cover
Contact Name
sajuri
Contact Email
sajuripetani@gmail.com
Phone
+6281371655508
Journal Mail Official
journal.biofarm@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sriwijaya No.03 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165430     EISSN : 23016442     DOI : 10.31941
Core Subject : Agriculture,
BIOFARM Jurnal Ilmiah Pertanian merupakan jurnal ilmiah yang berisikan hasil penelitian dan kajian teoritis mengenai masalah-masalah pertanian secara luas (agrokompleks) di Indonesia diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Articles 209 Documents
Pengaruh Silika dan Intensitas Penyiraman Terhadap Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L.) Faustina, Ega; Rahmah, Affiatin; Utari, Tria
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 20, No 1 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i1.4189

Abstract

Produksi tanaman sayur khususnya sawi hijau masih kurang di Indonesia, terbukti dengan adanya peningkatan impor sawi di tahun 2019 lalu. Penurunan produktifitas sayur bisa disebabkan karena permasalahan iklim dan unsur hara dalam tanah. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penggunaan Silika pada tanaman. Silika dipercaya dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan. Selain itu Silika juga termasuk unsur mikro yang sangat dibutuhkan tanaman walau dalam jumlah sedikit. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Program Studi Agribisnsi, Univesitas Peradaban, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dosis pupuk silika yang tepat serta pengaruhnya terhadap intensitas penyiraman dan produksi tanaman sawi hijau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap, 4 x 2 faktorial. Faktor pertama yaitu dosis pupuk silika : 0 gram, 5 gram, 10 gram, dan 15 gram, sedangkan faktor kedua yaitu intensitas penyiraman : setiap hari dan 2 hari sekali. Total terdapat 8 kombinasi perlakuan dengan 3 blok sebagai ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, dan bobot segar tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa dosis pupuk silika 15 gram dengan intensitas penyiraman setiap hari menghasilkan jumlah daun terbanyak yaitu rata-rata sebanyak 9 helai.
Resistance of Lokal, Kara, and Dewata Varieties of Cayenne Pepper (Capsicum Anuum) in Waterlogging Conditions Iemaaniah, Zuhdiyah Matienatul; Mahrup, Mahrup; Susilowat, Lolita Endang; Kusnarta, IGM; Fahrudin, Fahrudin; Shakila, Nur Asri; Mukminah, Mukminah
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 20, No 1 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i1.3910

Abstract

Cayenne pepper is one of the basic commodities and has high economic value. Chili contains capsaicin which gives spicy taste that suitable in various Indonesian food. The high demand of chilies means that this commodity often experiences high selling prices at certain times, especially during the rainy season. The demand that continues to be needed by the community creates great opportunity for chili farmers to continue providing chili on the market. As a plant that can grow well in tropical areas, including Indonesia, chili plants can grow well outside the rainy season. On the other hand, the vertisol soil type, which expands and contracts, requires strong chili plant roots. The rainy season causes plant roots to rot quickly due to waterlogged conditions and plants are easily attacked by pests and diseases. In anticipating failed chili harvest, farmers need planting strategy and selecting quality chili seeds, they can adapt to various environmental conditions. This research was carried out in Sukadana Village using Randomized Block Design field trial method by planting three varieties of chili to find out which variety is most adaptive to waterlogging conditions. The results of the research show that lokal varieties of chili are the most adaptive and resistant to waterlogging conditions.
Pengaruh Ekstrak Selasih dan Ketinggian Perangkap dalam Memonitoring Lalat Buah Jantan di Kebun Mangga Pasuruan Prasetyo, Dandy; Rahmadhini, Noni; Nirwanto, Hery
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 2 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i2.3884

