Articles
88 Documents
KEBAHAGIAAN PADA PEREMPUAN BERCERAI YANG MEMILIKI ANAK DAN YANG TIDAK MEMILIKI ANAK
Fathur Maulana;
Syarifah Faradina
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 1: Januari 2018
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v1i1.9925
Kebahagiaan merupakan hal utama dan menjadi tujuan yang sangat diharapkan dalam sebuah perkawinan, namun dalam perkawinan kadang terdapat ketidakharmonisan yang dapat menimbulkan konflik yang berujung pada perceraian. Angka perceraian di Banda Aceh yang didominasi oleh cerai gugat atau cerai yang diajukan oleh pihak perempuan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Perempuan yang mengakhiri pernikahan yang penuh tekanan akan mendapatkan peningkatan kebahagiaan setelah perceraian. Salah satu hal yang dapat memberikan dampak positif terhadap kebahagiaan pada perempuan adalah jika individu tersebut memiliki anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kebahagiaan pada perempuan bercerai yang memiliki anak dan yang tidak memiliki anak di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik quota sampling, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 60 perempuan bercerai dengan perincian 30 memiliki anak dan 30 tidak memiliki anak. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Skala Kebahagiaan Berbasis Pendekatan Indigenous Psychology Anggoro dan Widhiarso. Hasil analisis data dengan menggunakan teknik analisis Independent Sample t-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kebahagiaan pada perempuan bercerai yang memiliki anak dan yang tidak memiliki anak di Banda Aceh, dimana perempuan bercerai yang memiliki anak menunjukkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki anak.
Perbedaan Komitmen Karier Dosen Ditinjau Dari Jenis Kelamin
Nurul Alifah Jovita;
Irin Riamanda;
Risana Rachmatan;
Mirza Mirza
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 6, No 2: Juli 2023
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v6i2.33284
Dosen selaku tenaga pendidik profesional dituntut untuk senantiasa melakukan pengembangan karier secara terus-menerus hingga mendapat jabatan tertinggi sesuai dengan komitmennya. Oleh karena itu komitmen karier pada dosen memiliki makna sebagai keteguhan atau ketekunan dosen dalam menjalankan kariernya selama bekerja. Perguruan tinggi akan lebih maju jika seluruh dosennya memiliki komitmen karier yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komitmen karier dosen ditinjau dari jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini yaitu dosen di Universitas X. Sampel dipilih dengan teknik purposif dan diperoleh sebanyak 222 orang dosen (111 laki-laki dan 111 perempuan) yang terlibat dalam penelitian ini. Data penelitian dikumpulkan menggunakan skala The Commitment Career Measure (CCM) yang disusun oleh Carson dan Bedeian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat komitmen karier pada dosen di Universitas X mayoritas termasuk pada kategori tinggi. Sementara analisis data menggunakan uji-t menunjukkan nilai signifikansi (p)=0,395 (p0.05). Berdasarkan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan komitmen karier dosen Universitas X ditinjau dari jenis kelamin. Penyebab tidak ditemukan adanya perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor motivasi yang berlaku sama baik pada laki-laki maupun perempuan, serta kebijakan netral dalam suatu lembaga pendidikan yang tidak dapat ditentukan berdasarkan jenis kelamin.
