cover
Contact Name
Triawan Alkausar
Contact Email
triawanalkausar@radenintan.ac.id
Phone
+6282185372675
Journal Mail Official
triawanalkausar@radenintan.ac.id
Editorial Address
Prodi Biologi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Jl. Endro Suratmin, Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Organisms: Journal of Biosciences
ISSN : 28084012     EISSN : 28084012     DOI : 10.24042/organisms
Organisms is a journal issued by Biology Department Faculty of Science and Technology, Islamic State University Raden Intan Lampung, which publish twice a year, namely May and November. Organisms Journal publishes a comprehensive and essential research articles with the following scopes: Environmental science, Biodiversity, Biotechnology, Microbiology, Ecology, Physiology (animals and plants), Genetics, Human biology, Animal science, and Plant science. Organisms Journal uses the OJS System to manage the manuscript that the editorial board, editors, and peer review (blind review) can reach the real-time status of the articles.
Articles 58 Documents
Pemberian Kombinasi Ekstrak Alang-Alang (Imperata cylindrica) dan Kirinyuh (Chromolaena odorata) pada Tanaman Gulma (Ageratum conyzoides) di Lahan Tanaman Kopi desa Ciptawaras Kabupaten Lampung Barat Maharani, Ira; Ulmillah, Aulia; Kuswanto, Eko
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 1 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i1.9377

Abstract

The purpose of this study was to determine the results of organoleptic tests on getuk lindri treated with natural dyes from telang flower (Clitoria ternatea L.), red dragon fruit skin (Hylocereus polyrhizus.) and black rice (Oryza sativa L.). the method used is by using a completely randomized design (CRD) using 4 treatments and 3 repetitions. Based on the results of organoleptic tests of Getuk Lindri products by utilizing several types of plants containing anthocyanin pigments, the quality standards are classified as good with natural dyes of dragon fruit skin. On the other hand, of the three types of plants that contain anthocyanin pigments, all three can be used as natural dyes that produce different colors. In addition, plants containing anthocyanin pigments used were able to inhibit bacterial growth, this was seen from the total plate number for each treatment which did not exceed the maximum limit of SNI 01-4299-1996 (getuk cassava).AbstrakTujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui hasil uji organoleptik pada getuk lindri yang diberi pewarna alami dari bunga telang (Clitoria ternatea L.), kulit buah naga merah ( Hylocereus polyrhizus.) dan beras hitam (Oryza sativa L.). metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Berdasarkan hasil uji organoleptik dari produk getuk lindri dengan memanfaatkan beberapa jenis tanaman yang mengandung pigmen antosianin mempunyai standar kualitas yang digolongkan baik dengan pewarna alami kulit buah naga. Disisilain bahwa dari ketiga jenis tanaman yang mengandung pigmen antosianin ketiganya bisa digunakan sebagai pewarna alami yang menghasilkan warna yang berbeda. Selain itu tanaman yang mengandung pigmen antosianin yang digunakan mampu memperhambat pertumbuhan bakteri, ini dilihat dari angka lempeng total setiap perlakuan yang tidak melebihi batas maksimal SNI 01-4299-1996 (getuk singkong). 
Potensi Kontaminasi Bumbu Giling Cabai Merah dan Kunyit Oleh Jamur di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung Winandari, Ovi Prasetya; Widiani, Nurhaida; Fatimah, Eis
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 1 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i1.9380