Abstract

Potensi dan peluang pasar komoditas hortikultura khususnya buah-buahan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap buah-buahan yang bermutu tinggi. Nilai mutu buah dapat dilihat dari dua hal yaitu kualitas dan kuantitas. Kendala dalam meningkatkan nilai mutu buah adalah serangan hama contohnya lalat buah. Salah satu tanaman inang yang diserang oleh lalat buah adalah tanaman mangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis lalat buah dan pengaruh ekstrak selasih sebagai atraktan terhadap dinamika populasi lalat buah di Kebun Mangga Pasuruan. Penelitian ini dilakukan di Kebun Mangga Pasuruan pada bulan Juni-Juli 2023 dengan memasang perangkap menggunakan atraktan ekstrak selasih dengan dosis 2,5 ml dan 5 ml serta petrogenol 0,125 ml dan penempatan perangkap pada ketinggian 1 m, 1,5 m, 2 m, kemudian mengambil beberapa lalat buah untuk dilakukan identifikasi dengan mencari kecocokan ciri morfologi lalat buah meliputi garis pada abdomen dan pola pita venasi sayap yang mengacu pada kunci dikotonomi manual. Hasil penelitian menunjukkan berhasil menekan populasi lalat buah dan terdapat dua spesies lalat buah yang menyerang mangga di Kebun Mangga Pasuruan yaitu Bactrocera dorsalis dan spesies hibrida dan ekstrak selasih berpengaruh untuk mendatangkan lalat buah namun tidak efektif. Hasil tangkapan lalat buah terbanyak penempatan perangkap pada ketinggian 1-1,5 m.
The Effect of Providing Biochar and Manure on Nutrient Uptake and Corn Yield In Alluvial Soil Hayati, Rita; Agustine, Leony
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 2 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i2.4186

Abstract

Corn (Zea mays L.) in Indonesia is a plant that is often cultivated, this is because corn is the main alternative food substitute. This is what makes demand for corn production continue to increase. Realizing this, one effort that can be made is by cultivating corn plants on less than optimal land. Alluvial soil contains a lot of sand and clay, does not contain many nutrients. Several alternatives to overcome this problem, one of which is the provision of biochar and manure as soil amendments. The role of biochar in soil can be used as an indicator of soil quality, such as soil aggregate stability, retention and nutrient availability. Providing biochar can increase soil pH. Manure is fertilizer that comes from various kinds of livestock manure including: manure from cow manure, goat/sheep manure and chicken manure. Manure can improve physical properties by making the soil loose and loose so that aeration becomes better and is easier for plant roots to penetrate, improving the chemical properties of the soil through contributing nutrients to plants. Judging from the problems found in alluvial soil and the role of biochar and drum fertilizer, this research aims to determine the effect of providing biochar and manure on nutrient uptake and yield of corn plants in order to optimize corn cultivation. It is hoped that the results of this research can optimize corn cultivation on alluvial soil. The output of the research is expected to be published in the SINTA accredited national journal.
Analisis Penentuan Komoditas Potensial Sektor Pertanian Dalam Meningkatkan Perekonomian Di Provinsi Jawa Barat Suri, Jihan Az-zahra; Abadi, Slamet; Wicaksana, Indrajit
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 2 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i2.4636

Abstract

Kontribusi sektor pertanian di Provinsi Jawa Barat menempati urutan keempat terbesar penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat, namun laju pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Jawa Barat menurun pada tahun 2020 dan 2021. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan PDRB sektor pertanian setiap tahunnya yaitu dengan mengembangkan komoditas potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komoditas potensial dan pertumbuhan struktur komoditas sub sektor pertanian di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan analisis Dynamic Location Quotient (DLQi) dan Tipologi Klassen. Hasil analisis DLQi komoditas potensial di Provinsi Jawa Barat terdapat 34 komoditas, 32 komoditas dari Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu padi sawah, bawang merah, bawang putih, daun bawang, bayam, cabai rawit, cabai besar, kacang panjang, kangkung, kembang kol, kentang, ketimun, kubis, labu siam, terung, tomat, stroberi, melon, mangga, jeruk siam, pisang, jambu air, jambu biji, belimbing, melinjo, nangka, pepaya, petai, duku, rambutan, salak, dan sawo, serta 2 jenis hutan dari Sub Sektor Kehutanan yaitu hutan konservasi dan hutan produksi tetap. Kata kunci: Dynamic Location Quotient, Komoditas Potensial, Sektor Pertanian, Tipologi Klassen
Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Kebutuhan Pangan di Fresh Market Kota Wisata Kabupaten Bogor Rahma, Fathimah Nabila
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 2 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i2.4712

