cover
Contact Name
Yoel Benyamin
Contact Email
jurnalekklesia@gmail.com
Phone
+6281392368282
Journal Mail Official
jurnalekklesia@gmail.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Teologi Ekklesia Pontianak Jalan Kom.Yos. Sudarso, Gg. Rambutan 2, No.13 Kota Pontianak, Pontianak Barat, Kalimantan Barat Website: https://www.sttekklesiaptk.ac.id Email: office@sttekklesiaptk.ac.id
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
EKKLESIA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristiani
ISSN : -     EISSN : 29642639     DOI : -
Focus dari Jurnal ini ialah: 1. Pendidikan Kristiani (PAK) 2. Teologi 3. Missiologi 4. Biblika 5. Dogmatika 6. Historika 7. Pastoral
Articles 35 Documents
Agile: Refleksi Teologis Ketangkasan Gideon untuk Berkemenangan dengan Cara Tuhan Trisnaningtyas, Vendyah; Nugroho, Eko
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2022): November 2022
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.805 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i1.3

Abstract

Abstract: This article aims to explore the meaning of Agile which means intelligent and agile to triumph in God, provide an analysis of it and provide a reflection description of the function of agile. In writing this scientific paper, the researcher uses a qualitative descriptive method by collecting data from books, journal articles, and from the author's observations while serving the family and work community. The description in this article shows that there is power in doing agile (intelligence and agility) to be able to win in life with God. The conclusion is found that biblically states that agile is often used by biblical leaders in war strategies as well as in determining actions and making it a strength to triumph in life in God. Agile proves that the power of God's Word is able to bring people to act in the ways and strategies that God wants so that they get results that are beyond human expectations. In other words, agile needs to be done by always doing according to the will of God's Word and living it, the Holy Spirit who enables understanding and faith that makes miracles happen when agile is done with sincerity.Abstrak: Artikel ini bertujuan mendalami makna dari Agile yang berarti cerdas dan tangkas untuk berkemenangan di dalam Tuhan, memberikan analisis terhadapnya dan memberikan deskripsi refleksi fungsi dari agile. Dalam penulisan karya ilmiah ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pegumpulan data dari buku, artikel jurnal, dan dari pengamatan penulis selama melayani komunitas keluarga dan pekerjaan. Uraian pada artikel ini menunjukkan ada kekuatan dalam melakukan agile (kecerdasan dan ketangkasan) untuk dapat berkemengandalam hidup bersama dengan Tuhan. Hasil simpulan ditemukan bahwa secara alkitabiah menyatakan bahwa agile sering dilakukan pula oleh para tokoh alkitab dalam strategi peperangan maupun dalam menentukan tindakan dan menjadikan hal tersebut kekuatan untuk berkemenangan hidup dalam Tuhan. Agile membuktikan bahwa Kekuatan Firman Allah mampu membawa manusia bertindak sesuai dengan cara dan strategi yang Tuhan kehendaki sehingga memperoleh hasil yang diluar ekspektasi manusia itu sendiri. Dengan kata lain agile perlu dilakukan dengan selalu melakukan sesuai kehendak Firman Allah dan menghidupinya, Roh Kudus yang memampukan untuk memahami dan iman yang membuat mujizat terjadi saat agile dilakukan dengan kesungguhan hati.
Konsep Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara pada Kurikulum Merdeka dan Implementasinya dalam Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Setiawan, Samuel Agus; Pujiono, Andrias
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2022): November 2022
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.198 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i1.4

