cover
Contact Name
Ginoga veridona
Contact Email
ginogaveridona@gmail.com
Phone
+6282298875089
Journal Mail Official
jkesproiakmi@gmail.com
Editorial Address
IAKMI South Tangerang Branch Jl.Pajajaran No. 1 Pamulang Kota Tangerang Selatan, 15417
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Reproduksi
ISSN : 2087703X     EISSN : 23548762     DOI : https://doi.org/10.58185/jkr.v14i1
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Reproduksi (Journal of Reproductive Health) is one of the journals published by Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (National Institute of Health Research and Development), Ministry of Health of the Republic of Indonesia. It is firstly published in December 2010, Jurnal Kesehatan Reproduksi (Journal of Reproductive Health) is an authoritative source of scientific information and knowledge based on research and analysis focused on sexual and reproductive health related topics. All papers are peer-reviewed by at least two referees. Jurnal Kesehatan Reproduksi (Journal of Reproductive Health) is issued 2 times a year and has been accredited by Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Indonesian Institute of Sciences) by No. 164/E/KPT/2021. Besides that, it is also listed on Sinta 2. Based on the Minutes of the Handover of the Reproductive Health Journal in December 2022, the management of the Reproductive Health Journal has been handed over from the Health Research and Development Center (NIHRD) of the Health Research and Development Agency to the Indonesian Public Health Association (IAKMI) South Tangerang branch. Therefore, all forms of accountability regarding the publication of the Reproductive Health Journal are then affiliated with IAKMI Kota Tangerang Selatan starting with the issue of Vol.13(1) in 2022. The Open Journal System (OJS) has now moved to the address https://journaliakmitangsel2.iakmi.or. id/index.php/kespro The Indonesian Public Health Association (IAKMI) of South Tangerang City is a professional organization that participates in disseminating information about public health including Reproductive Health. Hopefully, this collaboration can expand the benefits of scientific research on Reproductive Health in Indonesia.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 74 Documents
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI DENPASAR TAHUN 2022 Ni Putu Widarini; Nyoman Tri Maryanthi; Ni Nyoman Deni Witari
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i1.76

Abstract

Abstract Background: Menstrual Hygiene Management (MHM) is the management of hygiene and health in women during menstruation. Based on IDHS data, there are still many young women who behave poorly in maintaining cleanliness during menstruation, so it can have negative impacts such as the emergence of diseases in reproductive organs. Objective: Seeing the relationship between knowledge and attitudes with personal menstrual hygiene behaviors in young women in Denpasar. Method: This observational analytic study used a cross-sectional approach and was conducted at public and private high schools in Denpasar from March to June 2022. A total of 140 female adolescents were selected using a two-stage cluster random sampling technique. Data was collected using an online questionnaire via Google Form and analyzed using logistic regression analysis. Result: Knowledge and attitudes have a significant relationship with personal menstrual hygiene behaviors in young women in Denpasar. Compared to those who have good knowledge, young women with less knowledge are 2.72 times more likely to behave badly in relation to menstrual personal hygiene (OR = 2.72; 95% CI: 1.33-5.56). Compared to those with a positive attitude, young women who have a negative attitude are 2.63 times more likely to behave badly in relation to menstrual personal hygiene (OR = 2.63; 95% CI: 1.30–5.34). Conclusion: Knowledge and attitudes have a significant relationship with personal menstrual hygiene behaviors in young women in Denpasar. Researchers recommend holding health education and in-depth material about personal hygiene management during menstruation as an effective effort to improve health status. Keywords: Personal Hygiene, Knowledge, Behavior, Adolescent Women, Attitude   Abstrak Latar belakang: Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) merupakan pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada perempuan saat menstruasi. Berdasarkan data SDKI, masih banyak remaja putri berperilaku kurang baik dalam menjaga kebersihan saat menstruasi, sehingga dapat berdampak buruk seperti timbulnya penyakit pada organ reproduksi. Tujuan: Melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku personal hygiene menstruasi pada remaja putri di Denpasar. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan dilakukan di SMA negeri dan swasta di Denpasar pada bulan Maret-Juni 2022. Sebanyak 140 remaja putri yang dipilih dengan teknik two stages cluster random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner online melalui google formulir dan dianalisis menggunakan analisis regresi logistik. Hasil: Pengetahuan dan sikap memiliki hubungan signifikan dengan perilaku personal hygiene menstruasi pada remaja putri di Denpasar. Dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik, remaja putri berpengetahuan kurang berpeluang 2,72 kali berperilaku buruk terkait personal hygiene menstruasi (OR= 2,72; 95% CI: 1,33-5,56). Dibandingkan dengan yang memiliki sikap positif, remaja putri yang memiliki sikap negatif berpeluang 2,63 kali berperilaku buruk terkait personal hygiene menstruasi (OR= 2,63; 95% CI: 1,30-5,34). Kesimpulan: Pengetahuan dan sikap memiliki hubungan signifikan dengan perilaku personal hygiene menstruasi pada remaja putri di Denpasar. Peneliti merekomendasikan untuk mengadakan pendidikan kesehatan serta pendalaman materi tentang manajemen kebersihan diri saat menstruasi sebagai upaya efektif dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kata kunci: Kebersihan Diri, Pengetahuan, Perilaku, Remaja Putri, Sikap
The PENGARUH KONSELING TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG GIZI DAN KEAMANAN PANGAN PADA IBU HAMIL Rusman Efendi; Norhasanah Norhasanah; Siti Aisyah Solechah; Nany Suryani
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i1.80