Abstract

Increased public interest in the ground spices causes the number of ground spices producers to increase. Manufacturers often ignore the quality of raw materials, site hygiene, and inadequate market sanitation, increasing the potential for mold contamination in the ground spices. The purpose of this study was to determine the fungus that contaminates the ground spices of red chili and turmeric in Bandar Lampung's Gintung Sand Market. This research was conducted in March 2018, using six samples of ground red chili and six samples of ground turmeric. The sample was obtained from milled spice traders in the Pasir Gintung Market environment. Fungal contamination analysis was performed using the streak plate method. The results showed that all samples were positively contaminated with fungus. Three types of mushrooms that have been found include Aspergillusniger, Aspergillusflavus, and Candida sp. AbstrakMinat masyarakat terhadap bumbu giling yang semakin meningkat menyebabkan produsen bumbu giling semakin banyak. Produsen sering mengabaikan mutu bahan baku, kebersihan tempat dan sanitasi pasar yang tidak memadai menjadikan potensi kontaminasi jamur pada bumbu giling meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jamur yang mencemari bumbu giling cabai merah dan kunyit di Pasar Pasir Gintung Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2018, menggunakan enam sampel cabai merah giling dan enam sampel kunyit giling. Sampel tersebut didapatkan dari pedagang bumbu giling yang ada di lingkungan Pasar Pasir Gintung. Analisis kontaminasi jamur dilakukan dengan metode cawan gores (streak plate). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel positif terkontaminasi jamur. Tiga jenis jamur yang berhasil ditemukan antara lain, Aspergillus niger, Aspergillus flavus,dan Candida sp 
Efektivitas Anti Diabetes Ekstrak Etanol Rimpang Pacing (Costus Speciosus) terhadap Tingkah Laku Seksual Mencit Jantan (Mus Musculus) yang Diinduksi Aloksan Rudini, Mahmud; Wulansari, Sri Mugi; Kuswanto, Eko; Indarto, Indarto
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 1 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i1.9381

Abstract

This study was conducted to determine the anti-diabetic effectiveness of the ethanol extract of pacing rhizome (Costus speciosus) on the sexual behavior of male mice (Mus musculus) induced by alloxan. This study used a completely randomized design (CRD) method consisting of 5 treatment groups with 5 replications each. Group KI (not given any treatment), group KII (given alloxan, without treatment), group KIII (without alloxan but given treatment), group PI (given alloxan and ethanol extract of pacing rhizome at a dose of 20 mg/30 gram BW/ days), PII group (given alloxan and ethanol extract of pacing rhizome at a dose of 30 mg/30 gram BW/day). Alloxan was given once and pacing rhizome extract was given every day for 14 days. Parameters observed were body weight of mice, blood glucose levels, sexual behavior of mice (number of approaches, number of rides, and number of mating). Observational data were analyzed by One-way ANOVA and followed by LSD at 5% level. AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk untuk mengetahui efektivitas anti diabetes ekstrak etanol rimpang pacing (Costus speciosus) terhadap tingkah laku seksual mencit jantan (Mus musculus) yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 kelompok perlakuan dengan masing- masing 5 ulangan. Kelompok KI (tidak diberi perlakuan apapun), kelompok KII (diberi aloksan, tanpa diberi perlakuan), kelompok KIII (tanpa diberi aloksan tetapi diberi perlakuan), kelompok PI (diberi aloksan dan ekstrak etanol rimpang pacing dengan dosis 20 mg/30 gram BB/hari), kelompok PII (diberi aloksan dan ekstrak etanol rimpang pacing dengan dosis 30 mg/30 gram BB/hari). Aloksan diberikan satu kali dan ekstrak rimpang pacing diberikan setiap hari selama 14 hari. Parameter yang diamati adalah berat badan mencit, kadar glukosa darah, tingkah laku seksual mencit (jumlah pendekatan, jumlah penunggangan, dan jumlah kawin). Data hasil pengamatan dianalisis dengan One-way ANOVA dan dilanjutkan LSD pada taraf 5%) 
Tinjauan Manajemen Produksi Telur Organik pada Sekuntum Herbals Farm (Lampung Timur) Berbasis Sistem Pertanian Organik Melinda, Riska; Kuswanto, Eko
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 1 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i1.9382

