cover
Contact Name
M. Roem Syibly
Contact Email
roemsyibly@uii.ac.id
Phone
+628112505178
Journal Mail Official
editor.mawarid@uii.ac.id
Editorial Address
Gedung K.H.A. Wahid Hasyim - Kampus Terpadu UII Jl. Kaliurang KM 14.5 Sleman Yogyakarta Telp. (0274) 898462
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
ISSN : 26561654     EISSN : 2656193X     DOI : 10.20885/mawarid
al-Mawarid: Jurnal Syariah & Hukum is a peer-reviewed journal published two times a year (February and August) by the Department of Ahwal Syakhshiyah, Faculty of Islamic Studies, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia. Formerly, first published in 1993, al-Mawarid was initially published as Al-Mawarid: Jurnal Hukum Islam, an Indonesian bi-annual journal on Islamic Law. Since 2019, to enlarge its scope, this journal transforms its name to al-Mawarid: Jurnal Syariah dan Hukum. al-Mawarid warmly welcomes graduate students, academicians, and practitioners to analytically discuss and deeply explore new issues in relation to the improvement of shariah and law challenges and beyond.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 97 Documents
TRANSAKSI PAYLATER PERSPEKTIF HUKUM ISLAM ulum, ziadil; Asmuni, Asmuni
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 5 No. 1 (2023): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/mawarid.vol5.iss1.art5

Abstract

Fitur Paylater telah menjadi populer karena memberikan kemudahan bagi konsumen yang ingin membeli barang atau memenuhi kebutuhan pembayaran lainnya, namun tidak mampu membayarnya secara langsung. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran nanti atau secara berkala. Aplikasi dengan fitur Paylater menawarkan manfaat yang serupa dengan kartu kredit, tetapi lebih praktis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data melalui studi pustaka. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif dan filosofis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem kredit barang dalam aplikasi Paylater, terkait dengan denda atas keterlambatan pembayaran cicilan, bertentangan dengan prinsip ekonomi Islam karena melibatkan bunga atau imbalan tambahan. Oleh karena itu, transaksi menggunakan Paylater diperbolehkan selama harga ditentukan sebelum transaksi dilakukan, dengan mematuhi prinsip-prinsip syariah dan persyaratan-persyaratan tertentu dalam hukum jual beli Islam. The Paylater feature has become popular due to its convenience for consumers who wish to purchase goods or fulfill other payment needs but are unable to pay immediately. This feature allows users to make deferred or periodic payments. Applications with the Paylater feature offer benefits similar to credit cards but with added convenience. This research employs a qualitative descriptive method, gathering data through literature review. The approach used is normative and philosophical. The findings indicate that the credit system in Paylater applications, specifically regarding penalties for late installment payments, contradicts the principles of Islamic economics due to the involvement of interest or additional charges. Therefore, Paylater transactions are permissible as long as the price is determined prior to the transaction, adhering to the principles of Sharia and specific requirements within Islamic laws of trade.
Pemikiran Maqashid Syariah Al-Tahir Ibn Asyur Fauzan, Husni; Hadi Imawan, Dzulkifli
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 5 No. 1 (2023): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/mawarid.vol5.iss1.art7