Abstract

Abstract Background: Pregnant women are a nutritionally vulnerable group that requires adequate nutrition for the health of the mother and fetus. Efforts to increase the knowledge and attitudes of pregnant women about nutrition and food safety can be done through counselling. Objective: This study aims to find out the effectiveness of counselling to increase the knowledge and attitudes of pregnant women regarding nutrition and food safety. Method: The research method used was quasi-experimental. The sample is pregnant women in the Landasan Ulin area, Banjarbaru with as many as 30 respondents. The research was conducted from March to December 2022. Data was collected by interview using a questionnaire. Variable measurements were carried out before and after counselling. Data were analyzed statistically by t test, at significance α=0.05. Result: There are significant differences in the value of knowledge and attitude values before and after counselling. A significant increase in knowledge was found on 4 knowledge items, namely about a balanced menu, sources of vitamins, separating raw and cooked equipment, and substitute foods. Over all there is an increase in the value of the attitude before and after counselling. Conclusion: There are significant differences in knowledge and attitudes about nutrition and food safety before and after counselling which shows a positive effect on pregnant women. Keywords: Counselling, Knowledge, Attitudes, Nutrition, Food Safety   Abstrak Latar belakang: Ibu hamil merupakan kelompok rawan gizi yang memerlukan gizi cukup untuk kesehatan ibu dan janinnya. Upaya peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi dan keamanan pangan salah satunya dapat dilakukan dengan konseling. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas konseling terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi dan keamanan pangan. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan desian one group pre-test and post-test. Sampel adalah ibu hamil di wilayah Landasan Ulin, Banjarbaru sebanyak 30 responden. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Desember 2022. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. pengukuran pengetahuan dan sikap dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan sesudah konseling dengan rentang waktu 10 hari. Data dianalisis secara statistik dengan uji t berpasangan (paired t-test), pada kemaknaan α=0.05. Hasil: Terdapat perbedaan signifikan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah konseling (nilai p=0,001). Terdapat perbedaan signifikan nilai sikap sebelum dan sesudah konseling (nilai p=0,000). Ditemukan peningkatan pengetahuan secara signifikan pada 4 item pengetahuan yaitu tentang menu seimbang, sumber vitamin, memisahkan peralatan mentah dan matang, dan makanan pengganti. Secara keseluruhan terdapat peningkatan nilai sikap dari sebelum dan sesudah konseling. Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan pengetahuan dan sikap tentang gizi dan keamanan pangan sebelum dan sesudah dilakukan konseling yang menunjukan pengaruh positif pada ibu hamil. Petugas kesehatan disarankan memberikan konseling rutin dengan beragam media yang mudah dipahami. Kata kunci: Konseling, Pengetahuan, Sikap, Gizi, Keamanan Pangan
DETERMINAN INISIASI MENYUSUI DINI PADA IBU POSTPARTUM DI KOTA TANGERANG Nelvioni Tupitu; Apriningsih Apriningsih; Agustina Agustina; Novita Istanti
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i1.86