Abstract

Tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pangan khususnya sayuran, buah, daging, dan ikan. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis dalam mengambil keputusan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam keputusan pembelian kebutuhan pangan secara simultan dan parsial di Fresh Market Kota Wisata. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Accidental Sampling sebanyak 100 responden. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dengan teknik pengambilan data yaitu menyebarkan kuesioner. Pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, selanjutnya ditransformasikan menggunakan Metode Suksesif Interval (MSI). Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas serta menggunakan analisis dan model regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian sayuran, buah, daging, dan ikan. Secara parsial, pada komoditas daging dan sayuran faktor pribadi (X3) berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan pembelian (Y), pada komoditas buah faktor pribadi (X3) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan semua faktor perilaku konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. pembelian ikan.Kata kunci: kebutuhan pangan, keputusan pembelian, pasar semi modern
Karakter Morfologi, Fisiologi dan Hasil Tiga Varietas Kubis (Brassica oleracea L. var. capitata) Pada Tiga Perbedaan Jarak Tanam Noza, Dhea Elfira; Usmadi, Usmadi
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 2 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i2.4841

Abstract

ABSTRAK                                                                                Optimasi pemanfaatan lahan melalui pengaturan jarak tanam yang didukung oleh adaptasi varietas yang sesuai, merupakan alternatif solusi dalam upaya meningkatkan produktivitas kubis di tengah tantangan terus terjadinya berkurangnya luas  lahan pertanian dan perubahan iklim. Penelitian bertujuan mengetahui perubahan karakter morfologi, fisiologi dan hasil tiga varietas tanaman kubis pada tiga jarak tanam yang berbeda. Penelitian menggunakan pola dasar Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas sembilan perlakuan dengan tiga ulangan. Perlakuan berupa kombinasi varietas kubis dengan jarak tanam yang terdiri atas: V1J1 (varietas KK cross dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm); V2J1 (varietas Summer Autumn dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm); V3J1 (varietas Bright Top dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm); V1J2 (varietas  KK Cross dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm); V2J2 (varietas Summer Autumn dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm); V3J2 (varietas Bright Top dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm); V1J3 (varietas KK Cross dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm); V2J3 (varietas Summer Autumn dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm) dan V3J3 (varietas Bright Top dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm). Data hasil peneltian dianalisis menggunakan sidik ragam dan bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jarak dalam baris dari 30 cm menjadi 60 cm pada jarak antar baris tanaman yang sama selebar 50 cm, tidak mengubah karakter morfologi dari ketiga varietas kubis.  Perbedaan karakter fisiologi dari ketiga varietas kubis lebih didominasi oleh sifat genetis dibanding perubahan jarak tanam. Verietas KK Cross menunjukkan karakter hasil lebih baik dibanding varietas Bright Top pada jarak tanam lebar 60 cm x 50 cm.Kata kunci: Area tumbuh, Kubis, ProduktivitasABSTRACTOptimizing land use supported by adapting appropriate varieties, is an alternative solution in an effort to increase cabbage productivity amidst the on going challenges of decreasing agricultural land and climate change. Optimizing land use through plant spacing is one of the easiest forms of cultivation intensification to increase productivity. The research aims to determine changes in morphological, physiological and yield characteristics of three varieties of cabbage at three difference planting distances. The research is based on Randomized Complete Block Design pattern consisting of nine treatments with three replications. The treatments included a combination of cabbage varieties with planting distances consisting of: V1J1 (KK cross variety with a planting distance of 40 cm x 50 cm); V2J1 (Summer Autumn variety with a planting distance of 40 cm x 50 cm); V3J1 (Bright Top variety with a planting distance of 40 cm x 50 cm); V1J2 (KK Cross variety with a planting distance of 50 cm x 50 cm); V2J2 (Summer Autumn variety with a planting distance of 50 cm x 50 cm); V3J2 (Bright Top variety with a planting distance of 50 cm x 50 cm); V1J3 (KK Cross variety with a planting distance of 60 cm x 50 cm); V2J3 (Summer Autumn variety with a planting distance of 60 cm x 50 cm) and V3J3 (Bright Top variety with a planting distance of 60 cm x 50 cm). The research data obtained were analyzed using variance and if there were significant differences, it was continued with the HSD test at the 5% level. The research results showed that increasing the distance in rows from 30 cm to 60 cm with a distance between rows of the same plant of 50 cm did not change the morphological characters of the three cabbage varieties.  The differences in physiological characteristics of the three cabbage varieties are more dominated by genetic characteristics than planting distance changes. The KK Cross variety shows better yield characteristics than the Bright Top variety at a wide spacing of 60 cm x 50 cm..Keywords: Growing space, Cabbage, Productivity
Strategi Implementasi Pos Penyuluhan Desa Terhadap Sistem Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Purwodadi Saleh, Rivai Muhammad; Nurlairi, Nurlairi; Wijoyo, Iman Aji
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 2 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i2.4934

