cover
Contact Name
Purwaningtyas Kusumaningsih
Contact Email
paradharma.undhirabali@gmail.com
Phone
+628123982932
Journal Mail Official
paradharma.undhirabali@gmail.com
Editorial Address
Pengelola Jurnal Paradharma Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura Jl. Raya Padang Luwih, Tegaljaya, Dalung, Kuta Utara, Badung-Bali ph. (0361) 426450/1
Location
Kab. badung,
Bali
INDONESIA
Paradharma: Jurnal Aplikasi IPTEK
ISSN : 25497405     EISSN : 2775331X     DOI : -
Hasil – hasil pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 147 Documents
Peningkatan Nilai Tambah Rumput Laut Menjadi Olahan Bakso Di Desa Gelung Kecamatan Panarukan Mrs Sulistyaningsih; Mr Puryantoro
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.259 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.210

Abstract

ABSTRAKUpaya untuk meningkatkan pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku pengolahan produk pangan yang siap konsumsi seperti bakso belum banyak dilakukan. Pengolahan bakso rumput laut merupakan salah satu upaya diversifikasi pengolahan bakso dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku dan karakteristik bahan yang sesuai untuk pengolahan bakso. Pengetahuan ibu ibu Desa Gelung tentang diversifikasi pangan masih kurang, oleh sebab itu pencarian atau penggunaan tepung lain selain tepung terigu belum menjadi perhatian/ pemikiran dalam membuat bakso. Metode yang dilakukan pada pengabdian ini adalah ceramah dan diskusi manfaat rumput laut dan hubungannya dengan komponen gizi serta usaha mengatasi kekurangan gizi keluarga, tanya jawab tentang konsep diversifikasi pangan dan pemenuhan gizi keluarga dilanjutkan dengan pelatihan membuat basko dari bahan dasar rumput laut. Masyarakat Gelung sangat antusias melaksanakan kegiatan ini, bahkan berharap kegiatan pelatihan ini dilakukan ulang pada kesempatan lain. Masyarakat Desa Gelung merasakan manfaat untuk mengembangkannya. Adanya pelatihan ini antara lain dapat meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan dengan harapan manakala hasil dari pelatihan ini terus dikembangkan terutama ibu-ibu dapat membuat aneka produk olahan rumput laut yang bisa dijual atau dipasarkan warung-warung yang berada di sepanjang Pantai Patek dan sekitarnya. Aneka produk olahan rumput laut yang khas ini dapat dijadikan sebagai daya tarik pengunjung/ wisatawan untuk datang berlibur ke Pantai Patek. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga secara khusus dan perekonomian masyarakat secara umum.Kata kunci : Nilai tambah, bakso, rumput lautABSTRACT Efforts to increase the use of seaweeds as raw materials for ready-to-eat food products such as “meatballs” (“bakso”) have not been done very often. Seaweed-balls is an effort to diversify food offerings by leveraging the availability of raw materials whose characteristics are suitable for processing bakso. The knowledge of housewives in Gelung Village about food diversification is still lacking, and therefore the use materials as an alternative to wheat flour has not been considered. The method used in this community development program were lectures, workshops, and discussions on the benefits of seaweed and its nutritional components as well as its potential in combating malnutrition, as well as dealing with frequently asked questions on food and nutrition diversification training continued with the training to make basko from scratch using seaweed as the main ingredient. The Gelung community was enthusiastic about carrying out these activities, even hope that this training can be done again on another occasion. The community members felt the benefits in knolwdge and skills improvement as a direct result of this training, particularly the housewives could develop ready-to-eat food products made from seaweed that can be marketed in various stalls located along the coast and surrounding Patek Beach. The various products from processed seaweed can also be used to lure visitors or tourists to Patek Beach area. Therefore, the surrounding families could direclt and indirectly experience economic improvements in their community. Key words : Value added, meatballs, seaweed
Standardisasi Produksi dan Pemasaran Produk IbM Ladrang Bawang Di Desa Bongan Kabupaten Tabanan Putu Chris Susanto; I Made Murna; I Gusti Ngurah Manik Nugraha
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.417 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.211