Abstract

Abstract Background: Exclusive breastfeeding coverage decreased by 32% in 2018 and needs concern from all sectors. Early initiation breastfeeding (EIBF) practice needs to be increased because it is associated with the success of exclusive breastfeeding and can prevent infant mortality by 22%. The EIBF rate in Tangerang City in 2020 is 30,6% far below the national rate (58,2%). Objective: The study aims to analyse the associated factors of EIBF practice among postpartum mothers at post pandemic era. Method: The research conducted using a cross-sectional study with a quantitative analysis approach.  Of 84 postpartum mothers in Tangerang City were involved taken using purposive sampling technique. Data were analysed using chi- square test statistics. Result: The significant related factors to EIBF practice are maternal ideal age range for pregnancy , education level, occupation status, experienced COVID 19 infection, knowledge level, the health worker support and health services. Logistic regression test obtained that the dominant factor associated with EIBF practice was health worker support factor (p value = 0.013, Exp (B)=25.73 CI: 1,996-332,245). Conclusion: The health care worker and provider’s role in supporting EIBF practices should be encouraged by strengthening the implementation of the baby-friendly hospital policy and the 10 steps to successful breastfeeding. Keywords: early initiation; breastfeeding; post-partum; mother   Abstrak Latar belakang: Penurunan cakupan ASI Eksklusif sebesar  32% pada tahun 2018 perlu mendapat perhatian. Praktik Inisiasi Menyusu Dini (IMD) perlu ditingkatkan karena berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan dapat mencegah kematian bayi sebesar 22%. Angka IMD di Kota Tangerang tahun 2020 sebesar 30,6% dibawah dari angka nasional tahun 2018 (58,2%). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada ibu nifas di Kota Tangerang. Metode: Penelitian dilakukan menggunakan desain studi potong lintang dengan pendekatan analitik kuantitatif.  Sebanyak 884 ibu post-partum menjadi responden penelitian yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan chi square. Hasil: Faktor usia ibu yang berada dalam rentang usia ideal, pendidikan, pekerjaan, riwayat terkena COVID 19, pengetahuan, dukungan tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan  merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan. Uji regresi logistik menunjukan faktor dominan yang berhubungan dengan perilaku IMD adalah faktor dukungan tenaga kesehatan (p-value= 0,013, Exp (B)=25,73 CI: 1,996—332,245). Kesimpulan: Dukungan tenaga kesehatan sebagai faktor dominan dalam perilaku IMD perlu mendapatkan perhatian dari pemangku kebijakan. Tenaga kesehatan dan pelayanan perlu ditingkatkan kapasitasnya agar dapat berperan optimal dalam peningkatan kesadaran ibu nifas untuk melakukan IMD dalam 6 jam pertama kelahiran. Kata kunci: ibu; nifas; inisiasi dini; menyusu
SELF-EFFICACY AMONG PEOPLE LIVING WITH HIV AIDS AFTER COVID-19 PANDEMIC Dewi Purnamawati; Nurfadhilah Nurfadhilah; Rohimi Zamzam; Karina Amalia
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i1.103

