cover
Contact Name
A Yunastiawan Eka Pramana
Contact Email
yunasekapramana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
rekaruang@sttnas.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
REKA RUANG
ISSN : -     EISSN : 26215926     DOI : -
Reka Ruang is a scientific journal focusing on fundamental and applied science in the field of urban and regional studies. We encourage submission of research in the areas of: Regional development; Spatial planning policy; Disaster management; Urban planning and design; Housing development; Public space Urban management; Spatial modeling; Integrated transportation system; Natural resources, ecosystem, and environment.
Arjuna Subject : -
Articles 66 Documents
Potensi Pengembangan Rantai Industri Pariwisata Metropolitan Sarbagita (Denpasar, Badung, Tabanan, dan Gianyar) Untuk Mendukung Keberlanjutan Desa-Kota Selfa Septiani Aulia; Salsabila Hisanah Herias; Adinda Shofia Maulida
REKA RUANG Vol 5 No 2 (2022): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v5i2.3655

Abstract

Sarbagita is an urban area with international standard tourism as its main economic activity. The Sarbagita Metropolitan Area consists of several areas, namely Denpasar, Badung, Gianyar and Tabanan. The Covid-19 pandemic has had an impact on the weakening of the economy and Micro, Small and Medium Enterprises or MSMEs in the tourism sector. At the time of adaptation to new habits, the concept of staycation in urban areas is related to nature tourism and cultural tourism in rural areas to develop into new opportunities in the tourism sector. The staycation concept that utilizes tourism activities to stay in a five-star hotel in an urban area has the potential to be interrelated with tourism in rural areas based on natural tourism and cultural tourism. This study aims to identify the tourism industry chain based on the analysis of the tourism supply chain and efforts to develop interrelated tourism activities in the Sarbagita Metropolitan Area. The research methodology used is qualitative and quantitative. The content analysis method is used to identify the tourism supply chain in Metropolitan Sarbagita. The development of the potential of the tourism industry chain during the normal adaptation period of the Covid-19 pandemic was carried out using a quantitative approach using analysis of tourist demand trends in the development of the tourism industry chain. The development of the tourism industry chain to support rural-urban sustainability in the Sarbagita Metropolitan Area produces 3 (three) scenarios from the supply side and the demand side, namely optimistic, moderate and pessimistic.
Relasi Aktor dalam Transformasi Pelabuhan Menuju Green Port (Studi Kasus: Pelabuhan Panjang) Goldie Melinda Wijayanti; Incik Rosana Agustien Putri; Pradono Pradono; Romeiza Syafriharti
REKA RUANG Vol 5 No 2 (2022): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v5i2.3674

Abstract

Konsep hijau merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dan mengoperasikan bisnis pelabuhan untuk mengurangi kerusakan lingkungan. Hal ini selaras dengan tujuan SDG’s ke 13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim. Sebagai bagian dari sistem transportasi, pelabuhan dapat memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi regional. Namun disisi lain, pelabuhan juga menyumkang pencemaran lingkungan melalui kegiatan transportasi maritime. Lampung Selatan memiliki pelabuhan internasional sebagai pintu gerbang ekonomi Pulau Sumatera, salah satunya kegiatan di Pelabuhan Panjang yang memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi pendapatan kota. Selama periode 2000-2004, kontribusi nilai tambah pelabuhan sampai 2.5 persen dari total PDRB Kota Bandarlampung. Green port adalah tren terbaru pada pengembangan pelabuhan kontemporer. Green port merupakan pelabuhan yang komprehensif dan terintegrasi dalam hal sosial, faktor ekonomi, budaya, lingkungan dan lainnya. PT. Pelindo II Cabang Panjang sejak 2019 telah mencoba cara atau metode membenahi diri menuju green port dengan menyediakan infrastruktur pendukung. Namun sampai pada 2022 pelabuhan tersebut masih belum sepenuhnya hijau. Salah satu sebab kegagalan ini dari aspek peran antar aktor, sehingga perlu dikaji pada sudut pandang relasi aktor dalam transformasi pelabuhan hijau. Data yang dibutuhkan adalah data primer dan sekunder dengan pendekatan metode aktors. Metode analisis ini untuk mengetahui aktor utama dan kunci dalam pengembangan Pelabuhan. Hasil yang ditemui adalah relasi antar aktor sudah memiliki tugas dan fungsi yang jelas namun tidak ada partisipasi dari masyarakat sehingga transformasi tidak berjalan optimal. Rekomendasi yang ditawarkan adalah membentuk kolaborasi dengan partisipasi dari pemerintah, swasta dan masyarakat, tujuannya adalah sebagai monitoring terhadap pelaksanaan pelabuhan hijau.
Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Berbasis Potensi Pertanian Siradjuddin, Irsyadi
REKA RUANG Vol 6 No 1 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i1.2275