Abstract

ABSTRAKSalah satu kendala yang dihadapi usaha kecil, utamanya yang begerak di bidang produksi pangan industri rumah tangga adalah tuntutan kualitas dan cita rasa output produksi pada satu sisi, sedangkan pada sisi lain dihadapkan dengan fluktuasi harga faktor-faktor produksi. Selain itu, terbatasnya strategi pemasaran terutama yang terkait dengan penentuan merek, label, dan kemasan dagang menyebabkan masih rendahnya pendapatan dari produksi.Hal tersbut juga dihadapi oleh mitra IbM Universitas Dhyana Pura di Desa Bongan Kabupaten Tabanan yang memproduksi pangan industri rumah tangga yang berbentuk kudapan ladrang bawang. Program penerapan Ipteks bagi Masyarakat ini bertujuan untuk menjawab tantangan mitra dengan cara memberi pendampingan yang berkaitan dengan standardisasi proses produksi, peningkatan efisiensi produksi, dan perbaikan strategi pemasaran.Kata kunci : Industri Rumah Tangga, Standardisasi Produksi, Pemasaran, dan EfisiensiABSTRACTOne classic problem faced by small scale production of food products is the demand for consistent taste and quality on one hand, while on the other hand is the fluctuation in the prices of input. Additionally, the limited marketing strategy particularly in terms of branding, labeling, and packaging result in low revenue from production. These problems are present in the business of two partners of Universitas Dhyana Pura that produce “ladrang bawang” (garlic crackers). The program discussed in this article aims to answer the challenges faced by the partners in terms of production standardization, production efficiency, and improvement in marketing.Key words : Home Business, Production Standardization, Marketing, ans Efficiency
Peningkatan dan Pengembangan Produksi Usaha Kerajinan Kayu Berbasis Teknologi Tepat Guna di Desa Petulu Kecataman Ubud Gianyar Made Agung Raharja; I Made Wisnu Adhi Putra; Ni Putu Dyah Krismawintari
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.051 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.212

Abstract

ABSTRAKKecamatan Ubud memiliki perusahaan perorangan atau yang tergolong UMKM yang paling banyak diantara daerah lainya. Dalam penerapan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) ini terdapat 2 (dua) mitra yang didampingi berlokasi di Desa Petulu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Jenis UMKM yang dimiliki kedua mitra tersebut adalah UMKM Kerajinan Kayu. Dengan metode ini luaran yang diharapkan dari mitra adalah: 1) Peningkatan keterapilan pemasaran UMKM dalam hal penggunaan teknologi informasi berbasis internet dengan menggunakan aplikasi online e-commers. 2) Peningkatan kemampuan manajemen usaha UMKM dan dalam hal pengelolaan keuangan serta pengelolaan aset UMKM. 3) Kemampuan pengolahan limbah kayu menjadi barang bernilai jual. 4) Pengembangan usaha UMKM ke arah usaha ekonomi produktif yang berbasis teknologi informasi untuk menjaga keberlanjutan pendapatan dan diversifikasi usaha. Hasil dari kegiatan IbM ini adalah : (1) Instalasi dan pendampingan pengunaan website pemasaran (e-commerce) dengan nama website untuk mitra yaitu www.gemuhartshop.com dan www.ganggaartshop.com dapat berjalan dengan baik. (2) Pelaksanaan kegiatan pelatihan manajemen UMKM telah memberikan wawasan pengetahuan dan keterampilan kepada para pemilik UMKM. (3) Pemilik UMKM telah mampu menerapkan pembukuan sederhana dengan mengunakan tools Microsoft Office dan (4) Pelatihan pengolahan libah kayu sisa hasil produksi kerajinan kayu berhasil diterapkan menjadi briket.Kata kunci : UMKM, e-commers, Desa Petulu dan Teknologi InformasiABSTRACTUbud subdistrict has many small and medium enterprises (SMEs) belonging to individuals, particularly locals. In program of application of science and technology to the community there are two partners mentored by a team from Universitas Dhyana Pura, located in the village of Petulu, district of Ubud, Gianyar, Bali Province. The type SMEs owned by both partners operate in wood carvings. The expected outcomes of partners are: 1) Increasing the marketing skills of SMEs in terms of the use of information technology by using the internet based e-commerce online applications, 2) Improved business management capabilities of SMEs and in terms of financial management and asset management of SMEs, 3) The ability of wood-waste into marketable goods, 4) Development of SME towards productive economic activities are based on information technology to maintain the sustainability of earnings and diversification. The results of this IbM activities were: (1) The installation and use of website marketing assistance (e-commerce) with the name of the website's partners are www.gemuhartshop.com and www.ganggaartshop.com, (2) The implementation of SME management training has provided insight into the knowledge and skills to the owners of SMEs, (3) The owners of SMEs have been able to apply a simple accounting by using Microsoft office tools, and (4) Training of processing waste from wood production successfully applied into briquettes.Key words : SMEs, e-commers, Desa Petulu and Information Technology
Pemanfaatan Limbah Baglog Jamur Tiram Sebagai Media Tanam Organik Pada Budidaya Bunga Gemitir (Tagetes erecta) I Gede Widhiantara; I Wayan Rosiana; Anak Agung Ayu Putri Permatasari
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.939 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.213