Abstract

Abstrak Latar belakang: Pandemi COVID-19 telah berdampak pada seluruh aspek kehidupan, termasuk Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Efikasi diri yang tinggi diperlukan untuk mengatasi hambatan fisik dan psikososial pada ODHA Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri pada ODHA pasca pandemi COVID-19. Metode: Penelitian dilakukan di Klinik Perawatan dan Dukungan Pengobatan di Kabupaten Bogor dengan desain cross-sectional. Populasi adalah ODHA. Sampel diambil secara acak sebanyak 89 ODHA. Data dikumpulkan dengan kuesioner online yang telah diuji validitasnya dan dianalisis secara multivariat dengan regresi logistik berganda Hasil: Penelitian menunjukkan 62,9% ODHA memiliki efikasi diri tinggi, 37,1% berusia kurang dari 35 tahun, 74,1% laki-laki, 33% berpendidikan tinggi, 35,9% sudah menikah, 69,9% memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai HIV, 50,5% menderita HIV kurang dari 7 tahun, 58,4% mendapat dukungan keluarga yang baik, dan 50,5% memiliki dukungan yang baik dari tenaga kesehatan. Lama menderita dan dukungan petugas kesehatan secara simultan berhubungan dengan efikasi diri ODHA setelah dikontrol oleh usia dan pengetahuan (p-value = 0,0001). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan efikasi diri ODHA adalah lama menderita (p-value=0,010; OR=4,403; 95%CI=1,434-15,518) Kesimpulan: Lebih dari sepertiga responden masih memiliki efikasi diri yang rendah. Lama menderita HIV merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan efikasi diri pada ODHA Kata kunci: Efikasi Diri, Odha, Dukungan Tenaga Kesehatan, Lama Menderita   Abstract Background: The COVID-19 pandemic has had an impact on all aspects of life, including people living with HIV and AIDS (PLWHA). A high level of self-efficacy in necessary to overcome physical and psychosocial obstacle in PLWHA Objective: This study aims to analyze factors related to self-efficacy in PLWHA after the COVID-19 pandemic. Method: The study was conducted at the Support and Treatment Clinic at the Public Health Center Bogor District using a cross-sectional design. The population is PLWHA at the Clinic. Samples were taken randomly as many as 89 PLWHA. Data were collected using an online questionnaire that had been tested for validity and analyzed multivariate with multiple logistic regression. Result: The results showed that 62,9% of PLWHA had high self-efficacy, 37,1% are less than 35 years old, 74,1% were men, 33% from high education, 35,9% were married, 69,9% had very good knowledge of HIV, 50,5% suffered from HIV less than 7 years, 58,4% had good family support and, 50,5% had good support from Health Care Providers. The long-suffering and healthcare provider’s support are simultaneously related to the self-efficacy of PLWHA after being controlled by age and knowledge (p-value= 0,0001). The most related factor was the long-suffering (p-value=0,010; OR=4,403; 95%CI=1,434-15,518) Conclusion: More than one-third of the respondents still had low self-efficacy and long-suffering is the dominant factor associated with self-efficacy in PLWHA. Keywords: Self-Efficacy, Plwha, Healthcare Providers Support, Long-Suffering
KONSELING UNTUK MENANGANI ADIKSI TERKAIT SEKS DAN GAWAI PADA DEWASA MUDA Nurfadhilah Nurfadhilah; De Ajeng Ummu Azkiyah; Aisya Triani Fadiya; Alliffiyola Lani Putri; Wardatul Muqoddasah; Dewi Purnamawati; RR Arum Ariasih
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i1.23

