cover
Contact Name
Taufik Hidayat
Contact Email
besthd22@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
buletin_thpipb@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
ISSN : 23032111     EISSN : 2354886X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
JPHPI publishes manuscripts in the field of marine post-harvest, aquatic biotechnology, aquatic biochemistry, aquatic product diversification, and characteristic of aquatic raw materials. In addition, JPHPI also publishes research about aquatic product quality, standardization, and other researches within the field of aquatic product technology.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)" : 8 Documents clear
Karakteristik fisikokimia mi basah substitusi jenis ikan berbeda dengan penambahan egg white powder: Physicochemical characteristics of wet noodles substitution of different types of fish with the addition of egg white powder (EWP) Amalia, Ayu Rizki; Sumartini, Sumartini; Azka, Aulia; Ratrinia, Putri Wening; Suryono, Muh; Saputra, Eko Novi; Hasibuan, Nirmala Efri
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.52207

Abstract

Mi merupakan salah satu jenis makanan yang disukai oleh semua kalangan dan digunakan sebagai alternatif variasi makanan pengganti nasi. Kandungan gizi protein pada produk mi sangat rendah sehingga perlu ditambahkan protein dari berbagai jenis ikan. Kelemahan mi berbahan dasar ikan adalah karakteristik fisiknya yang mudah putus dan tidak kenyal sehingga kurang disukai konsumen. Oleh sebab itu, perlu adanya bahan pengenyal egg white powder (EWP). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tepung jenis ikan terbaik pada mi basah berdasarkan karakteristik fisikokimia dan kesukaan konsumen. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan jenis ikan yang berbeda, yaitu tanpa ikan, ikan patin, lomek, kembung, dan tongkol. Parameter yang diuji adalah sensori, proksimat dan karakteristik fisik. Mi dengan jenis ikan berbeda mengandung kadar air 51,50-76,65%; protein 4,40-17,21; lemak 0,20-6,53%; abu 1,00-2,82%; cooking loss 3,50-8,25%; daya rehidrasi 35,00-65,24%; cooking time 75,75-115,28 detik; elastisitas 11,38-29,79%; dan nilai hardness 881,40-4.155,01 gf. Tepung jenis ikan yang paling disukai sebagai bahan baku mi basah berdasarkan tingkat penerimaan panelis adalah ikan tongkol. Penggunaan ikan sebagai bahan baku dapat meningkatkan nutrisi mi basah.
Stabilitas fisik dan uji iritasi produk peel-off mask dari ekstrak H. scabra, A. marina, dan bittern: Physical stability and irritation peel-off mask products from H. scabra, A. Marina extracts, and bittern Ridyawati, Ika Wahyu; Asih, Eka Nurrahema Ning
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.52574

Abstract

Peel-off mask adalah jenis kosmetik yang banyak digunakan untuk mengatasi kulit wajah kering. Penggunaan produk ini dapat melembapkan dan memberikan efek relaksasi karena kaya kandungan mineral bagi kulit. Bahan hayati laut kaya mineral yang berpotensi sebagai bahan peel-off mask adalah ekstrak Holothuroidea scabra, Avicennia marina dan bittern. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan formula produk peel-off mask terbaik dari ekstrak H. scabra, A. marina dan bittern berdasarkan stabilitas fisik dan uji iritasi. Uji meliputi rendemen ekstrak, formulasi peel-off mask, stabilitas fisik (organoleptik, cyling test, uji pH dan uji waktu mengering) dan uji iritasi (eritema, panas dan gatal-gatal). Formula yang digunakan pada penelitian ini yaitu bittern (mL)+H. scabra (mg)+A. marina (mg) dengan F0 (kontrol), F1 (33,33+33,33+33,33), F2 (50+25+25), F3 (25+50+25), dan F4 (25+25+50). Hasil penelitian menunjukkan bahwa stabilitas fisik produk terbaik terdapat pada F2 (bittern 50 mL, ekstrak H. scabra 25 g, dan A. marina 25 g). Formula ini aman digunakan di kulit wajah karena 30 panelis tidak mengalami iritasi (eritema, panas dan gatal-gatal) dengan pH produk yaitu 5,52 sesuai dengan nilai kulit normal pada wajah.
Sensory and physicochemical properties of threadfin bream (Nemipterus nemurus) meatballs from breadfruit and tapioca flour formulations: Sifat sensori dan fisikokimia bakso ikan kurisi (Nemipterus nemurus) dari formulasi tepung sukun dan tapioka Fadhallah, Esa Ghanim; Navisa, Putri; Susilawati, Susilawati; Sugiharto, Ribut
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.56669