Abstract

The village of Pa'rappunganta has a large agricultural area, but there is no sustainable agricultural zone development. Establishing a sustainable rural zone requires identifying the main crops and creating strategies and guidelines for sustainable rural zone development. The purpose of the research is to identify main crops and create strategies and guidelines for sustainable rural zone development in Pa'rappunganta village. The research was conducted from March to June 2019 using LQ, Shift Share, Classification Typology, and SWOT analysis methods. The results showed that the main crop is sugarcane, while corn and chili are the secondary crops. Sugarcane is used to supply the Takalar Sugar Factory, while corn and chili are consumed by households and also supplied to other areas for food and horticulture needs. The strategy for developing Pa'rappunganta village as a sustainable agricultural zone is by developing the potential sector, which is the agricultural sector (sugarcane, corn, and chili), as it has suitable land resources. The guidelines for development in Pa'rappunganta village include the establishment of agroindustrial infrastructure, empowering the community, developing basic crops and high-value crops to increase export value outside the region, diversifying agricultural products to increase sales value, and establishing rural zone organizations/communities.
Kajian Topografi dan Hidrologi Sempadan Sungai Tukad Oos Kabupaten Bangli-Gianyar Suryanti, Irma; Juliarthana, I Nyoman Harry; Galih, Komang Ayu Sari; Pucangan, I Putu Wahyu Wedanta
REKA RUANG Vol 6 No 1 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i1.3137

Abstract

Survey topografi menjadi tahap awal untuk mengetahui kondisi lahan di sepanjang daerah studi. Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah kondisi tebing Tukad Oos masih alami dengan lapisan penyusun berupa batuan cadas dengan kemiringan yang cukup curam. Kemiringan tebing Tukad Oos mencapai 16-900 dengan kedalaman berkisar 10-25m, Bentuk aliran sungai Tukad Oos sepanjang wilayah studi terdiri dari bentuk Straight (lurus), Meandering (berbelok), dan Sinous (antara lurus dan belok). Kondisi batas hulu yang digunakan pada pemodelan ini adalah Hulu Tukad Oos dengan hasil analisis hidrologi berupa hidrograf banjir rencana. Sedangkan batas hilir adalah muara sungai Tukad Oos. Pemodelan Kondisi Eksisting Tukad Oos dimaksudkan untuk mengetahui profil hidrolika sungai pada kondisi penampang yang ada. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan debit banjir periode ulang 10, 25, dan 50 tahunan sebagai kondisi batas hulu, dan tinggi muka air. Kemiringan dasar Tukad Oos pada lokasi tinjauan sepanjang 52 km memiliki kemiringan dasar rata-rata di bagian hulu hingga hilir cenderung bervariasi, melihat kondisi elevasi tanggul dan kemiringan dasar Tukad Oos yang bervariatif tersebut, maka perlu dilakukan penanganan/modifikasi penampang sungai dengan beberapa alternatif yang berbeda tergantung kondisi sungainya.
Analisis Ketersediaan dan Keterjangkauan Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Sragen Pranowo, Kartiko Dhian; Situmorang, Rahel; Suharto, Benny Benyamin
REKA RUANG Vol 6 No 1 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i1.3582

