Articles
81 Documents
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Hasil Belajar Afektif Mata Pelajaran Bible Siswa Kelas 4 SD Kristen Charis, Tahun Ajaran 2019/2020
Diana Meita Zain;
Tri Viftin Ludji
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 2, No 2: Desember 2019
Publisher : STIPAK Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (500.852 KB)
|
DOI: 10.32490/didaktik.v2i2.53
Teacher pedagogical competence is a teacher's ability to guide and direct students to learn. The Teacher's pedagogical competence greatly influences student learning outcomes. This study aims to determine how much influence the pedagogical competence of teachers has on affective learning outcomes in Bible subjects, in grade 4 Christian Elementary School Charis 2019/2020. The design of this study used correlational quantitative research methods with 42 research subjects of grade 4 SD Kristen Charis. In the simple linear regression test, the result was 37.7%. While the results of hypothesis testing are proven by the value of t count 4,918 t table (2.00), it can be concluded that H0 is rejected (H1 is accepted) or in other words, there is an effect of teacher pedagogical competence on affective learning outcomes in Bible subjects in grade 4 Christian elementary schools Charis, which is 37.7% which is shown by the simple Linear Regression Test as seen from the coefficient of determination R-Square. AbstrakKompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk belajar. Kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar afektif mata pelajaran Bible di kelas 4 sekolah dasar Kristen Charis 2019/2020. Rancangan penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasio-nal dengan subyek penelitian 42 peserta didik kelas 4 SD Kristen Charis. Dalam uji regresi linier sederhana diperoleh hasil 37,7%. Sedangkan hasil pengujian hipotesis dibuktikan dengan nilai thitung 4,918 ttabel (2,00), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak (H1 diterima) atau dengan kata lain terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar afektif mata pelajaran Bible di kelas 4 sekolah dasar Kristen Charis, yaitu sebesar 37,7% yang ditunjukkan oleh Uji Regresi Linier sederhana yang terlihat dari koefisien determinasi R-Square
Aktualisasi Manajemen Kreativitas Guru Sekolah Minggu di Masa Pandemi Covid-19
Daniel Supriyadi
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 4, No 1: Juni 2021
Publisher : STIPAK Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (444.511 KB)
|
DOI: 10.32490/didaktik.v4i1.42
During the current covid-19 pandemic, the implementation of worship activities is very limited. One of the worship programs as a means of church education that has a very strong impact is Sunday School. Where currently Sunday school activities are very limited because children are encouraged to reduce direct interaction. So that the lessons that are carried out can only be done online. Therefore, the purpose of writing this article is to describe the role of Sunday school teachers so that they are maximized in teaching. Through the descriptive qualitative method, it can be concluded that the Actualization of the Creative Management of Sunday School Teachers in the Pandemic Mass. First, all parties understand that Sunday school service during the Covid-19 Pandemic is a challenge that must be resolved by all parties. Both Sunday school teachers understand and understand the nature of Creative Sunday school teachers. Because creativity has a very positive impact on children's spiritual and cognitive. So that it is necessary to actualize the management of Sunday School Teacher Creativity, namely: displaying video images, games, and quizzes will make children clearer and understand better what the Sunday school teacher conveys.AbstrakDi masa pandemi Covid-19 saat ini, pelaksanaan kegiatan-kegiatan ibadah sangat dibatasi. Salah satu program ibadah sebagai sarana pendidikan gereja yang sangat terasa dampaknya adalah Sekolah Minggu. Dimana saat ini kegiatan sekolah Minggu sangat terbatas, karena anak-anak dihimbau untuk mengurangi interaksi secara langsung. Sehingga pengajaran-pengajaran yang dilaksankan hanya bisa dilakukan secara daring. Oleh sebab itu tujuan penulisan dalam artikel ini dapat mendeskripsikan peran guru sekolah minggu supaya maksimal dalam mengajar. Melalui metode kualitatif deskriptif dapat disimpilkan bahwa Aktualisasi Manajement Kreatifitas Guru Sekolah Minggu di Massa Pandemi bahwa. Pertama semua pihak mengerti dalam pelayanan sekolah Minggu di Masa Pandemi Covid-19 merupakan tantangan yang harus diselesaikan oleh semua pihak. Kedua para guru sekolah minggu mengerti dan memahami hakikat Guru sekolah minggu yang Berkreatifitas. Sebab kreatifitas sangat berdampak positif bagi kerohanian anak dan kognitif. Sehingga diperlukan aktualisasi management Kreatifitas Guru Sekolah Minggu yaitu: tampilan gambar video, permainan, serta kuis akan membuat anak-anak menjadi lebih jelas dan paham dengan baik tentang materi apa yang disampaikan oleh guru sekolah minggu.