Abstract

Maqashid Shariah, which means the objectives, values, and benefits to be achieved through the implementation of Shariah, both globally and in detail. Initially, Maqashid Shariah was considered a branch of Usul al-Fiqh (principles of Islamic jurisprudence), but in its development, Islamic scholars stated that Maqashid Shariah is a distinct discipline and not part of Usul al-Fiqh. One of these scholars is Al-Tahir Ibn Ashur. The focus of this research is to understand the biography of Al-Tahir Ibn Ashur and the background that influenced his thinking. Additionally, it aims to explore the thoughts of Al-Tahir Ibn Ashur in the field of Maqashid Shariah. This study is a descriptive qualitative research using literature review as the methodology. The researcher examined documents related to Al-Tahir Ibn Ashur, and after data collection, the data were reduced or selected for analysis. The gathered data were then described, and using inductive thinking, conclusions were drawn regarding the thoughts of Al-Tahir Ibn Ashur in Maqashid Shariah. The thoughts of Al-Tahir Ibn Ashur in Maqashid Shariah encompass making Maqashid Shariah a separate discipline, dividing Maqashid Shariah, various maslahah (benefits), and methods of discovering Maqashid Shariah. Through this study, the background and thoughts of Al-Tahir Ibn Ashur in Maqashid Shariah can be understood. Maqashid Syariah yang berarti tujuan, nilai, dan faidah yang ingin dicapai dari diturunkannya syariah baik secara global maupun secara terperinci. awalnya maqashid syariah merupakan cabang dari bagian ilmu ushul fiqh, namun dalam perkembangannya muncul tokoh-tokoh islam yang menyatakan bahwa maqashid syariah merupakan disiplin ilmu tersendiri, dan bukan menjadi bagian dari ushul fiqh, salah satu tokoh tersebut adalah pendapat Al-Tahir Ibn Asyur. fokus penelitian ini untuk mengetahui biografi Al-Tahir Ibn Asyur serta latar belakang yang mepengerahui pemikirannya, selain itu untuk mengetahui pemikiran Al-Tahir Ibn Asyur dalam bidang maqashid syariah, Jenis penelitian ini merupakan pelitian kualitatif deskriptif dengam studi pustaka, sehingga peneliti mengkaji dokumen-dokumen yang terkait dengan Al-Tahir Ibn Asyur, setelah terkumpul, maka akan dilakukan reduksi atau pemilihan data, setelah itu data yang telah ada dideskripsikan, selanjutnya dengan analisis berfikir induktif, data tersebut akan ditarik kesimpulan, mengenai pemikiran Al-Tahir Ibn Asyur dalam maqashid syariah. Pemikiran Al-Tahir Ibn Asyur dalam maqashid syariah meliputi menjadikan maqashid syariah sebagai disiplin ilmu tersendiri, membagi maqashid syariah, macam-macam maslhahat, serta metode penemuan maqashid syariah. Dengan hal tersebut maka dapat diketahui bagaimana latar belakang serta pemikiran Al-Tahir Ibn Asyur dalam maqahid syariah.
GENDER DALAM SUDUT PANDANG ANTROPOLOGI DAN ISLAM: Analisis Cerai Gugat Pada Tenaga Migran di Pengadilan Agama Trenggalek Arfaizar, Januariansyah; HAK, Nurmala; Yusdani, Yusdani; Chasanah, Latifatul
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 5 No. 2 (2023): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/mawarid.vol5.iss2.art1

Abstract

Gender studies have always been used as a basic reference and have had a significant influence on the social sciences, both in general and specific terms. This basic reference is evident when examining the working relations between men and women, in various societal structures in different cultures. Therefore, the division of responsibilities between men and women is determined not only socially but also culturally, and, more importantly according to sociologists and anthropologists, not according to God's nature and will. This study uses a qualitative research method, the approach used is theology and anthropology. Misunderstanding of the position of men and women in culture must be explained by anthropologists and other social science activists. Where the label of independence in men and the indecision of women is only a label built by culture, especially patriarchal culture. Islam does not distinguish between men and women except for inherent natures such as giving birth and breastfeeding. In addition, Allah only differentiates his people based on their piety. Kajian gender senantiasa menjadikan acuan dasar serta berpengaruh secara signifikan terhadap ilmu-ilmu sosial, baik dalam pengertian umum maupun spesifik. Rujukan dasar tersebut tampak jelas pada saat mengkaji relasi kerja antara laki-laki dan perempuan, dalam berbagai struktur masyarakat dalam kultur yang berbeda. Karenanya, pembagian tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan ditetapkan tidak saja secara sosial tetapi juga kultural, dan, lebih penting lagi menurut para sosiolog dan antropolog, bukan atas kodrat dan keinginan Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah teologi dan antropologi. Kesalahan pemahaman akan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam budaya, harus diuraikakn oleh antropolog dan penggiat ilmu sosial lainya. Dimana label indepensi pada laki-laki serta kebimbangan para perempuan hanya label yang dibangun oleh budaya terutama budaya patriarki. Islam tidak membedakan laki-laki dan perempuan kecuali kodrat yang melekat seperti melahirkan dan menyusui. Selain itu Allah hanya membedakan umatnya berdasarkan ketakwaanya saja.
SOSIO-CULTURAL ANALYSIS OF DIVORCE LEGISLATION A COMPARATIVE STUDY BETWEEN INDONESIA AND UNITED KINGDOM Tri Astuti, Fakhriyah; Setiyawan bin Gunardi, Setiyawan; Erni Dewi Riyanti, Erni
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 5 No. 2 (2023): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/mawarid.vol5.iss2.art2