Abstract

ABSTRAKKelompok Tani Jamur Tiram Mandiri, Desa Luwus, Baturiti, Tabanan merupakan salah satu dari tiga kelompok pembudidaya jamur tiram di Desa Luwus Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Tiap bulannya rata-rata sebanyak 750 kg limbah baglog dihasilkan dari proses budidaya. Limbah baglog memiliki potensi yang besar jika dikelola dan diolah menjadi media tanam. Target luaran program ini adalah: a) Untuk memecahkan masalah pada Mitra agar mengerti dan menerapkan sistem pengelolaan limbah baglog secara benar dan ramah lingkungan. b) Untuk memecahkan masalah pada Mitra agar memahami dan menerapkan beberapa teknik/metode pengolahan limbah baglog sebagai media tanam Gemitir (Tagetes erecta) secara tepat dan benar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, pelatihan dan pendampingan tentang pembuatan media tanam gemitir menggunakan limbah baglog jamur tiram. Kegiatan dilakukan selama 3 bulan dalam dua tahap yakni ceramah serta pelatihan yang diikuti oleh anggota kelompok mitra. Tahap berikutnya adalah tahap pendampingan yang berisikan kegiatan penerapan hasil ceramah dan pelatihan serta pemantauan keberlanjutan budidaya pembibitan. Sebelum dikelola, limbah baglog akan dipisah terlebih dahulu komponen organik dan non organik, yang paling banyak termanfaatkan kembali adalah komponen organik yang berupa serbuk gergaji. Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat kelompok mitra memahami dan mampu melakukan pembibitan dan budidaya gemitir dengan menggunakan media tanam organik yang bersumber dari limbah baglog jamur tiram.Kata kunci : Limbah baglog, media tanam, Gemitir (Tagetes erecta)ABSTRACTOyster Mushroom Farmers Group called Mandiri in Luwus Village, Baturiti, Tabanan is one of the three groups of oyster mushroom farmers in the village. Each month, an average of 750 kg baglog waste is generated from the cultivation. Baglog waste has great potential if managed and processed into the planting medium. The target outcomes of this program are: a) to solve the problem of the partner in order to understand and implement waste management systems for the baglog waste correctly and environmentally friendly. b) to solve the problem of the partner in order to understand and apply some of the techniques or methods of waste treatment as a growing medium for Gemitir (Tagetes erecta) appropriately and correctly. The methods used in this activity include lectures, training and mentoring of the planting media making use of waste baglog from oyster mushrooms. Activities carried out for 3 months in two-phase lectures and training followed by members of partner groups. The next stage is the implementation of activities and monitoring the sustainability of breeding. Before managed, baglog waste will be separated first to organic and non-organic components, the most widely utilized back is the organic component from sawdust. The results of this activity are the community partner groups understand and able to breeding and cultivate Gemitir using organic growing media from baglog waste oyster mushrooms.Key words : Baglog waste, growing medium, Gemitir (Tagetes erecta)
Pelatihan Pembuatan Cookies dari Ampas Tahu Bagi Masyarakat Kelurahan Ardirejo Sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Padat Pembuatan Tahu Gema Iftitah Anugerah Yekti; Yasmini Suryaningsih
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.34 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.214

