cover
Contact Name
I Made Nuhari Anta
Contact Email
jurnalwidyagenitri@gmail.com
Phone
+6285256448772
Journal Mail Official
jurnalwidyagenitri@gmail.com
Editorial Address
Jl. Roviga No. 29 Kel. Tondo Kec. Mantikulore Kota Palu Prov. Sulawesi Tengah
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
ISSN : 23029102     EISSN : 26857198     DOI : 10.36417
Fokus Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayan Hindu tidak hanya menekankan pada fakta empiris atau teori murni, atau terhadap satu metode atau pendekatan tertentu. Scope Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu memiliki Scope sebagai berikut : Pengembangan dan implementasi kurikulum pendidikan. Pembelajaran dan layanan pendidikan. Evaluasi pendidikan secara umum, mencakup proses dan hasil pendidikan. Kebijakan, manajemen dan pembiayaan pendidikan. Kualitas, sertifikasi dan akreditasi pendidikan Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan Ajaran Agama Hindu Adat istiadat Budaya lokal dan seluruh dimensi yang berhubungan dengan Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Articles 164 Documents
HAMBATAN-HAMBATAN ADAPTASI MASYARAKAT HINDU DI DAERAH TRANSMIGRASI YANG MULTIKULTUR I Komang Mertayasa
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa individu yang hidup dalam lingkungan masyarakat selalu memiliki perbedaan, terlebih bagi masyarakat Hindu yang merupakan masyarakat pendatang dengan budaya yang dibawa dari daerah asal. Oleh karena itu perlu dilakukan adaptasi sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis dengan masyarakat asli. Dalam melakukan adaptasi terdapat berbagai hambatan yang sangat penting untuk dipahami sehingga berbagai bentuk dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Dengan demikian akan dapat tercipta hubungan yang harmonis antara anggota masyarakat, baik itu masyarakat pendatang yang dalam hal ini adalah masyarakat Hindu dengan penduduk asli yang ada di daerah transmigrasi. Adapun yang manjadi hambatan-hambatan dalam melakukan adaptasi oleh masyarakat Hindu di daerah transmigrasi adalah: 1) Perilaku komunal, 2) Kegiatan-kegiatan desa adat, dan 3) Perbedaan bahasa.
IMPLEMENTASI AJARAN ASTA BRATA DI PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA (PHDI) KOTA PALU Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zaman globalisasi yang ditandai dengan merosotnya di dalam berbagai sektor kepemimpinan, sehingga banyak konsep ajaran agama Hindu dalam Ramayana yaitu ajaran Asta Brata dipakai sebagai landasan berpikir, berkata, dan bertindak. Ajaran kepemimpinan Asta Brata digunakan sebagai pedoman kepemimpinan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Kemajemukan dan perkembangan suatu daerah memberikan tantangan kepada PHDI dalam membangun baik fisik maupun mental, kerukunan antar umat beragama, suku, bahkan mengantisipasi perselisihan yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan perpecahan. Dengan demikian, diperlukan pemimpin yang handal dan profesional untuk menghadapi tantangan dan hambatan tersebut. Penelitian ini didasarkan atas ajaran kepemimpinan yang merupakan epos besar Ramayana yaitu ajaran kepemimpinan Asta Brata. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi ajaran Asta Brata di PHDI Kota Palu? