cover
Contact Name
Kartika Sari
Contact Email
kartikasari@usk.ac.id
Phone
+6285370486687
Journal Mail Official
jurnalpsikologi@usk.ac.id
Editorial Address
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran - Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk Tanoh Abee - Kopelma Darussalam Banda Aceh, Provinsi Aceh, 23111
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah
ISSN : 26146428     EISSN : 26559161     DOI : https://dx.doi.org/10.24815/s-jpu
Seurune, Unsyiah Psychology Journal receives manuscripts that focused on psychological research and applied psychology. Humanities studies related to psychological science are the scope that also considered in Seurune: Jurnal Psikologi Unsyiah.
Articles 88 Documents
Perbedaan Motivasi Kerja Generasi X dan Y di Kantor Pusat PTPN I Langsa Khatib, Muhammad Al Jabbir; Riamanda, Irin; Mirza, Mirza; Khatijatusshalihah, Khatijatusshalihah
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 1: Januari 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.33916

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan motivasi kerja generasi X dan generasi Y di Kantor Pusat PTPN I Langsa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif (independent sample t-test) yang diteliti pada 97 sampel karyawan Kantor Pusat PTPN I Langsa. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan skala multidimensional work motivation scale yang disusun oleh Gagne dan Deci. Hasil penelitian menyatakan bahwa hipotesis ditolak, dengan nilai sig 0,657 0,05, yang artinya tidak terdapat perbedaan motivasi kerja generasi X dan generasi Y. Berdasarkan hasil juga diketahui bahwa baik generasi X dan generasi Y memiliki motivasi kerja dengan kategori rendah. Selain itu, hasil penelitian menemukan bahwa generasi X tidak termotivasi terhadap aspek intrinsic motivation dan generasi Y mempunyai nilai kategori sedang cukup tinggi terhadap aspek introjected regulation. Hal ini menggambarkan generasi X tidak bekerja untuk dirinya sendiri serta merasa pekerjaan tidak menarik serta memperoleh kepuasan kepada dirinya. Di sisi lain generasi Y merasa biasa saja apabila berhasil menyelesaikan pekerjaannya serta tidak merasa bersalah apabila gagal menyelesaikan pekerjaan tersebut. Penting bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya untuk menggali faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan (khususnya Gen X dan gen Y) yang bekerja dengan situasi dan tuntutan kerja yang jauh dari perkotaan.Further study was required to determine how Generation X and Generation Y differ in their motivation for their jobs at the PTPN I Langsa Head Office. Employers at the PTPN I Langsa Head Office include a sample of 97 people who was the subject of this comparative study (independent sample t-test). The research sample was chosen using a straightforward random sampling method. Research data was collected using the multidimensional work motivation scale compiled by Gagne and Deci. The hypothesis of this study was rejected: the value of sig (p) is 0.657 0.05, indicating that there was no significant difference in work motivation between Generation X and Generation Y. Based on the results, it was also known that both generation X and generation Y have low category work motivation. Apart from that, the research results found that generation This illustrates that generation On the other hand, generation Y feels normal if they successfully complete their work and do not feel guilty if they fail to complete the work. It is important for companies and future researchers to explore the factors that influence the work motivation of employees (especially Gen X and Gen Y) who work in work situations and demands that are far from urban areas.
Orientasi Masa Depan Siswa kelas XII MAN ditinjau dari Konsep Diri Azmi, Siti Nur
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 2: Juli 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v7i2.38412