Abstract

Abstract Background: Many young people experience addiction related to gadgets and sexuality, which has a negative impact on physical and mental health. Objective: This study aims to describe the role of behavior modification counseling in an effort to stop addictive behavior related to sexuality and gadgets. Method: The method used is participatory research with the intervention of 5 sessions of behavior modification counseling. Participants consisted of 6 people aged 17-24 years, 4 female, 1 male,  and 1 not available. Result: All participants felt a positive impact during the behavior modification counseling process. The main causes of addictive behavior are thoughts and habits, with varying degrees of dependency. The process and success of behavior change is not the same for all participants. Conclusion: Counseling still needs to be followed up by involving professionals to ensure the establishment of new healthy behaviors. Sosial support and environmental manipulation are also needed, with the main competence the ability to recognize and control emotions. Keywords: Addiction, Sex, Gadgets, Counselling   Abstrak Latar belakang: Kaum muda banyak mengalami adiksi terkait gawai dan seksualitas sehingga berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menggambarkan peran konseling modifikasi perilaku dalam upaya menghentikan perilaku adiktif terkait seksualitas dan gawai. Metode: Metode yang digunakan adalah riset partisipatif dengan intervensi 5 sesi konseling modifikasi perilaku. Partisipan terdiri dari 6 orang berusia 17-24 tahun, berjenis kelamin 4 perempuan, 1 lelaki, dan 1 tidak menyebutkan. Hasil: Seluruh partisipan merasakan dampak positif selama proses konseling modifikasi perilaku. Sebab utama perilaku adiksi pikiran dan kebiasaan, dengan tingkat ketergantungan bervariasi. Proses dan keberhasilan perubahan perilaku tidak sama pada semua partisipan.    Kesimpulan: Konseling masih perlu ditindaklanjuti dengan melibatkan professional untuk menjamin pemantapan perilaku sehat baru. Dukungan sosial dan manipulasi lingkungan juga sangat diperlukan, dengan kompetensi utama kemampuan mengenali dan mengendalikan emosi. Kata kunci: Adiksi, Seks, Gawai, Konseling
TYPE OF PREGNANCY COMPLICATIONS AND WHERE TO SEEK HELP: DO PREGNANT WOMEN CHOOSE PRECISELY? Astridya Paramita; Nailul Izza; Pramita Andarwati; Zulfa Auliyati Agustina
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i1.88

Abstract

Abstract Background: Untreated pregnancy complications can be at risk of maternal and fetal death. Objective: This study analyzes the precision in choosing health facilities for treating pregnancy complications. Method: Used cross-sectional design following the 2018 Basic Health Research (Riskesdas). The unit of analysis was female household members aged 10-54 years with married/divorced/widow status, had been pregnant, and had a pregnancy check-up, as many as 75,155 people. The data are analyzed descriptively to describe the percentage distribution of pregnancy complication type and the precision in choosing health facilities for treating pregnancy complications.   Result: Abnormal bleeding, preterm premature rupture of membranes, decreased fetal movement, and hypertension are the pregnant women determined to seek help from health workers. The private practice of health workers and Primary Health Care (PHC) are health facilities that are mostly used, even when pregnant women experience serious complications. Shows that there is a tendency for pregnant women to not be able to map the level of emergency pregnancy complications experienced, with the suitability of the capabilities of the health facilities that should be addressed. Conclusion: Increased awareness and ability to understand the level of pregnancy issues experienced, as well as the types of health facilities that are suited for pregnant women on their own, are required. Keywords: Health Seeking Behavior, Maternal, Pregnancy Complication, Maternal Mortality Rate   Abstrak Latar belakang: Gangguan kehamilan yang tidak tertangani dengan tepat dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis ketepatan ibu hamil dalam memilih fasilitas kesehatan untuk menangani gangguan kehamilan yang dialami. Metode: Studi ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dengan desain potong lintang.  Sampel sebanyak 75.155 orang anggota rumah tangga perempuan dianalisis dalam studi ini, dengan kriteria anggota rumah tangga perempuan berusia 10-54 tahun dengan status menikah/janda cerai/janda mati, pernah hamil, dan melakukan pemeriksaan kehamilan. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan distribusi persentase jenis gangguan kehamilan dan ketepatan ibu hamil dalam memilih fasilitas kesehatan untuk menangani gangguan kehamilan yang dialami. Hasil: Perdarahan banyak pada jalan lahir, ketuban pecah sebelum waktunya, janin kurang bergerak, dan hipertensi merupakan jenis gangguan kehamilan yang sering menyebabkan ibu hamil mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. Praktik tenaga kesehatan, dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) serta jaringannya, merupakan jenis fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan ibu hamil, apapun jenis komplikasi yang dihadapi. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa ibu hamil belum mampu memetakan tingkat kegawatdaruratan gangguan kehamilan yang dialami dengan kesesuaian kemampuan fasilitas kesehatan yang seharusnya dituju. Kesimpulan: Diperlukan peningkatan kesadaran dan kemampuan ibu hamil untuk memahami tingkat masalah kehamilan yang dialami, serta jenis fasilitas kesehatan yang cocok untuk menangani. Kata kunci: Perilaku Pencarian Kesehatan, Kesehatan Ibu, Gangguan Kehamilan, Angka Kematian Ibu
ANALISIS FAKTOR PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA AKSEPTOR KB HORMONAL DI PUSKESMAS TEMANGGUNG Sukoningtyas Saputri; Yuli Kusumawati; Tanjung Anitasari Indah Kusumanigrum
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i1.89

