cover
Contact Name
Sofyan Musyabiq Wijaya
Contact Email
obiqwijaya@gmail.com
Phone
+6281559678993
Journal Mail Official
jkunila@gmail.com
Editorial Address
Jl Prof.Dr.Soemantri Brojonegoro No 1 , Bandar Lampung, Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JK Unila (Jurnal Kedokteran Universitas Lampung)
Published by Universitas Lampung
ISSN : 25273612     EISSN : 26146991     DOI : 10.23960/jku
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung (JK Unila) is a journal of scientific publications published every six months using a peer review system for article selection. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung (JK Unila) can receive original research articles relevant to medicine and health, meta-analysis , case reports and medical science update.
Articles 260 Documents
Hubungan Riwayat Abortus dengan Kejadian Mola Hidatidosa pada Wanita Usia Reproduktif di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Ratna Dewi Puspita Sari; Intanri Kurniati; Nurul Utami; Arif Yudho Prabowo; Risti Graharti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2196

Abstract

Kematian ibu dapat disebabkan karena adanya komplikasi kehamilan dan persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya perdarahan. Hal yang dapat menyebabkan perdarahan, di antaranya adalah abortus dan mola hidatidosa. Riwayat pernah abortus, disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya mola hidatidosa. Oleh karena itu, perlu diketahui dan dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap hubungan antara keduanya untuk menekan angka kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek di bagian Obstetri dan Ginekologi dari bulan April sampai Juni 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat abortus dengan kejadian mola hidatidosa pada wanita usia reproduktif di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Populasi penelitian ini adalah wanita dengan kehamilan muda yang terdiagnosa mola hidatidosa dan sampelnya dipilih dengan cara consecutive sampling. Metode penelitian menggunakan studi observasional retrospektif. Besar sampel minimal per kelompok yang dibutuhkan adalah 27 orang, dengan perkiraan faktor drop out sebesar 20%, maka diperoleh besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 33 orang. Data yang diperoleh dianalisis secara bivariat pada tingkat kemaknaan p<0,05 dengan confidence interval (CI) 95%.Kata kunci: angka kematian ibu, mola hidatidosa, riwayat abortus
Studi Kualitatif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karier pada Mahasiswa Kedokteran dan Dokter Internship di Bandar Lampung Idzni Mardhiyah; Oktadoni Saputra; TA Larasati; Rika Lisiswanti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1627

Abstract

Pemilihan karier merupakan hal penting dan krusial bagi seorang dokter. Pemilihan karier menjadi hal yang sangat menentukan masa depan seorang dokter ketika terjun di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan karier mahasiswa kedokteran tahun pertama, ketiga dan dokter internship Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) di Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kualitatif. Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan survei gambaran pilihan karier pada mahasiswa kedokteran tahun pertama dan ketiga FK Unila. Dari gambaran pilihan karir yang didapatkan, dilakukan wawancara mendalam pada mahasiswa tahun pertama (n=4), tahun ketiga (n=6) dan dokter internship (n=8). Data kemudian ditranskripsi, dikoding, dan dianalisis konten untuk mendapatkan tema-tema yang muncul. Gambaran pilihan karier mahasiswa masih didominasi oleh dokter fungsional khususnya dokter spesialis baik pada mahasiswa tahun pertama (67%;85 dari 127 responden) maupun pada mahasiswa tahun ke tiga (54%; 70 dari 130 responden). Faktor yang mempengaruhi pemilihan karier terdiri dari faktor pendorong dan faktor penghambat. Terdapat delapan kategori utama faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier yaitu; karakteristik pribadi, karakteristik profesi, kondisi lapangan pekerjaan, perankeluarga, kehiduoan pribadi, tuntutan pendidikan lanjut, fase preklinik, dan fase rotasi klinik. Dari kedelapan kategori tersebut, kategori fase preklinik tidak didapatkan sebagai kategori pada faktor penghambat tetapi terdapat dua kategori lainnya yaitu beban kerja dan keterbatasan informasi. Simpulan. Pemilihan karier mahasiswa kedokteran dan dokterinternship bervariasi sesuai dengan tahapan pendidikan yang dilalui.Semakin tinggi tahapan pendidikan yang dilalui, semakin kompleks hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan kariernya. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata Kunci: dokter internship, mahasiswa kedokteran, pemilihan karier
Hubungan Beban Kerja Mental terhadap kejadian Abortus pada Pekerja Bruruh Pabrik di PT. Great Giant Pineapple Ratna Dewi Puspita Sari; Soraya Rahmanisa; Evriana Citra
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2214

