perayaan Maulud Nabi tersebut.