Abstract

Teenage students are expected to have clear goals regarding their future, showing a strong interest in career, education and social aspects. However, not all students have a definite direction, because they are still confused about planning for the future, especially after finishing school. This study aims to examine the correlations between self-concept and future orientation among class XII students at MAN. The method used is quantitative with a correlational approach. A total of 184 students were randomly selected using the simple random sampling method as research subjects. The instruments used are a future orientation scale and self-concept scale. Data analysis using the Pearson correlation coefficient shows that there is a positive and significant relationship between self-concept and future orientation of class XII students at MAN, with a correlation value of 0.590 which is higher than the table correlation value of 0.145 and a significance value of 0.000 (p 0.05). This indicates that the more positive the students' self-concept, the higher their orientation towards the future, and conversely, the lower the students' self-concept, the lower their focus towards the future.Siswa remaja diharapkan memiliki tujuan yang jelas mengenai masa depan mereka, menunjukkan minat yang kuat dalam hal karir, pendidikan, dan juga aspek sosial. Namun, tidak semua siswa memiliki arah yang pasti, dikarenakan masih bingung dalam merencanakan masa depan, terutama setelah menyelesaikan sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara konsep diri dengan orientasi masa depan di kalangan siswa kelas XII MAN. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sebanyak 184 siswa dipilih secara acak menggunakan metode simple random sampling sebagai subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah skala orientasi masa depan dan skala konsep diri. Analisis data menggunakan koefisien korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara konsep diri dan orientasi masa depan siswa kelas XII MAN dengan nilai korelasi sebesar 0.590 yang lebih tinggi dari nilai korelasi tabel sebesar 0.145 dan nilai signifikansi 0.000 (p 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif konsep diri siswa, semakin tinggi pula orientasi mereka terhadap masa depan, sebaliknya semakin rendah konsep diri siswa, maka semakin rendah juga orientasi mereka terhadap masa depan.
Proses Makna Hidup Pada Mahasiswa Prasejahtera Nurul Aisah; Kevin Harry Anugerah Cunong; Reinita Nathania; Indarta Wira; Leticia Virginia Santoso; Muhammad Ridho Darmananda
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 6, No 1: Januari 2023
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v6i1.26417

Abstract

Kemiskinan memberikan berbagai dampak negatif pada mahasiswa seperti tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup, merasa cemas, stress, serta berbagai permasalahan kesejahteraan psikologis. Kondisi tersebut menyebabkan mahasiswa dari keluarga prasejahtera kesulitan untuk menemukan makna hidupnya. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa nilai-nilai keagamaan dapat membantu individu menemukan makna hidup dalam penderitaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pencarian makna hidup pada mahasiswa prasejahtera. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mengeksplorasi proses pencarian makna hidup pada mahasiswa prasejahtera secara mendalam. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling pada Yayasan Sosial X yang memberikan beasiswa pada mahasiswa prasejahtera. Pengambilan data dilakukan dengan cara FGD dan semi structured interview kepada empat partisipan. Kemudian analisis data menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat fase dalam proses pencarian makna hidup mahasiswa prasejahtera yaitu fase awal, peralihan, pencarian, dan akhir. Keempat fase tersebut sangat berkaitan dengan religiusitas dan pembelajaran masa lalu. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa prasejahtera berada pada tahapan mengeksplorasi meaning in life yang telah ditemukan.
ORGANIZATIONAL LEARNING CLIMATE PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI UDARA Rangga Alam Purnama; Marina Sulastiana; Anissa Lestari Kadiyono
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 3, No 2: Juli 2020
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v3i2.17552

Abstract

Perusahaan jasa transportasi udara merupakan bidang bisnis yang tidak umum dan membutuhkan karyawan dengan keterampilan khusus. Hal ini membuat kemungkinan yang mendapatkan karyawan dengan latar belakang dan pengalaman kerja yang sejalan menjadi terbatas. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk membuat karyawan tetap dapat memenuhi tuntutan tugasnya, yaitu dengan menyediakan kesempatan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran umum, profil, dan perbandingan organizational learning climate dengan demografis responden pada perusahaan jasa transportasi udara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif serta uji beda menggunakan The Dimensions of Learning Organization Questionnaire (DLOQ) yang diadaptasi ke Bahasa Indonesia dan wawancara kepada beberapa karyawan. Data dikumpulkan dari 73 karyawan yang bekerja di perusahaan jasa penerbangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,42% responden memersepsikan organizational learning climate secara positif. Penelitian ini pun memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan nilai organizational learning climate pada lama kerja yang berbeda. Hal ini mengartikan bahwa karyawan memiliki persepsi positif terhadap upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam menyediakan pembelajaran terkait tugas karyawan di perusahaan jasa transportasi udara ini, tetapi persepsi ini dapat berubah bergantung lamanya karyawan bekerja di perusahaan.
“GROWING STRONGER”: GAMBARAN KOPING RELIGIUS POSITIF DAN PERTUMBUHAN PASCATRAUMA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Ainun Nisa Khusni Dewi; Suci Murti Karini; Berliana Widi Scarvanovi
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 5, No 2: Juli 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v5i2.27020

