cover
Contact Name
M. Iman Wahyudi
Contact Email
iman.wahyudi@uinbanten.ac.id
Phone
+6285939501925
Journal Mail Official
jsga@uinbanten.ac.id
Editorial Address
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Jl. Jendral Sudirman Ciceri Serang Banten
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Studi Gender dan Anak
ISSN : 26852926     EISSN : 23554037     DOI : http://dx.doi.org/10.32678/jsga
Core Subject : Humanities, Social,
JSGA: Jurnal Studi Gender dan Anak focuses on topics related to gender and child issues. We aim to disseminate research and current developments on these issues. We invite manuscripts on gender and child topics in any perspectives, such as religion, economics, culture, history, education, law, art, communication, politics, and theology, etc. We look forward to having contributions from scholars and researchers of various disciplines.
Articles 54 Documents
RESOLUSI KEKERASAN ANAK DI KOTA SERANG Humaeroh, Humaeroh; Chairina, Nina
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 10 No 02 (2023): July - Desember 2023
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus kekerasan anak di Kota Serang menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota serang dan masyarakat luas pada umumnya. . Sehingga perlu adanya resolusi atau pengananan dari pihak terkait seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak kota Serang dapat menangani kasus kekerasan terhadap anak dengan baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis upaya Pemerintah Kota Serang dalam resolusi penanganan kasus kekerasan terhadap anak, untuk mendeskripsikan hambatan Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak kota Serang dalam resolusi kasus kekerasan anak di kota Serang dan untuk mengetahui implementasi Perda Kota Serang Nomor 7 Tahun 2013 Terhadap Perlindungan Anak dan Perempuan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap Anak di Kota Serang. Upaya Pemerintah Kota Serang oleh DP3AKB dalam melakukan penanganan kekerasan anak di kota Serang, antara lain: melakukan sosialisasi mengenai kekerasan anak di setiap desa yang berada di wilayah kota serang, memberikan informasi tentang adanya layanan pengaduan oleh UPT PPA, melakukan talk show di media sosial, televisi dan radio mengenai perlindungan anak, dan memberikan rujukan untuk layanan medis bagi korban. Dan hambatan yang belum terselesaikan adalah: Minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang Perda Kota Serang Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perlindungan Anak dan Perempuan, Kurangnya Sumber Daya Manusia yang mumpuni dalam menyelesaikan proses kasus yang ada, dan tidak adanya transparansi dari klien yang menjadi korban kekerasan karena adanya ancaman dan anggapan aib bagi keluarga, sehingga kasus ini mengalami kesulitan dalam mengungkap pelaku kekerasan terhadap anak. Dan Implementasi Perda Kota Serang Nomor 7 Tahun 2013 antara lain; merumuskan kebijakan koordinasi, sinkronisasi, sosialisasi, fasilitasi, pelaksanaan pelembagaan pemenuhan hak anak untuk mewujudkan keadilan bagi anak, memberikan pelayanan fisik, informasi, rujukan, dan konsultasi dan dampingan pelayanan medis bagi korban kekerasan pada anak
Tari Ringkang Jawari: Elemen Emansipasi Wanita Dalam Tari Kreasi Banten Purwinarti, Wiwin
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 10 No 02 (2023): July - Desember 2023
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v10i02.9541

Abstract

Writing on Tari Ringkang Jawari: Elements of Emancipation in Banten Creative Dance aims to provide an explanation of how women's emancipation can develop and progress over time without losing their identity by revealing movement structures that have symbolic meaning and various movements and forms of presentation. Ringkang Jawari dance in the Performing Arts department as teaching material in the Banten creative dance course will be described clearly. The Ringkang Jawari dance as teaching material in the Banten Creative Dance course in the arts department has many meanings, including the symbolic meaning that exists in every dance movement, containing symbols, make-up, clothing, and accompaniment as well as meaningful and symbolic attributes. The name of the movement and meaning that is also found in the Ringkang Jawari dance is marked by the dancers who dance this dance using almadad, symbolizing the strength of Banten women in fighting for the progress of their region with a symbol of strength.Especially in the field of dance, in order to preserve and develop the Ringkang Jawari dance, which is a typical art of the Banten people, the author needs to provide wider socialization about the typical dance arts of Banten, especially the Ringkang Jawari dance, to the community by becoming learning material for courses in the performing arts department of FKIP and trying the Ringkang Jawari dance as a dance treasure in Banten.
Pesan Moral dalam Sinetron Dunia Terbalik RCTI Episode 1-5 Melalui Semiotika Roland Barthes I'anatul Millah; Ramdani; Nurma Fitriani; Nur Asia
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 10 No 02 (2023): July - Desember 2023
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v10i02.9631