Abstract

Abstract Background: Breast cancer is one of the leading causes of death in the world. Using hormonal contraception is thought to be a factor that increases the risk of breast cancer. Breast cancer prevention can be done with early detection by doing breast self-examination (BSE). Objective: To analyze the factors that associated with BSE behavior on hormonal contraceptive acceptors at the Temanggung Health Center area. Methods: This research is an analytic observational study with cross sectional approach. The population of this study were all acceptors of hormonal contraception at the Temanggung Health Center in January-November 2021, a total of 204 people. The research sample of 135 respondents was taken by simple random sampling. The data were collected by using a questionnaire which was filled in directly by the respondent. The data analysis using software statistics with Chi Square test. Result and discussion: The factors related to BSE behavior on hormonal contraceptive acceptors are perceived susceptibility (p-value 0.048), perceived benefits (p-value 0.000), cues to action (p-value 0.006), and self-efficacy (p-value 0.001). Meanwhile, perceived severity (p-value 0.551) and perceived barriers (p-value 0.071) were not related to BSE behavior. Requires efforts to increase information and education about breast cancer and BSE, especially in risk groups such as hormonal contraceptive acceptors. Keywords: Breast Cancer, Breast Self-Examination, Hormonal Contraception   ABSTRAK Latar Belakang: Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia. Penggunaan kontrasepsi hormonal disinyalir sebagai faktor yang meningkatkan risiko kanker payudara. Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan deteksi dini payudara sendiri (SADARI). Tujuan: Menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku SADARI pada akseptor KB Hormonal di wilayah Puskesmas Temanggung. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh akseptor KB hormonal di Puskesmas Temanggung bulan Januari-November 2021, sejumlah 204 orang. Sampel sebanyak 135 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Analisis data menggunakan software statistik dengan uji statistik Chi Square. Hasil dan diskusi: Faktor yang berhubungan dengan perilaku SADARI pada akseptor KB Hormonal adalah persepsi kerentanan (p-value 0,048), persepsi manfaat (p-value 0,000), isyarat bertindak (cues to action) (p-value 0,006), dan keyakinan diri  (p-value 0,001). Sedangkan persepsi keseriusan (p-value 0,551) dan persepsi hambatan (p-value 0,071) tidak berhubungan dengan perilaku SADARI. Diperlukan upaya untuk meningkatkan pemberian informasi dan edukasi tentang kanker payudara dan SADARI terutama pada kelompok risiko seperti akseptor KB hormonal. Kata kunci : Kanker Payudara, Sadari, Kontrasepsi Hormonal
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA BERHUBUNGAN DENGAN KEBERSIHAN DIRI SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN Legina Anggraeni; Dinni Randayani Lubis; Lia Nurdini
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 1 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 1 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i1.99

