cover
Contact Name
Abdul Rahman
Contact Email
alliri@unm.ac.id
Phone
+6282394977366
Journal Mail Official
alliri@unm.ac.id
Editorial Address
Kampus Gunungsari Baru Jl. A.P. Pettarani Makassar Prodi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar.
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
ALLIRI: Journal of Anthropology
ISSN : 26849925     EISSN : 26849925     DOI : https://doi.org/10.26858
Core Subject : Humanities, Social,
ALLIRI: Journal of Anthropology providing a platform that welcomes and acknowledges high quality empirical original research papers about the results of ethnographic/qualitative research on certain topics and is related to ethnic/social groups in Southeast Asia, particularly in Indonesia; This article is a detailed discussion of applied and collaborative research with strong involvement between the author and the subject of collaborators in implementing intervention programs or other development initiatives that emphasize social, political and cultural issues; A theoretical writing that outlines the social and cultural theories related to the theoretical discourse of anthropology; Finally, the article is a critical review of anthropological references and other ethnographic books that must be published in at least the last 3 years. Published by Prodi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.
Articles 108 Documents
TENUN TRADISIONAL TORAJA DI SALUALLO KECAMATAN SANGALLA’ UTARA KABUPATEN TANA TORAJA reis Kaleboan ,; Andi Ima Kesuma; St. Junaeda ,
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 3, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitianini bertujuan untuk mengetahui : (1) jenis motif apa saja dipakai dalam pembuatan tenun tradisional Toraja di Saluallo Kecamatan Sangalla’ Utara Kabupaten Tana Toraja; (2) bagaimana fungsi kain tenun tradisional Toraja di saluallo hubungannya dengan stratifikasi sosial di Kecamatan Sangalla’ Utara Kabupaten Tana Toraja ; (3) apa nilai filosofi dari motif kain tenun tradisional Toraja di Saluallo kecamatan Sangalla’ Utara Kabupaten Tana Toraja. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian yang dianalisis dan dituliskan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan melibatkan individu sebanyak 8 (delapan) orang informan. Berdasarkan penelitan menunjukkan bahwa: (1) motif yang dipakai dalam pembuatan tenun ini adalah dengan motif pamiring, paruki(pasekong kandaure, pa’kasipi’ bungkang, pasingkik pore) dan motif pa’titik. bagi mereka motif-motif yang menjadi tren sekarang ini dan akan diikuti terus seiring dengan perkembangan zaman. (2) fungsi kain tenun tradisional hubungannya dengan stratifikasi sosial berfungsi sebagai kain perlengkapan upacara adat rambu tuka’ dan rambu solo’ selain dipakai sebagai pelengkap upacara adat sehelai kain tenun bisa dibuat menjadi pakaian adat. Zaman dahulu penggunaan kain tenun tradisional sangat sakral karena dijaga keasliannya, dimana tidak sembarang orang dapat memakai kain tradisional ini. Tetapi zaman sekarang pengaruh arus globalisasi sangat cepat masuk untuk mencampur adukkann budaya, makanya membuat siapa saja yang dapat menggunakan kain tenun jika mereka mampu membelinya. (3) niilai filosofi motif kain tenun tradisional adalah setiap dari kain tradisional ini menggambar kehidupan keseharian orang Toraja yang diyakini dapat membawa berkat bagi keturunannya.
MENYULAM MAKNA MEMBERI WARNA (Mengenang Nilai-Nilai Kehidupan PYM Manggabarani Karaeng Manggepe Arung Matowa Wajo Ke XLIII) Andi Ima Kesuma
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 No.1 Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana Keberadaan sosok PYM Manggabarani Karaeng Manggepe Arung Matowa Wajo Ke XLIII yang menjadi warna yang berbeda pada zamannya dan sekaligus minoritas kreatif yang memberikan warna tersendiri untuk menggerakkan nilai-nilai hidup bagi masyarakat pada umumnya, dimana generasi muda terutama sekali betul-betul digerus untuk tidak lagi peduli dengan nilai-nilai luhur yang penuh dengan makna-makna transedental.. generasi dari PYM Manggabarani Karaeng Manggepe Arung Matowa Wajo Ke XLIII yang kemudian samapai saat ini menjadi orang-orang besar dan ternama, namun jelas mereka bukanlah orang-orang yang sekedar meletakkan nama besar pendahulunya dalam langkah, namun justru menjadikannya sebagai motivasi untuk menajadi generasi yang lebih kratif, nilai-nilai luhur dari para pendahulu ini sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan karena pengaruh budaya luar yang cukup rawan dan nilai-nilai dasar yang melekat pada diri beliau dapat direfleksikan kembali dalam konteks kekinian oleh semua keluarga besar pada khsuusnya dan masyarakat pada umumnya. sehingga pewaris dari PYM Manggabarani Karaeng Manggepe Arung Matowa Wajo Ke XLIII sangat merasa bangga, namun lebih dari itu dapat mewariskan nilai-nilai dasar yang diajarkan untuk menyesuatkannya dengan kebutuhan dan tuntutan yang relevan dengan konteks kekinian 
KEARIFAN LOKAL BERTANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS Irman .; Najamuddin .
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 5, No 1 (2023): Volume 5 No.1 Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan mengetahui: kearifan lokal, faktor dipertahankan dan ditinggalkan dan efek nilai kearifan lokal bertani padi sawah di Kelurahan Bontoa. Penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian adalah yang bisa menjawab persoalan penelitian. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis melalui tiga tahap yaitu, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kearifan lokal bertani padi sawah seperti, tradisi songkabala, penentuan hari baik, larangan musim tanam, tradisi suru maca dan sebagainya. (2) faktor kearifan lokal dipertahankan seperti, masih mengetahui ajaran nenek moyang, tradisi tidak dapat ditinggalkan dan masih menguntungkan petani. Sedangkan faktor kearifan lokal ditinggalkan seperti, masuknya teknologi modern, petani sudah lupa tentang kearifan lokal dan tidak percaya lagi terhadap hal mistis. (3) efek/dampak nilai kearifan lokal pada aktivitas pertanian adalah menumbuhkan sikap nilai gotong royong, memunculkan rasa solidaritas, membentuk sistem religi, membangun nilai pengetahuan lokal dan meningkatkan keuntungan petani.  