Abstract

In the midst of technological developments and diverse entertainment choices, television remains one of the media that people often use. Television is still popular because it is easy to access and free. One program that people like is soap operas. Soap operas are a means of entertainment in audiovisual form which tend to be broadcast in several episodes. One of the soap operas that has lasted quite a long time is Dunia Terbalik. As of November 2023, the soap opera Dunia Terbalik has reached 2900 episodes. This soap opera is the opposite of the reality of the role between wife and husband in the cultural formation of Indonesian society. This research uses a qualitative descriptive approach using Roland Barthes' semiotic analysis. The results of this research show that the meaning of gender exchange is more dominant in several parts of the scenes in the soap opera Dunia Terbalik. Apart from that, morals and justifications for the conditions of reality are formed very ideally so that they reflect the expectations of the existence of the existing culture. The roles played as husband and wife are exchanged in an ideal construction as part of a new reality conveyed through scenes within existing scenes.
Gaya Hidup Halal Perempuan Muslim Perkotaan: (Studi Kasus Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) Sumintak; Wiwin Lenwinsky, Sefti
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10247

Abstract

Kota dan konsumsi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena kota merupakan pusat dari kegiatan perekonomian dan kultural. Perputaran ekonomi di kawasan perkotaan selaras dengan perputaran konsumsi yang begitu tinggi. Konsumsi telah mengubah mode kuasa dari yang bersifat “memaksa” menjadi “sukarela” yang pada akhirnya kita terjerembab dalam lingkar kapitalisme. Kapitalisme dalam kondisi yang mutakhir menawarkan kenikmatan-kenikmatan dan kepuasan serta kesenangan yang terus berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan mengamati aktivitas gaya hidup halal pada Mahasiswi dikedua kampus tersebut, dengan menggunakan pendekatan Fenomenologi Interpretatif dengan mengamati perilaku para informan yang menjadi obejek dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekspresi keberagamaan muslim kelas menegah perkotaan (mahasiswi) secara langsung atau bahkan tidak langsung menjadikan Islam sebagai komoditas, dan juga dapat memicu konsumerisme Islam dan muslim yang konsumtif. Perilaku konsumtif mahasiswi muslim perkotaan di kedua kampus menyebabkan komodifikasi Islam dalam gaya hidup mereka. Tidak jarang perilaku konsumtifnya berujung pada hedonisme.
Keterwakilan Perempuan di Birokrasi: Fenomena Glass Ceilling Pada Kementerian Republik Indonesia Aisyah; Almirah Ghaisani Putri; Yulia Sri Kanti; Aniqotul Ummah
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10430

Abstract

As time progresses, the involvement of women becomes significantly apparent in various aspects of life such as education, healthcare, economy, and politics, as well as being crucial within bureaucracy. Despite the importance of women's involvement in bureaucracy, there still exists gender inequality particularly in occupying certain positions. The phenomenon known as the glass ceiling inhibits the career advancement of female workers. In Indonesia, this glass ceiling phenomenon is further reinforced by the patriarchal culture, making it difficult for women working in government ministries to attain promotions or higher positions. Research conducted using qualitative methods, employing books, journals, articles, and other sources as data, indicates that in Indonesia, there are still several obstacles hindering women from advancing in their careers. These obstacles include a lack of awareness and understanding about the importance of gender equality among leaders within the ministry environment. Data also indicates a very low representation of women in crucial positions within Indonesian ministries. However, there are several ways to address the glass ceiling phenomenon, such as setting examples for society that women can be leaders, empowering female employees, and providing skill training to instill knowledge and confidence for them to become leaders. Keywords: Glass Ceiling, Feminism, Position
Integration of Gender Responsive Planning and Budgeting Programs Aisyah Dewi; M. Arieliyanto; M. Asif Nur Fauzi
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10573