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi ajaran Asta Brata di PHDI Kota Palu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi ajaran Asta Brata di PHDI Kota Palu meliputi: 1) Indra Brata, PHDI Kota Palu memberikan kesejahteraan kepada umat, seperti memberikan pakaian setiap tahun kepada pinandita dan meminjamkan dana khas umat bagi umat yang membutuhkan; 2) Yama Brata, PHDI Kota Palu menegakan aturan yang berlaku dan memberikan sanksi bagi yang melanggarnya; 3) Surya Brata, PHDI Kota Palu melakukan suatu koordinasi dengan bawahan dan tidak mengambil keputusan dengan tergesa-gesa; 4) Candra Brata, PHDI Kota Palu mengimplementasikan dengan cara menghargai bawahan, tidak memandang derajat, selalu berwajah yang berseri-seri di depan umat; 5) Bayu Brata, PHDI Kota Palu selalu berada di tengah-tengah umatnya dalam kegiatan ngayah, rapat, dan kegiatan-kegiatan lainnya, 6) Kuwera Brata, PHDI Kota Palu mengimplementasikan ajaran tersebut dengan menggunakan khas umat secara maksimal untuk pembangunan fisik dan upakara yajna; 7) Baruna Brata, PHDI Kota Palu selalu menyampaikan hal-hal penting agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti mabuk-mabukan; dan 8) Agni Brata, diimplementasikan oleh PHDI Kota Palu dengan memberikan semangat kepada umat untuk melaksanakan pembangunan dengan membentuk panitia pembangunan
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM MENINGKATKAN NILAI ETIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Luh Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi Pendidikan Tri Kaya Parisudha dalam meningkatkan nilai etika siswa di Sekolah Dasar Negeri Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong dilatar belakangi oleh fenomena bahwa di zaman sekarang bisa dilihat dari kenyataan di lapangan banyak anak yang kemampuan akademisnya tinggi, tetapi perilaku yang ditunjukkan terhadap teman-temannya, guru dan warga sekolah yang lain menyimpang atau tidak sesuai dengan aturan etika. Oleh karena itu adanya mata pelajaran pendidikan agama Hindu sangat membantu untuk perkembangan tingkah laku dan etika siswa menjadi lebih baik. Pendidikan agama Hindu di sekolah memiliki tujuan yaitu membina sikap dan perilaku siswa yang bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai moral Pancasila. Proses interaksi belajar mengajar dalam kelas membutuhkan suatu koordinasi kerja sama dan pengolahan yang baik di antara semua komponen pendidikan sehingga semua kegiatan siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan yang diharapkan yaitu mengaktualisasikan bentuk-bentuk perilaku yang beretika dan berbudhi pekerti luhur. Rumusan masalah yaitu bagaimanakah implementasi ajaran Tri Kaya Parisudha terhadap peningkatan etika siswa di SDN Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan yaitu Teori Belajar. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Hasil pembahasan menunjukkan pola pengajaran pendidikan Tri Kaya Parisudha terhadap pembentukan perilaku dan etika siswa SDN Purwosari dilakukan melalui beberapa pendekatan dan beberapa teknik-teknik terdiri dari: 1) Pendekatan integrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan, 2) Pendekatan kesadaran, 3) Pendekatan bersifat ajakan, 4) Pendekatan etika, 5) Pendekatan sosial keagamaan, 6) Pendekatan keteladanan, 7) Teknik instruktif, 8) Teknik stimulatif, 9) Teknik persuasif, dan 10) Teknik sugestif. Nilai-nilai ajaran Tri Kaya Parisudha yang diterapkan dalam meningkatkan etika siswa di SDN Purwosari yaitu nilai pendidikan agama Hindu, seperti Catur Paramitha, Catur Marga dan ajaran Sad Ripu yang bermanfaat membentuk perkembangan mental dan kepribadian siswa, pendidikan etika yang diberikan kepada siswa merupakan pendidikan kesusilaan, pendidikan etika ini bermanfaat untuk merubah prilaku siswa dari perbuatan yang tidak baik menjadi baik.