Abstract

Bakso ikan memerlukan bahan pengisi untuk menghasilkan kualitas produk akhir yang baik. Tapioka sering digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan bakso, namun memiliki kandungan nutrisi yang rendah. Tepung sukun dapat digunakan sebagai alternatif tambahan bahan pengisi bakso karena mengandung amilosa dan amilopektin yang tinggi serta serat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi bakso ikan kurisi dengan penambahan tepung sukun dan tapioka terbaik berdasarkan sifat sensori, fisik, kimia dan kesesuaian dengan SNI 7266:2014. Formulasi tepung sukun dan tapioka yang digunakan terdiri dari 6 perlakuan (%), yaitu (0:15); (3:12); (6: 9); (9:6); (12:3); dan (15:0). Parameter yang dianalisis meliputi uji sensori, kadar abu, air, hardness, springiness, dan cohesiveness. Perlakuan terbaik dilanjutkan analisis kadar protein dan serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi tepung sukun dan tapioka berpengaruh nyata terhadap sifat sensori, fisik dan kimia bakso ikan kurisi. Formulasi terbaik adalah perlakuan tepung sukun 3% dan tapioka 12% dengan skor ketampakan 7,62 (permukaan halus, tidak berongga, cerah), aroma 7,75 (khas ikan), rasa 8,00 (khas bakso ikan), tekstur 7,83 (padat, kompak, kenyal), rasa secara hedonik 7,63 (sangat suka), penerimaan keseluruhan 7,39 (suka), kadar air 68,02%, abu 2,22%, serat kasar 0,71%, dan protein 11,38% yang sesuai dengan SNI 7266:2014. Formulasi ini juga menghasilkan nilai hardness 295,50 N, nilai springiness 12,57 mm, dan nilai cohesiveness 1,22 mm. Makin tinggi konsentrasi tepung sukun makin menurunkan nilai sensori dan fisik.
Isolasi klorofil a dan analisis aktivitas antioksidan dari mikroalga C. vulgaris: Isolation of chlorophyll a and analysis of antioxidant activity from microalgae C. vulgaris Chamidah, Anies; Afrilia, Hefni Citra; Ahmad, Mirza Gulam; Arisandi, Desy
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.57470

Abstract

Klorofil adalah pigmen hijau yang ditemukan dalam membran tilakoid yang terdiri atas klorofil a, b, c, d, dan e, yang bermanfaat sebagai antioksidan, antiinflamasi, antimutagenik, dan antikanker. Penggunaan klorofil dari mikroalga belum banyak dieksplorasi dibandingkan dengan klorofil dari tanaman darat. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan aktivitas antioksidan klorofil a dari mikroalga C.vulgaris. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen laboratorium, dengan tahapan ekstraksi mikroalga C. vulgaris menggunakan pelarut etanol 96%, fraksinasi crude ekstrak C. vulgaris dengan n-heksana, identifikasi klorofil dan penentuan eluen terbaik untuk isolasi KLT, isolasi fraksi untuk memperoleh pigmen klorofil selanjutnya diuji KLT, kadar total klorofil dan aktivitas antioksidan. Hasil pengujian meliputi uji rendemen, kromatografi lapis tipis (KLT), kadar total klorofil, dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klorofil a dapat diisolasi melalui ekstraksi menggunakan etanol 96%, fraksinasi dengan n-heksana, dan pemurnian dengan kromatografi kolom menggunakan pelarut petroleum eter (7:3). Nilai IC50 dari klorofil a yang dihasilkan adalah 63,99±5,46 ppm, yang termasuk dalam kategori antioksidan kuat. Temuan ini menunjukkan bahwa klorofil a dari C. vulgaris memiliki potensi sebagai sumber antioksidan alami yang efektif.
Karakteristik fisik selulosa dari rumput laut Chaetomorpha crassa yang diekstraksi dengan suhu yang berbeda: Physical characteristics of cellulose from seaweed Chaetomorpha crassa extracted at different temperatures Henggu, Krisman Umbu; Jodi, Jasin Umbu; Ratu, Oksin Hama; Sihono, Sihono; Nurdiansyah, Yopi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.58122

