cover
Contact Name
Dewi Rosiana
Contact Email
uptpublikasi@unisba.ac.id
Phone
+6285294008040
Journal Mail Official
jrp@unisba.ac.id
Editorial Address
Gedung Rektorat Lantai 4, Jl. Tamansari No. 20 Bandung 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Riset Psikologi
ISSN : 28083164     EISSN : 27986071     DOI : https://doi.org/10.29313/jrp.v1i2
Jurnal Riset Psikologi (JRP) adalah jurnal peer review dan dilakukan dengan double blind review yang mempublikasikan hasil riset dan kajian teoritik terhadap isu empirik dalam sub kajian Psikologi Sosial, Pendidikan, dll. JRP ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan eISSN 2798-6071 yang diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-indeks di Google Schoolar, Garuda, Crossref, dan DOAJ. Terbit setiap Juli dan Desember.
Articles 97 Documents
Pengaruh Psychological Capital terhadap Turnover Intention pada Pegawai PT. X Alyasina Hermawan; Dewi Sartika; Rizka Hadian Permana
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 1 Juli 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i1.3816

Abstract

Abstract. This research aims to see how closely psychological capital influences turnover intention among PT employees. X. The method used in this research is a quantitative method with data collection through questionnaires and multiple regression data analysis. The population in this study were employees at PT. X. The sampling technique used was random sampling technique and a sample of 334 people was obtained. The measuring instrument used is the Psychological Capital Questionnaire (PCQ) measuring instrument developed by Luthans (2007) and translated by Hafilda (2021). Meanwhile, the turnover intention measuring tool uses the three-item turnover intent questionnaire developed by Mobley et al. (1978) which has been adapted by Abid & Butt (2017) and translated by Farhan (2022). The research results show that 55.99% of PT. X has high psychological capital and 70.66% of PT employees. X has low turnover intention. Simultaneously, psychological capital influences turnover intention by 6.30%. Meanwhile, partially there are two dimensions of psychological capital, namely hope and resilience, which have a significant effect on turnover intention. Meanwhile, the other two dimensions, namely self-efficacy and optimism, do not significantly influence turnover intention. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa erat pengaruh psychological capital terhadap turnover intention pada pegawai PT. X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner serta analisis data regresi berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai di PT. X. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik random sampling dan didapatkan sampel sebanyak 334 orang. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur Psychological Capital Questionare (PCQ) yang dikembangkan oleh Luthans (2007) dan telah diterjemahkan oleh Hafilda (2021). Sementara alat ukur turnover intention menggunakan three-item turnover intent questionnaire yang dikembangkan oleh Mobley et al. (1978) yang telah diadaptasi oleh Abid & Butt (2017) dan diterjemahkan oleh Farhan (2022). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,99% pegawai PT. X memiliki psychological capital yang tinggi dan 70,66% pegawai PT. X memiliki turnover intention yang rendah. Secara simultan, psychological capital berpengaruh terhadap turnover intention berpengaruh sebesar 6.30%. Sedangkan secara parsial terdapat dua dimensi psychological capital yaitu hope dan resiliecy yang berpengaruh secara signifikan terhadap turnover intention. Sementara dua dimensi lainnya yaitu self-efficacy dan optimism tidak berpengaruh secara signifikan terhadap turnover intention.
Pengaruh Intimate Partner Violence terhadap Suicide Ideation pada Perempuan Korban Athaya Nabilah Irawan; Suhana
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 1 Juli 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i1.3861