Abstract

Abortus merupakan salah satu penyebab kematian ibu, Komplikasi abortus berupa perdarahan atau infeksi dapat menyebabkan kematian. Abortus didefinisikan sebagai ancaman pengeluaran janin sebelum janin bisa hidup di luar kandungan dengan usia kehamilan kurang dari 20 minggu serta berat janin 500 gram. Salah satu faktor penyebab abortus adalah aktifitas yaitu aktifitas fisik dan mental, aktifitas mental dapat menimbulkan beban kerja yaitu beban kerja mental. Tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan beban kerja mental terhadap kejadian abortus. Beban kerja mental dapat menimbulkan stress kerja, Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan endokrin dengan secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin hingga menyebabkan abortus. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan ranncangan cross sectional, Instrumen penelitian adalah kuisioner beban kerja mental NASA tlx. Hasil penelitian berdasarkan uji chi square menunjukkan bahwa p=0,000. Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan resiko untuk terjadi abortus pada pekerja dengan beban kerja mental yang berat. Disimpulkan bahwa Terdapat hubungan antara beban kerja mental terhadap kejadian abortus pada pekerja buruh pabrik di PT. Grat Giant Pineapple.Kata kunci : Abortion, Mental workload.
Ergonomi sebagai Upaya Pencegahan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja Diana Mayasari; Fitria Saftarina
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1643

Abstract

Pada tahun 2003, World Health Organization (WHO) melaporkan Musculoskeletal Disorder’s (MSDs) adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi dan diperkirakan mencapai 60% dari semua penyakit akibat kerja. Begitu juga di Indonesia Departemen Kesehatan RI tahun 2005 melaporkan terdapat 40,5% pekerja mempunyai gangguan kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan diantaranya yang tertinggi adalah gangguan muskuloskeletal sebanyak 16%. Musculoskeletal Disorder’s dapat disebabkan oleh kontribusi berbagai faktor risiko antara lain faktor individu, faktor pekerjaan atau biomekanik dan faktor psikososial. Faktor pekerjaan yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal dapat berasal dari pajanan ergonomi berupa postur janggal, gerakan statis dan berulang. Ergonomi adalah ilmu yangmempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Ergonomi merancang suatu sistem di mana letak lokasi kerja, metode kerja, peralatan, mesin-mesin, dan lingkungan kerja sesuai dengan keterbatasan fisik dan sifat-sifat pekerja. Prinsip utama dalam ergonomi adalah menyerasikan pekerjaan dengan pekerja atau “fitting the job to the worker”. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) merekomendasikan suatu tindakan ergonomik untuk mengatasikeluhan muskuloskeletal melalui dua cara, yaitu rekayasa teknik pada desain stasiun dan alat kerja, dan rekayasa manajemen pada organisasi kerja. Dengan adanya aplikasi ergonomi dalam pekerjaan, diharapkan angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan dapat dikurangi, produktivitas dan keselamatan kerja meningkat yang pada akhirnyaakan meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial pekerja. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata kunci: ergonomi, musculoskeletal disorder’s, penyakit akibat kerja
Human Monoclonal Antibody (HMAb) Solusi Pengganti Antitoksin Difteri Rasmi Zakiah Oktarlina; Adela Putri Agata
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2230

Abstract

Kejadian luar biasa difteri masih menjadi masalah di Indonesia sejak tahun 2011. Kejadian terbesar terjadi pada tahun 2012, sebesar 955 kasus. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara kedua dengan prevalensi kasus difteri terbanyak setelah India. Hingga pada akhir tahun 2017, ditemukan 591 kasus difteri di Indonesia. Hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya angka kejadian drop out imunisasi yang berhubungan dengan semakin banyaknya kelompok anti vaksin. Terjadinya peningkatan kasus difteri ini menyebabkan diperlukannya pengobatan yang optimal terhadap kasus difteri. Pengobatan difteri saat ini adalah dengan Difteri Antitoksin (DAT) yang dikombinasikan dengan antibiotik yang adekuat. Namun dalam penggunaannya DAT yang berasal dari kuda ini memiliki efek samping berupa risiko alergi, reaksi hipersensitivitas tipe lambat, serum sickness, bahkan syok anafilaktik. Saat ini hanya India dan Brazil memproduksi DAT. Sementara untuk mengimpor DAT harus dengan seizin Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Penggunaan DAT dibatasi dan harus dilakukan pemeriksaan sensitivitas terlebih dahulu kepada pasien. Sedangkan penatalaksanaan difteri yang terlambat akan menyebabkan terjadinya peningkatan risiko komplikasi. Human Monoclonal Antibody (HMAb) bisa menjadi pilihan dalam menggantikan DAT yang dipakai selama ini. HMAb mampu menghambat terjadinya ikatan antara toksin difteri dan fragmen B dengan Heparin-binding Epidermal Growth Factor (HB-EGF). HMAb bisa menjadi pilihan yang sangat baik untuk menggantikan penggunan DAT.Kata Kunci : difteri, dat, human monoclonal antibody
Aktivitas Antikanker Senyawa Brusein-A terhadap Ekspresi Bax pada Tikus yang Diinduksi Dimetilbenz(α)antrasen Muhartono Muhartono; Subeki Subeki
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1670