Abstract

Penyediaan fasilitas pendidikan harus memenuhi standar pelayanan berdasarkan aturan SNI 03-1733-2004 dimana tingkat pelayanan didasari terkait kuantitas dan jangkauan pelayanan. Lokasi penyebaran dari fasilitas pendidikan di Kecamatan Sragen cenderung terkonsentrasi dipusat kota. Apabila ketersediaan fasilitas pendidikan sudah mampu memenuhi kebutuhan penduduk, maka harus dapat dipastikan juga bahwa setiap fasilitas tersebut terjangkau jarak optimalnya oleh setiap penduduk. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan fasilitas pendidikan serta menganalisis jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan Sragen. Metode penelitian yang digunakan dilakukan dengan dua metode analisis, yaitu analisis data deskriptif kuantitatif dan analisis spasial sehingga diharapkan mencapai tujuan yang ada. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat fasilitas pendidikan di Kecamatan Sragen yang memiliki kuantitas pelayanan kurang baik yaitu fasilitas SD yang masih membutuhkan penambahan 3 unit SD sedangkan SMP dan SMA sudah terpenuhi sebanyak 14 unit. Sementara itu, jangkauan pelayanan fasilitas pendidikan menunjukkan bahwa beberapa jangkauan pelayanan fasilitas SMP dan SMA berada di kelurahan yang sama/tumpang tindih sehingga lokasi fasilitas tidak merata, sedangkan lokasi fasilitas SD sudah merata tetapi jangkauan pelayanannya secara tumpang tindih. 2. Perlu adanya penambahan fasilitas pendidikan di beberapa lokasi yang penyebarannya tidak secara merata demi terjangkaunya seluruh kawasan studi.
Tipomorfologi Kampung Gembong Sebagai Kampung Kota Pada Area Komersial di Kota Surabaya Ramadhani, Anindita; Fatimah, Endrawati
REKA RUANG Vol 6 No 1 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i1.3626

Abstract

Surabaya is a city consists of several urban kampongs. In order to design an inclusive city and strengthen its identity, the morphology of the urban kampongs in the Surabaya context needs to be examined. Kampung Gembong is one of the urban kampongs located at Kapasan Area in the central area of Surabaya. This kampong has a complex settlement structure due to its contiguity with the nearby commercial area. This study would like to identify the settlement typology and morphology in Kampung Gembong. This study utilized diachronic reading and typo morphology analysis to identify the typology and morphology of the study area. Study results show that Kampung Gembong could be categorized as a bagging pattern settlement, with a mixture of open-linear pattern. The perimeter area of Kampung Gembong is characterized as trade and service (commercial) area. This research also may identify the socio-economic relationships with the characteristics of the perimeter area, which could be observed through the main occupation of the majority of its populations.
Faktor yang Mempengaruhi Place Attachment Penghuni Permukiman Kumuh di RW 04 Kelurahan Kebon Manggis, Jakarta Timur Ananta, Bella; Wiranegara, Hanny W.; Supriyatna, Yayat
REKA RUANG Vol 6 No 1 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i1.3826

Abstract

RW 04 Kelurahan Kebon Manggis merupakan salah satu RW kumuh yang berada di bantaran Sungai Ciliwung Jakarta yang penghuninya hendak direlokasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ke rusunawa. Namun banyak dari mereka yang menolak dan tetap memilih tinggal di tempat tersebut. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui konsep place attachment. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi place attachment penghuni RW 04 Kelurahan Kebon Manggis. Faktor kedekatan, keterjangkauan, dan keterikatan sosial adalah yang akan diuji pengaruhnya pada place attachment. Sementara place attachment diukur melalui identitas tempat dan ketergantungan tempat berdasarkan Place Attachment Index. Desain penelitian adalah metode survei angket dengan instrumen penelitian menggunakan skala Likert. Sampel berjumlah 100 responden.Teknik analisis menggunakan teknik regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kedekatan dan keterjangkauan berpengaruh signifikan pada place attachment penghuni RW 04 Kelurahan Kebon Manggis. Faktor keterjangkauan memiliki pengaruh paling besar dibandingkan faktor lainnya. Artinya, dalam merelokasi mereka, Pemda perlu memperhatikan faktor keterjangkauan biaya hunian serta faktor kedekatan dengan berbagai fasilitas yang umumnya mereka butuhkan.
Tingkat Sense of Place Penghuni Rusunami Zahrah Zahira; Wiranegara, Hanny W.; Supriyatna, Yayat
REKA RUANG Vol 6 No 1 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i1.3829

