cover
Contact Name
Rachmawati Hasid
Contact Email
rhasid64@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bulpenagr@uho.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Berkala Penelitian Agronomi
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 20899858     EISSN : 25023314     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Berkala penelitian agronomi adalah media penyebaran hasil-hasil penelitian ilmiah interdisipliner agronomi pertanian, yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen dan peneliti serta pemerhati Agronomi dengan misi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional.
Arjuna Subject : -
Articles 74 Documents
Pengaruh Bokasi Pupuk Kandang Ayam terhadap P dan K Tersedia serta Pertumbuhan Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) pada Tanah Bekas Tambang Nikel Nur Aprilianti; Darwis Darwis; Resman Resman; Namriah Namriah; Sahta Ginting; Arsy Aysyah Annas
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.26390

Abstract

Nikel merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang melimpah di Sulawesi Tenggara, namun jika tidak dikelola dengan baik dapat menjadi ancaman besar bagi lingkungan, terutama erosi tanah dan sedimentasi di wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bokashi pupuk kandang ayam terhadap ketersedian hara P dan K, serta pertumbuhan tanaman cabai rawit pada tanah bekas tambang nikel. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo,mulai bulan Maret sampai April 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 6 perlakuan yakni tanpa bokasi (B0), Bokasi 100g/polibag (B1), Bokasi 200 g/polibag (B2), Bokasi 300 g/polibag (B3), Bokasi 400 g/palibag (B4), Bokashi 500 g/palibag (B5), dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokasi meningkatkan P dan K-tersedia, sedangkan Ni menurun. P-tersedia meningkat dari 3,87 ppm menjadi 9,95 ppm, Ktersedia meningkat dari 10,01 me 100 g-1 menjadi 65 me 100g-1, sebaliknya Ni menurun dari 8.970,31 ppm menjadi 7.080,03 ppm. Pemberian bokasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 14 HSPT, 21 HSPT, 28 HSPT dan 35 HSPT. Pertumbuhan tertinggi diperoleh pada perlakuan B5 berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya terutama tanpa perlakuan bokasi. Sedangkan bokasi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 21 HSPT, 28 HSPT, 35 HSPT. Jumlah daun terbanyak diperoleh pada perlakuan B5 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.Kata Kunci: Bahan organik, hara, logam berat, tanaman.
Respon Pertumbuhan dan Serapan Hara Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula Lokal Ibrahim Ibrahim; Husna Husna; Halim Halim
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.23255

Abstract

Produksi tanaman jagung di Sulawesi Tenggara cenderung mengalami penurunan yang cukup besar. Dominasi tanah Ultisol menjadi faktor penghambat pertumbuhan dan produktivitas jagung. FMA dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung melalui peningkatan penyerapan unsur hara dan air serta menjaga kelestarian tanah. Penelitian bertujuan untuk mengkaji efektivitas FMA lokal terhadap performa pertumbuhan, biomassa tanaman dan serapan hara tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) cabang Sulawesi Tenggara Kota Kendari dan Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, pada bulan April 2021 sampai Agustus 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 taraf inokulasi bobot propagul FMA pada tanaman jagung yaitu tanpa inokulasi FMA (M0), inokulasi FMA 10 g/polybag (M1), inokulasi FMA 20 g/polybag (M2), inokulasi FMA 30 g/polybag (M3), inokulasi FMA 40 g/polybag (M4) dan inokulasi FMA 50 g/polybag (M5). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 18 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa inokulasi FMA efektif memacu pertumbuhan tinggi tanaman, luas daun tanaman, termasuk meningkatkan serapan hara N, P, K dan berat kering tanaman yang berkorelasi positif dengan nilai ketergantungan tanaman terhadap mikoriza. Perlakuan terbaik diperoleh pada inokulasi FMA 20 g/polybag (M2).Kata Kunci: FMA, pertumbuhan, tanaman jagung
Deleterious Rizobacteria yang Diformulasi dalam Bahan Pembawa untuk Mengendalikan Gulma dan Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Sorgum Alya Nurul Azkia; Tresjia Corina Rakian; Muhidin Muhidin
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.19864