Abstract

Brusein-A dari buah makasar (Brucea javanica) mempunyai aktivitas antikanker terhadap kanker payudara secara in vitro dengan nilai IC50 0,54 mg/L. Mekanisme Brusein-A dalam mematikan sel kanker payudara diduga melalui apoptosis. Salah satu protein yang memegang peranan penting adalah Bax. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antikanker senyawa brusein-A terhadap ekspresi Bax ada tikus yang diinduksi DMBA. Penelitian dilakukan pada tikus betina umur 12 minggu yang diberi DMBA 20 mg/KgBB selama 3 minggu sampai terbentuk kanker payudara. Tikus dibagi 9 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor. Selanjutnya Brusein-A diberikan secara oral pada masing masing kelompok tikus dengan dosis 0, 2.5, 5, 7.5, 10, 12.5, 15, 17.5, dan 20 mg/kg. Perlakuan disusun dalam rancangan acak lengkap dengan3 ulangan. Selanjutnya tikus dipelihara selama 28 hari dan diberikan makan minum ad libitum. Tikus selanjutnya dimatikan dan jaringan kanker payudara diperiksa dengan imunohistokimia Bax. Ekspresi Bax dinilai berdasarkan persentase sitoplasma yang berwarna coklat. Hasil penelitian menunjukkan pada dosis 0 mg/L ekspresi bax sebanyak 1%, dosis 2,5 mg/L sebesar 10%, dosis 5 mg/L sebesar 20%, dosis 7,5 mg/L sebesar 30%, dosis 10 mg/L sebesar 40%, dosis 12,5 mg/L sebesar 55%, dosis 15 mg/L sebesar 65%, dosis 17,5 mg/L sebesar 80%, dan dosis 20 mg/L sebesar 95%. Hasil analisis Chisquare didapatkan hasil p=0.0001. Terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan dosis Brusein-A dengan ekpresi Bax pada kanker payudara tikus yang diinduksi DMBA.Kata kunci: brusein-A, buah makasar, gen bax, kanker payudara
Visum et Repertum Socialization by RRI Medan Radio Broadcasting Petrus, Asan
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 2 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i2.2575

Abstract

Background; Visum et repertum (VeR) as a form of report on the results of examinations of victims of crime, both living victims and death victims, is one of the services provided by doctors who can help law enforcement in upholding justice. Visum et Repertum as evidence that plays a role in the process of proving a criminal case against the health and mentality of humans certainly requires a form that is informative and correctly made. But in reality, based on several studies, it was found that VeRs are mainly made with poor quality, including in PKU Muhammadiyah Jogja Hospital (27.4%) 1, in Arifin Pekanbaru Hospital (37.11%), in Dumai Hospital (37.46%) 2 and several other service units that have been studied are also not much different. That is why we, from the Forensic Department of Faculty of Medicine of USU, are very concerned about this. In our collaboration with RRI Pro 1 FM 94.3 conducting an interactive dialogue about VeR. Method; interactive dialogue through RRI Medan radio broadcasts. Results; currently it cannot be evaluated, we hope that in the next 5 years we will get the desired change. Discussion; based on previous research that mainly VeR is considered poorly made so that the Department of Forensics through cooperation between RRI Medan and the Faculty of Medicine of USU conducted an inspirational interactive dialogue broadcast with the theme of the VeR in addition to the Forensic Department with the above objectives also actively conducting research activities, seminars , training related to the making of VeR, and because this activity is an initial activity, it cannot be evaluated right away. We hope that in the next 5 years there will be a change in the result of good quality VeR. Conclusion; VeR socialization activities through interactive dialogue on RRI radio broadcasts are one of the ways sought by the Forensic Department to improve the ability of general practitioners in making VeR.
Erupsi Obat Alergi: Tinjauan Kasus Sindrom Hipersensitivitas Obat pada Pasien dalam Pengobatan Morbus Hansen Dwi Indria Anggraini
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1722