Abstract

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini difokuskan untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan-kegiatan serta merumuskan strategi dalam upaya pengembangan pos penyuluhan desa yang ada di Kecamatan Purwodadi terhadap fungsi-fungsi yang diamanatkan dalam peraturan menteri pertanian nomor 03 tahun 2018 tentang pedoman penyelenggaraan penyuluh pertanian. Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan metode kualitatif dan kuantitatif (mix method). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik FGD (Focus Group Discussion), observasi dan wawancara mendalam (in depht interview). Hasil penelitian menunjukan bahwa Strategi peningkatan peran pos penyuluhan desa di kecamatan Purwodadi yang dapat diterapkan adalah growth oriented strategy dengan alternatif strategi yakni memanfaatkan program dan dukungan lembaga pendukung penyuluhan untuk mengintensifkan kegiatan penyuluhan di pos penyuluhan desa, bekerja sama dengan perusahaan sekitar dalam mengembangkan  metode  dan  model  percontohan  usaha  tani, menyediakan fasilitas, penghargaan dan insentif finansial untuk meningkatkan motivasi kerja penyuluh swakarsa, mengajukan proposal dan rencana anggaran dan biaya pelaksanaan kegiatan di pos penyuluhan desa serta mengembangkan komoditas lokal sebagai upaya untuk menarik jejaring kemitraan dengan perusahaan sekitar. Kata kunci: Pos penyuluhan desa, Strategi, Implementasi 
Tissue Culture Initiation Using Local Maize Explants from the Field Ningsih, Irnawati; Wahyuni, Febriana Dwi; Rahman, Nurhamidar; Fitriani, Hani; Rianawati, Sri; Supriadi, Dedi; Mulyaningsih, Enung Sri
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 2 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i2.5019