Abstract

Kejadian traumatik pada individu bukan hanya memberikan dampak negatif namun diluar dugaan dapat juga memberikan dampak positif pada individu. Kondisi dimana seorang individu berhasil melewati sebuah kejadian traumatik disebut dengan pertumbuhan pascatrauma. Pertumbuhan pascatrauma sendiri dapat dicapai oleh individu melalui penggunaan metode koping dengan pendekatan agama atau biasa disebut dengan koping religius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara koping religius positif dengan pertumbuhan pascatrauma pada pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria menderita penyakit kanker payudara stadium 2 yang sudah melakukan terapi, merupakan pasien di RSUD Dr.Moewardi Surakarta, berada pada rentang usia 40-65 tahun, dan bersedia menjadi subjek dengan menandatangani informed consent. Jumlah subjek yang diperoleh sebanyak 66 orang, yang didapatkan melalui sampling secara purposive. Karakteristik subjek sendiri adalah wanita pasien kanker payudara. Instrumen yang digunakan adalah Skala Koping Religius Positif dengan r=0.887 dan Skala Pertumbuhan Pascatrauma dengan r=0.859. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 (p0.05) dan nilai koefisien korelasi r=0.585. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara koping religius positif dengan pertumbuhan pascatrauma pada pasien kanker payudara.
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN ANAK KELAS 6 SD TERHADAP ULANGAN MATEMATIKA Yuliana Anggraeni
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 2, No 2: Juli 2019
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v2i2.14209

Abstract

Kecemasan terhadap ulangan Matematika merupakan keadaan emosional yang tidak menyenangkan dan menimbulkan pengalaman somatik, kognitif, dan tingkah laku yang kuat, yang timbul ketika menghadapi ulangan Matematika. Kecemasan terhadap ulangan matematika yang tidak teratasi dapat meningkat dan berpengaruh pada prestasi akademik anak. Penelitian ini dilakukan untuk menurunkan kecemasan anak kelas 6 SD terhadap ulangan Matematika dengan menggunakan Cognitive Behavior Therapy. Penelitian dilakukan terhadap dua anak kelas 6 SD yang berusia 11 tahun dari satu sekolah swasta dengan akreditasi A di Jakarta. Peneliti menggunakan Alat Ukur Kecemasan terhadap ulangan Matematika sebelum dan sesudah pemberian terapi untuk mengukur tingkat kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika. Anak-anak kelas 6 SD harus mampu menyadari timbulnya kecemasan ketika ulangan Matematika, serta mengatasi kecemasan tersebut. Setelah Cognitive Behavior Therapy diberikan, partisipan mampu menyadari proses timbulnya kecemasan dan mampu menggunakan teknik-teknik yang sudah dipelajari untuk menurunkan kecemasan terhadap ulangan Matematika. Cognitive Behavior Therapy diketahui dalam penelitian, terlihat efektif menurunkan kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika ditandai dengan adanya penurunan skor kecemasan partisipan terhadap ulangan Matematika yang diberikan setelah sesi terapi, selain itu efek terapi juga terlihat dari meningkatnya hasil ulangan Matematika partisipan di sekolah.
Keinginan Pulang Ke Rumah Pada Warga Binaan Pemasyarakatan: Telaah Psikologis Prayudha, M.Nanda Bima; Khairani, Maya; Faradina, Syarifah; Nisa, Haiyun
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 1: Januari 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37597

Abstract

Warga binaan pemasyarakatan menghadapi masalah penyesuaian dengan lingkungan baru ketika pertama kali berada di lapas. Salah satu reaksi psikologis yang muncul akibat berpisah dari lingkungan lama dan proses penyesuaian adalah keinginan pulang ke rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika keinginan pulang ke rumah yang dialami warga binaan pemasyarakatan di lapas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang melibatkan empat orang responden dengan kriteria usia antara 20-30 tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan hasil yang diperoleh dilakukan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima kategori keinginan pulang ke rumah yaitu ingatan tentang rumah dan keluarga, keinginan kumpul dengan keluarga, perasaan tentang lapas, emosi yang dialami, dan tindakan mengurangi rasa rindu rumah.Prisoners face problems adjusting to a new environment when they enter prison. One of the psychological reactions that arises as a result of separating from the old environment and the adjustment process is homesickness. This research aims to determine the dynamics of homesickness experienced by prisoners in prison. This research used a descriptive qualitative approach involving four respondents with age criteria between 20-30 years. The results showed that there are five categories of homesickness, namely memories of home and family, desire to be with family, feelings about prison, emotions experienced, and actions to reduce homesickness.
PENGARUH RELAKSASI OTOT TERHADAP KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA Dea Rizkiana Aprilia Mukhran; Syarifah Faradina; Kartika Sari; Afriani Afriani; Zaujatul Amna
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 4, No 2: Juli 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v4i2.22703

