Articles
95 Documents
PEMBIASAAN BERWUDHU SEBELUM BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA
Irawan, Irawan;
Nasrudin, Nasrudin
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i1.641
Segala perintah Allah yang di berikan kepada hambanya memiliki hikmah bagi kehidupan hamba itu sendiri, Baik bagi rohani maupun jasmani. Begitupun dengan perintah untuk berwudhu yang terdapat dalam surah Al-Maidah ayat : 6, yang memerintahkan untuk berwudhu bagi yang akan hendak sholat. Namun seiring berjalannya waktu, timbullah rasa keingin tahuan yang besar untuk membuktikan segala sesuatu yang kemudian dibarengi dengan kemajuan ilmu pengetahuan manusia, maka timbullah sebuah penelitian yang menghasilkan sebuah bukti baru. Dalam hal ini banyak para ilmuan membuktikan tentang kebenaran dari berwudhu, yang ternyata sangat banyak manfaatnya bagi manusia. Berwudhu jika sering diamalkan akan mendapatkan banyak hikmah baik jasmani maupun rohani, karena baik untuk jasmani maupun rohani berarti berwudhu jika di lakukan ketika hendak belajar ataupun ketika kehilangan fokus atau konsentrasi belajar dapat membantu belajar peserta didik untuk mengembalikan fokus dan semangat belajarnya, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang diinginkan dan terhindar dari kesia-siaan dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh berwudhu terhadap konsentrasi belajar peserta didik, karena dengan hasil thitung = 7,95 > dari nilai ttabel 1,98. Dengan nilai koefisien korelasinya tergolong sedan,. dan dengan tingkat pengaruh sebesar 31%.
KAIDAH FIQIH SEBAGAI FORMULASI DALAM PENYELESAIAN PROBLEMATIKA HUKUM ISLAM
Mas'ud, Muhamad;
Rosbandi, Rosbandi;
Suryagalih, Sugih
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i2.819
Kehidupan ini tidak lepas dari hukum, baik dalam tatana Negara maupun dalam tatanan masyarakat bahkan dalam diri kita sendiri ada hukum yang senantiasa berjalan. Seiring dengan perkembangan zaman yang semikin kompleks maka hukum itu pun mengikuti dimana manusia itu hidup, ada kehidupan maka ada hukum yang berlaku. Secara spesipik hukum Islam memberikan solusi sekaligus pintu keluar (Emergency Exit) dalam setiap problematikanya. Salah satu dari formulasi hukum Islam adanya sebuah kaidah yang senantiasa akan bermuara kepada kemaslahatan manusia untuk senantiasa menjaga sesuatu yang maslahat dan menjauhkan sesuatu yang dapat memadaratkannya. Kaidah fiqih yang berkenaan dengan sesuatu madarat harus dihilangkan dalam agama Islam menjadi sebuah jawaban bahwa agama Islam layak mendapatkan prediket Agama yang rahmatal lil alamin. kaidah fiqih dan hukum Islam tidak dapat dipisahkan laksana dua mata uang, Kaidah Fiqih sebagai landasan yang bersifat instrumental terhadap pemahaman ayat ahkam dan sebagai interelasi penghubung antara kesempurnaan Allah dan pemikiran fana manusia dalam memahami tujuan dari hukum Islam. formulasi untuk menjawab sebuah tantangan hukum Islam pada hari ini dan masa yang akan datangmelalui interpretasi ayat hukum menjadi sebuah kaidah dengan menggunakan metode Istibat al-Ahkam yang digunakan oleh para ulama.