Abstract

Chaetomorpha crassa is a green seaweed that is abundant in Indonesian waters. The utilization of C. crassa is yet to be fully optimized, as seaweed farmers often view it as a nuisance. However, this seaweed contains natural cellulose, which can be used in industrial applications. Consequently, this study aims to determine the optimal temperature for cellulose extraction from C. crassa, focusing on cellulose content, physical characteristics, and diffraction patterns. The cellulose extraction process involves several stages: depigmentation and delignification at extraction temperatures of 60, 70, and 80°C for 12 h, followed by depolymerization using 5% HCl. The biomass was dried at 60°C for 10 h. The parameters analyzed included the degree of crystallinity, density, flowability index, and porosity, as well as the cellulose, lignin, hemicellulose content, and diffraction patterns. The findings indicated that variations in extraction temperatures of 60°C, 70°C, and 80°C significantly affected (p<0.05) the cellulose, lignin, hemicellulose, bulk density, tap density, Carr's index, Hausner ratio, and porosity. The optimal conditions for cellulose extraction were achieved at a temperature of 70°C, resulting in an average cellulose content of 74.17%, a degree of crystallinity of 64.13%, bulk density of 0.21 g/cm³, tap density of 0.29 g/cm³, Carr's index of 35.11%, Hausner ratio of 2.48, and porosity of 1.27. Diffraction analysis revealed that the cellulose obtained in this study was predominantly type II cellulose (72.66%), with type I cellulose comprising 27.34%.
Produksi protein sel tunggal mikroalga (Chlorella vulgaris) menggunakan limbah ayam broiler dan aplikasinya dalam pakan : Production of microalgae single-cell protein (Chlorella vulgaris) using broiler chicken waste and its application in feeds Iba, Wa; Padang, Crasilia Yanti; Sari, Nilam; Ambardini, Sri; Suriana, Suriana
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.58151

Abstract

Protein sel tunggal dari mikroalga berpotensi digunakan dalam formulasi pakan ayam broiler. Mikroalga yang banyak dikembangkan saat ini salah satunya adalah Chlorella vulgaris. Penelitian bertujuan untuk menentukan konsentrasi C. vulgaris yang dikultur menggunakan media organik limbah ternak ayam broiler dan kandungan proteinnya dalam pakan. C. vulgaris dikultur menggunakan media organik dari feses ayam broiler dalam air laut pada 4 konsentrasi (10, 100, 1.000, dan 10.000 ppm). Kandungan protein C. vulgaris dan pakan dianalisis menggunakan metode Kjeldahl. Protein tertinggi diperoleh pada C. vulgaris dalam media feses ayam 10 ppm, yaitu 23,53%. Biomassa mikroalga yang dikultur dalam media 10 ppm feses ayam ditambahkan dalam formulasi pakan ayam broiler pada konsentrasi yang berbeda, yaitu 0; 2,5; 5; 7,5 dan 10% dengan 3 kali ulangan. Kandungan protein tertinggi, yaitu 34,65% pada penambahan biomassa C. vulgaris 2,5%. Kandungan protein yang mendekati optimal untuk ayam broiler fase pre-starter dan starter yaitu 22,71% dan 24,06% diperoleh dengan penambahan tepung C. vulgaris 5 dan 7,5%.
Eksplorasi aktivitas enzimatik dari fungi endofit laut serta aplikasinya untuk hidrolisis kitosan: Exploration of enzymatic activity of marine endophyte fungi and its application for chitosan hydrolysis Budiman, Muhammad Arief; Tarman, Kustiariyah; Hardiningtyas, Safrina Dyah; Nurazizah, Mirah Afiza
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.58419

Abstract

Fungi endofit laut merupakan fungi yang berasosiasi dengan jaringan organisme laut, yaitu rumput laut, koral, lamun, bunga karang maupun sedimen di lingkungan laut. Fungi dapat memproduksi metabolit sekunder berupa senyawa enzim ekstraseluler, di antaranya selulase, amilase, pektinase, kitosanase, lipase, maupun protease. Penelitian ini bertujuan menentukan potensi isolat fungi endofit berdasarkan aktivitas kitosanolitik, selulolitik, dan proteolitik untuk mendegradasi kitosan. Isolat fungi endofit laut diisolasi dari jaringan rumput laut, lamun, dan mangrove dari perairan Sukabumi dan Kepulauan Buton, Indonesia. Fungi sebanyak 20 isolat dilakukan penapisan aktivitas enzimatik (kitosanolitik, selulolitik, dan proteolitik) dengan metode difusi agar untuk mengetahui diameter zona bening yang dihasilkan. Proses hidrolisis dilakukan dengan menginokulasi isolat ke media hidrolisis yang berisi koloidal kitosan selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan 12 isolat memiliki aktivitas kitosanolitik, 8 isolat selulolitik, dan 10 isolat proteolitik. Lima isolat memiliki aktivitas terhadap semua aktivitas enzimatik yang diuji. Dua isolat dengan kode KVA dan BM48A memiliki diamater zona bening kitosanolitik tertinggi. Kedua isolat tersebut diidentifikasi melalui DNA Barcoding sebagai spesies dengan galur Trichoderma harzianum KTR3 dan Aspergillus sydowii KTR50. Rendemen hidrolisat kitosan yang dihidrolisis menggunakan isolat T. harzianum KTR3 dan A. sydowii KTR50 7,44% dan 6,74%. Nilai viskositas yang dihidrolisis menggunakan isolat T. harzianum KTR3 dan A. sydowii KTR50 berturut-turut 21,10 cP dan 9,26 cP serta nilai bobot molekul 9,06 kDa dan 4,47 kDa. Aktivitas enzimatik yang dihasilkan oleh isolat fungi endofit laut memiliki kemampuan dalam mendegradasi kitosan, hal ini dibuktikan dengan terjadinya penurunan nilai viskositas dan bobot molekul kitosan.
Karakteristik fisikokimia dan fungsional tepung Sargassum polycystum sebagai bahan baku pembuatan garam fungsional: Physicochemical and functional characteristics of Sargassum polycystum flour as raw material for production of functional salt Ramlan, Ramlan; Prangdimurti, Endang; Adawiyah, Dede Robiatul; Nurjanah, Nurjanah
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i11.59103