Abstract

Sorgum merupakan tanaman serealia yang memiliki potensi untuk dibudidayakan. Namun produksi sorgum saat ini masih dikategorikan rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan produksi rendah  adalah teknik budidaya yang tidak tepat seperti gangguan gulma. Maka dari itu perlu alternatif ramah lingkungan seperti pemanfaatan deleterious rizobakteri sebagai bioherbisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh isolat rhizobacteria dalam berbagai jenis bahan pembawa berbeda yang dapat menekan pertumbuhan gulma serta memacu pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorim Lapangan dan Labotarium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Perlakuan disusun menggunakan rancangan acak kelompok yakni tanpa perlakuan (F0), F1 Formulasi isolat Bacillus lentus (A05) + serbuk arang sekam (F1), Formulasi isolat Bacillus lentus (A05) + talek (F2), Formulasi isolat Bacillus lentus (A05) +bentonit (F3), Formulasi isolat Pseudomonas aeruginosa (A08) + serbuk arang sekam (F4), Formulasi isolat Pseudomonas aeruginosa (A08) + talek (F5), Formulasi isolat Pseudomonas aeruginosa (A08) + bentonit (F6). Vegetasi gulma dianalisis menggunakan metode kuadrat, ukuran kuadrat yang digunakan yaitu 1x1 m2, pengamatan dilakukan 2 kali pada saat tanaman sorgum berumur 28 HST. Variabel yang diamati pada tanaman adalah tinggi tanaman,  indeks luas daun, laju tumbuh relatif, berat basah malai, berat kering malai, berat 1000 biji dan  produktivitas. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam, F-hitung yang menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Isolat rhizobacteria Bacillus lentus (A05) dan Pseudomonas aeruginosa (A08) dalam berbagai jenis bahan pembawa dapat menekan pertumbuhan gulma dan Isolat rhizobacteria yang berpengaruh paling baik yaitu isolat Bacillus lentus (A05) dalam bahan pembawa serbuk arang sekam karena perlakuan ini mendapatkan jenis gulma terendah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sorgum.
Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Mulsa Jerami Padi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Fathnur Fathnur; La Ode Safuan; Rachmawati Hasid; Laode Sabaruddin; Sarawa Sarawa; Sitti Leomo
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.22816

Abstract

Kemunduran kesuburan dan kerusakan tanah menyebabkan penurunan produktivitas tanaman yang perlu mendapat perhatian yang serius. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang sapi dan mulsa jerami padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon (Cucumis melo L.). Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola factorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang sapi (P), yaitu: tanpa pupuk (P0), menggunakan pupuk kandang sapi 5 ton ha-1 (P1), 10 ton ha-1 (P2), 15 ton ha-1 (P3), dan 20 ton ha-1 (P4). Faktor kedua adalah pemberian mulsa jerami padi (M), yaitu: tanpa mulsa jerami padi (M0), menggunakan mulsa jerami padi 5 ton ha-1 (M1), 10 ton ha-1 (M2). Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan berat buah. Data hasil pengamatan dianalisis ragam dan diuji lanjut menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf kepercayaan 95 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi pupuk kandang sapi dan mulsa jerami padi memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman melon, luas daun dan berat buah. Aplikasi pupuk kandang sapi 15 ton ha-1 atau 20 ton ha-1, dengan dosis mulsa jerami padi 10 ton ha-1 memberikan hasil yang lebih baik pada tinggi tanaman, luas daun dan berat buah tanaman melon.Kata kunci : Melon, mulsa jerami padi, pupuk kandang sapi 
Analisis Jenis Mulsa Organik Pada Bobot yang berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica sp.) Uddin Uddin; Laode Sabaruddin; Andi Bahrun; Aminuddin Mane Kandari; Rachmawati Hasid; Tresjia Corina Rakian
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.19511

