cover
Contact Name
Indri Kusuma Dewi
Contact Email
coepoltekkessolo@gmail.com
Phone
+6281806772644
Journal Mail Official
coepoltekkessolo@gmail.com
Editorial Address
Alamat, Jl. Letjend. Sutoyo Mojosongo Surakarta ; Kota/Kabupaten, Kota Surakarta - Prov. Jawa Tengah - Indonesia ; Kode Pos, 57127
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL JAMU KUSUMA
Core Subject : Health, Science,
FOCUS AND SCOPE JOURNAL OF JAMU KUSUMA Journal of Jamu Kusuma is a journal published by Pusat Unggulan IPTEKS Pemanfaatan Jamu Indonesia untuk Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat (PUI PUJAKESUMA) Health Polytechnic of Surakarta that publishes scientific papers for academics and practitioners. Journal of Jamu Kusuma is open access, welcoming, and inviting original and relevant research articles, literature studies, and special reports in the fields of traditional health, herbal medicine, and natural pharmaceuticals. This journal is published twice a year in June and December. Journal of Jamu Kusuma welcomes and invites researchers from all over the world to submit their papers (original research articles, systematic reviews, and case studies) for publication in this journal. All papers are published immediately upon acceptance. This journal covers original research articles, review articles, and case studies. The scope of this journal includes, but is not limited to the research results of : Traditional health, Herbal medicine, and Natural pharmaceuticals
Articles 62 Documents
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI KULIT BATANG WARU (Hibiscus tiliaceus L.) DENGAN METODE ABTS Ade Erma Novita Sari
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 2 No. 2 (2022): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.283 KB) | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v2i2.35

Abstract

  Antioksidan adalah senyawa yang dapat menetralkan, menurunkan dan menjadi penghambat terbentuknya radikal bebas baru ditubuh menjadi pendonor elektron dari radikal bebas sehingga berpasangan serta menghentikan kerusakan pada tubuh. Kulit batang waru atau Hibiscus tiliaceus L. adalah tanaman yang berpotensi menjadi sumber utama antioksidan yang terbentuk alami. Kulit batang waru diketahui memiliki aktivitas antioksidan di fraksi n-heksan, fraksi etil asetat serta fraksi air. Tujuan dalam penelitian yaitu mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol dan fraksi kulit batang waru memakai metode ABTS (2,2 Azinobis (3 ethylbenothiazoline) 6-Sulfonic Acid). Kulit batang waru di ekstraksi memakai metode maserasi memakai etanol 96% dapat dilanjutkan fraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat serta air. Kadar flavonoid ditentukan menggunakan spektrofotometri UV-VIS di panjang gelombang 435 nm. Uji aktivitas antioksidan memakai metode ABTS di panjang gelombang 730 nm. hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar flavonoid ekstrak etanol kulit batang waru adalah 11.973± 0.055QE. Hasil uji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat serta fraksi air dengan nilai IC50 berturut-turut ialah 71.78 ppm, 105.45 ppm, 40.90 ppm, dan 64.23 ppm aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh fraksi etil asetat dengan nilai IC50 40.90 ppm dengan aktivitas sangat kuat.   Kata kunci: ABTS,  antioksidan, flavonoid,  fraksi, kulit batang waru
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI n-HEKSAN, FRAKSI ETIL ASETAT DAN FRAKSI AIR BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi ATCC 13311 Khilda Hilyatul 'Ulya; Tiara Ajeng Listyani; Tatiana Siska Wardani
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 2 No. 2 (2022): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.441 KB) | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v2i2.36