Abstract

A study on green agricultural production management based on organic farming systems in Lampung Province was carried out in March – May 2021. The subject of this research is Sekuntum Herbal Farm (East Lampung Regency) which is engaged in the cultivation of herbal laying hens. Production management standards based on SNI 6729:2016 concerning Organic Farming Systems state that there are 7 (seven) indicators that must be applied to organic livestock products. The results of the study show that Sekuntum Herbal Farm has implemented seven production management indicators, namely: (1) source and origin of livestock; (2) conversion period; (3) nutrition; (4) health care; (5) raising, transporting and slaughtering livestock, (6) cattle pens; and (7) sewage management. Even though all production management indicators have been implemented according to SNI 6729:2016, the resulting products have not been certified as organic products. This is because the process of obtaining an organic label requires relatively large costs and a short label validity period, so Sekuntum Herbal Farm focuses more on the implementation of organic egg product management than organic labeling efforts. AbstrakKajian tentang manajemen produksi pertanian hijau berbasis sistem pertanian organik di Provinsi Lampung dilakukan pada bulan Maret – Mei 2021. Subyek penelitian ini adalah Sekuntum Herbal Farm (Kabupaten Lampung Timur) yang bergerak di bidang budidaya ayam petelur herbal. Standar manajemen produksi berdasarkan SNI 6729:2016 tentang Sistem Pertanian Organik menyebutkan bahwa ada 7 (tujuh) indikator yang harus diterapkan pada produk ternak organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sekuntum Herbal Farm telah menerapkan tujuh indikator manajemen produksi, yaitu: (1) sumber dan asal ternak; (2) periode konversi; (3) nutrisi; (4) perawatan kesehatan; (5) memelihara, mengangkut dan menyembelih ternak, (6) kandang ternak; dan (7) pengelolaan air limbah. Meskipun seluruh indikator manajemen produksi telah diterapkan sesuai SNI 6729:2016, produk yang dihasilkan belum tersertifikasi sebagai produk organik. Hal ini dikarenakan proses mendapatkan label organik membutuhkan biaya yang relatif besar dan masa berlaku label yang singkat, sehingga Sekuntum Herbal Farm lebih menitikberatkan pada pelaksanaan pengelolaan produk telur organik daripada upaya labeling organik. 
Pemanfaatan Pigmen Antosianin Dari Pewarna Alami Dalam Pembuatan Olahan Makanan Singkong Febrianti, Barta Ayu; Velina, Yessy; Saputri, Dwijowati Asih
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 1 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i1.9383

Abstract

The purpose of this study was to determine the results of organoleptic tests on getuk lindri treated with natural dyes from telang flower (Clitoria ternatea L.), red dragon fruit skin (Hylocereus polyrhizus.) and black rice (Oryza sativa L.). the method used is by using a completely randomized design (CRD) using 4 treatments and 3 repetitions. Based on the results of organoleptic tests of Getuk Lindri products by utilizing several types of plants containing anthocyanin pigments, the quality standards are classified as good with natural dyes of dragon fruit skin. On the other hand, of the three types of plants that contain anthocyanin pigments, all three can be used as natural dyes that produce different colors. In addition, plants containing anthocyanin pigments used were able to inhibit bacterial growth, this was seen from the total plate number for each treatment which did not exceed the maximum limit of SNI 01-4299-1996 (getuk cassava).Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui hasil uji organoleptik pada getuk lindri yang diberi pewarna alami dari bunga telang (Clitoria ternatea L.), kulit buah naga merah ( Hylocereus polyrhizus.) dan beras hitam (Oryza sativa L.). metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan. Berdasarkan hasil uji organoleptik dari produk getuk lindri dengan memanfaatkan beberapa jenis tanaman yang mengandung pigmen antosianin mempunyai standar kualitas yang digolongkan baik dengan pewarna alami kulit buah naga. Disisilain bahwa dari ketiga jenis tanaman yang mengandung pigmen antosianin ketiganya bisa digunakan sebagai pewarna alami yang menghasilkan warna yang berbeda. Selain itu tanaman yang mengandung pigmen antosianin yang digunakan mampu memperhambat pertumbuhan bakteri, ini dilihat dari angka lempeng total setiap perlakuan yang tidak melebihi batas maksimal SNI 01-4299-1996 (getuk singkong). 
Analisis Kandungan N, P, K Pada Kombinasi Pupuk Cair Limbah Kulit Nanas (Ananas comosus) dan Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca) Firdarini, Aina Pramesti; Ulmillah, Aulia; Kuswanto, Eko
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 1 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i1.9424