Abstract

Sargassum polycystum memiliki kelimpahan yang sangat tinggi di perairan Indonesia. S. polycystum masih perlu dimanfaatkan secara optimal dalam bidang pangan dan non pangan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakteristik fisik, kimia, dan fungsional tepung S. polycystum dari perairan Pantai Cibuaya, Ujung Genteng, Sukabumi sebagai bahan baku pembuatan garam fungsional. Penelitian terdiri atas dua tahapan utama meliputi pembuatan dan karakterisasi tepung S. polycystum. Parameter yang dianalisis meliputi rendemen, warna, aktivitas air, proksimat, mineral, NaCl, logam berat, fitokimia, total fenolik, flavonoid, florotanin, dan aktivitas antioksidan (DPPH dan FRAP). Karakteristik fisik tepung S. polycystum, yaitu rendemen 79,52%, L* 44,36±0,33 (gelap), a* 5,14±0,11 (merah), b* 16,51±0,33 (kuning), dan ºhue 72,61±0,01 (merah-kuning). Karakteristik kimia dari tepung S. polycystum meliputi abu 34,43±0,19%, mineral Na 54,32±0,09 mg/g, K 87,12±0,48 mg/g, rasio mineral Na/K 0,62±0,00, dan kadar NaCl 17,11±0,18%. Karakteristik fungsional dari tepung S. polycystum antara lain mengandung alkaloid, fenolik, saponin, dan steroid (pengujian kualitatif) serta mengandung total fenolik 847,05±0,46 mg GAE/g sampel, flavonoid 892,20±0,63 mg QE/g sampel, florotanin 534,11±0,73 mg PGE/g sampel; dan aktivitas antioksidan DPPH (nilai IC50) 52,25±0,52 ppm (kuat), dan kapasitas antioksidan metode FRAP 242,93±2,31 µmmol FeSO4. Tepung S. polycystum memiliki karakteristik fisik, kimia, dan fungsional yang baik, sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan garam fungsional yang bermanfaat untuk kesehatan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 28 No. 9 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(9) Vol. 28 No. 8 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(8) Vol. 28 No. 7 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(7) Vol. 28 No. 6 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(6) Vol. 28 No. 5 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(5) Vol. 28 No. 4 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(4) Vol. 28 No. 3 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(3) Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2) Vol. 28 No. 1 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(1) Vol. 27 No. 12 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(12) Vol. 27 No. 11 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(11) Vol. 27 No. 10 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(10) Vol. 27 No. 9 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(9) Vol. 27 No. 8 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(8) Vol. 27 No. 7 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(7) Vol. 27 No. 6 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(6) Vol. 27 No. 5 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(5) Vol. 27 No. 4 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(4) Vol. 27 No. 3 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(3) Vol. 27 No. 2 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(2) Vol. 27 No. 1 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(1) Vol. 26 No. 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3) Vol 26 No 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2) Vol. 26 No. 2 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(2) Vol 26 No 1 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26(1) Vol 25 No 3 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(3) Vol 25 No 2 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(2) Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1) Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3) Vol 24 No 2 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(2) Vol 24 No 1 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 23 No 3 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(3) Vol 23 No 2 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(2) Vol 23 No 1 (2020): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 23(1) Vol 22 No 3 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 2 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 22 No 1 (2019): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Vol 21 No 2 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(2) Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1) Vol. 21 No. 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1) Vol 21 No 3 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 3 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 20(3) Vol 20 No 2 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 20 No 1 (2017): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 3 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 2 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 19 No 1 (2016): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 3 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 2 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 18 No 1 (2015): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 3 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 2 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 17 No 1 (2014): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 16 No. 3 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 16 No. 2 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 16 No 1 (2013): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 3 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 15 (3) Vol 15 No 2 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 14 No 2 (2011): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 14 No 1 (2011): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 13 No 2 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 13 No. 1 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 13 No 1 (2010): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 12 No 2 (2009): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 12 No 1 (2009): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 11 No 2 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 11 No 1 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 10 No 2 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 10 No 1 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 9 No 2 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 9 No 1 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 8 No 2 (2005): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 8 No 1 (2005): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 7 No 2 (2004): Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol 7 No 1 (2004): Buletin Teknologi Hasil Perikanan More Issue