PEMAHAMAN KONSEP TRI HITA KARANA UMAT HINDU DI KOTA PALU I Gede Made Suarnada
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tri Hita Karana menjadi hal yang tidak terpisahkan menuju kehidupan yang harmonis. Konsep Tri Hita Karana diwujudkan dengan parahyangan berupa tempat suci sebagai sarana melakukan hubungan antara manusia dengan Tuhan, pawongan yaitu melakukan hubungan antara manusia dengan manusia, dan palemahan yaitu melakukan hubungan antara manusia dengan alam dan makhluk hidup lainnya, namun belum semua masyarakat Hindu di Kota Palu memiliki pemahaman tentang Tri Hita Karana dan belum mampu mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas ngayah yang merupakan salah satu implementasi dari konsep pawongan dan palemahan tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal. Umat sibuk dengan aktivitas masing-masing. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka muncul permasalahan yaitu bagaimana pemahaman konsep Tri Hita Karana umat Hindu di Kota Palu? Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palu. Pemilihan Kota Palu dilakukan secara purposif mengingat Kota Palu merupakan kota yang majemuk, dimana umat Hindu hidup berbaur dengan umat agama lainnya. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif interpretatif untuk mencari makna dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Data yang diperoleh dikelompokkan, kemudian dilakukan reduksi data dalam bentuk kategorisasi. Hasil penelitian: pemahaman umat Hindu tentang konsep parahyangan sebagai konsep Ketuhanan tidak hanya memberi ruang untuk pemujaan kepada Tuhan semata, tetapi juga kepada sinar suci-Nya yang disebut dewa. Pemahaman umat Hindu terhadap konsep pawongan sebagai konsep yang identik dengan makna vasudeva kutumbhakam, bahwa kita semua merupakan keluarga besar. Ajaran agama Hindu bersumber dari kitab suci Veda mengajarkan bahwa seorang manusia tidak boleh hidup egois hanya memperhatikan diri sendiri tetapi harus melayani leluhur, para orang suci, melayani sesama umat manusia seperti melayani diri sendiri, dan juga melayani makhluk lainnya sebagai satu keluarga semesta. Pemahaman umat Hindu tentang konsep palemahan yaitu umat Hindu memaknai lingkungan sekitar sebagai sahabat yang mesti dijaga dan dilindungi. Alam sebagai sumber materi yang diperlukan untuk hidup.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ALAM SEMESTA SISWA KELAS V SDN NO.2 KARYA MUKTI KECAMATAN DAMSOL KABUPATEN DONGGALA Dayu Putu Gano purwasih
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil wawancara awal dengan guru Pendidikan Agama Hindu yang mengajar di SDN No.2 Karya Mukti menyatakan bahwa siswa kelas V yang beragama Hindu kurang aktif mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Hindu, khususnya pada materi alam semesta. Kurangnya minat dan keaktifan siswa membuat hasil belajar yang diperoleh siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan, dimana rata-rata nilai ulangan harian siswa hanya mencapai 65, sementara itu standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran Pendidikan Agama Hindu adalah 75. Berdasarkan pada permasalahan tersebut maka diterapkanlah model pembelajaran konstruktivisme. Tujuan yang dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini mengacu pada model Siklus Kemmis dan Mc. Taggart. Model siklus ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa Kelas V SDN No.2 Karya Mukti yang berjumlah 20 orang. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui tes akhir, wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) siswa mencapai 55% dengan persentase Daya Serap Klasikal (DSK) siswa mencapai 76,14%, sementara itu aktivitas guru mencapai 70% berada pada kategori cukup baik dan aktivitas siswa mencapai 60% berada pada kategori tidak baik. Pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dimana Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) siswa mencapai 95% dan Daya Serap Klasikal (DSK) siswa mencapai 90,33%, sementara itu aktivitas guru mencapai 90,83% berada pada kategori sangat baik dan aktivitas siswa mencapai 90% berada pada kategori sangat baik.
PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK UNTUK MELAKSANAKAN PERSEMBAHYANGAN TRI SANDHYA DI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Ratini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran dan tanggung jawab orang tua sangat berpengaruh dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong, karena orang tua memiliki tugas dan kewajiban utama yaitu memberikan pendidikan dasar pada anaknya, tentu dengan harapan agar anak-anaknya dapat termotivasi untuk sembahyang dengan disiplin dan kelak menjadi anak yang berguna bagi agama, keluarga dan masyarakat serta bagi nusa dan bangsa. Oleh karena itu diperlukan motivasi yang sedini mungkin dari orang tua. Permasalahan yang dikaji adalah: 1) Apakah kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? 2) Apakah upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? dan 3) Bagaimanakah peran orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan persembahyangan Tri Sandhya di Desa Nambaru? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data menggunakan data primer dan sekunder, teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam memotivasi anak untuk melaksanakan Tri Sandhya menemukan kendala yaitu kesibukan orang tua, ekonomi, lingkungan dan teknologi. Upaya yang dilakukan adalah mengatur dan memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anak. Mengawasi dan mengontrol dalam menggunakan teknologi, mengawasi pergaulan anak, sehinggga peran orang tua sangat penting dalam mendidik, membimbing dan memotivasi anak untuk dapat melakukan hal-hal yang terbaik agar menjadi anak yang berbhakti kepada Tuhan, orang tua maupun kepada orang lain.
PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha kepada anak sangat penting karena dalam ajaran tersebut diajarkan untuk berpikir, berkata, dan berbuat yang baik. Hal ini dimaksudkan agar anak memiliki tutur kata serta perilaku yang baik, sehingga perilaku yang diharapkan orang tua pada anak akan terlaksana, karena kehalusan budhi bahasa anak merupakan cermin dari apa yang ditanamkan dan diterapkan oleh orang tua. Dalam pembentukan perilaku anak itu sendiri perlu adanya pembinaan melalui pengendalian diri baik melalui pikiran, perkataan, maupun perbuatan yang merupakan ajaran etika untuk membentuk anak yang suputra. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua dalam penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif atau tergolong pendekatan sosial. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa orang tua sebagai pengasuh dan pendidik anak mengajarkan pendidikan agama sedini mungkin dan memberikan contoh kepada anak. Orang tua sebagai panutan atau tauladan dalam keluarga karena orang tua harus bisa menjadi model dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik dalam berperilaku, berbuat dan berkata sehingga anak dapat menirunya. Upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari adalah dengan memberikan nasehat atau saran dalam pergaulan agar anak tidak salah dalam pergaulan, mengawasi dan membatasi penggunaan media agar anak tidak salah mempergunakan media. Selain itu orang tua juga harus menjalin hubungan/komunikasi yang baik dan memberikan pendidikan yang layak pada anak.
PERAN SUAMI DALAM PERKAWINAN HINDU LINTAS AGAMA TERHADAP PEMAHAMAN ISTRI TENTANG AJARAN AGAMA HINDU DI KOTA PALU Karni Karni
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kitab suci Veda menyatakan bahwa perkawinan merupakan sesuatu yang sangat sakral, sehingga aturan kitab suci harus menjadi pedoman. Proses awal yang harus dilakukan untuk memperoleh keturunan yang suputra adalah menjalankan perkawinan yang dibenarkan oleh ketentuan perkawinan yang termuat dalam ajaran Veda. Proses perkawinan Hindu lintas agama, belum ada dimuat dalam kitab suci agama Hindu. Keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) bahwa perkawinan Hindu lintas agama harus didahului upacara masuk agama Hindu/penyucian yang disebut dengan sudivadani. Di Kota Palu perkawinan lintas agama telah banyak terjadi, yang dilaksanakan dan disahkan oleh PHDI Kota Palu. Setelah perkawinannya dinyatakan sah, maka salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana seorang suami akan menuntun istrinya yang sama sekali belum tahu ajaran agama Hindu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah peran suami dalam perkawinan Hindu lintas agama terhadap pemahaman istri tentang ajaran agama Hindu di Kota Palu? dan 2) Apakah kendala-kendala yang dihadapi suami dalam membimbing istri untuk memahami ajaran agama Hindu di Kota Palu? Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui peran suami dalam perkawinan Hindu lintas agama terhadap pemahaman istri tentang ajaran agama Hindu di Kota Palu, dan 2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi suami dalam membimbing istri untuk memahami ajaran agama Hindu di Kota Palu. Penelitian ini menggunakan Teori Peran, Teori Fungsionalisme Struktural, dan Teori Religi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penentuan sumber data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, sedangkan teknik pengumpulan data terdiri dari teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah teknik deskriptif kualitatif dengan langkah-langkah yaitu mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian: 1) Peran suami dalam perkawinan Hindu lintas agama terhadap pemahaman istri tentang ajaran agama Hindu di Kota Palu sebagian besar berperan tetapi tidak mengajarkan secara langsung kepada istri khususnya etika Tri Hita Karana (parahyangan, pawongan, dan palemahan); 2) Kendala-kendala yang dihadapi suami dalam membimbing istri untuk memahami ajaran agama Hindu di Kota Palu meliputi kendala pengetahuan agama dan kendala kesibukan pekerjaan.