Abstract

This study aims to compare the perspective of legal sources of divorce in Indonesia and the United Kingdom by using a  number of legal sources and other written literacy as the reading sources and reference (Public Research). This study used a qualitative-descriptive method by comparing divorce laws; analyzed the factors causing similarities and differences in the form of the rules in terms of divorce in Indonesia and the United Kingdom, and identified similarities and differences in how the two countries regulate the divorce issues. The researcher concerned with the biography and history of the two countries in the development of divorce law and found that social background, religion, political ideology, and history are the factors that have greatly affected the laws issued and implemented in country. This research will be a source of comparison and reflection for divorce law in Indonesia and the UK to become more progressive and developing. Alos, this research will be useful for further research on divorce law in Indonesia or the United Kingdom.   Keywords: Divorce Law, Indonesia, United Kingdom, Comparative.  Abstrak Studi ini adalah studi yang membandingkan perspektif sumber hukum perceraian di Indonesia dan Inggris. Dengan menggunakan sumber hukum dan literasi tertulis lainnya sebagai sumber bacaan dan acuan (Penelitian Pustaka). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif, dengan membandingkan undang-undang perceraian serta menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan persamaan dan perbedaan bentuk aturan-aturan mengenai perceraian di Indonesia dan United Kingdom, lalu menemukan persamaan dan perbedaan bagaimana kedua negara mengatur mengenai masalah perceraian. Dengan memperhatikan biografi dan sejarah kedua negara dalam perkembangan hukum perceraian. Penulis menemukan bahwa faktor latar belakang sosial, agama, ideologi politik, dan historis sangat mempengaruhi undang-undang yang disahkan dan diterapkan di suatu negara. Penelitian ini akan menjadi sumber perbandingan dan refleksi bagi hukum perceraian di Indonesia dan Inggris untuk menjadi lebih progresif dan berkembang, selain itu penelitian ini akan berguna bagi penelitian lanjutan mengenai hukum perceraian di Indonesia ataupun United Kingdom.
FAMILY RESILIENCE DI MASA PANDEMI COVID-19: (Studi Tentang Penuruan Ekonomi Berdampak Pada Perceraian) Mozin, Nopiana; Susetyo, Danny Trisno; Imelda, Yunita
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 6 No. 2 (2024): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ijiis.vol.6.iss2.art5

Abstract

Pandemi COVID-19 telah membawa tantangan ekonomi dan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya, memengaruhi ketahanan keluarga, terutama dengan meningkatnya konflik dan tekanan finansial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pandemi memengaruhi dinamika keluarga dan berkontribusi pada peningkatan kasus perceraian. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dan studi kasus untuk menggali pengalaman keluarga yang menghadapi stres ekonomi selama pandemi. Data dianalisis menggunakan teori konflik dan teori struktural fungsional untuk memahami interaksi antara penurunan ekonomi dan ketahanan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan ekonomi yang dipadukan dengan isolasi sosial menyebabkan konflik domestik yang semakin meningkat. Keluarga dengan ketahanan ekonomi yang lebih rendah mengalami peningkatan stres yang sering berujung pada perceraian. Faktor utama yang teridentifikasi adalah kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan, dan perubahan peran dalam keluarga akibat karantina rumah. Temuan ini menyarankan bahwa pandemi memperburuk kerentanan yang sudah ada sebelumnya, dan intervensi yang tepat diperlukan untuk mendukung keluarga dalam menghadapi krisis serta memperkuat mekanisme ketahanan keluarga. The COVID-19 pandemic has introduced unprecedented economic and social challenges, impacting family resilience, particularly through increased conflicts and financial pressures. This study aims to analyze how the pandemic has affected family dynamics and contributed to rising divorce rates. Employing a qualitative approach, the research collected data through in-depth interviews and case studies to explore the experiences of families facing economic stress during the pandemic. The data were analyzed using conflict theory and structural-functional theory to understand the interplay between economic decline and family resilience. The results indicate that economic strain, coupled with social isolation, has led to heightened domestic conflicts. Families with lower economic resilience experienced increased stress, often leading to divorce. Key factors included job loss, reduced income, and shifts in family roles due to home confinement. These findings suggest that the pandemic has exacerbated pre-existing vulnerabilities, highlighting the need for targeted interventions to support families in crisis and strengthen resilience mechanisms.
PERJANJIAN PERKAWINAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM: INSTRUMEN MENUJU KELUARGA BAHAGIA DAN HARMONIS Putri, Weldra Ayu; Salma, Salma
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 6 No. 2 (2024): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ijiis.vol.6.iss2.art7