Spiritualitas Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Teori Perkembangan Kepercayaan Fowler dan Teori Perkembangan Moral Kohlberg: Penafsiran Perspektif Al-Kitab
Janeman Usmany
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (427.711 KB)
Seorang guru tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan, tetapi memberi hidup seutuhnya dalam tanggung jawab mengajar. Rasul Yakobus mengingatkan bahwa menjadi guru memiliki tanggung jawab yang besar. Tuhan Yesus sendiri adalah seorang Guru Agung, tidak hanya mengajarkan dengan kata-kata, tetapi melalui teladan hidup. Bagaimana melaksanakan tanggung jawab mengajar melalui kata-kata, dan pada saat yang bersamaan dapat memberikan teladan hidup? Di antara dua sisi inilah hadir spiritualitas. Spiritualitas atau kerohanian bersifat absrtak yang lahir dari perjumpaan pribadi seseorang dengan Tuhan.. Spiritualitas adalah riak gerakan insani yang timbul karena merasakan sentuhan halus dari Yang Ilahi. Secara filosofis, spiritualitas berhubungan dengan kualitas diri. James Fowler, menjelaskan ada enam tingkatan perkembangan iman atau spiritualitas. Sementara Lawrence Kolhberg mengkaji dari perkembangan moral individu untuk pencapai kematangannya. Kedua teori ini meskipun menggunakan pendekatan psikologi, namun sangat membantu evaluasi perkembangan spiritualitas. Hasil kajian menemukan sedikitnya tujuh hal yang berkaitan dengan spiritualitas pendidikan Agama Kristen dalam perspektif teori perkemabangan kepercayaan Fowler dan teori perkembangan moral Kolhberg. Pertama, spiritualitas Kristen memperdalam relasi guru Pendidikan Agama Kristen dengan Tuhan. Kedua, spiritualitas Kristen dapat membedakan guru Pendidikan Kristen dengan guru pada umumnya. Ketiga, spiritualitas Kristen mengidentifikasi tingkat kedewasaan seorang guru Pendidikan Agama Kristen. Keempat, spiritualitas Kristen memungkinkan guru Pendidikan Agama Kristen melakukan koreksi dan perbaikan terhadap diri sendiri. Kelima, Spiritualitas Kristen memungkinkan seorang guru Pendidikan Agama Kristen mendidik melalui teladan hidup. Keenam, spiritualitas Kristen menyebabkan seorang guru Pendidikan Agama Kristen dapat membangun relasi dengan semua kalangan, bersifat inklusif. Ketujuh, spiritualitas Kristen memotivasi guru Pendidikan Agama Kristen meningkatkan kualitas diri dan kualitas pendidikan.