Abstract

Gender equality is the main focus in Indonesia's sustainable development agenda, especially in achieving the SDGs targets in 2030 and Golden Indonesia 2045. This development program emphasizes the importance of considering gender differences in formulating development policies and programs. In implementing gender sensitivity and response, gender needs analysis is an important stage in ensuring policies and programs are inclusive and responsive to community needs. The Gender Responsive Planning and Budgeting Program (PPRG) is the main instrument in integrating gender perspectives into development, with the aim of ensuring sustainable development that is fair and non-discriminatory for all individuals, regardless of gender. The research results show that integrating gender perspectives in policies and programs can increase development effectiveness, reduce gender inequality, and create a more inclusive and just social environment. By considering differences and needs between genders, including in the Gender-Based Development and Needs Analysis Program, Indonesia can ensure that every individual has equal and fair opportunities in various aspects of life. Integrating gender perspectives is not only a step towards achieving gender equality, but also a prerequisite for inclusive and sustainable development in the future. Through efforts like PPRG, Indonesia can ensure that development policies and programs reflect the needs and aspirations of all societal groups, thereby creating a more just, balanced and developed society as a whole.
Perbandingan Kuota Keterwakilan Perempuan di Parlemen Pada Pemilu 1999 & 2019 Paramesti, Artanti; Lutfi, Aldi; Onma Bryan Yehezkiel Hutasoit; Muhammad Fadhil Mansoer; Restu Rahmawati
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10651

Abstract

ABSTRAK Reformasi demokrasi yang signifikan pasca-Orde Baru di Indonesia dimulai dengan Pemilu 1999, salah satunya adalah meningkatkan keterwakilan perempuan. Kehadiran perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat hanya sekitar 8,8% pada tahun tersebut, yang merupakan hasil dari pembatasan institusional dan sosial yang menghalangi perempuan untuk berpartisipasi. Berdasarkan teori gender Dahlerup dan teori partisipasi politik Sidney Verba dan Norman Nie, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana perubahan sosial, kebijakan tindakan afirmatif, dan latar belakang sejarah mempengaruhi representasi perempuan antara tahun 1999 dan 2019. Penelitian kualitatif dengan tinjauan literatur adalah metodologi yang digunakan. Informasi dikumpulkan dari buku-buku, majalah, dan catatan tentang aturan dan sejarah pemilu. Kami menggunakan pendekatan Miles dan Huberman untuk analisis data.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam keterwakilan perempuan di parlemen Indonesia dari 9,82% pada pemilu 1999 menjadi 20,52% pada pemilu 2019. Kebijakan kuota gender 30% yang diimplementasikan sejak pemilu 2004 menjadi faktor utama peningkatan ini, meskipun representasi perempuan yang terpilih belum mencapai angka 30%. Tantangan yang dihadapi termasuk peran ganda perempuan, pendidikan yang lebih rendah, dan hambatan budaya serta legal yang masih membatasi partisipasi politik perempuan. dapat disimpulkan bahwa Perubahan signifikan terjadi dalam representasi perempuan di parlemen Indonesia dari pemilu 1999 ke 2019. Pada 1999, tanpa kuota gender, hanya 9,82% perempuan terpilih. Pemilu 2019 dengan kuota 30% meningkatkan keterwakilan perempuan menjadi 20,52%. Meski belum mencapai target, kebijakan ini efektif meningkatkan partisipasi perempuan. Tantangan seperti peran ganda, pendidikan rendah, dan hambatan budaya serta hukum masih perlu diatasi. Keywords: keterwakilan perempuan, demokrasi, partisipasi politik.
Perubahan Hijab: Refleksi Identitas Wanita Dari Zaman Orde Baru Hingga Era Reformasi Munawaroh, Siti; Safitri, Sulis; Sumiati, Wina
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 11 No 01 (2024): Januari-Juni 2024
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v11i01.10732