Abstract

Di tengah keterbatasan lahan, penyediaan rusunami di DKI Jakarta merupakan solusi alternatif dalam memenuhi kebutuhan hunian di perkotaan secara berkelanjutan. Sense of place merupakan salah satu unsur dalam menilai keberlanjutan pembangunan rusunami. Konsep ini diukur melalui place identity, place attachment, dan place dependence. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat sense of place pada penghuni rusunami. Sampel rusunami dipilih Sentra Timur Residence dan Kebagusan City yang mewakili rusunami yang dibangun oleh pengembang swasta maupun pengembang pemerintah yang bekerjasama dengan swasta. Metode penelitian menggunakan metode survey angket. Teknik analisis memakai second order confirmatory factor dan analisis skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sense of place adalah rendah baik uji bersama-sama maupun uji per kasus. Dimensi sense of place yang dianggap penting oleh penghuni adalah place identity dan place attachment dengan indikator yang signifikan meliputi kelengkapan fasilitas dan lokasi rusunami. Berdasarkan hasil tersebut bagi pengembang agar penyediaan rusunami dapat berkelanjutan perlu memperhatikan ketersediaan fasilitas pada rusunami agar penghuni merasa nyaman dan enggan untuk berpindah. Selain itu perlu diperhatikan faktor lokasi rusunami yang menjadi faktor utama dalam pemilihan tempat tinggal.
Penilaian Walkability Index Jalur Pejalan Kaki di Kawasan Kota Lama Semarang Kurnianingtyas, Agnesia Putri; Dahnyanto, M Faiz Luthfi
REKA RUANG Vol 6 No 2 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i2.4003

Abstract

Kawasan Kota Lama Semarang merupakan kawasan wisata sejarah dan ruang publik kota di Kota Semarang yang telah mengalami revitalisasi. Revitalisasi ini yang dilakukan berdampak pada peningkatan aktivitas sosial maupun ekonomi dan menunjang kedatangan wisatawan yang menjadikan jalur pejalan kaki memiliki peran yang krusial karena menjadi bagian dari aktivitas di Kawasan Kota Lama. Penyediaan jalur pejalan kaki yang berkualitas menjadi salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kenyamanan pengguna, mengingat revitalisasi Kota Lama juga mengusung konsep walkable tourism dimana wisatawan diajak untuk menikmati keindahan Kota Lama dengan cara berjalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas jalur pejalan kaki di Kawasan Kota Lama dengan pengukuran Global Walkability Index (GWI) yang terdiri dari 9 parameter. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan cara membandingkan kondisi eksisting jalur pejalan kaki di Kota Lama dengan standar penilaian GWI. Selain itu dilakukan juga penilaian dari pengunjung dengan cara menyebarkan kuesioner guna mengetahui persepsi pengunjung terhadap kualitas jalur pejalan kaki yang ada. Sampel dari penelitian ini sebanyak 96 responden yang terbagi menjadi 6 segmen dimana pemilihan sampel menggunakan metode stratified ramdom sampling. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tingkat walkability jalur pejalan kaki di Kawasan Kota Lama berdasarkan hasil observasi adalah sebesar 61,8 dan berdasarkan persepsi pengguna sebesar 62,4. Skor ini termasuk ke dalam klasifikasi skor 60-79, menunjukkan bahwa di Kota Lama telah terdapat fasilitas pejalan kaki yang lengkap dan nyaman sehingga aktivitas sebagian besar dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Peningkatan kualitas jalur pejalan kaki dapat dilakukan dengan mengacu terhadap nilai parameter GWI yang masih dibawah rata-rata seperti pada konflik antara jalur pejalan kaki dengan moda transportasi yang lain, ketersediaan fasilitas penyebrangan dan infrastruktur penyandang disabilitas. Selain itu pengembangan juga dilakukan pada parameter yang dirasa perlu adanya peningkatan sesuai kondisi eksisting seperti pada parameter keamanan terhadap tindak kejahatan dan ketersediaan fasilitas pendukung.
Dinamika Penggunaan Lahan Kecamatan Temon Sebagai Kawasan Bandara Internasional Yogyakarta Nurkukuh, Dwi Kunto; Candra Ragil
REKA RUANG Vol 6 No 2 (2023): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v6i2.4008

Abstract

Development in Indonesia aims to prosper the people. Infrastructure development such as airports is also hoped to bring prosperity to the community. However, in addition to these positive impacts, there are also negative impacts, namely causing changes in the use of the surrounding land. Yogyakarta is building Yogyakarta International Airport in Temon District, Kulonprogo Regency. Therefore, this study aims to determine the dynamics of land use in Temon District before and after the construction of the Yogyakarta International Airport. The research method uses a qualitative approach with an analysis of the classification of satellite imagery from 2012-2022. The dynamics of land use in 2012-2017 showed the conversion of dry land agriculture to ponds of 260 ha and the conversion of paddy fields to settlements of 14.50 ha. Whereas in 2017-2022 the conversion of dry land agriculture to airports was 329.48 ha, conversion of ponds to airports was 74.06 ha, conversion of paddy fields to airports was 70.06 ha, and residential conversions to airports were 66.73 ha. The most changes in land use in Temon District are dry land agriculture, ponds, rice fields, settlements into airports.