Abstract

ABSTRAK Perjanjian perkawinan adalah kesepakatan tertulis antara calon suami dan istri yang dibuat sebelum atau saatpernikahan, bertujuan untuk mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam berbagai aspek kehidupanrumah tangga. Dalam konteks hukum Indonesia, perjanjian ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam. Aspek-aspek yang sering diatur dalam perjanjianperkawinan meliputi pengelolaan harta, komunikasi antara suami istri, pemenuhan kebutuhan biologis, danpengelolaan ekonomi keluarga. Hal ini bertujuan untuk menciptakan transparansi, menghindari konflik di masadepan, serta menjaga keharmonisan dan kesejahteraan dalam rumah tangga. Penelitian ini menggunakanmetode penelitian hukum normatif dengan fokus pada analisis hukum perdata, khususnya dalam kajianperjanjian perkawinan. Data yang digunakan terdiri dari data primer yang meliputi peraturan hukum, literatur,dan penelitian terdahulu, serta data sekunder yang menggambarkan fenomena yang ada di lapangan terkaitdengan implementasi perjanjian perkawinan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yanglebih mendalam mengenai pentingnya perjanjian perkawinan dalam menciptakan keluarga yang harmonis dansejahtera, serta mengatur hubungan suami istri dalam berbagai aspek kehidupan secara transparan dan adil.   Kata kunci : perjanjian perkawinan; keluarga Bahagia; Undang-Undang Perkawinan  
MEMBACA ULANG ATAS MAKNA AL-MUALLAFAH QULUBUHUM SEBAGAI PENERIMA ZAKAT Ulum, Khozainul; Yahya, Imam; Rofiq, Ahmad
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 6 No. 2 (2024): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/mawarid.vol6.iss2.art9

Abstract

Salah satu golongan yang berhak menerima zakat adalah kelompok al-muallafah qulubuhum atau muallaf. Namun, dalam hal ini para ulama fikih berbeda pendapat mengenai siapa yang masuk dalam kategori muallaf; apakah bagian muallaf pada masa sekarang sudah gugur ataukah masih berlaku; dan apa ‘illah diberikannya harta zakat kepada golongan muallaf. Di kalangan masyarakat Muslim sendiri, telah berkembang pengertian bahwa keberlakuan bagian zakat untuk golongan muallaf hanyalah untuk mereka yang baru masuk Islam sebagai penguat iman. Dengan menggunakan metode istinbat al-ahkam dengan penekanan utama pada teori naskh dan ‘illah, penelitian ini mengkaji ulang pendapat para ulama fikih tentang muallaf, terutama mengenai gugur atau tidaknya bagian muallaf pada masa kini, dan ‘illah diberikannya zakat kepada kelompok ini. Dengan metode ini, penulis akan menyesuaikan pendapat para ulama fikih tentang ada atau tidak adanya naskh dalam masalah muallaf dengan teori naskh. Sedangkan untuk teori ‘illah, akan digunakan ketika menganalisa ‘illah-‘illah yang disampaikan oleh para ulama fikih dengan menelusuri ulang al-Qur’an maupun hadis yang diduga mengandung ‘illah diberikannya zakat kepada muallaf. Untuk mengetahui ada atau tidaknya ‘illah dimaksud dalam al-Qur’an maupun hadis, penulis akan menggunakan masalik al-‘illah yang notabene merupakan bagian dari teori ‘illah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa bagian zakat untuk golongan muallaf tetap berlaku sampai sekarang dengan ‘illah ta’lif al-qulub bi al-Islam. Sedangkan orang-orang yang masuk dalam kategori muallaf adalah mereka yang baru masuk Islam dan non-Muslim. Kesimpulan ini memunculkan temuan bahwa zakat tidak hanya sebagai ibadah maliyyah ijtima’iyyah, tetapi juga ibadah maliyyah da’watiyyah dalam kerangka mempertahankan, menyebarkan dan melestarikan agama Islam.
STUDI KOMPARATIF TENTANG PERNIKAHAN SEBAGAI MĪṠĀQAN GALĪẒAN DALAM TAFSIR AL-MISHBAH DAN TAFSIR AL-AZHAR Makfi, Muhammad Miqdam; Afif, M Nalina Zaky
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 6 No. 2 (2024): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/mawarid.vol6.iss2.art10