Abstract

Abstract: Changes in the increasingly advanced times affect all aspects of life including the world of Education. Education is an effort of every human being to foster social awareness. Through education, it is hoped that every human being will know a better quality of human civilization. Considering the characteristics of students in this era, the independence-based education model is a breakthrough regarding the concept of education adopted by an Indonesian educational figure, Ki Hajar Dewantara. Christian Religious Education as one of the compulsory subjects at every level of Education has a very important role in forming Godly and civilized human beings. The purpose of this paper is to examine the concept of Freedom of Learning according to Ki Hajar Dewantara in the Freedom of Learning curriculum and its implementation in Christian Religious Education in Schools. The research method used in writing this scientific journal is the Library Research method. The results of this research reveal that the essence of the independent learning curriculum inspired by Ki Hajar Dewantara can be understood through the two principles in the Among System. Based on the studies that have been carried out, it is identified that the concept of Freedom to Learn is very close to the pattern of Christian Religious education, so that in its application as long as it is applied with the correct principles it will produce students who are intelligent and have the character of Christ.Abstrak: Perubahan zaman yang semakin maju memengaruhi segala aspek dalam kehidupan termasuk dunia Pendidikan. Pendidikan adalah upaya manusia untuk menumbuhkan kesadaran melalui belajar. Melalui jalan pendidikan diharapkan setiap manusia memiliki ilmu pengetahuan menuju peradaban manusia berkualitas dan lebih baik. Menimbang dari karakteristik peserta didik pada zaman ini model pendidikan yang berbasis kemerdekaan adalah sebuah terobosan baru tentang konsep pendidikan yang diadopsi dari seorang tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara. Pendidikan Agama Kristen sebagai salah satu matapelajaran yang wajib ada pada setiap jenjang Pendidikan memiliki peranan yang sangat berpengaruh dalam membentuk manusia yang berkeTuhanan dan beradab sebagai manusia. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji konsep Kemerdekaan Belajar menurut Ki Hajar Dewantara dalam kurikulum Merdeka Belajar serta mengimplementasikannya dalam Pendidikan Agama Kristen di Sekolah-sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal ilmiah ini adalah metode Library Research (studi kepustakaan) Hasil penelitian ini mengungkap esensi kurikulum merdeka belajar yang terinspirasi dari Ki Hajar Dewantara ini dapat dipahami melalui dua prinsip yang disebut dengan istilah Sistem Among. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diidentifikasi bahwa konsep Merdeka Belajar sangat dekat dengan pola pendidikan Agama Kristen, sehingga dalampenerapannya selama diterapkan dengan prinsip yang benar akan menghasilkan siswa yang cerdas dan berkarakter Kristus.
Strategi Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Dini Sipahutar, Frilia Kartini; Zega, Yunardi Kristian
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2022): November 2022
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.666 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i1.6

Abstract

Abstract: Early childhood (0-5 years) are those who are experiencing brain growth very quickly so they really need special attention in receiving proper education. The purpose of this study is to explain the importance of Christian Religious Education for children and to describe various strategies of Christian Religious Education teachers in educating or increasing interest in learning in early childhood. The method used in this research is the literature study method. Through this research it can be seen that early childhood is the right time for children to receive spiritual things both from their parents and teachers so that children's character can be formed properly, because it is at this time that they easily receive stimulation from other people. others and easy to imitate what they see. So it is very important for Christian Religious Education teachers to choose the right strategy to increase children's interest in learning so that they produce quality children who will continue the nation and church and have strong faith.Abstrak: Anak usia dini (0-5 tahun) adalah mereka yang sedang mengalami pertumbuhan otak dengan sangat cepat sehingga mereka sangat perlu perhatian khusus dalam menerima pendidikan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan begitu pentingnya Pendidikan Agama Kristen bagi anak dan memaparkan berbagai macam strategi guru Pendidikan Agama Kristen dalam mendidik ataupun meningkatkan minat belajar pada anak usia dini. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa pada masa anak usia dini adalah masa yang tepat bagi anak untuk menerima hal-hal yang rohanibaik itu dari orang tua maupun guru mereka sehingga karakter anak dapat dibentuk dengan baik, dikarenakan pada masa inilah mereka mudah menerima rangsangan dari orang lain dan mudah untuk menirukan apa yang mereka lihat. Maka sangat penting bagi guru Pendidikan Agama Kristen dalam memilih strategi yang tepat untuk meningkatkan minat belajar pada anak supaya dihasilkan anak-anak penerus bangsa dan gereja yang berkualitas dan memiliki iman yang kuat.
Respon Gereja Terhadap Pluralisme Dalam Aktivitas Misiologi Kristen Jabes Pasaribu; Rosnita Temba Kagu; Tafonao, Talizaro; Ceria
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2022): November 2022
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.994 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i1.11