Abstract

Abstract This study examines the significant changes in the use of the hijab as a symbol of women's identity from the New Order era to the Reform era in Indonesia. The main objective of this research is to analyze how society's perception of the hijab has evolved over time and how this reflects the evolution of women's identity in the social and political context of Indonesia. The research methodology employed includes content analysis of relevant literature, historical data, and interviews with women actively wearing the hijab. The research findings indicate that the shift in the perception of the hijab from a symbol of religious obedience to a symbol of freedom of expression reflects a shift in values and norms in Indonesian society, allowing women to express their identities more freely through a diverse and personal choice of hijab styles. These changes mark a profound transformation in how Indonesian women view and interpret the hijab as an integral part of their identity and self-expression. Key Words :Hijab, New Order, Reformasi Abstrak Penelitian ini mengkaji perubahan signifikan dalam penggunaan hijab sebagai simbol identitas wanita dari masa Orde Baru hingga era Reformasi di Indonesia. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pandangan masyarakat terhadap hijab telah berubah seiring waktu dan bagaimana hal ini mencerminkan evolusi identitas wanita dalam konteks sosial dan politik Indonesia. Metode penelitian yang digunakan meliputi analisis konten dari literatur terkait, data historis, serta wawancara dengan wanita yang aktif mengenakan hijab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan dalam persepsi hijab dari simbol ketaatan agama menjadi simbol kebebasan berekspresi mencerminkan pergeseran nilai dan norma dalam masyarakat Indonesia, yang memungkinkan wanita untuk mengekspresikan identitas mereka dengan lebih bebas melalui pilihan gaya hijab yang beragam dan personal. Perubahan ini menandai transformasi mendalam dalam cara wanita Indonesia memandang dan memaknai hijab sebagai bagian integral dari identitas dan ekspresi diri mereka.
PENERAPAN TEORI RESEPSI STUART HALL DALAM PENGKAJIAN LIVING HADIS: RESEPSI HADIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI MADRASAH MU’ALLIMAAT MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Alifah Nurul Fitria Adini
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 12 No 01 (2025): Januari-Juni 2025
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v12i01.11669

Abstract

ABSTRAK Penerapan teori resepsi Stuart Hall dalam pengkajian living hadis, dengan fokus pada resepsi hadis tentang kepemimpinan perempuan di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Perdebatan mengenai kepemimpinan perempuan dalam Islam masih menjadi isu sentral yang relevan di masyarakat, terutama dalam konteks pendidikan berbasis agama. Dengan menggunakan pendekatan living hadis, penelitian ini mengkaji bagaimana hadis diterima, dimaknai, dan diterapkan oleh para siswi di lingkungan madrasah. Studi ini menemukan bahwa resepsi terhadap hadis kepemimpinan perempuan didominasi oleh resepsi negosiasi, di mana para siswi menerima sebagian kandungan hadis secara tekstual tetapi juga menafsirkannya secara kontekstual sesuai perkembangan zaman. Temuan ini menunjukkan pentingnya living hadis sebagai pendekatan dinamis yang mampu menjembatani teks agama dengan realitas sosial. Kata Kunci: Living hadis, teori resepsi, kepemimpinan perempuan, Stuart Hall
KONTRUKSI MAHASISWI GEN Z SURABAYA TERHADAP REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM KONTEN FEMININE ENERGY DI TIKTOK intan, Intan Fadiyah
Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 12 No 01 (2025): Januari-Juni 2025
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/jsga.v12i01.12198

Abstract

Penelitian ini membahas pandangan mahasiswi Gen Z di Surabaya terhadap representasi perempuan melalui konten “feminine energy” di TikTok. Feminine energy adalah konsep yang menonjolkan sisi feminin seseorang, seperti kelembutan, keanggunan, dan kecerdasan emosional, yang dianggap sebagai kekuatan dalam menciptakan kehidupan yang seimbang dan harmonis. Di TikTok, konsep ini menjadi tren populer karena menghadirkan panduan mengenai pengembangan sifat-sifat feminin, mulai dari perawatan diri hingga pengelolaan emosi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengeksplorasi pemahaman dan makna yang diberikan mahasiswi terhadap konsep tersebut. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis menggunakan teori konstruksi sosial dari Peter Berger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konten “feminine energy” di TikTok menjadi sumber motivasi bagi mahasiswi dalam memahami dan mengembangkan karakter feminin mereka. Konten ini tidak hanya memberikan panduan praktis, seperti tips merawat diri dan berpakaian, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri, kesadaran diri, serta keseimbangan emosional. Namun, sebagian mahasiswi menyadari adanya risiko dari standar feminin yang terlalu kaku, yang berpotensi membatasi kebebasan berekspresi. Konsep feminine energy ini memiliki peluang besar untuk menjadi alat pemberdayaan perempuan jika diterapkan secara kritis dan fleksibel, tanpa mengabaikan keunikan dan identitas masing-masing individu. TikTok, sebagai media sosial yang sangat berpengaruh, memiliki peran penting dalam membentuk pemahaman baru tentang feminitas di era digital.