Abstract

Abstract. Violence against women in romantic relationships in Indonesia in 2021 reported to Komnas Perempuan was 2,047 cases out of a total of 2,527 cases. This study aims to explain the effect of IPV on suicide ideation in women victims of violence. Intimate partner violence (IPV) is any form of violence that occurs in romantic relationships due to unresolved conflicts in the relationship. Suicide ideation is the thoughts that exist in individuals about death and other people's responses to them when they are no longer in the world. This study is a causal research with a quantitative approach involving 81 women as respondents. This study uses two measuring instruments The Revised Conflict Tactics Scales 2 (CTS2) which has been adapted by Zahra (2017) and the Adult Suicide Ideation Questionnaire (ASIQ) which has been adapted by Astuti (2019). The analysis used is simple linear regression. The regression coefficient value is positive 0.421, which means that if there is an increase in the IPV variable, there will be an increase in suicide ideation. The value of t count> t table or 5.214> 1.667 means that there is a significant influence between IPV and Suicide Ideation. Abstrak. Kekerasan terhadap perempuan dalam hubungan romantis di Indonesia pada tahun 2021 yang dilaporkan kepada Komnas Perempuan sebanyak 2,047 kasus dari jumlah keseluruhan 2,527 kasus. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan pengaruh IPV terhadap suicide ideation pada perempuan korban kekerasan. Intimate partner violence (IPV) adalah segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam hubungan romantis yang disebabkan adanya konflik yang tidak terselesaikan dalam hubungan. Suicide Ideation adalah pikiran yang ada di dalam individu mengenai kematian dan respon orang lain terhadap dirinya ketika tidak ada di dunia lagi. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 81 perempuan sebagai responden. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur The Revised Conflict Tactics Scales 2 (CTS2) yang sudah diadaptasi oleh Zahra (2017) dan Adult Suicide Ideation Questionnaire (ASIQ) yang sudah diadaptasi oleh Astuti (2019). Analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Nilai koefisiensi regresi sebesar positif 0.421 yang berarti jika terjadi peningkatan variabel IPV maka akan ada terjadi peningkatan suicide ideation. Nilai t hitung > t tabel atau 5.214 > 1.667 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara IPV dan Suicide Ideation.
Pengaruh Work Family Enrichment terhadap Work Engagement pada Ibu Bekerja yang Memiliki Anak Disabilitas Tiffany Ibrahim; Dinda Dwarawati
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 1 Juli 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i1.3875

Abstract

Abstract. Work engagement is a motivational construct, a positive state, and being fully involved in one's work which is characterized by vigor, dedication and absorption (Schaufeli et al., 2002). Work family enrichment is the extent to which an individual's experience in one role can improve the quality of life in another role (Greenhaus & Powell, 2006). The aim of this research is to determine the effect of Work Family Enrichment on Work Engagement in Working Mothers who Have Disabled Children which refers to the Work Family Enrichment theory from Greenhaus & Powell (2006) and the Work Engagement theory from Schaufeli & Bakker (2002). This research uses quantitative causality research methods with a sample of 101 working mothers who have children with disabilities. The data analysis technique uses multiple linear regression tests. To measure Work Engagement using the Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9) by Schaufelli & Bakker (2003). Meanwhile, to measure Work Family Enrichment, we use the measurement scale from Carlson et al., (2006). The research results show that the Work Family Enrichment value has an influence of 16.2% on Work Engagement. The direction of Family-Work Enrichment involvement has the greatest influence, namely 12.26%, on Work Engagement, with the affect dimension being the dimension that has the greatest influence, namely 7.94%. Abstrak. Work engagement merupakan suatu konstruk motivasional, keadaan positif, dan secara penuh terlibat pada pekerjaannya yang ditandai dengan adanya vigor, dedication dan absorption (Schaufeli et al., 2002). Work family enrichment merupakan sejauh mana pengalaman individu pada suatu peran dapat meningkatkan kualitas hidup pada satu peran lainnya (Greenhaus & Powell, 2006). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh work family enrichment terhadap work engagement pada ibu bekerja yang memiliki anak disabilitas yang mengacu pada teori work family Enrichment dari Greenhaus & Powell (2006) dan teori work engagement dari Schaufeli & Bakker (2002). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif kausalitas dengan sampel sebanyak 101 orang ibu bekerja yang memiliki anak disabilitas. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linear berganda. Untuk mengukur Work Engagement menggunakan Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9) oleh Schaufelli & Bakker (2003). Sedangkan untuk mengukur Work Family Enrichment menggunakan skala pengukuran dari Carlson et al., (2006). Hasil penelitian menunjukkan nilai work family enrichment memberikan pengaruh sebesar 16.2% terhadap work Engagement. Arah keterlibatan family-work enrichment memberikan pengaruh terbesar yaitu 12.26% terhadap work engagement dengan dimensi affect sebagai dimensi yang memberikan pengaruh terbesar yaitu 7.94%.
Pengaruh Kesepian terhadap Problematic Internet Use pada Mahasiswa Universitas Islam Bandung Asrie Mirazd Octaviani; Ilmi Hatta
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 1 Juli 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i1.3885