Abstract

Pernikahan merupakan suatu ikatan sakral yang harus benar-benar diperhatikan keberlangsungannya. Ikatan atau janji tersebut juga disebut dengan redaksi mīṡāqan galīẓan dalam Al Qur’an, yaitu perjanjian yang kokoh dan kuat. Oleh karena itu, hal-hal yang kiranya dapat merusak ikatan tersebut harus dihindari, seperti hal-hal yang dapat membawa pernikahan pada arah perceraian. Penelitian ini ditujukan untuk memahami makna pernikahan sebagai mīṡāqan galīẓan pada tafsir Al-Mishbah dan tafsir Al-Azhar. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentsi yang kemudian dikomparasikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat banyak perbedaan dan beberapa persamaan pada tafsir Al-Mishbah dan tafsir Al-Azhar dalam menafsirkan redaksi mīṡāqan galīẓan pada Q.S An-Nisa:21. Persamaan paling menonjol adalah pada penggunaan metode taḥlīlī yang dipakai oleh kedua tafsir tersebut. Adapun perbedaanya terdapat pada corak, sumber, makna, serta gaya bahasa yang dipakai oleh masing-masing tafsir. Meskipun demikian, baik tafisr Al-Mishbah maupun tafsir Al-Azhar sama-sama memaknai mīṡāqan galīẓan sebagai janji atau  ikatan yang kuat dan harus dipertahankan.
PRAKTIK PINANGAN PEREMPUAN KEPADA LAKI-LAKI: ANALISIS IMPLIKASI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Hidayatulloh, Muhamad Syarif
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 6 No. 2 (2024): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ijiis.vol.6.iss2.art8

Abstract

Adanya pemahaman yang membenarkan penerapan’urf meskipun kurang selaras dengan dilalatun-nash dari dalil al-muttafaq ‘alaih menjadi latar belakang penelitian ini, khususnya dalam praktik pinangan. Tujuan dari penelitian adalah membahas praktik pinangan dari perempuan kepada laki-laki, dengan fokus kajian pada aspek implikasinya dalam hukum Islam. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan normatif melalui studi literatur, wawancara, observasi, dan diskusi. Setelah dilakukan kajian komprehensif peneliti menemukan fakta bahwa praktik pinangan dari perempuan kepada laki-laki ternyata kurang sesuai dengan anjuran syariat Islam meskipun faktanya hal demikian pernah terjadi pada diri nabi Muhammad SAW., karena jika di tinjau dari segi hukum maka statusnya adalah mubah. Namun hal ini disertai catatan bahwa praktik tersebut harus tetap berada dalam batas-batas hukum syariat, di antaranya yaitu dilakukan oleh perempuan salihah dan mandiri kepada laki-laki saleh. Hasil utama penelitian ini adalah alternatif solusi agar jika perempuan hendak meminang, maka dapat di lakukan dengan cara mewakilkan kepada wali agar dapat melamarkan seorang laki-laki untuknya. Pendekatan dengan cara ini lebih sesuai dengan hukum Islam dan tidak menimbulkan implikasi negatif dalam penerapannya. Hal tersebut karena peneliti menemukan fakta lain bahwa pinangan dari pihak perempuan dapat mempengaruhi beberapa aspek hukum Islam  yang umum diterapkan sehingga dipandang perlu adanya fatwa kontemporer yang membahas tentang aturan pinangan yang sesuai dengan syariat Islam.
TRADISI SANGKOLAN DI DESA KARDULUK: PERSPEKTIF ANTROPOLOGI TERHADAP FIQIH ISLAM Ahmad Kholiyudani; Muhammad Hipni
al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH) Vol. 6 No. 2 (2024): al-Mawarid Jurnal Syariah dan Hukum (JSYH)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ijiis.vol.6.iss2.art6

Abstract

IndonesiaAbstrak Penelitian ini mengkaji tradisi Sangkolan di Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, yang mengintegrasikan hukum adat dan hukum Islam dalam pewarisan. Meskipun Sangkolan penting dalam masyarakat Madura, kajian dari perspektif fikih Islam melalui pendekatan antropologi masih jarang dilakukan. Sangkolan, yang berlangsung turun-temurun, sering kali menimbulkan kompleksitas hukum dan menunjukkan keterbatasan pemahaman masyarakat terhadap hukum waris Islam. Lebih dari sekadar distribusi warisan, Sangkolan memperkuat ikatan keluarga dan kohesi sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Melalui pendekatan antropologi hukum Islam, penelitian ini memperlihatkan bagaimana masyarakat Madura menggabungkan norma keagamaan dengan kearifan lokal, membentuk kerangka adaptif dalam pembagian warisan. Temuan utama penelitian ini mengungkapkan bahwa Sangkolan berperan sebagai model adaptasi hukum Islam berbasis budaya, memadukan prinsip-prinsip fikih dengan nilai-nilai lokal untuk menciptakan mekanisme warisan yang berkeadilan sosial dan sesuai dengan konteks budaya Madura. Kata kunci:Tradisi, Sangkolan, Antropologi, Fiqih

Page 6 of 10 | Total Record : 97