PENGEMBANGAN MAKNA TAFASSAHU FI AL-MAJALIS DALAM MASA PANDEMI COVID-19 (Analisis Ma’na cum Maghza terhadap Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11)
Ni'am, Aulanni'am
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i2.863
Pengembangan pemaknaan terhadap Al-Qur’an sangat penting bagi perkembangan khazanah keilmuan Al-Qur’an dan tafsir dalam dunia Islam. Perlu diketahui bahwa pengembangan makna bukan berarti menghapus makna awal sebuah ayat atau kata dalam al-Qur’an. Akan tetapi pengembangan ini merupakan upaya melengkapi literasi di bidang Al-Qur’an dan Tafsir. Tulisan ini akan menjabarkan pengembangan makna tafassahu fi al-majalis yang tertuang dalam Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dengan menggunakan pendekatan ma’na cum maghza yang digagas oleh Sahiron Syamsuddin. Sesuai dengan misi dari munculnya pendekatan tersebut, tulisan ini merupakan sebuah upaya untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan penafsiran al-Qur’an di dunia Islam, di Indonesia khususnya.
PERAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN MITIGASI PANDEMI COVID 19 PERSFEKTIF AL-QURAN DAN HADITS
Budiman, Septian Arief
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i2.867
Pandemi COVID 19 telah banyak merubah sistem kehidupan manusia dari berbagai aspek termasuk aspek pendidikan dan sosial, sebagai organisasi terkecil di lingkungan sosial keluarga memiliki peran penting dalam aspek pendidikan mitigasi pandemi COVID 19 dan saling menguatkan dalam menghadapi pandemi, hal yang terjadi berbanding terbalik dengan teori kasus perceraian dan kehancuran keluarga meningkat pada setiap kota dan kabupaten di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teori para tokoh dan praktek lapangan lalu dihubungkan dengan pandangan Al-Quran dan Hadits dalam mengatasi fenomena tersebut, juga untuk mencari dalil naqli tentang peran keluarga dalam pendidikan mitigasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada dua metode yaitu metode penelitian dengan pendekatan kualitatif pustaka (book Research) dan metodologi tafsir dengan menggunakan metode maudhu`i dengan mencari penjelasan Al-Quran dalam menjawab setiap tema yang dituju.Adapun hasil dari penelitian ini ialah penjelasan secara terperinci Al-Quran dan Hadits tentang peran keluarga dan pendidikan mitigasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat muslim sebagai panduan kehidupan di masa pandemi COVID 19.
PERUBAHAN LAFADZ TASTATHI’ & TASTHI’ QS. AL-KAHFI PADA CERITA MUSA DAN KHIDR KAJIAN EMPIRISM
Nurdiansyah, Nana Meily;
Hudriyah, Hudriyah;
Hadawiyah, Robi’atul
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1030
artikel ini berfokus pada konsepsi empirisme dari beberapa tokoh yang menyatakan bahwa sumber pengetahuan adalah pengalaman (inderawi/pengamatan). Menurut Robinson Dave dalam buku Filsafat Ilmu Klasik hingga Kontemporer bahwa empirisisme menyatakan baik geometri maupun logika takkan memberi tahu Anda sesuatu mengenai dunia nyata. Tidak ada cara ajaib untuk melampaui batas apa yang bisa kita lihat, dengar, rasakan, cium, dan sentuh. Jadi menurut pandangan kaum empiris, akal tidak bisa memberi kita pengetahuan tentang realitas tanpa adanya pengalaman inderawi. Adapun kajian dari teori ini adalah tentang kisah nabi Musa di mana nabi Khidir memberikan beberapa pengetahuan untuk diamati sebagai pengalaman yang dialami oleh anak Imran ini.