PRAKTIK ZIKIR SULUK SEBAGAI PSIKOTERAPI DI ACEH
Iskandar Ibrahim;
Mirza Mirza
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 5, No 2: Juli 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v5i2.27453
Aceh wilayah yang menerapkan Syariat Islam. Namun, zikir suluk yang telah diperkenalkan oleh Syeikh Abdul Rauf maupun Syeikh Muhammad Muda Waly di Aceh pada masa lampau belum dijadikan modal sosial dalam psikoterapi di kalangan masyarakat Aceh. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan aspek terapi zikir suluk di kalangan masyarakat dari perspektif psikologis. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif partisipatif terhadap tiga responden praktisi utama dari Dayah M, Dayah DT, dan Dayah B. Data diperoleh melalui observasi, wawancara terhadap pimpinan zikir suluk, studi dokumentasi dan partisipatif. Analisa data guna memperlihatkan sejumlah aspek zikir suluk yang sesuai dengan psikoterapi. Teknik analisis data mengunakan domain, taksonomi dan analisis konten. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi untuk melihat relevansi zikir suluk dengan psikoterapi. Tiga temuan utama mencakup praktik zikir suluk, aspek psikoterapi dalam zikir suluk, dan zikir sebagai media psikoterapi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara psikologis terdapat kesamaan yang kuat antara zikir suluk dengan psikoterapi. Hal ini memberikan arah baru terhadap pengembangan psikoterapi. Kajian zikir suluk memiliki nilai signifikan karena dapat menggali faedah yang belum sepenuhnya terungkap secara akademis.
MODIFIKASI PERILAKU UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN PADA ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM SPECTRUM DISORDER
Theresia Michelle Alessandra;
Sri Hartati R-Suradijono
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 3, No 1: Januari 2020
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v3i1.15553
Anak dengan autism spectrum disorder (ASD) memiliki karakteristik utama yaitu perilaku repetitif dan minat yang terbatas, serta defisit dalam kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi sosial sehari-hari. Anak dengan ASD memiliki risiko lebih besar untuk mengembangkan perilaku bermasalah, seperti perilaku tidak patuh yang berdampak buruk pada keberfungsian anak sehari-hari baik dalam aspek akademis maupun dalam lingkungan sosial. Perilaku tidak patuh yang berlebihan dapat dikurangi melalui program modifikasi perilaku. Tujuan penelitian ini adalah mengukur efektivitas program modifikasi perilaku untuk meningkatkan kepatuhan pada anak dengan High Functioning Autism Spectrum Disorder (HF-ASD) melalui single case A-B with follow-up design. Partisipan dalam penelitian ini adalah seorang anak laki-laki dengan kondisi HF-ASD yang berusia 8 tahun dan menunjukkan perilaku tidak patuh. Intervensi dilakukan sebanyak 19 sesi dengan menerapkan prinsip errorless compliance training seperti behavioral momentum, errorless learning, penyampaian instruksi yang efektif, dan positive reinforcement. Hasil menunjukkan bahwa program modifikasi perilaku efektif meningkatkan perilaku kepatuhan pada anak dengan HF-ASD dari 8% menjadi 81% serta terdapat efek generalisasi pada instruksi yang tidak dilatih selama intervensi.
DUKUNGAN SOSIAL DAN KESEPIAN LANSIA DI BANDA ACEH
Chika Jonita Lestarie Pospos;
Dahlia Dahlia;
Maya Khairani;
Afriani Afriani
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 5, No 1: Januari 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v5i1.25115
Lansia merupakan tahap akhir perkembangan manusia yang kerap dikaitkan dengan terjadinya penurunan fungsi fisik dan masalah kesehatan. Hal ini membuat lansia menjadi terbatas dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sosialnya dan rentan mengalami kesepian. Salah satu hal yang banyak diteliti dan memiliki pengaruh dalam mengurangi rasa kesepian pada lansia yaitu dukungan sosial. Adanya dukungan sosial dari orang-orang di sekitar lansia akan membuat lansia merasa diterima dan dihargai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian pada lansia. Penelitian ini melibatkan 80 lansia (36 laki-laki dan 44 perempuan) yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel purposif. Data penelitian dikumpulkan melalui Social Support Questionnaire (SSQ) dan University of California Los Angeles (UCLA) Loneliness Scale Version 3. Analisis data menggunakan statistik parametrik dengan teknik korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara dukungan sosial dengan kesepian (nilai korelasi Social Support Questionnaire Number dengan kesepian r=- 0.130, dan korelasi Social Support Questionnaire Satisfaction dengan kesepian r=- 0.101 (p˃0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kesepian pada lansia di Banda Aceh. i