Abstract

Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang sampai kini yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Obat antibiotik yang digunakan terus menerus untuk mengobati penyakit ini dapat mengakibatkan resistensi. Obat Tradisional yang dapat berfungsi sebagai antibakteri adalah tanaman pepaya (Carica papaya L.) karena kandungan dari alkaloid karpain biji pepaya mempunyai efek antibakteri. Tujuan penelitian untuk mengamati potensi aktivitas antibakteri fraksi n-heksan, fraksi etil.asetat dan fraksi air biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap.bakteri Salmonella typhi ATCC 13311. Tahapan ekstraksi dan fraksinasi dengan metode cair-cair. Pengujian aktivitas.antibakteri fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air biji pepaya (Carica papaya L.) dilakukan pada konsentrasi 10%, 25%, 50%, dan 75% dengan tiga kali replikasi. Metode pengujian dengan difusi cakram. Kontrol positif dengan  Ciproflaxacin 5 ppm dan kontrol negatif yang dipakai yaitu pelarut DMSO 1%. Hasil penelitian ini yaitu fraksi biji pepaya (Carica papaya L.) mempunyai aktivitas.antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi ATCC 13311. Fraksi n-Heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air biji pepaya (Carica papaya L.) memiliki aktifitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi ATCC 13311 dan zona hambat teraktif biji pepaya terdapat pada fraksi etil asetat dengan konsentrasi 10% sebesar 8,1 mm, 25% sebesar 9,46 mm, 50% sebesasr 10,6 mm dan 75% sebesar 12,23 mm. Hasil uji Oneway ANNOVA dengan Post hoc Tuckey data terdistribusi normal nilai (P<0,05).   Kata kunci: antibakteri, biji pepaya, Salmonella typhi
STUDI TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER PENYAKIT DEGENERATIF DI KAUMAN NGANJUK Iramie Duma Kencana Irianto; Vertika Susandy; Ana Mardiyaningsih
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 2 No. 2 (2022): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.575 KB) | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v2i2.38

Abstract

Obat tradisional merupakan bahan alam dengan khasiat empiris yang telah dibuktikan secara turun temurun. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 16-23 Januari 2022 terhadap 190 responden di RW 03 Kauman, Nganjuk diperoleh hasil yakni 52,63% obat tradisional untuk pengobatan degeneratif, 28,42% untuk pengobatan batuk, pilek, serta diare, sedangkan 18,95% sebagai kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang tingkat pengetahuan dan pola penggunaan obat tradisional sebagai terapi komplementer penyakit degeneratif di RW 03 Kauman, Nganjuk. Pengambilan sampel menggunakan total populasi yakni 100 orang dengan instrumen berupa kuesioner tertutup. Hasil penelitian diperoleh bahwa pola penggunaan obat tradisional sebagai terapi komplementer penyakit degeneratif pada warga RW 03 Kauman Nganjuk dengan keluhan terbanyak yakni penyakit hiperurisemia 34%, waktu penggunaan rutin tercatat 38%, jenis bahan obat tradisional yang paling sering digunakan daun salam (Eugenia polyantha) 31%, jenis sediaan berupa bahan segar/kering 85%. Sumber perolehan bahan obat tradisional dari membeli di pasar 42%, sumber informasi penggunaan obat tradisional paling banyak di dapat dari keluarga 41%. Cara pembuatan dengan direbus 65%, penggunaan obat tradisional karena telah merasakan manfaatnya mulai membaik 94%. Responden yang tidak mengalami efek samping obat tradisional 98%. Tingkat pengetahuan baik sebanyak 8%, sedang 79% dan rendah 13%.
UYUP-UYUP UNTUK KESEHATAN IBU MENYUSUI: KAJIAN PUSTAKA Nutrisia Aquariushinta Sayuti; Nur Atikah
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 2 No. 2 (2022): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.202 KB) | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v2i2.41