Abstract

Abstract. Nowadays, internet use is something that is difficult to separate from everyday life. The internet can provide benefits, anyone can easily access various information and communicate anytime and anywhere. However, this convenience can have a negative impact if internet use is carried out intensively and excessively because it can lead to Problematic Internet Use (PIU). Individuals who feel lonely tend to access more time on the internet to build friendships and overcome negative feelings of loneliness by interacting online. This study aims to examine how much influence loneliness has on PIU among students at Bandung Islamic University. The measuring tool used is the Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2), while to measure loneliness the UCLA Loneliness Scale Version 3 is used which has been adapted into Indonesian. This research uses causality research methods and data analysis using a simple linear regression test. The research results show that the R square (R2) coefficient of determination is 0.276, which means that the loneliness variable influences the PIU variable by 27.6%. Abstrak. Penggunaan internet di masa sekarang merupakan hal yang sulit terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Internet dapat memberikan keuntungan, siapa saja dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi dan berkomunikasi kapan pun dan di mana pun. Namun, dengan kemudahan tersebut dapat berdampak buruk jika penggunaan internet dilakukan secara intensif dan berlebihan karena dapat mengarah pada terjadinya Problematic Internet Use (PIU). Individu yang merasa kesepian cenderung mengakses lebih banyak waktu di internet untuk membangun pertemanan dan mengatasi perasaan negatif dari kesepian tersebut dengan berinteraksi secara online. Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh kesepian terhadap PIU pada mahasiswa Universitas Islam Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2), sedangkan untuk mengukur kesepian digunakan UCLA Loneliness Scale Version 3 yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kausalitas dan analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R square (R2) koefisien determinasi sebesar 0.276 yang artinya varibel kesepian mempengaruhi variabel PIU sebesar 27.6%.
Pengaruh Work Life Balance terhadap Work Engagement pada Perawat Lansia Noli Saraswati Dewi; Anna Rozana
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 1 Juli 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i1.3887

Abstract

Abstract. Work engagement is a positive state of mind and fulfillment related to work that has the characteristics of vigor, dedication, and absorption (Shaufeli et al., 2002). One of the factors that can enhance work engagement is work-life balance. Work-life balance is the effort to balance two or more roles that one engages in (Fisher, 2009). This study aims to determine the influence of work-life balance on work engagement among elderly caregivers at Nursing Homes in the city of Bandung. The measurement tools used are the Work-Life Balance Scale (WLBS), referring to Fisher et al.'s theory (2009), adapted by Gunawan et al. (2019), and the Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9), referring to Schaufeli et al.'s theory (2002), adapted by Kristiana et al. (2018). The sampling technique used is saturation sampling with a total of 37 respondents. The method used in this study is a quantitative causal method, employing multiple linear regression analysis techniques. The results of this study indicate that, simultaneously, work-life balance has a significant effect on work engagement, accounting for 60.4%. Meanwhile, on a partial basis, the dimension of Personal Life Interference with Work (PLIW) contributes to an effect of 34.8%, and the dimension of Personal Life Enhancement of Work (PLEW) contributes to an effect of 18.4%. Abstrak. Work Engagement merupakan suatu keadaan pikiran yang positif serta pemenuhan yang berkaitan dengan pekerjaan yang memiliki karakteristik vigor, dedication, dan absorption (Shaufeli et al., 2002). Salah satu faktor yang dapat meningkatkan work engagement yaitu work life balance. Work life balance adalah upaya menyeimbangkan dua peran atau lebih yang dijalani (Fisher, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh work life balance terhadap work engagement pada perawat lansia di Panti Jompo Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan yaitu Work Life Balance Scale (WLBS) yang mengacu pada teori Fisher et al., (2009) yang diadaptasi oleh Gunawan et al., (2019) dan Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9) yang mengacu pada teori Schaufeli et al., (2002) yang diadaptasi oleh Kristiana et al., (2018). Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan responden sebanyak 37 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif kausalitas dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, secara simultan work life balance berpengaruh signifikan terhadap work engagement sebesar 60.4%. Sedangkan secara parsial yang memberikan pengaruh yaitu dimensi Personal Life Interference with Work (PLIW) sebesar 34.8% dan dimensi Personal Life Enhancement of Work (PLEW) sebesar 18.4%.
Self-Compassion dan Spiritualitas sebagai Prediktor Kepuasan Hidup pada Caregiver Kanker Zulfa Megania; Farida Coralia
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 1 Juli 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i1.3979