Abstract

Tanaman sawi (Brassica sp.) merupakan tanaman sayuran yang termasuk dalam tanaman hortikultura . Permasalahan yang dihadapi rendahnya produksi tanaman sawi disebabkan faktor lingkungan diantaranya kekeringan dimusim kemarau dan curah hujan yang tinggi dimusim hujan. Teknologi yang dapat dikembangkan adalah dengan penggunaan bobot dan jenis mulsa organik yang berbeda. Penelitian bertujuan menyelidiki pengaruh penggunaan bobot dan jenis mulsa organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica sp.), mengetahui pengaruh mandiri penggunaan bobot dan jenis mulsa organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica sp.), dan mengetahui bobot dan jenis mulsa organik yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica sp.). Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah yang terdiri atas dua faktor. Bobot mulsa sebagai petak utama (main plot) terdiri atas : mulsa dengan bobot 3,75 t ha-1 dan bobot mulsa 7,50 t ha-1. Sedangkan jenis mulsa pada anak petak (sub plot), terdiri atas : mulsa alang-alang, mulsa jerami padi dan mulsa kirinyu. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan bobot dan jenis mulsa organik yang berbeda berpengaruh terhadap variabel yang diamati. Kombinasi perlakuan jenis mulsa alang-alang dengan bobot mulsa 7,50 t ha-1 berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman umur 1, 3 dan 4 minggu setelah tanam, bobot segar brangkasan dan akar, bobot kering brangkasan dan akar, nisbah pupus akar dan produksi serta efisiensi penggunaan air. Terdapat interaksi antara bobot mulsa 3,75 t ha-1 dan mulsa jerami . Kombinasi perlakuan terbaik adalah mulsa alang-alang dengan bobot 7,50 t ha-1 .Kata kunci: Efisiensi penggunaan air, mulsa organik, sawi .
Respon Tanaman Kayu Kuku [Pericopsis mooniana (Thw).Thw.] terhadap Mikoriza dan Tingkat Ketersediaan Air pada Media Tailing Emas Gusti Ayu Intan Kusuma; Husna Husna; Sarawa Mamma
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.23271

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan rendahnya ketersediaan air dan unsur hara pada tanah tailing emas sehingga akan berdampak negatif pada ekosistem alam berupa perubahan struktur morfologi dan tanah yang berakibat kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk serta dapat menyebabkan terjadinya kekeringan. Salah satu cara untuk membantu tanaman kayu kuku dalam kondisi kekeringan yaitu dengan pupuk hayati berupa Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara jenis FMA lokal dengan ketersediaan air dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman kayu kuku pada media tailing emas. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Asosiasi Mikoriza Indonesia Cabang Sulawesi Tenggara dan Laboratorium Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari yang dilaksanakan pada bulan Februari 2021 sampai dengan Juni 2021. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola faktorial terdiri dari dua faktor. Faktor pertama FMA (M), terdiri atas 4 jenis yaitu: tanpa FMA (M0), Glomus claroideum (M1) 10gram, Glomus coronatum (M2) 10 gram, campuran Glomus claroideum + Glomus coronatum (M3) 10 gram. Faktor kedua terdiri atas 4 tingkat ketersediaan air (A) yaitu: kapasitas lapang 100% (A0), kpasitas lapang 75% (A1), kpasitas lapang 50% (A2) dan kapasitas lapang 25% (A3), setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan sehingga terdapat 48 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 4 tanaman sehingga terdapat 192 tanaman. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun total, nisbah luas daun, jumlah nodul total, jumlah nodul efektif, berat nodul total, berat nodul efektif, total berat kering tanaman, indeks mutu bibit, nisbah pupus akar, lau tumbuh relatif, laju asimilasi bersih, kolonisasi FMA dan Mycorrhizae inoculation effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iteraksi FMA dan kadar air efektif meningkatkan diameter batang, luas daun total, nisbah luas daun, jumlah nodul efektif, jumlah nodul total, berat nodul efektif, berat nodul total, berat kering tanaman, laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih, mychorrhizae inoculotion effect, dan indeks mutu bibit dan jumlah spora. Secara mandiri FMA efektif meningkatkan pertambahan jumlah daun dan kolonisasi akar. Secara mandiri kadar air efektif meningkatkan pertambahan jumlah daun dan nisbah pupus akar. Kata kunci : Air, fungi mikoriza, kayu kuku, tailing
Integrasi Pupuk, Biochar dan Mulsa Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) yang Menggunakan Pengairan Separuh Daerah Akar Wa Ode Hervina; Andi Bahrun; La Ode Safuan
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.19633