Abstract

Abstract: Abstract: Pluralism is a phenomenon that cannot be avoided in all aspects of life, especially in the field of religion (religion). This pluralism raises various basic beliefs that have the potential to influence the attitude and even the identity of the church in missionary church activities. That is why it is important to understand the church's response to pluralism and the context of Christian missiology, where the church continues to carry out its function as evangelists. The researcher uses a qualitative method of literature study. The results obtained are that the Church remains in a missionary state in the representation of God's love in the midst of pluralism.Abstrak: Pluralisme merupakan suatu fenomenal yang tidak dapat dihindari dalam segala bidang aspek kehidupan secara khusus dalam bidang agama (religus). Pluralisme ini memunculkan berbagai dasar keyakinan yang sangat potensial dalam mempengaruhi sikap bahkan identitas gereja dalam aktifitas gereja yang misionaris. Oleh sebab itulah pentingnya pemahaman akan respon gereja terhadap pluralisme dan konteks misiologi Kristen, dimana gereja tetap menjalankan fungsinya sebagai pemberita Injil. Peneliti menggunakan metode kualitatif studi pustaka. Hasil yang diperoleh bahwa Gereja tetap dalam keadaannya yang misionaris dalam representasi kasih Allah ditengah kemajemukan.
Implementasi Media Pembelajaran di Pendidikan Agama Kristen untuk Peningkatan Kerohanian Peserta Didik Iswahyudi; Manik, Novida Dwici Yuanri; Santoso, Juli
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 1 (2022): November 2022
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.873 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i1.12

Abstract

Abstract: The purpose of this study was to determine objectively about the effectiveness of the performance of the administrative staff were seen monitoring and performance measurement. This study uses a qualitative approach to case study type. The data sources are: Chairman of the school of theology as a key informant who supported other sources. While collecting the data collection techniques, through interviews, observation, and documentation. The technique of data analysis through the model of Miles and Huberman. Based on research, it can be concluded that: (1) The increase in administrative staff performance through the implementation of monitoring and measurement of performance. (2) While the measurement of performance through measurement to communicate aspects of work, and taking the measurements to communicate aspects of the work, and aspects of measurement to define priorities for action; (3) Beside all that aspects, to increase the administrative staff performance through work standard, actual performance, based on policy, usefull of performance, problem and solution of performance, and the effort to increase administrative staff performance.Abstrak: Media Pembelajaran adalah salah satu alat bantu dalam mengajar bagi guru untuk meningkatkan kreativitas dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media pembelajaran siswa akan lebih termotivasi, imajinasi siswa dirangsang, perasaannya disentuh, dan kesan mendalam diperoleh siswa dan selanjutnya meningkatkan minat belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Itulah sebabnya, dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan media pembelajaran pada siswa sekolah Dasar menjadi topik yang sangat penting untuk dibahas. Dalam pengajaran Pendidikan Agama Kristen, pemanfaatan media pembelajaran sebenarnya bukan hal yang baru, jika dilihat pada masa Perjanjian Lama, sudah memakai media sekalipun masih sangat terbatas. Dalam Perjanjian Baru, sebagai guru Tuhan Yesus selalu mencari dan menemukan berbagai cara dalam menghadapi situasi pendengar-Nya baik dengan menggunakan istilah, perumpamaan dan media alat peraga sekalipun untuk menyampaikan maksud pengajaran-Nya, sehingga lebih menarik dan lebih mudah untuk dipahami dengan baik oleh para pendengarnya. Pada umumnya, keberadaan media muncul karena keterbatasan kata-kata, waktu, ruang, dan tenaga. Dalam pemanfaatan mendia pembelajaran secara umum memiliki kegunaan yaitu memperjelas pesan, menguasai keterbatasan ruang, waktu, pancaindra serta menimbulkan gairah/minat belajar dan berdampak pada hasil belajar siswa.
KERENDAHAN HATI MENURUT ST. MAXIMOS THE CONFESSOR: MENGOSONGKAN DIRI SECARA TOTAL KEPADA ALLAH UNTUK MENCAPAI KESUCIAN Zebua, Boyman Aspirasi; Wijaya, Hendi
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.664 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i2.15