Abstract

Abstract. The caregiver for cancer patients is a family member providing supportive care for a family member suffering from cancer, due to various external and internal factors that can predict whether their condition will be good or bad. When self-compassion and spirituality are low in cancer caregivers, it is suspected to predict their life satisfaction. This study aims to examine self-compassion and spirituality as predictors of life satisfaction in cancer caregivers at RPKA (Rumah Pejuang Kanker Ambu). The research design uses non-experimental causality. The study subjects are all cancer caregivers at Rumah Pejuang Kanker Ambu (RPKA), totaling 34 individuals. Measurement tools used to assess self-compassion include the Self-Compassion Scale (SCS) by Neff, Spirituality using the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) by Underwood & Teresi, and Life Satisfaction using the Satisfaction With Life Scale (SWLS) by Diener. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. The research results indicate that when self-compassion is low, life satisfaction decreases by 0.354. Then, when spirituality is low, life satisfaction decreases by 0.643. Self-compassion and spirituality together obtain an R-Square of 95.1% for life satisfaction in cancer caregivers at RPKA. Thus, it is known that self-compassion and spirituality simultaneously become predictors for the life satisfaction of cancer caregivers at RPKA. Abstrak. Caregiver kanker merupakan keluarga yang memberikan perawatan suportif bagi anggota keluarga yang menderita, karena adanya berbagai macam faktor dari luar maupun dalam diri caregiver kanker yang dapat memprediksi kondisinya menjadi baik atau buruk. Ketika self-compassion dan spiritualitas pada caregiver kanker rendah diduga dapat memprediksikan kepuasan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji self-compassion dan spiritualitas sebagai prediktor kepuasan hidup pada caregiver kanker di RPKA. Rancangan penelitian menggunakan kausalitas non-eksperimental. Subjek penelitian ini yaitu seluruh caregiver kanker di Rumah Pejuang Kanker Ambu (RPKA) sebanyak 34 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur Self-Compassion adalah Self-Compassion Scale (SCS) dari Neff, Spiritualitas menggunakan alat ukur Daily Spiritual Experience Scale (DSES) dari Underwood & Teresi, dan Kepuasan Hidup menggunakan alat ukur Satisfaction With Life Scale (SWLS) dari Diener. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bawa ketika self-compassion rendah, maka kepuasan hidup akan menurun sebesar 0.354. Lalu, ketika spiritualitas rendah, maka kepuasan hidup akan menurun sebesar 0.643. Self-compassion dan spiritualitas secara simultan memperolehan R-Square sebesar 95.1% terhadap kepuasan hidup pada caregiver kanker di RPKA. Sehingga diketahui self-compassion dan spiritualitas secara simultan menjadi prekdiktor bagi kepuasan hidup caregiver kanker di RPKA.
Pengaruh Job Crafting terhadap Work Engagement pada Karyawan Divisi Marketing Falcon Pictures Devri Nugraha Ihsan; Lisa Widawati; Ayu Tuty Utami
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 1 Juli 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i1.4046

Abstract

Abstract. Job crafting is an effort made actively by individuals to balance job demand and job resources. Through job crafting efforts, work engagement can increase, resulting in good work productivity. This research aims to find out how much influence job crafting has on work engagement among Falcon Pictures marketing division employees. The research method used was quantitative with the number of subjects being 35 employees of the Falcon Pictures marketing division. This research uses the Job Crafting Scale (JCS) measuring instrument from Tims et al., (2012) which has been adapted by Astuti A. (2023) and the Utrecht Work Engagement Scale (UWES) measuring instrument from Schaufeli & Bakker which has been adapted by Aryanti et al. al., (2020). The research results found that 97.1% of Falcon Pictures marketing division employees had high job crafting and 97.1% of Falcon Pictures marketing division employees had high work engagement. In this study, job crafting had a significant influence on work engagement of 71.2%. The results of decreasing hindering job demands have the highest significant influence on work engagement of Falcon Pictures marketing division employees. Abstrak. Job crafting merupakan upaya yang dilakukan secara aktif oleh individu untuk menyeimbangkan job demand dan job resources. Melalui upaya job crafting, work engagement dapat meningkat sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh job crafting terhadap work engagement pada karyawan divisi marketing Falcon Pictures. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jumlah subjek 35 karyawan divisi marketing Falcon Pictures. Penelitian ini menggunakan alat ukur Job Crafting Scale (JCS) dari Tims et al., (2012) yang telah diadaptasi oleh Astuti A. (2023) dan alat ukur Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dari Schaufeli & Bakker yang telah diadaptasi oleh Aryanti et al.,(2020). Hasil penelitian ditemukan 97,1% karyawan divisi marketing Falcon Pictures memiliki job crafting yang tinggi dan 97,1% karyawan divisi marketing Falcon Pictures memiliki work engagement yang tinggi. Pada penelitian ini job crafting memiliki pengaruh signifikan terhadap work engagement sebesar 71,2%. Hasil decreasing hindering job demands memiliki pengaruh signifikan paling tinggi terhadap work engagement karyawan divisi marketing Falcon Pictures.
Remaja Penggemar Kpop Kesepian? Studi pada Treasure Maker di Kota Bandung Hasna Rafifah; Endah Nawangsih
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 2 Desember 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i2.5052