Abstract

ABSTRAKKelurahan Ardirejo merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Panji. Salah satu mata pencaharian kaum perempuan di kelurahan Ardirejo adalah usaha membuat kue, baik berupa kue basah dan membuat kue kering. Bahan dasar yang dipergunakan oleh pedagang kue basah dan juga kue kering adalah berupa tepung terigu. Dibandingkan dengan tepung terigu, tepung ampas tahu lebih kaya akan kandungan protein dan juga tinggi serat kasar, sedangkan kandungan karbohidratnya tidak berbeda jauh, dengan demikian penggantian tepung terigu dengan tepung ampas tahu dalam proses pembuatan kue basah atau kering dapat dilakukan. Dari permasalahan yang muncul disusun berbagai alternatif untuk memecahkan masalah. Selanjutnya dari berbagai alternatif, dipilih alternatif yang paling mungkin dilaksanakan dengan meningkatkan pemahaman ibu-ibu tentang pemanfaatan ampas tahu menjadi makanan bermutu melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi serta pelatihan pembuatan makanan dari ampas tahu. Minat yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat antusias dari pelatihan dan pendampingan selama pelatihan pembuatan cookies dari ampas tahu. Luaran yang telah dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah berupa produk cookies dari limbah padat ampas tahu yang diproduksi oleh ibu-ibu masyarakat Kelurahan Ardirejo Kecamatan Panji, pemenuhan gizi keluarga dan artikel ilmiah/ publikasi.Kata kunci : Limbah, Ampas Tahu, dan CookiesABSTRACTArdirejo Village is one of the villages in the district Panji. One of the livelihoods of women in Ardirejo village is cake and pastry-making, either in the form of cake and cookies. The basic ingredients used by producers of cakes and pastries are in the form of flour. Compared with flour, tofu is rich in protein and high crude fiber, while the carbohydrate content does not differ much, thus replacing wheat flour with tofu flour for the process of making wet or dry cake is possible. From the problems that arise, various alternatives were arranged to solve the problems. Furthermore, from a variety of alternatives, the most likely alternative was implemented by the village housewives to better understand the use of tofu into food-gradeproducts through lectures, question and answer sessions, as well as discussion and training in food production using of tofu. The high interest of the partners of this community development program gave a positive impact on its implementation. The enthusiasm was experienced during the training and mentoring cookies production using tofu. Outcomes achieved from the activities include cookies made from solid waste tofu pulp from by the housewives of Panji Village, the
Program Pelatihan Guru-Guru Tentang Standar Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 di TK Permata Bunda Elizabeth Prima; Putu Indah Lestari; Luh Made Indria Dewi
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.874 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.215

Abstract

ABSTRAKUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam mengaplikasikan kurikulum, diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai kurikulum itu sendiri. Oleh karena itu, tenaga pengajar dituntut untuk dapat mempelajari secara seksama mengenai bagaimana kurikulum tersebut dapat diterapkan didalam proses belajar mengajar disekolah. Metode pelatihan kepada guru-guru adalah metode yang akan dipergunakan untuk membantu para guru semakin berkompeten dalam membuat perangkat mengajarnya. Adapun yang hendak dicapai dari pelatihan bagi guru-guru adalah terkait standar perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan standar penilaian proses pembelajaran. Setiap guru diharapkan mampu membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Selain itu, pelatihan untuk pengadaan perangkat pembelajaran juga diharapkan mampu membantu setiap guru membuat perangkat pembelajarannya sendiri terkait dengan tema sesuai dengan kurikulum 2013, dan serta pelatihan pengadaan media pembelajaran diharapkan juga mampu membuat guru lebih kreatif dan inovatif.Kata kunci : Pelatihan, Standar Proses, Kurikulum 2013ABSTRACTRegulatory law number 20 year 2003 on National Education System states that the curriculum is a set of plans and arrangements regarding the objectives, content and learning materials, as well the means used to guide the implementation of learning activities to achieve specific educational objectives. In applying the curriculum, an adequate understanding of the curriculum itself is paramount. Therefore, teachers are required to be able to learn carefully how the curriculum can be applied in the teaching and learning process in schools. The training methods for teachers are the method to be used to help teachers make competent learning and teaching tools. Teacher training is related to the learning process in planning standards, implementation of the learning process, as well as standards of learning assessment. Each teacher is expected to make the planning, implementation, and assessment of learning according to the curriculum 2013. Apart from that, the training for the procurement of the learning device is also expected to help every teacher makes learning device itself is linked to the theme according to the curriculum in 2013, and procurement training learning media also expected to make them to be more creative and innovative.Key words : Training, Standard Processes, Curriculum 2013
Program Pendampingan Sekolah Minggu GKPB (Gereja Kristen Protestan Di Bali) Jemaat Efrata Buduk dan Jemaat Hosana Badung I Made Elia Cahaya; Christiani Endah Poerwati; Ni Made Ayu Suryaningsih; Ni Luh Rimpiati
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.41 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.216