Abstract

Abstract Background: Undergoing menstruation cleanly and safely is a human right for every woman, including young women. Young women who attend Islamic boarding schools tend to behave less well in maintaining personal hygiene during menstruation so that they have the opportunity to get diseases related to the reproductive system. Purpose: This study examined the relationship between knowledge, attitudes, and peer support on personal hygiene behavior among young women at Islamic boarding schools during menstruation. Methods: The research was conducted at Islamic boarding schools in Bogor Regency in August-October 2022, while the design used was cross-sectional. Samples were obtained using a purposive sampling technique with a sample size of 124 young women. The univariate analysis determined the frequency distribution of independent (knowledge, attitude, peer support) and dependent (personal hygiene behavior). In contrast, bivariate analysis using chi-square was performed to determine the relationship between the independent and dependent variables. Results: The results showed that the hygiene behavior of young girls was classified as not good (20.1%), and the results of the chi-square test showed that there was a significant relationship between knowledge (p-value = 0.0001; OR = 8.0; 95% CI: 3.13 - 20.44), attitude (p-value = 0.0001; OR = 6.83; 95% CI: 2.47 - 18.85) and peer support (p-value = 0.0001; OR = 4.97; 95% CI: 2.19 - 11.29) with adolescent personal hygiene behavior during menstruation. Conclusion: Knowledge, attitudes, and peer support received by young women have a significant relationship with personal hygiene behavior during menstruation. Menstrual hygiene management needs to be given continuously by the pesantren to female students (girls). Keywords: Knowledge, Attitudes, Peer Support, Personal Hygiene Behavior, Menstruation   Abstrak Latar belakang: Menjalani menstruasi dengan bersih dan aman merupakan hak asasi bagi setiap perempuan termasuk remaja putri. Remaja putri yang bersekolah di Pondok Pesantren cenderung untuk berperilaku kurang baik dalam menjaga kebersihan diri saat menstruasi sehingga memiliki peluang untuk terkena penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan, sikap dan dukungan teman sebaya terhadap perilaku kebersihan diri saat menstruasi pada remaja putri di Pondok Pesantren. Metode: Penelitian dilaksanakan pada Pondok Pesantren di Kabupaten Bogor pada bulan Agustus-Oktober 2022, sedangkan desain yang digunakan adalah cross sectional. Sampel didapatkan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebesar 124 remaja putri. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independen (pengetahuan, sikap, dukungan teman sebaya) dan dependen (perilaku kebersihan diri) sedangkan analisa bivariat menggunakan chi-square dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil: Hasil penelitian menunjukan perilaku kebersihan remaja putri tergolong kurang baik (20,1%) dan hasil uji chi-square menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p-value = 0,0001; OR = 8,0; CI 95%: 3,13 - 20,44), sikap (p-value = 0,0001; OR = 6,83; CI 95%:  2,47 – 18,85) dan dukungan teman sebaya (p-value = 0,0001; OR = 4,97; CI 95%: 2,19 - 11,29 ) dengan perilaku kebersihan diri remaja saat menstruasi. Kesimpulan: Pengetahuan, sikap dan dukungan teman yang diterima oleh remaja putri memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku kebersihan diri saat menstruasi. Manajemen kebersihan menstruasi perlu diberikan terus menerus oleh pihak pesantren kepada santriwati (remaja putri). Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Teman Sebaya, Perilaku Kebersihan Diri, Menstruasi
ANALISIS DETERMINAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI SEKOLAH MENENGAH ATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTUL KABUPATEN BOGOR Dika Maretika Sobari; Tria Astika Endah Permatasari; Dewi Purnamawati
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 2 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 2 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i2.96