Abstract

Reaksi simpang obat bervariasi, dapat terjadi hanya pada kulit atau sistemik. Sindrom hipersensitivitas obat (SHO) jarang terjadi namun merupakan salah satu reaksi simpang obat berat. Tinjauan kasus ini bertujuan mengetahui diagnosis dan tata laksana erupsi obat alergi, terutama SHO. Kasus, seorang perempuan 37 tahun timbul bercakbercak kemerahan seluruh tubuh disertai mata kuning dan demam, buang air kecil berwarna teh gelap, mual, dan sengkelan di kedua lipat paha. Sejak enam minggu sebelumnya pasien minum obat dapson, rifampisin, klofazimin untuk pengobatan penyakit Morbus Hansen. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang, ditegakkan diagnosis Erupsi Obat Alergi tipe Sindrom Hipersensitivitas Obat dan Morbus Hansen tipe Borderline Tuberculoid. Tatalaksana medikamentosa berupa metilprednisolon 16-16-8 mg, loratadin 1x10 mg, ranitidin 2x150 mg. Simpulan, SHOditandai dengan erupsi kulit, demam, dan keterlibatan organ dalam. Tata laksana SHO berupa identifikasi dan menghentikan obat penyebab serta direkomendasikanpemberian kortikosteroid sistemik.Kata kunci: Erupsi obat alergi, Morbus Hansen, Sindrom Hipersensitivitas Obat
Hubungan Status Gizi dengan Keteraturan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Universitas Lampung yang Tinggal di Asrama Rusunawa Unila Ratna Dewi Puspita; Sutyarso Sutyarso; Elvira Rossalia Kambu
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2018): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i1.1901

Abstract

Menstruasi adalah perdarahan dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menjalankan fungsinya.Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu danmulainya menstruasi yang baru.Panjang siklus menstruasi yang normal ialah 28 hari.Keadaan status gizi wanita usia subur pada umumnya dipengaruhi oleh pola konsumsi makan, kebanyakan dari mereka konsumsi zat gizinya rendah, hal ini disebabkan oleh keterbatasan makanan atau membatasi sendiri makanannya karena faktor ingin langsing.Jenis penelitian yang di gunakan pada Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional,untuk mengetahui hubungan status gizi dengan keteratun menstruasi pada mahasiswi di asrama rusunawa unila.Penelitian ini dilakukan di Asrama rusunawa Universitas lampung dan berlangsung pada bulan juli 2017.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Novia (2015) di SMKN 4 Yogyakarta menunjukkan bahwa sebagian remaja putri (50%) pada penelitian ini memiliki status gizi tidak normal mulai dari malnutrisi hingga obesitas.Kata kunci: Menstruasi, Status Gizi
Hubungan Mindful Attention Awareness dan Self Efficacy Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Oktafany Oktafany; Dwita Oktaria; M. Panji Bintang
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1945

Abstract

Mahasiswa baru merupakan mahasiswa yang baru saja mengalami transisi dari masa sekolah menengah atas menuju lingkungan universitas. Sebagian besar mahasiswa baru, mampu beradaptasi dengan lingkungan universitas, namun sebagian kecil mahasiswa mengalami kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan universitas. Self efficacy adalah kepercayaan diri individu terhadap segala aspek yang memengaruhi kemampuan untuk melakukan sesuatu. Self efficacy menentukan bagaimana orang berrpikir, merasakan, memotivasi diri mereka dan bertingkah laku. Self efficacy erat kaitannya dengan mindfulnes attention awareness suatu individu. Semakin tinggi self efficacy dan mindfulnes attention awareness individu maka semakin mudah individu tersebut untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross sectionaldan bertujuan untuk mencari hubungan mindfulnes attention awareness dan self efficacy mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan alat bantu kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Sampel merupakan total sampling dari mahasiswa kedokteran FK Unila semester 1 sebanyak 223 sampel.Terdapathubungan bermakna antara mindfulnes attention awareness dan self efficacy mahasiswa tahun pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung..Analisis chi square nilai p< 0,05. Pada uji statistik didapati nilai OR =11,43 yang berarti bahwa responden yang memiliki skor MAAS baik berpeluang sebesar 11,43 kali untuk memiliki skor GSE yang baik, bila dibandingkan dengan responden yang memiliki skor MAAS kurang.Kata Kunci: Mahasiswa Kedokteran, Mindfull Attention awreness,Self Efficacy

Page 7 of 26 | Total Record : 260