PROSES KONVERSI AGAMA DARI HINDU KE KRISTEN PROTESTAN DI DESA SUMBERSARI KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Agus Budi Wirawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sumbersari ditempati oleh transmigran Bali Kristen dari Desa Blimbingsari Jembrana Bali. Di desa ini terdapat banyak konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan. Kehadiran para transmigran Bali Kristen ini banyak mempengaruhi keberadaan transmigran-transmigran berikutnya. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimanakah proses terjadinya konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan di Desa Sumbersari Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong? Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan di Desa Sumbersari Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong. Rancangan penelitian ini adalah gabungan dari rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan rancangan grounded sehingga teori yang digunakan untuk membedah rumusan masalah adalah teori proses konversi. Lokasi penelitian di Kabupaten Parigi Moutong. Teknik pengumpulan data melalui observasi non partisipan dan wawancara mendalam kepada informan, penentuan informan dengan prosedur purposif. Selain itu juga menggunakan teknik dokumenter dan kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Miles dan Hubberman. Hasil penelitian: proses konversi agama melalui delapan tingkatan yaitu krisis, pencarian, konteks, pertemuan/perjumpaan, interaksi, komitmen, konsekuensi, dan krisis baru.
TRANSFORMASI NILAI RELIGIUSITAS DAN ESTETIKA DALAM PEMENTASAN BARONG DAN RANGDA DI DESA MOTI I Nyoman Suparman
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang kecil di antara beribu-ribu pulau di Indonesia. Keindahan Pulau Bali di mata dunia ditunjang oleh keindahan alami dan berbagai kesenian yang bermutu tinggi. Berbicara mengenai seni budaya di Bali adalah meliputi unsur berbagai kesenian baik yang bersifat sakral maupun sekuler seperti seni tari, seni tabuh, seni suara, dan seni bangunan. Seni tari merupakan seni yang telah lama melekat pada kehidupan masyarakat baik kehidupan sosial maupun kehidupan keagamaan. Permasalahan itu kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah yaitu bagaimanakah transformasi nilai religiusitas dan estetika dalam pementasan barong dan rangda di Desa Moti? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi non partisipan dan wawancara tidak berstruktur yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teori yang digunakan adalah Teori Struktural Fungsional, Teori Simbol, Teori Estetika dan Teori Religi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah: Fungsi barong dan rangda dalam kehidupan masyarakat yaitu: 1) Fungsi religius, 2) Fungsi sosial, dan 3) Fungsi estetika. Pementasan barong dan rangda ini juga mempunyai makna bagi masyarakat Desa Moti, di antaranya: 1) Sebagai seni tari sakral, dan 2) Sebagai simbolisme bagi masyarakat yang diyakini setiap sesuatu yang melekat pada badan barong dan rangda dianggap memiliki kekuatan ketuhanan. Transformasi nilai relegiusitas pada pementasan barong dan rangda dapat dilihat berdasarkan unsur-unsur religi, yaitu: 1) Emosi keagamaan, 2) Sistem keyakinan, 3) Sistem ritus dan upacara, 4) Peralatan ritus dan upacara, dan 5) Umat beragama semua masyarakat melakukan sujud ketika Ida Betara mesolah dengan media barong dan rangda, sedangkan transformasi nilai estetika pada tari barong dan rangda dapat diketahui melalui penglihatan/pengamatan secara langsung.

Page 2 of 17 | Total Record : 164


Filter by Year

2014 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 1 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 14 No 2 (2023): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 14 No 1 (2023): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 3 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 2 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 1 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 2 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 2 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 2 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 1 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 1 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 1 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri Vol 5 No 1 (2014): Widya Genitri More Issue