Abstract

ABSTRACT Background: Anemia is a condition of red blood cells or commonly called hemoglobin is below normal. World Health Organization (WHO) is in the range of 40-80% and as many as 57% of them are suffered by adolescent girls.  Southeast Asia is the region with the highest prevalence of anemia at 42%. The incidence of anemia in women of childbearing age in Indonesia in 2019 reached 30.6% and the prevalence of anemia in adolescent girls was 32%, the majority of adolescents who experienced anemia were in the age range of 10 - 18 years. In West Java the incidence of anemia reached 41.5%.. Objective: The purpose of this study was to analyze the factors associated with the incidence of anemia among adolescent girls of private high schools in the sentul puskesmas working area, Bogor district. Method: Quantitative research with Cross Sectional design. 125 samples. The sampling technique used Purposive Sampling. research using the sample formula with hypothesis testing 2 population proportions. Result: 45.6% of adolescent girls were anemic, 50 (56.8%) of adolescent girls were not compliant with taking Fe anemia tablets, 36 (59.0%) rarely consumed iron-source food intake, 30 (48.8%) rarely consumed iron-blocking food/drink intake, 38 (51.4%) were undernourished, 44 (46.3%) of adolescent girls had good knowledge of anemia, 10 (52.6%) had a history of infection, 29 (43.9%) had normal menstrual cycles, 45 (47.4%) had normal menstrual duration, 3 (60.0%) had abnormal menarche and anemia. There is a relationship between adherence to taking Fe tablets, dietary intake of iron sources and nutritional status. Conclusion: The dominant factor causing anemia in adolescent girls is adherence to taking Fe tablets p=0.000; OR (95% CI) =5.869 (2.217 - 15.535). Keywords: Anemia, adolescent girls, Fe tablets.   ABSTRAK Latar belakang: Anemia remaja putri menyebabkan perkembangan fisik dan psikis yang terganggu, penurunan kerja fisik dan daya pendapatan, penurunan daya tahan terhadap kelelahan, peningkatan angka kesakitan dan kematian. Tujuan: Untuk menganalisis determinan kejadian anemia remaja putri Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di wilayah kerja Puskesmas Sentul Kabupaten Bogor. Metode: Penelitian dengan desain Cross Sectional, dilakukan pada 125 remaja putri di tiga SMA swasta wilayah kerja Puskesmas Sentul, Bogor pada Bulan Januari-Maret 2023. Sampel dihitung dengan rumus uji hipotesis 2 proporsi populasi dengan teknik Purposive Sampling. Anemia diukur dengan pemeriksaan hemoglobin menggunakan alat easy touch GCHB. Analisis data menggunakan uji regresi logistik berganda dengan SPSS Versi 20. Hasil: Dari 125 remaja putri terdapat hampir separuh (45,6%) remaja putri mengalami anemia, 56,8% remaja putri tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Faktor dominan yang berhubungan secara bermakna terhadap kejadian anemia adalah kepatuhan minum tablet Fe (P-value =0.000; OR=5.63 (2,23-14,21)). Faktor lainnya yaitu asupan makanan sumber zat besi (P-value=0,003; OR=2,94 (1,42-6,11)) Sedangkan faktor lainnya tidak berhubungan dengan anemia (P-value >0,05) Kesimpulan: Remaja putri yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe lebih berisiko 5,63 untuk mengalami anemia dibandingkan remaja putri yang patuh mengkonsumsi tablet Fe. Untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet Fe pada remaja putri diperlukan sosialisasi kembali aplikasi “Ceria” yang digunakan dalam pemantauan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Kata kunci: anemia, remaja putri, kepatuhan konsumsi tablet Fe, status gizi
RURAL-URBAN DISPARITY OF CONDOM USE AT THE LAST SEX AMONG INDONESIAN MALE ADOLESCENTS Fadhaa Aditya Kautsar Murti; Kencana Sari
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 14 No 2 (2023): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 14 NOMOR 2 TAHUN 2023
Publisher : IAKMI South Tangerang Branch

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v14i2.105

Abstract

Introduction: Several studies has established the urgency to use condom, however in Indonesia, condom use remains low and the gap is more distinct in different living setting. Since condom at the last sex is a predictor for frequency due to its recency, this research aims to understand condom use at the last sex. Methods: This study uses data from Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) 2017, the latest survey to capture sexual behaviour. The population for this study is Indonesian male adolescents. The data is analysed using logistics regression using complex-sample approach. In addressing the disparity, this research will separate the result according to rural-urban areas. Results: Internet use is associated with condom use at the last sex for adolescents in rural areas (p-value= 0.013, aOR= 3.851 (1.332—11.128)). Age (p-value= 0.005, aOR= 2.004 (1.232—3.257)), education (p-value= 0.001, aOR= 2.672 (1.493—4.784)), and read newspaper/magazine (p-value= 0.044, a0R= 0.449 (0.238—0.847) and 0.669 (0.405—1.106)) are associated with condom use at the last sex for adolescents in urban areas. Attitude towards condom use is found to be significant in both living setting (p-values= 0.03, a0R= 4.360 (1.661—11.446) for rural areas and p-values= 0.011, aOR= 2.058 (1.184—3.576) for urban areas) and acts as the strongest predictor in both rural-urban areas. Conclusion: Further intervention should address the disparity of rural-urban areas and taking mass media consumption, age, and education into an account as well as shaping a better attitude towards condom.