CAREER DECISION MAKING SELF-EFFICACY DAN CAREER INDECISION PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
Gani Dharma;
Sari Zakiah Akmal
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 2, No 2: Juli 2019
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v2i2.14203
Kebimbangan karier merupakan kondisi dimana individu mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karier yang akan ditempuh. Mahasiswa tingkat akhir rentan merasakan kebimbangan karier. Hal ini mengakibatkan mahasiswa menjadi tidak yakin terhadap kemampuannya untuk menempuh jenjang karier setelah lulus nanti. Efikasi diri merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembuatan keputusan karier, yang dapat membantu individu dalam menentukan karier. Akan tetapi, penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang tidak konsisten mengenai hubungan antara efikasi diri dalam membuat keputusan karier dengan kebimbangan karier.Penelitian ini bertujuan untuk melihat kembali bentuk hubungan antara efikasi diri dalam membuat keputusan karier dengan kebimbangan karier pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian ini melibatkan 328 mahasiswa tingkat akhir sebagai sampel, yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampel insidental. Pengukuran kebimbangan karier menggunakan alat ukur Career Decision Scale (CDS) dan pengukuran efikasi diridalam membuat keputusan karier menggunakan Career Decision Making Self-efficacy Scale (CDMSES). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel penelitian (r = -0,143). Implikasi dari hasil penelitian ini adalah mahasiswa dapat mengurangi kebimbangan karier dengan cara meningkatkan efikasi diri saat membuat keputusan karier.
Kematangan Vokasional Dan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Pada Fresh Graduate
Yuni Kamisa;
Mirza Mirza
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 4, No 1: Januari 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v4i1.20474
Menghadapi dunia kerja pada era modern sekarang ini semakin sulit sehingga berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan munculnya kecemasan pada lulusan (fresh graduate) yang akan memasuki dunia kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan vokasional dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada fresh graduate Universitas X. Populasi dalam penelitain ini adalah fresh graduate di salah satu perguruan tinggi di Banda Aceh, sedangkan sampel yang digunakan berjumlah 257 fresh graduate. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik insidental. Pengumpulan data menggunakan Skala Kematangan Vokasional dan Skala Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja yang disusun oleh peneliti. Analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson yang menunjukkan nilai koefisien korelasi r=.705 dengan nilai signifikansi (p)=0.000 (p0.05). Hasil ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif antara kematangan vokasional dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada fresh graduate Universitas X. Artinya semakin tinggi nilai kematangan vokasional maka semakin rendah kecemasan menghadapi dunia kerja.
MEMAAFKAN PELAKU PERKOSAAN DI MASA KONFLIK: PERJALANAN PANJANG KORBAN KONFLIK DI ACEH
Yuandini Ariefka;
Kartika Sari;
Nucke Yulandari
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 2: Juli 2018
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v1i2.11572
Konflik yang berkepanjangan di Aceh memunculkan korban-korban pelanggaran HAM. Salah satu bentuk pelanggaran HAM di Aceh pada masa konflik adalah perkosaan. Dampak yang dialami oleh perempuan korban perkosaan berupa dampak fisik, sosial dan juga dampak psikologis. Dampak perkosaan adalah rusaknya organ tubuh, korban sangat mungkin terkena penyakit menular seksual (PMS), dan kehamilan yang tidak dinginkan hingga mengalami trauma. Dampak perkosaan yang begitu berat dirasakan membutuhkan sebuah proses pemaafan agar dapat meringankan hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika memaafkan perempuan korban perkosaan pada masa konflik di Aceh. Responden dalam penelitian ini berjumlah dua orang perempuan korban perkosaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, penelitian dilakukan selama enam bulan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua responden tidak menunjukkan adanya pemaafan. Kedua responden masih berada pada tahap uncovering phase dalam proses memaafkan yaitu tahap masih dipenuhi rasa marah, sakit hati dan dendam terhadap pelaku. Tidak terjadinya pemaafan juga didukung oleh beberapa faktor yaitu anak, faktor hubungan intim dengan suami bagi responden yang menikah, beratnya peristiwa perkosaan yang dialami, pengalaman menyedihkan dalam hidup, interaksi antara pelaku dan responden serta pengalaman responden selama masa konflik.