Abstract

Abstract: The meaning of humility is often a disconnect between human desires and God's will. This is because people interpret humility as an effort made to achieve the virtues of the body, as an effort to fulfill their own desires. So in this case, St. Maximos in his understanding of humility, tries to straighten out that this humility means that the person has a good relationship with God and fears God. So St. Maximos considers that humility, means that the person must focus on God's commandments, live lowly before God and carry out all God's commands and mandates, no longer trying to fulfill their own desires. Thus, this research aims to discuss the importance of knowing humility based on St. Maximos. The research method used in writing this article is the Qualitative method which is usually in the form of words with literature studies, collecting data from the Bible, journal articles, books, and other sources. Through this method the author is facilitated to find and solve existing problems. The results of this study show that humility plays an important role in the continuity and journey of human life so that the person can be safe and prosperous in God. St. Maximos discusses that humility is proof that the person has obeyed God and will soon receive salvation from God.   Abstrak: Pemaknaan akan kerendahan hati seringkali tidak memiliki titik temu antara keinginan manusia dan kehendak Allah. Hal ini dikarenakan, manusia justru memaknai kerendahan hati sebagai usaha yang dilakukan untuk mencapai kebajikan-kebajikan tubuh, sebagai usaha untuk memenuhi keinginan diri sendiri. Sehingga dalam hal ini, St. Maximos dalam pemahamannya tentang kerendahan hati, mencoba meluruskan bahwa kerendahan hati ini berarti orang tersebut mempunyai relasi yang baik dengan Tuhan dan takut akan Tuhan. Maka St. Maximos menilai bahwa kerendahan hati, berarti orang tersebut mesti tentu kepada perintah Tuhan, hidup rendah dihadapan Tuhan dan menjalankan segala perintah dan amanat Tuhan, tidak lagi mencoba untuk memenuhi keinginan diri sendiri. Jadi, penelitian ini bertujuan membahas tentang pentingnya mengenal kerendahan hati yang didasari dari St. Maximos. Metode penelitian yang digunakan dalam menulis artikel ini adalah metode Kualitatif yang biasanya berupa kata-kata dengan studi literatur, mengumpulkan data dari Alkitab, artikel jurnal, buku-buku, serta sumber-sumber yang lain. Melalui metode ini penulis dimudahkan untuk menemukan dan memecahkan masalah-masalah yang ada. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kerendahan hati memegang peranan penting untuk kelangsungan dan perjalan hidup manusia agar orang tersebut memperoleh selamat dan sejahtera di dalam Tuhan. St. Maximos membahas bahwa kerendahan hati sebagai bukti bahwa orang tersebut telah taat kepada Allah dan akan segera menerima keselamatan dari Tuhan.
DOKSOLOGI 1 PETRUS: SUATU PERSPEKTIF ETIS Prasetyo, Agus
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.99 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i2.21