Abstract

Abstract. The rise of the “Korean Wave” targeting teenagers has led to a high number of K-Pop fans in their teens. The ongoing development of technology has presented a special platform for idols and fans that makes it easier for fans to access information about their idols, which can then foster feelings of attachment. Individuals who are less skilled in socializing, such as individuals with high levels of loneliness, tend to form parasocial relationships to be able to fulfill their social and friendship needs. This study aims to obtain empirical data on the relationship between loneliness and parasocial relationships in Treasure Maker users of Weverse Membership using quantitative methods and a sample size of 235 Treasure Maker users of Weverse Membership in Bandung City. The researcher used the UCLA Loneliness Scale Version 3 measuring instrument developed by Rusell (1996) and the Multiple Parasocial Relationship Scale (MPR-S) from Tukachinsky (2010). The results of the data analysis carried out using the Spearman Rank correlation technique, obtained a correlation coefficient value of 0.998 for parasocial friendship and 0.997 for parasocial love with a significance value of 0.000. The results show that H0 is rejected, meaning that there is a positive relationship between loneliness and parasocial relationships, the higher the loneliness, the higher the degree of parasocial relationship. Abstrak. Maraknya “Korean Wave” dengan sasaran penyebaran remaja, menyebabkan tingginya angka fans K-Pop di usia remaja. Perkembangan teknologi yang terus terjadi menghadirkan platform khusus idola dan penggemar yang memudahkan para penggemar mengakses informasi mengenai idolanya, yang kemudian dapat menumbuhkan perasaan kelekatan. Individu yang kurang terampil dalam bersosialisasi seperti individu dengan tingkat kesepian yang tinggi, cenderung menjalin hubungan parasosial untuk dapat memenuhi kebutuhan sosial dan persahabatannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dari hubungan antara loneliness dengan parasocial relationship pada Treasure Maker pengguna Weverse Membership dengan metode kuantitatif dan jumlah sampel 235 Treasure Maker pengguna Weverse Membership yang berada di Kota Bandung. Peneliti menggunakan alat ukur UCLA Loneliness Scale Version 3 yang dikembangkan oleh Rusell (1996) dan Multiple Parasocial Relationship Scale (MPR-S) dari Tukachinsky (2010). Hasil dari analisis data yang dilakukan dengan teknik korelasi Rank Spearman, didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.998 pada parasocial friendship dan 0.997 pada parasocial love dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat hubungan positif antara loneliness dengan parasocial relationship, semakin tinggi loneliness maka semakin tinggi derajat parasocial relationship.
Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Academic Burnout pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Ghaida Salsabila; Temi Damayanti Djamhoer
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 2 Desember 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i2.5053