Workplace Spirituality to Reduce Burnout in Members of The Regional Police Mobile Brigade
Humaira, Yana;
Aprilia, Eka Dian
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 7, No 1: Januari 2024
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v7i1.37178
Burnout merupakan kondisi yang dirasakan individu yang ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan ketidakefektifan dalam bekerja sebagai respon terhadap stres pekerjaan. Workplace spirituality berkaitan dengan konstruk yang menunjukkan peningkatan kualitas kinerja, penemuan makna terhadap pekerjaan dengan membangun hubungan yang erat dengan rekan kerja. Burnout merupakan kondisi yang diduga dapat tertangani dengan pemenuhan terhadap adanya workplace spirituality. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara workplace spirituality dengan burnout pada anggota Brigade Mobil (Brimob) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasi. Sebanyak 258 anggota Brimob terlibat sebagai sampel penelitian ini yang dipilih dengan menggunakan cluster random sampling. Adapun pengumpulan data penelitian dengan menggunakan dua instrumen, yaitu workplace spirituality dan Maslach Burnout Inventory. Hasil analisa Spearman menunjukkan terdapat hubungan negatif antara workplace spirituality dengan burnout pada anggota Brigade Mobil (Brimob).Burnout is a condition felt by individuals characterised by emotional exhaustion, depersonalisation, and ineffectiveness at work in response to job stress. Workplace spirituality relates to constructs that demonstrate improved quality of performance, finding meaning to work by building close relationships with colleagues. Burnout is a condition that is thought to be manageable with the fulfilment of workplace spirituality. The purpose of this study was to examine the relationship between workplace spirituality and burnout among members of the Mobile Brigade (Brimob) using a quantitative approach with a correlational design. A total of 258 Brimob members, selected using random cluster sampling, were included as samples in this study. The research data were collected using two instruments: workplace spirituality and the Maslach Burnout Inventory. The results of the Spearman analysis showed a negative relationship between workplace spirituality and burnout among members of the Mobile Brigade (Brimob).
KOHESIVITAS KELOMPOK DAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA PADA KARYAWAN
Marina Putri;
Mirza Mirza
Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 1, No 1: Januari 2018
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/s-jpu.v1i1.9916
Kualitas kehidupan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi karyawan dalam mencapai kinerja yang terbaik. Oleh karena itu perusahaan bertanggung jawab untuk memelihara kualitas kehidupan kerja dan membina tenaga kerja agar bersedia memberikan sumbangannya secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan. Kohesivitas kelompok merupakan salah satu variabel yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kohesivitas kelompok dengan kualitas kehidupan kerja pada karyawan Suzuya Mall Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh dengan jumlah subjek 85 (52 laki-laki dan 29 perempuan). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kohesivitas kelomok yang disusun oleh peneliti dengan koefisien reliabilitas 0.949 dan skala adaptasi Work-Related Quality of Life (WRQoL) yang disusun oleh Easton dan Laar (2007) dengan koefisien reliabilitas 0.916. Hasil analisa data menggunakan Product-Moment Correlation Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,614 dengan nilai p=0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kohesifitas kelompok dengan kualitas kehidupan kerja. Artinya, semakin tinggi tingkat kohesivitas kelompok padakaryawan maka semakin tinggi tingkat kualitas kehidupan kerja ataupun sebaliknya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas tingkat kohesivitas kelompok dan kualitas kehidupan kerjapada karyawan Suzuya Mall Banda Aceh tergolong dalam kategori tinggi.