Abstract

Pineapple peel waste (LKN) and kepok banana peel waste (LKP) can cause pollution to the environment if not handled properly. When more and more people process pineapples and kepok bananas as processed food or drinks, the more waste they produce. Therefore, a solution is needed to be able to deal with this waste. One effort that can be done is to use it into liquid organic fertilizer as a source of N (Nitrogen), P (Phosphorus), K (Potassium) for plant growth and development. The purpose of this study was to determine the amount of N, P, K content that can be produced by pineapple peel waste and kepok banana peel waste. The method used in this study is the Kjehdahl method for the analysis of N nutrients and a spectrophotometer for the analysis of P and K nutrients. Furthermore, the data obtained were analyzed descriptively qualitatively. The results of the research that have been analyzed show that the most N and P are in the S4 sample, namely the combination of 60% LKN + 40% LKP + EM4 with 0.25% and 0.07% results and the highest K is in the S2 sample, namely the combination of samples with 30% LKN + 70% LKP + EM4 with a result of 2.79%. Abstrak Limbah kulit buah nanas (LKN) dan limbah kulit buah pisang kepok (LKP) dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan apabila tidak ditanggulangi dengan baik. Ketika semakin banyak masyarakat yang mengolah buah nanas dan buah pisang kepok sebagai olahan makanan atau minuman, maka semakin banyak pula limbah yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukannya solusi untuk dapat menanggulangi limbah tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkannya menjadi pupuk organik cair sebagai sumber N (Nitrogen), P (Fosfor), K (Kalium) bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kandungan N, P, K yang dapat dihasilkan oleh limbah kulit nanas dan limbah kulit pisang kepok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kjehdahl untuk analisis hara N dan spektrofotometer untuk analisis hara P dan K. Selanjutnya data yang didapat dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan bahwa N dan P terbanyak terdapat pada sampel S4 yaitu kombinasi 60%  LKN + 40 % LKP + EM4 dengan hasil 0,25% dan 0,07% serta K terbanyak terdapat pada sampel S2 yaitu kombinasi sampel dengan 30%  LKN + 70 % LKP + EM4 dengan hasil  2,79%.
Induksi Poliploid Planlet Pisang Kepok Batu Dengan Media Kultur Jaringan Sabana, Amaliya; Ernawiati, Eti; Priyambodo, Priyambodo; Agustrina, Rochmah
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 2 No. 1 (2022): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v2i1.10243

Abstract

Colchicine is often used in plant breeding to induce mutations and produce polyploid plants with superior traits. Cytologically polylpoid plants have variations in shape, number of chromosomes and larger cell sizes. The use of colchicine in kepok batu bananas is expected to produce polyploid banana kepok batu plants. The purpose of this study was to determine the effect of colchicine compounds on mitotic abnormalities, changes in chromosome number, decreased mitotic index, and the number and length of roots in banana kepok batu plantlets formed on tissue culture media. The research was carried out at the Botanical Laboratory, Department of Biology, FMIPA Unila. This study compared cytology with the squash method between root tip cells of banana kepok batu plantlets after the addition of 0.1% colchicine with controls. Data were analyzed descriptively and displayed in the form of tables and bar charts. The results showed that administration of 0.1% colchicine resulted in mitotic abnormalities (mitotic abnormalities) and increased the number of chromosomes in the control 2n=3x or 33 and 0.1% colchicine treatment, namely 2n=3x+6 or 39. The mitotic index decreased, but averaged – the average number of roots was more and their size was longer than the control. From these results it can be concluded that the administration of 0.1% colchicine was able to induce polyploid cells in banana kepok batu plantlets.AbstrakKolkisin sering digunakan dalam pemuliaan tanaman untuk menginduksi mutasi dan menghasilkan tanaman poliploid dengan sifat unggul. Secara sitologi tanaman polilpoid memiliki variasi bentuk, jumlah kromosom serta ukuran selnya lebih besar. Penggunaan kolkisin pada pisang kepok batu diharapkan dapat menghasilkan tanaman pisang kepok batu poliploid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senyawa kolkisin terhadap abnormalitas mitosis, perubahan jumlah kromosom, penurunan indeks mitosis, serta jumlah dan panjang akar pada planlet pisang kepok batu yang terbentuk pada media media kultur jaringan. Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA Unila. Penelitian ini membandingkan sitologi dengan metode squash antara sel ujung akar planlet pisang kepok batu setelah penambahan kolkisin 0,1% dengan kontrol. Data dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel serta diagram batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kolkisin 0,1% memunculkan kelainan mitosis (abnormalitas mitosis) serta meningkatkan jumlah kromosom pada kontrol 2n=3x atau 33 dan perlakuan kolkisin 0,1% yaitu 2n=3x+6 atau 39. Indeks mitosisnya menurun, namun rata – rata jumlah akar lebih banyak dan ukurannya lebih panjang dibandingkan dengan kontrol. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian kolkisin 0,1% mampu menginduksi sel – sel poliploid pada planlet pisang kepok batu.
Keanekaragaman Fitoplankton di Sungai Kabupaten Banyuasin Ramadhan, Riska; Teristiandi, Novin; Fatiqin, Awalul
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 2 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i2.10678