Abstract

Abstract. In several studies conducted previously, the heavy academic load on medical students can cause academic burnout. Academic Burnout that is not addressed properly is worried that it will have an impact on the residency stage. The purpose of this study was to determine the effect of emotional intelligence on Academic Burnout in first to third year students of the Faculty of Medicine, Bandung Islamic niversity. To describe the effect of emotional intelligence on Academic Burnout The research method used is Quantitative with non-experimental causality design. The data analysis used was simple linear regression involving 248 subjects from first to third year students of the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University with Convenience Sampling Technique. Academic Burnout was measured using the Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS) measuring instrument adapted by Agustia (2015) and the Emotional Intelligence measuring instrument using the Emotional Intelligence Inventory (EII) which was compiled based on aspects of Goleman and adapted by Arlinkasari & Akmal (2017). The results of this study indicate that emotional intelligence has an influence on Academic Burnout by 86.3%. The majority of Faculty of Medicine students have high emotional intelligence, namely 90% and 53.6% of students have a low level of Academic Burnout. Abstrak. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya beban Akademik berat pada Mahasiswa Kedokteran dapat menyebabkan academic burnout. Academic Burnout yang tidak diatasi dengan baik khawatir akan berdampak pada tahap residensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap academic Burnout pada mahasiswa tahun pertama hingga ketiga Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Untuk menggambarkan pengaruh kecerdasan emosional terhadap Academic Burnout. Metode Penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif dengan rancangan kausalitas non eksperimental. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana yang melibatkan 248 subjek yang berasal dari Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tingkat satu sampai tiga dengan Teknik Convenience Sampling. Academic Burnout diukur dengan menggunakan alat ukur Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS) yang diadaptasi oleh Agustia (2015) dan alat ukur Kecerdasan Emosional menggunakan Emotional Intelligence Inventory (EII) yang disusun berdasarkan aspek-aspek dari Goleman dan diadaptasi oleh Arlinkasari & Akmal (2017). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kecerdasan emosional memiliki pengaruh terhadap academic burnout sebesar 86,3%. Mayoritas Mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki kecerdasan emosi yang tinggi yakni sebanyak 90% serta sebesar 53,6% Mahasiswa memiliki tingkat Academic Burnout yang rendah.
Pengaruh Intensitas Penggunaan Instagram terhadap Perilaku Cyberbullying pada Mahasiswa Rizka Fadhilla Putri; Agus Budiman
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 2 Desember 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i2.5116

Abstract

Abstract. Instagram allows users to share photos and videos and interact through comments and direct messages. However, along with the increase in usage, there has been a troubling increase in cyberbullying cases. Students are one of the most active groups using social media platforms such as Instagram, Twitter, Facebook, and others. The purpose of this study is to determine the effect of Instagram usage intensity on cyberbullying behavior carried out by X University students. This study uses a quantitative approach that uses non-experimental causality and cluster sampling methods. The research subjects were 394 active undergraduate students at University X, with ages ranging from 18 to 24 years old. Data analysis was carried out using simple linear regression and descriptive statistical analysis. Data collection was carried out using the Instagram intensity scale measuring instrument from Del barrio's theory (in Andarwati, 2016) for the Instagram Use Intensity variable and the cyberbullying behavior scale from Willard (2007) for the cyberbullying behavior variable. The results of data analysis state that the contribution value is 11.6% and obtained a significance value of 0.00 <0.05 and amounting to 7,178> (1,966), then the Instagram Usage Intensity variable affects the cyberbullying behavior variable. This means that the higher the intensity of Instagram use in students, the higher the intensity of Instagram use. Abstrak. Instagram memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto dan video serta berinteraksi melalui komentar dan pesan langsung. Namun, seiring dengan peningkatan penggunaan, terjadi peningkatan kasus cyberbullying yang meresahkan. Mahasiswa adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggunakan platform-media sosial seperti, Instagram, Twitter, Facebook, dan lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan Instagram terhadap perilaku cyberbullying yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas X. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode kausalitas non-eksperimental dan cluster sampling. Subjek penelitian adalah mahasiswa aktif program sarjana di Universitas X yang berjumlah 394 orang, dengan usia dari 18 sampai 24 tahun. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linear sederhana dan analisis statistik deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur skala intensitas Instagram dari teori Del barrio (dalam Andarwati, 2016) untuk variabel Intenstias Penggunaan Instagram dan skala perilaku cyberbullying dari Willard (2007) untuk variabel perilaku cyberbullying. Hasil analisis data menyatakan bahwa nilai kontribusi sebesar 11,6% dan didapat nilai signifikansi sebesar 0.00 < 0,05 dan sebesar 7.178 > (1.966) maka variabel Intensitas Penggunaan Instagram berpengaruh terhadap variabel perilaku cyberbullying. Artinya semakin tinggi intensitas penggunaan Instagram pada mahasiswa maka secara signifikan akan berpengaruh meningkatkan perilaku cyberbullying.

Page 8 of 10 | Total Record : 97