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DALAM MENINGKATKAN DAYA BACA INTELEKTUAL MAHASISWA
Irawan, Irawan;
Hermawan, Deni;
Nasrudin, Nasrudin
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1084
Berdasarkan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan di Fakultas Agama Islam Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang maka terdapat pengaruh yang kuat antara Pemanfaatan Perpustakaan Digital terhadap daya baca intelektual mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi yaitu rxy = 0,84 merupakan korelasi yang besarnya berkisar antara 0,80 – 1,000. Antara variabel Pemanfaatan Perpustakaan Digital dan variabel daya baca intelektual mahasiswa terdapat korelasi yang kuat dan diperkuat dengan didapatnya hasil tingkat signifikan yang dilakukan pengujian hipotesis yang menggunakan ( uji t) antara Pemanfaatan Perpustakaan Digital dengan daya baca intelektual mahasiswa, yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan thitung dengan ttable distribusi nilai pada taraf signifikan 5%. Hasil yang didapat dari thitung adalah 10,04 dan dari ttable adalah 1,682. Jadi dapat diketahui nilai thitung lebih besar dari pada ttable (10,04 > 1,682). Dengan demikian Ha yang menyatakan bahwa Pemanfaatan Perpustakaan Digital memiliki pengaruh terhadap daya baca intelektual mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam diterima dan hipotesis Ho ditolak. Demikian juga dengan perhitungan koefisien determinasi dengan kontribusi sebesar 71% daya baca intelektual mahasiswa terpengaruh karena adanya Pemanfaatan Perpustakaan Digital dan 29% daya baca intelektual mahasiswa dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE MIND MAPPING (STUDI DI SEKOLAH ALAM MADINAH SCHOOL TANGERANG)
Munawati, Siti;
Nuraeni, Neni
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1085
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara akan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi mengenai kajian Aplikasi Pembelajaran Pendidikan agama Islam melalui metode Mind Mapping untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Alam Madinah School Tangerang. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan mengobservasi dari siswa kelas IV dan V SD, dengan pembatasan. Adanya studi kasus merupakan bentuk penelitian yang dapat dilakukan terhadap individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial. Hal ini dipandang efektif karena mampu digunakan untuk mencari motif-motif dibalik fakta sosial yang tampak secara empirik. Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, tehnik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisa data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisas. Implementasi pembelajaran Pendidikan agama Islam melalui metode mind mapping sangat membantu siswa untuk aktif dan dapat meningkatkan motovasi, kreatifitas, dan minat belajar siswa.
SIKAP TOLERANSI BERAGAMA DAN KETERBUKAAN DALAM MEMBANGUN KEPRIBADIAN AKHLAK MULIA (Sebuah Tinjauan Sosiologis)
Suhaeni, Suhaeni;
Haromaini, Ahmad;
Rahmatullah, M. Asep
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 15 No 1 (2021): Islamika
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1086
Tasamuh (toleransi) adalah sikap saling menghormati, menghargai dan terbuka atas setiap perbedaan dan bersikap menerima terhadap perbedaan tersebut, baik perbedaan agama, suku, ras, golongan dan lain-lain. Dalam ajaran Islam toleransi merupakan perbuatan akhlak terpuji (Akhlak al karimah). Kejayaan seseorang, masyarakat atau bangsa ditentukan oleh keluhuran akhlaknya. Dengan demikian Islam sangat menekankan ajaran pokoknya pada pembentukan kepribadian akhlak mulia dan salah satu bagian pentingnya adalah sikap toleran dan terbuka terhadap berbagai perbedaan dalam realitas sosial dihadapannya. Al Qur’an secara tegas memberikan penekanan bahwa keragaman atau perbedaan merupakan sesuatu yang given (sunnatullah). Oleh sebab itu secara fitrah manusia harus menerima keragaman tersebut sebagai sebuah realitas. Dalam Islam menghargai dan menghormati keragamana tidak saja merupakan masalah Ibadan yang bersifat mua’amalah, namun juga bagian dari akhlak mulia. Pembentukan akhlak mulia merupakan bagian penting dari bangunan masyarkat Islam dimana Rasulullah SAW menjadi contoh tauladan paling baik sebagaimana Al Qur’an menyebutnya sebagai “Ithe Living Qur’an” (kaana khuluquhu al Qur’an) atau Rasulullah SAW adalah Al Qur’an berjalan. Dan Rasulullah mengatakan bahwa “sesungguhnya aku di utus ke dunia hanya untuk menyempurnakan akhlak”.