Abstract

ABSTRAKPelayanan Anak Kristen dilaksanakan sebagai upaya gereja dalam meletakkan dasar-dasar iman bagi anak-anak usia 0-18 tahun ke arah perkembangan sikap, moral, mental, pengetahuan yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sekolah Minggu merupakan salah satu lembaga layanan anak nonformal yang diselenggarakan dan dikelola oleh gereja sebagai bentuk pelayanan kepada anak-anak. Layanan Sekolah Minggu dilaksanakan setiap hari Minggu dengan durasi waktu 1-2 jam dan dilayani oleh guru-guru Sekolah Minggu. Keterbatasan waktu dan latar belakang guru yang sebagian besar bukan dari kalangan pendidikan menyebabkan beberapa kendala dalam proses pembinaan dan pembelajaran sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik dan maksimal. Prodi PG-PAUD Universitas Dhyana Pura sebagai bagian dari GKPB dapat berperan serta dalam meningkatkan pelayanan Sekolah Minggu salah satunya melalui program dan kegiatan pengabdian masyarakat. Berdasarkan berbagai masalah yang dihadapi dalam pelayanan Sekolah Minggu ini maka dirancang program kegiatan diskusi dan sharing, serta pelatihan. Melalui rangkaian kegiatan ini mampu membangun dan mengembangkan potensi yang dimiliki gereja dan pelayan Sekolah Minggu, dengan melatih dan mendayagunakannya untuk mengatasi masalah yang dihadapi.Kata kunci : Pendampingan, dan Sekolah MingguABSTRACTChurch service for children is done as an effront of the church to lay the foundations faith for children aged 0-18 year to the direction of the upcoming response of, moral, mental, the knowledge that is required in conform to the environment. Sunday school is one of the non formal child service that is held and run by a church as a form of service to children. Sunday school services to be held every sunday with duration of time 1-2 hours and served by sunday school teachers.The limitation of time and background Teachers who mostly not educations causing a number of problems in the process of learning. So efforts are required to improve the quality of better services. PG-Paud study program of Dhyana Pura University as part of GKPB may participate in improvly the Sunday School service one of which is through programs and activities devotion the community. Based on the problems faced by in the service of Sunday School and designed activity program discussion and sharing, and training .The series of activities are able to build and develop the potential of the church by training to overcome the problem.Key words : Mentoring, Sunday School
IbM Siswa Binaan Bimbingan Konseling Nengah Dwi Handayani; Dewa Gede Agung Gana Kumara
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.627 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.217