Abstract

This study aims to determine the diversity of phytoplankton in the river in Banyuasin Regency. Phytoplankton samples were taken using an active sampling method using a plankton net in an upright position on the water surface. The results of the study obtained five classes consisting of 32 species of phytoplankton. The highest abundance was at station II in the morning as many as 684 individuals/l and the lowest abundance was at station I in the morning with an abundance of 286 individuals/l. The most dominant diversity was found in Planktothrix sp species and when viewed from the abundance value the most dominant species were Phacus cloroplate, Trachelomonas lacustris, Diatoma elongatum, Ankistrodesmus falcatus, and Pediastrum tetras species. The results of the analysis show that the abundance of a phytoplankton has a close relationship with the physico-chemical parameters in a waters.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui keanekaragaman fitoplankton di Sungai di Kabupaten Banyuasin. Pengambilan sampel fitoplankton menggunakan metode sampling aktif menggunakan plankton net dengan posisi tegak lurus pada permukaan air. Hasil penelitian diperoleh lima kelas yang terdiri dari 32 spesies fitoplankton. Kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun II pagi hari sebanyak 684 Individu/l dan kelimpahan terendah terdapat pada stasiun I pada pagi hari dengan kelimpahan sebanyak 286 individu/l. Keanekaragaman yang paling dominan terdapat pada spesies Planktothrix sp dan jika dilihat dari nilai kelimpahan nya spesies yang paling dominansi terdapat pada spesies Phacus cloroplate, Trachelomonas lacustris, Diatoma elongatum, Ankistrodesmus falcatus, dan Pediastrum tetras. Dari hasil analisis memperlihatkan bahwa  kelimpahan pada suatu fitoplankton memiliki kaitan erat dengan parameter fisika-kimia pada suatu perairan. 
Aktivitas Antimikroba Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus AL1) terhadap Candida albicans dan Escherichia coli Mustary, Mardiyah; Alhidayatullah, Alhidayatullah; Nurhalisa, Nurhalisa
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 2 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i2.10679

Abstract

Infection is one of the many health problems that over time develop. The study entitled "white oyster fungal activity (Pleurotus ostreatus AL1) against the Candida albicans and Escherichia coli." One plant that can be used as a traditional medicine is the white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus AL1). Aimed at identifying antimicrobial activity in the fungi and pathogenic bacteria. Isolates are made by insulating the oyster mold by medium ASK, and resistance tests are conducted using diffusion methods. This study suggests that white oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus AL1) toward Escherichia coli. Studies show that white oyster mushrooms have a resistance test against Escherichia coli but have no resistance activity against the Candida albicans. The unbounded activity of white oyster mushrooms against E. coli media to create a clear zone with an average diameter to replicas a, b, c, and d, respectively, is 16. 5, 15. 5, 17, and 15. 5 mm.AbstrakInfeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Penelitian dengan judul “Aktivitas Antimikroba Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus AL1) terhadap Candida albicans dan Escherichia coli”. Salah satu makhluk hidup yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus AL1). Yang bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antimikroba terhadap jamur dan bakteri patogen. Proses isolat dilakukan dengan mengisolat jamur tiram dengan medium ASK, dilakukan uji daya hambat menggunakan metode difusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus AL1) terhadap Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur tiram putih memiliki uji daya hambat terhadapa Escherichia coli namun tidak memilki aktivitas daya hambat terhadap Candida albicans. Aktivitas daya hambat jamur tiram putih terhadap E. coli pada media agar cawan Na menghasilkan zona bening dengan diameter rata- rata pada replika A, B, C, dan  D, masing- masing adalah 16. 5; 15. 5; 17; dan 15. 5 mm
Spesifikasi Pola Dermatoglifi Penderita Retardasi Mental Pada Siswa SLB YPAC Palembang Robiatun, Robiatun; Kustiati, Rita
ORGANISMS: JOURNAL OF BIOSCIENCES Vol. 1 No. 2 (2021): Organisms: Journal of Biosciences
Publisher : Pusat HKI, Paten, dan Publikasi Ilmiah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/organisms.v1i2.10690