Abstract

Produksi cabai di Sulawesi Tenggara masih rendah sebagai akibat kesuburan tanah rendah dan tanaman cabai sering mengalami kondisi kekeringan saat musim kemarau. Upaya untuk memperbaiki kesuburan tanah dan efisiensi penggunaan air diperlukan melalui integrasi pupuk, biochar dan mulsa organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integrasi pupuk, biochar dan mulsa organik tehadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai menggunakan pengairan separuh daerah akar. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Sulawesi Tenggara yang berlangsung pada bulan Agustus sampai November 2020. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan yaitu F0 (tanpa pupuk, biochar dan mulsa), F1 (250 kg ha-1 SP36 + 250 kg ha-1 NPK + 5 t ha-1 mulsa alang-alang), F2 (250 kg ha-1 SP-36 + 250 kg ha-1 NPK + 8 t ha-1 pupuk kandang sapi + 2 t ha-1 biochar sekam padi + 5 t ha-1 mulsa alang-alang), F3 (250 kg ha-1 SP-36 + 250 kg ha-1 NPK + 8 t ha-1 pupuk kandang sapi + 2 t ha-1 biochar kulit kakao + 5 t ha-1 mulsa alang-alang), F4 (250 kg ha-1 SP-36 + 250 kg ha-1 NPK + 8 t ha-1 pupuk kandang sapi + 2 t ha-1 biochar sekam padi + 5 t ha-1 mulsa alang-alang dan 5 t ha-1 mulsa kirinyuh), F5 (250 kg ha-1 SP-36 + 250 kg ha-1 NPK + 8 t ha-1 pupuk kandang sapi + 2 t ha-1 biochar kulit kakao + 5 t ha-1 mulsa alang-alang dan 5 t ha-1 kirinyuh). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 18 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu suhu tanah, kadar air tanah, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering tajuk, jumlah buah dan bobot buah. Hasil penelitian menunjukan bahwa integrasi pupuk, biochar dan mulsa organik berpengaruh sangat nyata terhadap suhu tanah, kadar air tanah, tinggi tanaman umur 20, 30 hari setelah tanam (HST) dan saat panen, jumlah daun dan luas daun pada umur 10, 20 dan 30 HST, bobot kering tajuk pada umur 30 HST dan saat panen, jumlah buah dan bobot buah. Hasil buah tertinggi diperoleh pada perlakuan 250 kg ha-1 SP-36 + 250 kg ha-1 NPK + 8 t ha-1 pupuk kandang sapi + 2 t ha-1 biochar sekam padi + 5 t ha-1 mulsa alang-alang dan 5 t ha-1 mulsa kirinyuh meningkatkan jumlah buah dan bobot buah masing-masing 1434,12% dan 1283,42% dibandingkan tanpa pupuk, biochar dan mulsa organik (kontrol).Kata kunci : biochar; cabai; hasil; mulsa organic; kesuburan tanah; mulsa organic; pertumbuhan
Pengaruh Biochar dan Bokashi terhadap pH Tanah, P-tersedia dan Hasil Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) pada Tanah Ultisol Nunik Dwi Yuliana; Darwis Darwis; Resman Resman; Namriah Namriah; Sahta Ginting; Fransiscus Rembon
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.26389