TARBIYATUL QULUB MELALUI DZIKIR
Haromaini, Ahmad;
Rachman, Abdul;
Al-Fahmi, Faiz Fikri
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1091
Abstract Humans were created with a clear mission. According to the expert commentators, there are three missions carried out by humans as Allah Almighty's creatures on earth, the mission of worshiping, the caliph, playing a role in prospering the earth. Then he was given some potential. One of these potentials is the heart "qalb". In several verses of the al-Qur'an, it is stated that there is positive compensation that can be given to the heart if the dhikr methods are followed and carried out by the owner of the heart. Then how do the views of the commentators explain this correlation in some commentary literature? What is meant by the peace of mind that results from dhikr? This study uses a qualitative research method by analyzing the verses related to the research question and then analyzed with data taken from the opinions of the commentators. The research result states that tarbiyatul qulub through dhikr is to have peace because it makes Allah swt. the main one is nothing but the trembling heart mentioned by the name of Allah Almighty. out of respect for Allah swt. and glorification to Him which has been evident of the majesty of Allah Almighty. AbstrakManusia diciptakan dengan misi yang jelas. Menurut pakar tafsir, ada tiga misi yang diemban manusia sebagai makhluk Allah swt di muka bumi, misi beribadah, khalifah, berperan memakmurkan bumi. Kemudian ia diberikan beberpa potensi. Salah satu potensi tersebut adalah hati “qalb”. Pada beberapa ayat al-Qur’an disebutkan terdapat kompensasi positif yang dapat diberikan kepada hati bila cara-cara berdzikir ditempuh dan dilakukan oleh yang pemilik hati. Lalu bagaimana pandangan para mufassir menjelaskan korelasi tersebut dalam beberapa literature kitab tafsir? Apa yang dimaksud dengan ketenteraman hati yang diperoleh dari hasil berdzikir? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menganalisis ayat-ayat yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian dan kemudian dianalisa dengan data-data yang diambil dari pendapat para mufassir. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tarbiyatul qulub melalui berdzikir adalah memiliki ketenteraman karena menjadikan Allah swt. yang utama bukan yang lain serta bergemetaran hati yang disebutkan nama Allah swt. karena rasa hormat kepada Allah swt. dan pengagungan kepada-Nya yang telah tampak jelas akan keagungan yang dimiliki Allah swt.
Ekonomi Syariah PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARIAH DI PENGADILAN AGAMA PASCA UU NOMOR 3 TAHUN 2006 JO NOMOR 50 TAHUN 2009
Mas'ud, Muhamad;
Rosbandi, Rosbandi;
Suryagalih, Sugih
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 15 No 1 (2021): Islamika
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33592/islamika.v15i1.1325
Penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah menjadi sebuah tantangan baru bagi Pengadilan Agama semenjak diberlakukannya UU No. 3 Tahun 2006 Jo UU Nomor 50 Tahun 2009. Secara regulasi penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah di Pengadilan Agama menjadi sebuah trust terhadap Pengadilan Agama yang berada dibawah Mahkamah Agung. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penyelesaian sengketa ekonomi syari’ah di Pengadilan Agama yang menjadi kewenangan absolut dalam menerima, memeriksa, dan memutus perkara khususnya dalam sengketa ekonomi syari’ah. Metode kualitatif deskriptif menjadi pilihan dalam penelitian ini terhadap regulasi Undang-undang Kekuasaan Kehakiman. Pengadilan Agama dalam menjalankan kompetensi absolutnya berdasarkan regulasi Undang-undang No.3 Tahun 2006 dan Undang-undang No. 50 Tahun 2009 telah memnuhi aspek keadilan bagi para sengketa khususnya dalam menangani dan memutus sengketa ekonomi syari’ah. Hal ini berdasarkan dengan jumlah perkara di Pengadilan Agama yang berhasil diputus dan telah incraht meskipun sebagian dari pencari keadilan mengajukan banding dan kasasi. Hal ini menunjukan bahwa badan Peradilan Agama telah kompeten dalam menjawab sebuah tantangan dan keraguan dalam menyelesaian sengketa ekonomi syari’ah.