Abstract

Uyup-uyup adalah suatu ramuan jamu yang paling banyak digunakan pada masa menyusui. Manfaat utama uyup-uyup adalah sebagai pelancar air susu ibu (ASI). Namun, jamu tersebut hanya bermanfaat sebagai pelancar ASI? Literatur review diperlukan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Literatur review bertujuan untuk mendiskripsikan simplisia penyusun uyup-uyup, metabolit sekundernya serta manfaat atau indikasi dari setiap simplisia tersebut. Literatur review dilakukan dengan melakukan pencarian artikel di Pubmed, Ebscohost dan Google Scholar. Artikel dipilih yang terbitan sepuluh tahun terakhir. Hasilnya adalah terdapat sepuluh (10) artikel yang mencantumkan simplisia penyusun dari uyup-uyup dengan kata kunci “uyup-uyup dan ibu menyusui” atau ‘uyup-uyup and breastfeeding’ atau ‘uyup-uyup and nursing mother. Simplisia penyusun uyup-uyup sangat bervariasi. Jumlah simplisia tiap ramuan adalah dua sampai sepuluh (2 – 10) simplisia untuk setiap ramuan, yang paling banyak berasal dari familia Zingiberaceae. Metabolit sekunder yang banyak terdapat dalam simplisia tersebut adalah golongan flavonoid dan polifenol. Simplisia tidak hanya sebagai bahan berkhasiat tapi juga sebagai corigen. Manfaat dari simplisia antara lain adalah sebagai lactagogum, antiinflamasi, antioksidan dan imunomodulator.   Kata kunci: uyup-uyup, ibu menyusui, simplisia, metabolit sekunder, manfaat
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SERBUK INSTAN KOMBINASI JAHE EMPRIT (Zingiber officinale Rosc var. amarum) DAN SECANG (Caesalpinia sappan L.) Definingsih Yuliastuti
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 2 No. 2 (2022): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.228 KB) | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v2i2.45

Abstract

Jahe emprit (Zingiber officinale Rosc var. amarum) dan Secang (Caesalpinia sappan L.) termasuk tanaman yang memiliki potensi dalam peningkatan daya tahan tubuh dan memiliki efektivitas sebagai antioksidan yang dapat digunakan masyarakat di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sediaan serbuk instan dari campuran jahe emprit dan secang kemudian melakukan evaluasi dari sediaan tersebut. Tanaman herbal dibuat sediaan serbuk instan dalam 3 formula (FI, FII dan FIII) menggunakan perbandingan komposisi jahe emprit, secang, gula pasir dan air agar lebih mudah digunakan, menarik dan diminati oleh masyarakat kemudian dilakukan pengujian terhadap sifat fisik, dan tingkat kesukaan terhadap sediaan tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua formula memenuhi syarat uji sifat fisik sediaan serbuk instan dan pada FII memiliki tingkat kesukaan paling tinggi dalam segi rasa dibandingkan FI dan FIII.
ANALISIS VITAMIN C EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) DAN FORMULASINYA DALAM SEDIAAN SABUN MANDI TRANSPARAN Beta Ria Erika Marita Dellima; Eni Kartika Sari
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 2 No. 2 (2022): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.295 KB) | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v2i2.47