Abstract

Mental retardation a condition of having mental developmental delay and below avreage intellectual ability which is less than an Intelligence Quotient (IQ) of 70.  This intelectual disability is not a disease, but as the result of several kind of other diseases, trauma, infection, and problems during pregnancy such as malnutrition, drugs consumption, toxic, and genetic diseases.  Dermatoglyphic patterns analysis can be used as an alternative diagnostic tool to see the possibility of having mental retardation at earlier age by analyzing dermatoglyphic patterns which is typical of each person.  The objective of this research was to learn more about specific dermatoglyphic patterns of mental retardation patients. The method of research applied in this study was observational research with Cross-Sectional Study research design. Fiftyeight persons were involved in this research, which consisted of 33 mental retardation patients and 25 non-retarded persons in SLB YPAC Palembang.  Analysis was done by analyzing configuration of dermatoglyphic patterns, TTC, TRC, and ATD angle. This research resulted in the finding of major dermatoglyphic pattern found in mental retardation patients which was Loop pattern.  There was a significant difference Arch patterns with the value of p = 0.03.  No difference found in Triradius Ridge Count (TRC), Total Triradius Count (TTC), and right ATD angle with the value of P = 0.451.  But there was a difference found in left ATD angle with the value of P = 0.005.  From this research, it was concluded that there was no specific dermatoglyphic pattern found in students with mental retardation in SLB YPAC Palembang which was proved by the value of P > 0.05. AbstrakRetardasi Mental suatu keadaan keterlambatan dalam perkembangan dan memiliki kemampuan intelektual dibawah normal, yaitu Intelligence Question (IQ) di bawah 70. Kelainan intelektual ini bukanlah merupakan suatu penyakit tetapi merupakan akibat dari berbagai penyakit lain, trauma, infeksi, masalah dalam kehamilan seperti kurang nutrisi, obat-obatan, racun dan juga penyakit genetik. Pola dermatoglifi dapat digunakan sebagai alternative untuk melihat kemungkinan retardasi mental pada diri seseorang sejak dini pada kekhasan pola dermatoglifi setiap orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana spesifikasi pola dermatoglifi pada penderita retadasi mental. Penelitian ini merupakan observasional dengan rancangan penelitian Cross Sectional Study. Melibatkan 58 responden yang terdiri dari 33 resonden penderita retardasi mental, dan 25 responden non retardasi mental sisa SLB YPAC Palembang. Dengan melihat pola dermatiglifi, TTC, TRC, dan sudut ATD. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pola dermatoglifi pada penderita retadasi mental ditemukan paling banyak adalah pola Loop, ada perbedaan bermakna pola dermatoglifi Arch dengan nilai p = 0,03, tidak ada perbedaan Triradius Ridge Count (TRC) dan Total Triradius Count (TTC).  Tidak ada perbedaan sudut ATD kanan dengan nilai p = 0,451 serta ada perbedaan sudut ATD kiri dengan nilai p = 0,005. Dari penelitian ini disimpulkan tidak ada spesifikasi pola dermatoglifi penderita retardasi mental pada siswa SLB YPAC Palembang, dengan nilai (p>0,05).