Abstract

Lahan kering di Sulawesi Tenggara masih sangat luas yang sangat potensil untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian dan bisa berkontribusi terhadap penyediaan pangan nasional, namun pengembangan pertanian di daerah ini masih dihadapkan pada berbagai kendala kesuburan tanah yang rendah. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh biochar arang sekam padi dan bokashi kandang ayam terhadap beberapa sifat kimia tanah Ultisol, dan pengaruh interaksi biochar arang sekam padi dan bokasi pupuk kandang ayam terhadap hasil tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola factorial. Faktor pertama, biochar arang sekam padi terdiri dari 4 taraf yaitu B0= tanpa perlakuan, B1= 300g polibag-1, B2= 400g polibag-1, B3= 500g polibag-1. Faktor kedua, penggunaan bokashi kandang ayam terdiri dari 4 taraf yaitu K0= tanpa perlakuan, K1= 300g polibag-1, K2= 400g polibag-1, K3= 500g polibag-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi biochar arang sekam padi dan bokashi pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap pH tanah dari 4,78 meningkat menjadi 6,22, dan Ptersedia dari 14,92 ppm meningkat menjadi 25,98 ppm. Kombinasi 300 g biochar arang sekam padi dan 500 g bokashi pupuk kandang ayam (B1K3) memberikan hasil tertinggi terhadap jumlah buah dan bobot buah masing-masing 169,00 buah dan 161,55 g.Kata Kunci : Arang sekam padi, pupuk kandang, tanah masam.
Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Lokal Muna dalam Polybag I Putu Widana; Andi Nurmas; Rachmawati Hasid
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.26381

Abstract

Komposisi media tanam sangat menentukan keberhasilan budidaya tanaman dalam polybag, untuk itu perlu mencermati jenis bahan yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan terbaik komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat lokal Muna. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Kebun Percobaan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari. Berlangsung pada Bulan Juli sampai Bulan Oktober 2021. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri dari M0 = 100 % tanah, M1 = campuran tanah + arang sekam padi dengan perbandingan 1:1 (v/v), M2 = campuran tanah + pupuk kendang sapi dengan perbandingan 1:1 (v/v), M3 = arang sekam padi + pupuk kendang sapi dengan perbandingan 1:1 (v/v), M4 = campuran tanah + arang sekam padi + pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1:1:1 (v/v). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan, setiap unit percobaan terdiri dari 3 polybag. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang akar, volume akar, bobot kering tanaman, umur munculnya bunga dan jumlah bunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata pada semua variabel pengamatan. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan M3 (arang sekam padi + pupuk kandang sapi) dan M4 (tanah + arang sekam padi + pupuk kandang sapi). Kata Kunci: Arang sekam padi, komposisi media tanam, pupuk kandang sapi, tomat
Efisiensi Penularan Pepper yellow leaf curl Indonesia virus (PepYLCIV) dengan Kutukebul, Kejadian Penyakit dan Pertumbuhan Tanaman cabai Al Hadiat Al Hadiat; Muhammad Taufik; Rahayu M Rahayu M; Gusnawaty HS Gusnawaty HS; Syair Syair
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i2.25584

Abstract

Virus gemini adalah salah satu penyebab kehilangan hasil poduksi cabai yang signifikan. Kehilangan hasil dapat mencapai 100%. Penyakit ini menyebar secara cepat karena ditularkan oleh serangga vektor kutukebul. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi efisiensi penularan virus gemini dengan kutukebul. Penelitian didesain dengan  rancangan acak kelompok (RAK), empat perlakuan yakni tanpa kutukebul (kontrol) (S0), satu ekor kutukebul (S1), tiga ekor kutukebul (S2) dan lima ekor kutukebul (S3), diulang sebanyak lima  kali dengan 5 unit tanaman. Data dianalisis dengan sidik ragam jika terdapat perbedaan dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan jumlah kutukebul yang efektif menularkan virus gemini adalah lima ekor kutukebul. Masa inkubasi tercepat yaitu tujuh hari setelah inokulasi. Gejala yang ditemukan seperti warna daun kekuningan khususnya pada daun-daun muda, mosaik, daun menggulung ke atas dan ke bawah, malformasi dan tanaman menjadi kerdil. Kejadian dan keparahan penyakit tertinggi terjadi pada perlakuan lima ekor kutukebul sebesar 88% dan 55%. Pertumbuhan tanaman terbaik adalah tanaman kontrol, tinggi tanaman adalah 64,16 cm dan jumlah daun (25,24 helai). Semakin banyak serangga vektor viruliferous maka kejadian dan keparahan penyakit virus gemini semakin meningkat. Kata kunci: Cabai; Kejadian penyakit; Kutukebul; Virus gemini.