Abstract

Vitamin C merupakan salah satu kandungan fitokimia daun kelor. Vitamin C mempunyai manfaat sebagai antioksidan dan dapat mencerahkan kulit. Manfaat vitamin C bagi kulit menjadikan alasan penggunaan vitamin C dalam formulasi produk perawatan kulit. Salah satu produk perawatan kulit yang sering digunakan adalah sabun mandi. Penelitian ini bertujuan untuk analisis kuantitatif vitamin C dalam ekstrak etanol daun kelor serta aplikasinya dalam formulasi sabun padat transparan. Analisis kuantitatif vitamin C dalam ekstrak etanol daun kelor menggunakan metode iodimetri. Berbagai konsentrasi ekstrak etanol vitamin C kemudian diformulasikan ke dalam bentuk sediaan sabun mandi transparan. Sabun mandi transparan kemudian diuji organoleptis, pH dan tinggi busa. Kadar vitamin C dalam ekstrak etanol daun kelor adalah 0,162 + 0,0402 % b/b. Hasil pengujian sifat fisik sediaan menunjukkan semua formula memenuhi persyaratan. Kata kunci: ekstrak, daun kelor, vitamin C, sabun Vitamin C is one of the phytochemical constituents of Moringa leaves. Vitamin C has benefits as an antioxidant and can brighten the skin. The benefits of vitamin C for the skin are the reasons for using vitamin C in the formulation of skin care products. One of the most frequently used skin care products is body wash. This study aims to quantitatively analyze vitamin C in the ethanol extract of Moringa leaves and its application in transparent solid soap formulations. Quantitative analysis of vitamin C in the ethanol extract of Moringa leaves using the iodimetric method. Various concentrations of the ethanol extract of vitamin C were then formulated into transparent bath soap dosage forms. The transparent bath soap was then tested for organoleptic, pH and foam height. The level of vitamin C in the ethanol extract of Moringa leaves was 0.162 + 0.0402% w/w. The results of testing the physical properties of the preparations showed that all formulas met the requirements. Keywords: extract, moringa leaves, vitamin C, soap
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TERAPI AKUPUNKTUR DAN AROMATERAPI PADA SISWA YANG MENGALAMI INSOMNIA Listina Ade Widya Ningtyas; Sri Widyastari; Kurnia Eka Putri
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 2 No. 2 (2022): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.168 KB) | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v2i2.50

Abstract

Kebutuhan dasar manusia salah satunya tidur, kualitas tidur dapat dikatakan cukup apabila sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Kualitas tidur yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan gangguan dalam fisik maupun psikologis. Penanganan kasus insomnia secara farmakologis dengan pemberian obat yang mengandung efek hipnotik sedangkan terapi non farmakologis yang dengan terapi relaksasi, pencatatan waktu tidur, atau terapi akupunktur. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas penggunaan terapi akupunktur dan aromaterapi pada mahasiswa dengan kasus insomnia. Metode penelitian dengan Experimental Pretest Postest Without Control Group Designs dengan teknik sampling total sampling berjumlah 40 responden dibagi menjadi 2 kelompok. Variabel dependen yaitu skala PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index), variabel independent yaitu terapi akupunktur dan aromaterapi. Analisis data menggunakan Wilcoxon test. Hasil penelitian: Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki nilai Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 maka hipotesis diterima. Hasil penelitian terapi akupunktur dan aromaterapi efektif digunakan pada mahasiswa yang mengalami insomnia. Efek terapi akupunktur pada pasien insomnia merangsang nukleus raphe untuk mengeluarkan serotonin yang akan merelaksasikan otot sehingga akan memudahkan pasien masuk siklus tidur. Sedangkan aromaterapi menstimulasi sampai ke pusat penciuman di lobus frontalis cerebri dan diteruskan ke sistem limbik yang menjadi pusat emosi. Kesimpulan nilai skor PSQI mengalami penurunan setelah dilakukan terapi akupunktur dan aromaterapi pada responden.   Kata kunci: terapi akupunktur, aromaterapi, insomnia, skala PSQI
PENGARUH DERAJAT PENYANGRAIAN TERHADAP KADAR ASAM KLOROGENAT KOPI ROBUSTA TEMANGGUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Sari Ayu Setianingsih; Eni Kartika Sari; Mega Karina Putri
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 3 No. 1 (2023): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v3i1.44