Pengaruh Tingkat Pemahaman Orang Tua Akan Perannya Berdasarkan Efesus 6: 4 Terhadap Hambatan Mendidik Anak Remaja di GSJA Maranatha Malang
Kristyana Kristyana
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (345.724 KB)
Banyak orang tua mengaku bahwa tidak mudah untuk mengajar anak remaja mereka. Beberapa dari mereka merasa sedih dan gagal mengajar mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tahap pemahaman orang tua tentang peran orang tua berdasarkan Efesus 6: 4 pada hambatan untuk mengajar remaja di GSJA Maranatha Malang. Tiga puluh responden digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kuantitatif ini. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner kemudian dianalisis dengan regresi linier sederhana. Analisis menunjukkan bahwa tahap pemahaman orang tua tentang peran orang tua berdasarkan Efesus 6: 4 memiliki dampak signifikan terhadap hambatan untuk mengajar remaja, sebesar 0,807 atau 80,7%, sedangkan 19,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan cara ini, hambatan untuk mengajar remaja dapat diminimalkan dengan meningkatkan tahap pemahaman orang tua tentang peran orang tua berdasarkan Efesus 6: 4
Pengaruh Apresiasi Gereja Berbentuk Materi dan Non Materi Terhadap Kualitas Pelayanan Musik Gereja di Kota Yogyakarta
Sandy Ariawan
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (321.341 KB)
Musik gereja adalah salah satu hal penting dalam Alkitab. Istilah musik disebutkan tidak kurang dari 800 kali (bandingkan dengan Surga dan Neraka yang hanya 70 kali). Sebagai sumber tertinggi, Alkitab memberi tahu kita semua tentang kewajiban dan hak istimewa menteri musik gereja, dengan mempertimbangkan fungsi mereka sebagai imam. Seorang pendeta musik chuch harus menjadi penyembah, memiliki hubungan intim dengan Tuhan dan ikatan yang erat dengan gereja lokal, dan juga memiliki kemampuan musik. Pelayanan musik Gereja harus mendapatkan penghargaan dari gereja dalam hal materi (biaya, gaji, dll) dan non materi (pendidikan Kristen). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh apresiasi gereja dalam materi dan non material terhadap kualitas pelayanan musik gereja di Jogjakarta. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan kuesioner dan analisis regresi berganda. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebar ke 20 gereja di Yogyakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa apresiasi gereja secara non material berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan musik gereja, sebesar 0,421 atau 42, 1%. Sementara itu, apresiasi musik gereja secara materi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas pelayanan musik gereja, sebesar 0,274 atau 27,4%. Gereja lokal diharapkan memperhatikan apresiasi non materi yaitu pendidikan kristen untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan musik gereja.
Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Multigrade Class (studi kasus di SDN 1 Adimulyo Singosari Malang)
Siani Listio;
Febrianus Kurnia Yusianto
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (387.99 KB)
Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan berbagai permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan sistem multigrade class. Penelitian ini didesain menggunakan pendekatan Studi Kasus (Case Study) untuk menemukan gambaran pola yang terkait dengan fenomena dan mengindentifikasi hubungan-hubungan yang memengaruhi fenomena. Jenis kajiannya adalah studi kasus intrinsik (intrinsic case study) yang ditempuh karena keinginan peneliti untuk memahami kasus dalam seluruh kekhususan dan aspek kesederhanaannya. Paradima penelitian yang dibangun adalah kerangka pikir konstruksi sosial, yaitu berupaya memahami individu dan dunia tempat mereka bekerja. Hasil penelitian menemukan bahwa pelaksanaan PAK dalam Multigrade Class di SDN 1 Ardimulyo Singosari Malang mengidentifikasi dua permasalah utama dalam pembelajaran multigrade class di SDN 1 Adimulyo Singosari Malang, yaitu manajemen pengelolaan kelas rangkap dan karakteristik pelajaran PAK. Selanjutnya kedua permasalahan tersebut dapat dirinci menjadi empat hal, yaitu: (1) pembelajaran dilakukan pada saat jam pulang sekolah antara jam 11.00-12.00. Alokasi waktu ini tidak sesuai dengan jumlah jam seharusnya dimiliki pembelajaran PAK yakni 2 jam pelajaran (90 menit), (2) kelas dibagi dalam dua kelompok, kelas kecil (kelas 1-3) dan kelas besar (kelas 4-6). Pembagian ini hanya untuk pemberian tugas, dalam penyampaian materi baik kelas kecil maupun kelas besar mendapat materi yang sama, (3) penyampaian materi tidak efektif dalam kelas kecil, karena guru cenderung fokus kepada kelas besar, dan (4) karakteristik PAK memiliki tingkatan pengetahuan yang berbeda-beda sehingga sulit dilaksanakan dalam kelas berbeda dengan materi yang sama.