Abstract

Abstract: Doxology is an important part of the apostolic letters, but there is a lack of attention to it, so that doxology is only understood as the author's praise, active acknowledgment, and theological convictions. By paying attention to the basic structure and explanatory elements, this article aims to analyze the doxology in 1 Peter. This study used a qualitative research method, with a content analysis approach. Through this study, the doxology in 1 Peter not only understood just as an expression of praise, active acknowledgment, and the author's theological convictions, but as a strategic argument to express the three ultimate goals (τέλος) of a believer's life, that is the glory of God, conformity with christ and eternal life. These three things are the highest good (summun bonum) that should be the goals of a believer's life, according to their salvation calling. Abstrak: Doksologi merupakan bagian penting dalam surat rasuli, akan tetapi kurangnya perhatian terhadapnya menjadikan doksologi sebatas dipahami sebagai ungkapan pujian, pengakuan aktif dan keyakinan teologis penulis. Dengan memperhatikan struktur dasar dan elemen-elemen penjelasnya, artikel ini bertujuan untuk membahas doksologi dalam bentangan surat 1 Petrus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan analisis isi (content analysis) untuk menemukan makna teks, baik bagi pembaca pertama maupun masa kini.  Melalui pendekatan ini, didapati bahwa doksologi di dalam surat 1 Petrus bukan sekedar ungkapan pujian, pengakuan aktif, dan keyakinan teologis penulis, akan tetapi sebagai strategi argumentasi untuk mengungkapkan  tiga tujuan akhir (τέλος) keberadaan hidup orang percaya yaitu kemuliaan Allah, keselarasan dengan Kristus dan kehidupan kekal. Ketiganya merupakan kebaikan tertinggi (summun bonum) alkitabiah  yang seharusnya menjadi arah hidup orang percaya, sesuai dengan panggilan keselamatannya.
DAMPAK KEPUTUSAN KONTROVERSIAL GEREJA TERHADAP LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANSGENDER Raharjo, Ribut Prapto; Elen
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.791 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i2.22

Abstract

Abstract: The church cannot be separated from the rapid pace of development and change of the times. The church often faces attacks from outside. One of the external attacks faced by the church is the phenomenon of lesbian, gay, bisexual, and transgender who have entered the church. The church must be present and shine God's light to those who are lost. The church must uphold the authority of the Bible. Because in the history of creation, God only created male and female genders. Sexual behavior outside of male and female in a holy bond is sin. The fall of man into sin has corrupted the good of God, one of which is deviant sexual orientation or behavior. The church is not allowed to recognize the existence of homosexuality or lesbian, gay, bisexual, and transgender on the basis of genetics. The existence of churches that have recognized and accepted lesbians, gays, bisexuals and transgenders on the basis of genetics and love has led to controversy within the church itself. This study uses the grammatical method on several Bible verses and literature research with several accurate book or article references. This study found that there are churches that accept the existence of lesbians, gays, bisexuals and transgenders in the church on the grounds of genetics, love and human rights. But there are also churches that vehemently reject lesbians, gays, bisexuals and transgenders because they are considered contrary to the word of God. The controversy caused by the church when making a decision to accept lesbians, gays, bisexuals and transgenders into the church for reasons of genetics, love and human rights will damage the faith of the church generation. So that this phenomenon needs to continue to be considered progressively along with the times. Abstrak: Gereja tidak bisa dipisahkan dari laju perkembangan dan perubahan zaman yang begitu cepat. Gereja sering  berhadapan dengan serangan-serangan dari luar. Salah satu serangan dari luar yang dihadapi gereja adalah fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender yang sudah masuk ke dalam gereja. Gereja harus hadir dan memancarkan terang Tuhan bagi yang tersesat. Gereja harus menjunjung tinggi otoritas Alkitab. Sebab dalam sejarah penciptaan, TUHAN hanya menciptakan gender laki-laki dan perempuan. Perilaku seksual di luar laki-laki dan perempuan dalam ikatan kudus adalah dosa. Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah merusak yang baik dari Tuhan, salah satunya adalah orientasi atau perilaku seksual menyimpang. Gereja tidak diperkenan untuk mengakui keberadaan homoseksualitas atau lesbian, gay, biseksual, dan transgender atas dasar genetika. Adanya gereja yang telah mengakui dan menerima lesbian, gay, biseksual dan transgender atas dasar genetika dan kasih telah memunculkan kontroversi di lingkup gereja sendiri. Studi ini menggunakan metode gramatikal pada beberapa ayat Alkitab dan penelitian pustaka dengan beberapa referensi buku atau artikel yang akurat. Studi ini menemukan adanya gereja yang bersikap menerima keberadaan lesbian, gay, biseksual, dan transgender di dalam gereja dengan alasan genetika, kasih dan hak asasi manusia. Tetapi ada pula gereja yang dengan keras bersikap menolak lesbian, gay, biseksual, dan transgender karena dianggap bertentangan dengan firman Tuhan. Kontroversi yang ditimbulkan oleh gereja ketika mengambil keputusan menerima lesbian, gay, biseksual, dan transgender masuk ke dalam gereja karena alasan genetika, kasih maupun hak asasi manusia akan merusak iman generasi gereja. Sehingga fenomena ini perlu untuk terus diperhatikan secara progresif seiring dengan perkembangan zaman.
KOMPETENSI GURU AGAMA KRISTEN UNTUK PEMBELAJARAN DI ERA DIGITAL Zebua, Frendi Sofyan
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.501 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i2.23