Abstract

Kecemasan berbicara di depan umum dapat menjadi salah satu hambatan bagi individu dalam menjalankan aktivitas akademis terutama berkaitan dengan pengembangan diri mahasiswa dalam proses pembelajaran. Relaksasi otot merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Unsyiah. Sebanyak 27 mahasiswa dipilih sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik systematic random sampling yang dibagi menjadi 2 kelompok, terdiri dari 12 subjek untuk kelompok eksperimen dan 15 subjek untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan bentuk Non-Equivalent Control Group Design. Alat ukur yang digunakan pada penelitian adalah Personal Report of Public Speaking Anxiety (PRPSA). Hasil analisis Mann-Whitney menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian perlakuan relaksasi otot untuk menurunkan kecemasan berbicaran di depan umum. Hal ini dikarenakan relaksasi otot yang dilakukan secara paralel dapat memunculkan distraksi dan juga ketidakfamiliaran teknik relaksasi otot pada subjek penelitian.
PERBEDAAN EMPLOYABILITY PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI UNSYIAH DITINJAU DARI PENGALAMAN BERORGANISASI Syahri Rahmatika; Eka Dian Aprilia
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 2, No 1: Januari 2019
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v2i1.13269

Abstract

Ketidakseimbangan pembelajaran soft skills dan hard skills di universitas berdampak pada banyaknya lulusan yang belum memiliki kesesuaian dengan kebutuhan yang dicari employers. Employability dapat menjadi alternative solusi untuk meningkatkan kesempatan individu untuk mendapatkan pekerjaan. Employability didefinisikan sebagai kemampuan untuk memiliki keahlian, ilmu pengetahuan, pemahaman dan kepribadian yang membuat seseorang bisa memilih dan merasa nyaman dengan pekerjaannya sehingga menjadi puas dan akhirnya meraih sukses. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan employability pada mahasiswa tingkat akhir yaitu dengan memiliki pengalaman berorganisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan employabilitypada mahasiswa tingkat akhir di Universitas Syiah Kuala ditinjau dari pengalaman berorganisasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 332 mahasiswa (terdiri dari 166 orang yang memiliki pengalaman berorganisasi dan 166 orang tidak memiliki pengalaman berorganisasi). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Employability Development Profile. Hasil uji analisis hipotesis dengan menggunakan Independent Sample t-test menunjukkan bahwa nilai signifikansi p=0.000. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan employability pada mahasiswa tingkat akhir ditinjau dari pengalaman berorganisasi, dimana mahasiswa tingkat akhir yang memiliki pengalaman berorganisasi memiliki employability yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tingkat akhir yang tidak memiliki pengalaman berorganisasi.
POLA ASUH PENGGUNAAN INTERNET DENGAN PENGGUNAAN INTERNET PADA ANAK: STUDI KASUS PADA 4 SEKOLAH DASAR DI BANDA ACEH Safira Rachmana; Afriani Afriani; Zaujatul Amna; Wida Yulia Viridanda
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 4, No 1: Januari 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/s-jpu.v4i1.19718

Abstract

Pola asuh penggunaan internet adalah peran orang tua dan proses interaksi orangtua dengan anak terkait penggunaan internet. Pola asuh penggunaan internet yang efektifakan membantu anak untuk menggunakan internet secara positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh penggunaan internet dengan penggunaan internet pada anak dan mengidentifikasikan pola asuh penggunaan internet yang umumnya diterapkan oleh orang tua di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 160 orang tua, yang dipilih melalui teknik multistage cluster dan disproportionate stratified random sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan Internet Parenting Style Scale dan waktu penggunaan internet dalam sehari diberikan dalam bentuk pertanyaan pada bagian data demografi skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya pola asuh penggunaan internet otoriter yang berkorelasi dengan penggunaan internet anak. Orangtua yang menetapkan pola asuh penggunaan internet otoriter dapat mengurangiwaktu penggunaan internet anak. Sementara itu pola asuh penggunaan internet demokratis, pola asuh penggunaan internet permisif dan pola asuh penggunaan internet pengabaian tidak berkorelasi dengan penggunaan internet anak. Dapat disimpulkan bahwa kontrol orang tua memiliki peran yang signifikan terhadap lamanya anak menggunakan internet.