Abstract

ABSTRAKProgram IbM Siswa Binaan Bimbingan Konseling (BK) dilaksanaan di dua sekolah mitra yakni SMP Budi Utama Kerobokan dan SMP Pancasila Canggu. Pelaksanaan program IbM ini melibatkan guru dan siswa yang berasal dari dua sekolah mitra tersebut. Metode pelaksanaan berupa penyuluhan, difusi, pelatihan, dan simulasi ditujukan kepada guru BK dan guru Pembina Pengembangan Diri. Sementara peserta didik binaan BK diberikan program ketrampilan. Penyuluhan ini disajikan oleh pengawas bidang pendidikan kabupaten Badung dan konsultan pendidikan. Adapun program ini memfokuskan pada peningkatan kualitas pengetahuan, ketrampilan dan sikap sementara kegiatan pelatihan bagi guru-guru BK dipusatkan pada program yang tidak hanya bersifat membina tetapi juga memberdayakan peserta didik. Luaran dari kegiatan ini adalah Program KBKT (Kelompok Belajar dan Kreatifitas Terpadu) dan ruang baca khusus. Pada akhir pelaksanaan program pengabdian ini menghasilkan produk perangkat belajar berupa modul perkembangan perilaku anak dan modul tips belajar cerdas.Kata kunci : Perilaku Cerdas, Ketrampilan Terpadu, dan Difusi IPTEKSABSTRACT The Students Counseling Community Development Program (IbM) has been implemented in two partner, schools namely SMP Budi Utama Kerobokan SMP and SMP Pancasila Canggu. The iimplementation of the IbM program involved teachers and students from the two partner schools. The methods of execution were in the form of counseling, diffusion, training, and simulation addressed to counseling teachers and extracurricular teachers. Meanwhile, students were given a guided skills program. This program was presented by the Badung Regency education supervisors and educational consultant. The program has been focusing on improving the quality of knowledge, skills and attitudes while training activities for teachers of Counseling focused on programs that did not only build but also empower learners. Outcomes of these activities include the GILC Program (Group of Integrated Learning and Creativity) and a special reading room. Additionally, at the end of the implementation of this service program, a learning tool in the form module for development of children's behavior and tips on intelligent learning were developed.Key words : Intelligent Behavior, Integrated Skills, Arts, Science and Technology Diffusion
Pendidikan dan Pelatihan tentang SADARI bagi Remaja Putri Umi Narsih; Homsiatur Rohmatin; Agustina Widayati
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.975 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.218

Abstract

ABSTRAKKanker payudara merupakan jenis kanker yang mempunyai angka kejadian paling tinggi di Indonesia. Insiden kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, usia muda bukan menjadi jaminan aman dari kanker payudara. Tingginya angka kejadian kanker payudara mengakibatkan tidak sedikit pula penderita kanker payudara yang berujung pada kematian. Jika saja tanda dan gejala kanker payudara dapat ditemukan sedini mungkin, maka tingkat kesembuhan akan semakin tinggi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI merupakan program deteksi dini yang sederhana, murah, non-invasif, dan tidak berbahaya. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pendidikan dan pelatihan kesehatan tentang SADARI kepada remaja putri. Metode yang digunakan adalah bekerja sama dengan SMK Darul Ulum dan MTs Darul Ulum dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai SADARI kepada remaja putri. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah remaja putri mampu dan mau melakukan SADARI dan mendorong remaja putri untuk melakukan tindakan aktif ikut bertanggung jawab terhadap upaya pencegahan kanker payudara. Hasil kegiatan ini seluruh remaja putri mengerti dan memahami tentang SADARI dengan baik, selain itu remaja putri juga mau dan mampu mempraktikkan SADARI sehingga dapat menjadi solusi dalam pencegahan kanker payudara.Kata kunci : SADARI, remaja putri, pendidikan, pelatihanABSTRACT Breast cancer is a type of cancer with the highest incidence in Indonesia. The incidence of breast cancer increases with age. However, young age is not a guarantee of safe from breast cancer. The high incidence of breast cancer resulted in not a few breast cancer patients resulting in death. If the signs and symptoms of breast cancer can be found early, the cure rate will be higher. One effort that can be done for early detection of breast cancer is to perform breast self-examination (SADARI). SADARI is an early detection program that is simple, inexpensive, non-invasive, harmless. The purpose of community service is to provide health education and training to adolescent girls about breast self-examination. The method used was cooperating with SMK Darul Ulum and MTs Darul Ulum to provide education and training to adolescent girls about breast self-examination. Indicators of success of this project are adolescent girls able and willing to perform SADARI and encourage adolescent girls to undertake active actions take responsibility for the prevention of breast cancer. The results of this activity the adolescent girls know and understand about SADARI, other than that adolescent girls are also willing and able to practice breast self-examination so that it can be a solution in the prevention of breast cancer.Key words : SADARI, adolescent girls, education, training
Pelestarian Jajanan Upakara Untuk Meningkatkan Nilai Kearifan Lokal I Putu Darmawijaya
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Paradharma
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376 KB) | DOI: 10.36002/jpd.v1i1.219