Abstract

Kopi robusta banyak mengandung senyawa kimia seperti kafein, asam klorogenat, karbohidrat, asam amino, asam organik, trigonelin, alkaloid, flavonoid, tannin, fenol, monoterpenoid, seskuiterpenoid kuinon dan kumarin. Senyawa yang paling dominan pada kopi yaitu kafein dan asam klorogenat. Asam klorogenat merupakan senyawa polifenol yang mempunyai aktivitas fisiologis yang bermanfaat untuk kesehatan manusia. Derajat penyangraian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar asam klorogenat yang terkandung dalam kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam klorogenat pada kopi robusta di Temanggung terhadap variasi derajat penyangraian. Tahapan penelitian ini meliputi preparasi sampel, ekstraksi cair-cair dan analisis kadar asam klorogenat dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Uji One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey, uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan derajat penyangraian terhadap kadar asam klorogenat. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin meningkat waktu dan suhu yang digunakan pada proses penyangraian, semakin menurun kadar asam klorogenat. Kadar asam klorogenat pada kopi robusta pada sampel green bean 0,98%, light 0,76%, medium 0,40% dan dark 0,26%. Uji One-Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey menunjukan adanya perbedaan signifikan antara derajat penyangraian terhadap kadar asam klorogenat.    
PENGGUNAAN METODE HPLC PADA ANALISIS JAMU DEPOT YANG MENGANDUNG ANTALGIN Rifda Husna Arifah; Desy Ayu Irma Permatasari; Kusumaningtyas Siwi Artini
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 3 No. 1 (2023): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v3i1.52

Abstract

Penyalahgunaan penambahan BKO ke dalam sediaan herbal sering diidentikkan untuk penanganan penyakit seperti rematik, pereda nyeri, dan afrodisiak. Salah satu herbal yang biasa digunakan untuk meredakan nyeri adalah herbal pegal linu untuk mengurangi nyeri,meredakan nyeri otot, kelelahan, nyeri otot dan tulang, memperlancar peredaran darah, memperkuat daya tahan tubuh, serta meredakan nyeri di seluruh tubuh Identifikasi penambahan BKO dapat dilakukan dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography)dengan teknik identifikasi, pemisahan, dan kuantifikasi komponen dalam suatu campuranyang sangat cocok digunakanuntuk senyawa yang tidak mudah menguap, tidak stabil secara termal danmempunyaiberat molekul yang besar. Pemisahan analit tersebut dilakukan berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom sebagai fasediamdan larutan tertentu sebagai fasegeraknya.Analisis kadar antalgin dapat menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC), yaitu dengan menggunakan fase gerak berupa metanol p.a dan aquabides dengan perbandingan 75 : 25, fase diam dengan kolom C18 sertadengan volume injeksi sebanyak 20 μL pada konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keunggulan penggunaan metode HPLCdalam menganalisis kadar antalgin dalam suatu sediaan jamu. Hasil yang diperoleh yaitu adanya kandungan antalgin pada sediaan jamu dengan persentase 14,87 %. Kadar tersebut sangat tidak diperbolehkan terkandung dalam sediaan jamu dan telah melanggar pasal 196 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009.
FORMULATION AND QUALITY EVALUATION OF THE PREPARATION OF COMBINATION OF TOOTHPASTE BAY LEAF EXTRACT (Syzygium polyanthum) AND MINT LEAVES EXTRACT (Coleus amboinicus L.) Pramita Yuli Pratiwi; Tiara Puspita Nirmalasari; Achmad Ridlo
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 3 No. 1 (2023): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v3i1.54

Abstract

The content of flavonoid compounds, tannins, and saponins in bay leaves acts as an antibacterial. In addition, the content of terpenoid compounds, namely menthol compounds found in mint leaves have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the formulation of the method of making toothpaste preparations and the results of the evaluation of the physical quality and phytochemical screening tests on toothpaste preparations. This study made 3 formulas with different variations, namely formula I (F1) bay leaf extract as much as 3 g, formula II (F2) as much as 4.5 g, and formula III (F3) as much as 6 g. This type of research is experimental. The extraction method used is maceration. Quality evaluation carried out included organoleptic tests, pH, homogeneity, foaming power, and spreadability. The results of the three formulas showed that the organoleptic observations were in the form of a paste, had a distinctive aroma and brown color, the pH value was 7, formulas I and II were homogeneous but formula III was not homogeneous, the average spreadability was 5 cm, and the average foam power was 4 cm. The results of the phytochemical screening test for toothpaste preparations with a combination of bay leaf and mint leaf extracts were positive for flavonoids, saponins, and tannins.