Paradigma Peranan Para Nabi Perjanjian Lama Dalam Kehidupan Pemimpin Gereja Lokal Dalam Kehidupan Sosial Politik
Yonathan Mujianto
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Makalah ini berfokus pada penelitian tentang arti peran para nabi Perjanjian Lama dalam kehidupan sosial-politik bagi para pemimpin gereja yang sering berjuang dan bergulat secara empiris. Dengan menggunakan pendekatan Kualitatif Jenis Studi Sastra penulis berpendapat bahwa tidak bijaksana jika para pemimpin gereja yang kebetulan sebagai warga negara tidak peduli dengan masalah sosial-politik. Paradigma yang muncul dan ditunjukkan oleh para pemimpin gereja cenderung ambigu dan bias: antara ya dan tidak antara mungkin dan mungkin tidak dan tidak hanya secara institusional tetapi juga muncul secara praktis sebagai individu. Perilaku semacam ini masih terlihat jelas dan ditampilkan oleh para pemimpin gereja ketika ada partai demokratis yang biasa disebut pemilihan umum.
Penggunaan Metode Inquiri dan Think Pair Share untuk Meningkatkan Kedewasaan Iman Pendidikan Agama Kristen Siswa SMA Negeri 1 Lawang Malang
Pudji Pudji
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (495.763 KB)
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kedewasaan iman pelajaran Pendidikan Agama Kristen siswa SMA Negeri 1 Lawang Malang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif. Data diambil dari seorang guru dan siwa sebanyak 19 orang. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan metode inquiri dan think pair share untuk pada pelajaran Agama Kristen kelas X SMA Negeri 1 Lawang Malang tahun pelajaran 2016/2017 berhasil. Setelah dilakukan pengamatan dan perbaikan pada siklus metode Inquiri, maka terjadi peningkatan kedewasaan iman siswa Kristen SMA Negeri 1 Lawang Malang, khususnya dalam aspek merenungkan Firman Tuhan dan Doa sebagai berikut: (1) kategori “Kurang” yang pada pra siklus Inquiri berjumlah 4 siswa (21%) dapat berkurang menjadi 3 siswa (16%) pada siklus 1 Inquiri, dan dapat dituntaskan menjadi tidak ada (0 %) pada siklus 2 Inquiri, (2) kategori “Cukup” yang pada pra siklus Inquiri berjumlah 7 siswa (37%) dapat berkurang menjadi 6 siswa (32%) pada siklus 1 Inquiri dan pada akhirnya berkurang lagi menjadi 5 siswa (26%) pada siklus 2 Inquiri. (3) kategori “Baik” yang pada pra siklus Inquiri berjumlah 5 siswa (26%) dapat ditingkatkan menjadi 6 siswa (32%) pada siklus 1 Inquiri dan pada akhirnya meningkat lagi menjadi 8 siswa (42%) pada siklus 2 Inquiri, (4) kategori “Sangat Baik” yang pada pra siklus berjumlah 3 siswa (16%) belum ada peningkatan, masih tetap 4 siswa (20%) pada siklus 1 Inquiri dan pada akhirnya meningkat menjadi 6 siswa (32%) pada siklus 2 Inquiri. Sedangkan pada metode Think Pair Share (TPS) terjadi peningkatan kedewasaan iman siswa Kristen SMA Negeri 1 Lawang Malang, khususnya dalam aspek persekutuan dan bersaksi sebagai berikut: (1) kategori “Kurang” yang pada siklus Think Pair Share (TPS) dapat dituntaskan pada tahap siklus 2 Inquiri sehingga sekarang sudah tidak ada lagi (0%), (2) kategori “Cukup” yang pada pra siklus Think Pair Share (TPS) berjumlah 5 siswa (26%) dapat berkurang menjadi 4 siswa (20%) pada siklus 1 Think Pair Share (TPS) dan pada akhirnya berkurang lagi menjadi 1 siswa (5%) pada siklus 2 Think Pair Share (TPS), (3) kategori “Baik” yang pada pra siklus Think Pair Share (TPS) berjumlah 8 siswa (42%) dapat ditingkatkan menjadi 9 siswa (55%) pada siklus 1 Think Pair Share (TPS) dan pada akhirnya meningkat lagi menjadi 11 siswa (58%) pada siklus 2 Think Pair Share (TPS), (4) kategori “Sangat Baik” yang pada pra siklus Think Pair Share (TPS) berjumlah 6 siswa (32%) belum ada peningkatan, sehingga masih tetap 6 siswa (25%) pada siklus 1 Think Pair Share (TPS) dan pada akhirnya meningkat menjadi 7 siswa (37%) pada siklus 2 Think Pair Share (TPS).