Abstract

ABSTRAKBali merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang sangat terkenal dengan kekentalan adat istiadat dan kebudayaan daerahnya. Apabila mendengar kata ‘Bali’ pasti yang akan diingat adalah upacara keagamaan. Dalam melaksanakan upacara keagamaan, umat Hindu di Bali menggunakan sarana sebagai persembahan kepada Tuhan yang biasa disebut dengan upakara/sesajen. Sesajen tersebut terdiri atas hasil bumi, yang diolah menjadi jajanan upakara. Jajanan upakara mengandung unsur lambang atau simbolisme sehingga keberadaan jajanan upakara dalam membuat sesajen sangat penting. Namun, sayangnya pada zaman sekarang, keberadaan jajanan upakara sudah mulai terdesak oleh keberadaan jajanan modern, yang banyak digunakan sebagai bahan pembuatan upakara. Hal ini sangat dikhawatirkan akan menyebabkan kehilangan makna dan simbol dari sebuah sesajen. Pelatihan dan pendampingan pembuatan jajanan upakara dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat. Pelatihan ini dilaksanakan di Desa Wanasari Tengah Kabupaten Tabanan yang diikuti oleh anggota PKK dengan kegiatan selama 2 hari. Jenis jajajan upakara yang diajarkan cara pembuatannya dalam pelatihan ini adalah jajan uli, jajan matahari, jajan begina (rengginang) dan pie susu. Dalam pelatihan dan pendampingan pembuatan jajanan upakara ini dilakukan pula pendampingan mengemas produk jajanan upakara untuk bisa dijual sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Melalui kegiatan ini, mitra dapat memahami cara pembuatan jajanan upakara yang mengacu pada kaidah yang benar. Peserta sangat senang mendapatkan pelatihan ini karena sangat bermanfaat untuk dirinya sendiri karena memiliki wawasan tetang cara pembuatan jajanan upakara mengingat selama ini mereka hanya membeli jajan yang sudah jadi. Demikian pula, melalui pelatihan pengemasan produk yang diberikan para peserta diyakini akan dapat menjual produk yang dihasilkannya sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga.Kata kunci : Jajanan upakara, pelatihan dan pendampingan, sesajen.ABSTRACTBali is one of the most famous provinces in Indonesia with its customs and cultural density. When hearing the word 'Bali', the thing that will be remembered must be its religious ceremony. In performing religious ceremonies, Hindus in Bali use the means as offerings to God, commonly called upakara/sesajen. The offerings consist of crops, which is then processed into upakara snacks. These snacks contain elements of symbols or symbolism so that the existence of upakara snacks in making offerings is very important. However, unfortunately in the present day, the existence of upakara snacks already urged by the existence of modern snacks, which are widely used as ingredients for making sesajen. This is very worrying will cause the loss of meaning and symbols of an offering. Training and mentoring of upakara snacks is done to overcome the problems that occur in the community. The training was held in Wanasari Tengah Village, Tabanan District, followed by PKK (Family Welfare Organization) members for 2 days. Types of snacks which are taught how to manufacture in this training is uli snack, matahari snack, begina snack (rengginang) and milk pie. In the training of making upakara snacks the participants are also assisted to package upakara snacks products to be sold so as to increase family income. Through this activity, partners can understand how to make upakara snacks, which refers to the correct rules. Participants are very happy to get this training because it is very useful for themselves because they have an insightful way of making upakara snacks. During this time they buy ready products sold in the market. Similarly, through productpackaging training, it is expected that they will be able to sell the snacks they produce so as to improve the family economy.Key words : Upakara snacks, training, offering to God (sesajen)

Page 1 of 15 | Total Record : 147