Abstract

Abstract: Professional competence is an ability, teacher's skill in mastering learning which includes; designing, managing, implementing, and evaluating learning that is tailored based on competence, this research aims to describe in order to know and understand how important it is to develop the potential that exists within him. Teacher competence largely determines student success in the world of education, teacher professional activity is measured by the following points; the teacher masters the material he teaches, the teacher has mastered qualification standards and basic skills, the teacher is able to develop creative learning, the teacher knows how to do reflective activities and the teacher masters information technology to communicate. The title of this scientific work is Christian Religious Teacher Professional Competence for Learning in the Digital Age. The method used by researchers is the method of literature or literature, namely the data comes from books and journals. Based on the results of the research found by researchers, they found that learning was less effective because the teacher was less competent in teaching. A teacher is required to have competency in teaching and using technology. Abstrak: Kompetensi profesional adalah merupakan kemampuan, kecakapan guru dalam menguasai pembelajaran yang mencakup; merancang, mengelolah, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang disesuaikan berdasarkan kompetensi, maka peneliti ini bertujuan untuk mendeskripsikan agar mengetahui dan memahami betapa pentingnya untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Kompetensi guru sangat menentukan keberhasilan siswa dalam dunia pendidikan, aktifitas profesional guru diukur dengan poin-poin sebagai berikut; guru manguasai materi yang diajarkannya, guru telah menguasai standar kualifikasi dan keterampilan dasar, guru mampu mengembangkan pembelajaran secara kreatif, guru mengetahui melakukan kegiatan reflektif dan guru menguasai teknologi informasi untuk berkomunikasi. Judul karya ilmiah ini adalah Kompetensi Profesional Guru Agama Kristen Untuk Pembelajaran Di Era Digital. Metode yang digunakan peneliti adalah metode kepustakaan atau literatur yaitu datanya bersumber dari buku-buku dan jurnal. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti, menemukan bahwa pembelajaran kurang efektif diakibatkan karena guru kurang cakap dalam mengajar. Seorang guru diharuskan untuk memiliki kompetensi dalam mengajar dan menggunakan teknologi.
IMPLEMENTASI PEMBINAAN WARGA JEMAAT KEPADA WARGA BINAAN KRISTEN DI LAPAS KELAS IIA PONTIANAK Sumarlina, Ketty
EKKLESIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 1 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : STT Ekklesia Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.344 KB) | DOI: 10.63576/ekklesia.v1i2.24

Abstract

Abtract: The treatment should be done by church as organization which accomodate spirituality activity accordance to Lord Jesus teachings because congregational members also as church members which is in out of line condition of the truth of God’s word andtother various pressures. As person who break government rules and undergo a life as prisoner with limited right he should be treated in order to realize his faults and may undergo life accordance to government regulation, and especially to the truth of God’s Word. The treatment to church members at jail not only including spirituality activity, however also the treatment to all aspects of the human themselves. This research describes the implementation to congregational members including the faith treatment, mental and skills treatment. The problems analyzed relate to the implementation of the treatment forms to congregational members such as the faith treatment, mental and skills treatment to church members at prison class IIA Pontianak. This is a descriptive study using observation, interview, and documentation. The outcome of this congregational members treatment is able to increase the spirituality of the knowledge of god and God’s word, able to increase mental and self-confidence, and increase the income of their work, also increase the society support to christian prisoners at class IIA prison in Pontianak. Key words: Implementation, congregational members treatment

Page 1 of 4 | Total Record : 35