Memotivasi Mahasiswa Melakukan Penginjilan Anak melalui Pendidikan Agama Kristen
Jovan Octo Tamelab;
Kristyana Kristyana
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 4, No 1: Juni 2021
Publisher : STIPAK Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (364.172 KB)
|
DOI: 10.32490/didaktik.v4i1.49
Every person who has faith in Jesus Christ is responsible for evangelizing. This is according to what is written in Matthew 28:19 and Mark 16:15. No exception for Christian Religious Education teachers who also have the responsibility of guiding and encouraging every student to experience an encounter with Jesus Christ. Thus, Stipak students as prospective Christian Religious Education teachers should have an understanding that evangelism is not only during college but a lifelong responsibility. This study focuses on the effectiveness of Christian Religious Education learning obtained by students in motivating evangelism to children. The research methodology used is qualitative research methods. While the data were obtained through observation, interview, and documentation techniques on the object of research, namely Stipak students who took Christian Religious Education Learning courses. From the research that has been done, it is found that students are motivated to do evangelism. The environment where students do activities is the driving force in evangelizing. These environments are family, campus / Stipak, Transformation, and church. With the existence of Christian Child Education learning students not only understand evangelism to children but also understand the importance of caring for children through the proper teaching of Jesus Christ to them. AbstrakSetiap orang beriman pada Yesus Kristus bertanggung jawab untuk melakukan penginjilan. Hal ini sesuai dengan yang tertulis dalam Matius 28:19 dan Markus 16:15. Maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Anak yang diperoleh di Stipak dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan penginjilan anak. Metode penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi pada obyek penelitian yaitu mahasiswa STIPAK yang mengikuti mata kuliah Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Anak termotivasi untuk melakukan penginjilan pada anak-anak.
Peran Orang Tua Sebagai Motivator Anak Untuk Sekolah Minggu
Stefanie Dita Roosalia
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 2, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : STIPAK Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (275.855 KB)
|
DOI: 10.32490/didaktik.v2i1.28
SD Brawijaya merupakan sekolah dasar swasta Kristen pertama di kota Malang yang dibangun pada 1950. Sekolah ini sangat terkenal pada masanya, kenyataan ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang bersekolah yang berasal dari kalangan menengah ke atas. Perubahan sosial masyarakat yang terjadi telah mempengaruhi keberadaan sekolah ini. Salah satu faktornya adalah karena kepemimpinan yang sering berganti-ganti dan hanya mengandalkan penunjukkan dari yayasan saja. Saat ini SD Brawijaya 1 Malang mengalami penurunan jumlah siswa yang sangat drastis dan terancam tutup. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan peran kepemimpinan pendidikan Kristen dalam menghadapi tantangan perubahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu dengan merumuskan dan membuat kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data-data, informasi, dan fakta-fakta yang didapat di lapangan melalui wawancara dengan informan, dan didukung dengan dokumen-dokumen yang ada. Berdasarkan hasil pengumpulan data, wawancara, informasi dan fakta-fakta yang ada di SD Brawijaya 1 Malang, maka dapat disimpulkan: Pertama, terlihat bahwa peran pemimpin pendidikan Kristen relatif sangat kecil, bahkan nyaris tidak berperan. Kedua, bahwa perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat yang pada eksistensi SD Brawijaya 1 Malang. Ketiga, bahwa unsur pemimpin pendidikan yang lain di SD Brawijaya 1 seperti kepala sekolah dan guru, tidak dapat berbuat banyak menghadapi tantangan perubahan yang terjadi. Keempat, bahwa untuk masa mendatang dengan perubahan yang terus-menerus, SD Brawijaya 1 Malang terancam akan berakhir eksistensinya.