Abstract

Inisiasi kultur jaringan adalah salah satu metode bioteknologi yang bertujuan untuk menghasilkan tanaman baru menggunakan eksplan yang telah ada. Teknik kultur jaringan saat ini telah berkembang perannya sebagai tool untuk menghasilkan tanaman hasil pemuliaan modern seperti hasil rekayasa. Namun untuk dapat dimanfaatkan sebagai tool, penguasaan kultur jaringan di tahap awal (inisiasi) perlu dikuasai. Jagung lokal yang berasal dari lapangan merupakan salah satu eksplan yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan inisiasi kultur jaringan. Hal ini menarik dilakukan karena jagung merupakan tanaman graminea yang paling rekalsitran terhadap kultur jaringan. Kegiatan dimulai dengan memilih varietas jagung lokal, menggunakan material genetik berupa benih tua (jagung pipilan) kemudian dilakukanlah optimasi proses sterilisasi. Teknik sterilisasi yang digunakan bersifat fast dan overnight. Benih yang telah steril ditumbuhkan pada media dasar. Selanjutnya untuk percobaan kultur jaringan, material genetik dibedakan atas bagian: buku utuh, buku dibelah dan ujung akar. Material eksplan diperoleh dari seedling yang tumbuh steril dan normal pada hasil percobaan sterilisasi. Eksplan yang diperoleh di tanam pada media NB, 1⁄2 MS, dan SH yang mengandung kombinasi zat pengatur tumbuh (ZPT) yaitu: label A) TDZ 0,75 mg/L (Thidiazuron) & BAP 0,25 mg/L (Benzyl amino purin), label B) dengan hormon NAA 0,5 mg/L (Naptalaneacetic acid) & BAP 1 mg/L (Benzyl amino purin), dan label C) dengan hormon 2,4-Dichlorophenoxy Acid 1 mg/L dan Kinetin 0,5 mg/L yang dilengkapi asam amino (proline, casein) sumber karbon (sukrosa), dan pemadat (phytagel). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dengan sterilisasi cepat, pertumbuhan tanaman memiliki hasil perkembangan yang cepat yaitu tumbuh pada hari ke 10, namun memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi. Sedangkan dengan sterilisasi overnight memiliki hasil perkembangan yang lambat yaitu tumbuh pada hari ke 16, namun memiliki tingkat kontaminasi yang rendah. Kombinasi ZPT dengan media yang paling cocok adalah media NB yang dikombinasikan dengan ZPT TDZ 0,75 mg/L dan BAP 0,25 mg/L, menghasilkan plantlet dari bagian buku, dan kalus dari bagian ujung akar, walaupun kalus yang di maksud masih kalus secara umum. Penyimpanan pada lingkungan gelap, memiliki persentase pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan perlakuan penyimpanan pada lingkungan terang. Dan hasil akhir juga menunjukan bahwa pada kondisi terang, tingkat dorman/ mati nya eksplan lebih tinggi.
Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Dosis Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) Putri, Ega Harnanditya; Priyono, Priyono; Saputro, Avisema Sigit
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 20 No. 2 (2024): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v20i2.5025

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK dan dosis pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L). Penelitian dilakukan pada November 2023 – Februari 2024 di Sidomakmur, Widodaren, Ngawi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dan diulang 3 kali. Dosis pupuk NPK (N) sebagai faktor 1 yaitu: N0 = 0 kg/ha, N1 = 150 kg/ha, N2 = 300 kg/ha, N3 = 450 kg/ha. Dosis pupuk hayati (P) sebagai faktor 2 yaitu: P0 = 0 kg/ha, P1 = 50 kg/ha, P2 = 100 kg/ha, P3 = 150 kg/ha. Data analisis menggunakan analisis sidik ragam dengan uji lanjut BNJ 5%. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, berat brangkasan basah, biomassa, panjang tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, berat tongkol tanpa kelobot, kadar kemanisan. Hasilnya perlakuan dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap seluruh parameter pengamatan dengan perlakuan terbaik dosis pupuk NPK 300 kg/ha. Perlakuan dosis pupuk hayati berpengaruh terhadap seluruh parameter pengamatan dengan perlakuan terbaik dosis  pupuk hayati 100 kg/ha. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan dosis pupuk NPK dan dosis pupuk hayati terhadap seluruh parameter, tetapi interaksi dosis terbaik yaitu dosis pupuk NPK 300 kg/ha dan dosis pupuk hayati 100 kg/ha.