POLA PERILAKU ROLEPLAYER DALAM DUNIA VIRTUAL: STUDI KASUS REMAJA DI KOTA MAKASSAR Riska Marsya; Riri Amandaria
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 No.2 Desember 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana perilaku remaja dalam dunia virtual roleplay di kota Makassar, (2) bagaimana dampak roleplay pada kehidupan remaja di kota Makassar. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumen serta dokumentasi dan melibatkan sejumlah informan yang terkait langsung dengan roleplay. Berdasarkan hasil penelitian (1) perilaku remaja dalam dunia virtual roleplay adalah kegiatan yang dilakukan dalam dunia virtual hampir sama dengan aktivitas yang ada di dunia nyata namun menggunakan kode yang kerap disebut Imagine. (2) dampak yang dirasakan setelah mengenal dunia roleplay memiliki dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya yaitu para roleplayer memiliki teman berbagi cerita, tidak merasa sendiri dan berbagai dampak positif lainnya. Sedangkan dampak negatif, di mana mereka menjadi lebih tertutup dan sejumlah aktivitas di dunia nyata menjadi tidak teratur.  
DAMPAK TARIAN MOLULO DI SUKU TOLAKI (STUDI ANTROPOLOGI PARIWISATA DI KABUPATEN KOLAKA UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA) Dina Meiliana
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 3, No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tata cara pelaksanaan tarian Molulo di Suku Tolaki, (2) Dampak tari Molulo bagi kehidupan sosial masyarakat hubungannya dengan dunia pariwisata di Kabupaten Kolaka Utara. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif yang dianalisis dan dituliskan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi serta pembagian angket dengan melibatkan sebanyak 20 orang informan untuk mengisi angket terbuka penelitian serta wawancara dan 5 orang informan yang hanya diwawancarai saja. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) tata cara pelaksanaan tari Molulo yaitu dengan gerakan tangan ke atas dan ke bawah (Moese), kaki bergerak ke arah kanan dan kiri (Molakoako), gerakan kaki menginjak-injak ( Nilulo-lulo) ada pula 3 jenis tarian Molulo seperti Molulo leba-leba dengan tambahan gerakan pinggul ke arah samping kiri dan kanan sedangkan Molulo Stater dengan tambahan gerakan lutuk di tekuk secara bergantian yang di awali dengan gerakan lutuk kanan di lanjutkan dengan lutuk kiri di tekuk dan Molulo Segitiga dengan gerakan kaki kanan di majukan ke depan lalu mengangkat lagi dengan mengarah serong lalu ke arah belakang dengan kaki kanan sedangkan kaki kiri hanya diam tidak bergerak. (2) Dampak perekonomian masyarakat dengan adanya tarian Molulo ini berdampak baik bagi masyarakat yang sedang melakukan acara pernikahan di karenakan dapat menarik minat masyarakat untuk hadir di acara pernikahan tersebut.
PERGESERAN NILAI DAN BUDAYA DALAM PENGGUNAAN GELAR KARAENG DI KABUPATEN JENEPONTO ., Alfianti Aslam; Manda, Darman
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 6, No 2 (2024): Volume 6 No.2 Desember 2024
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana pandangan masyarakat akan pergeseran yang terjadi dalam penggunaan gelar Karaeng (2) Bagaiamana pergeseran nilai dan budaya dalam penggunaan gelar Karaeng di Kabupaten Jeneponto (3) Bagaimana Upaya Masyarakat untuk memperbaiki nilai dan budaya gelar Karaeng dalam pergeseran yang terjadi di Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tekhnik pengumpulan data diperoleh dari tahapan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi yang melibatkan 7 informan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Penggunaan pada gelar "Karaeng" dalam masyarakat di Kabupaten Jeneponto, memiliki makna yang terkait dengan status sosial, warisan budaya, sejarah, dan norma-norma adat. (2) Pandangan gelar "Karaeng" di kalangan masyarakat sebagai gelar yang harus diberikan kepada keturunan bangsawan atau pemimpin adat, yang lain mungkin melihatnya sebagai sebutan untuk individu yang dianggap memiliki strata sosial tinggi bukan hanya terkait dengan keturunan. (3) Pergeseran dalam penggunaan gelar “ Karaeng”juga mencerminkan perubahan dalam nilai – nilai sosial, norma kepemimpinan, dan struktur masyarakat.  
TRADISI SEDEKAH LAUT DI MASYARAKAT NELAYAN DESA ANGKUE KECAMATAN KAJUARA KABUPATEN BONE Iis Damayanti ,; Mubarak dahlan .; Firdaus W Suhaeb
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 No.1 Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT This study aims (1) to determine the background of the implementation of sea alms in Angkue Village, Kajuara District, Bone Regency. (2) to find out the stages of implementing sea alms in the fishing community of Angkue Village, Kajuara District, Bone Regency. (3) to find out the function of the implementation of sea alms in the fishing community of Angkue Village, Kajuara District, Bone Regency. In this study, the researcher used qualitative research methods which were analyzed and written descriptively. While the informants selected were from among traditional stakeholders, traditional leaders, the Ankue village community who had held and or participated in sea alms tradition activities, the researchers then collected data by conducting observations, interviews and collecting documentation. The results showed that: (1) The sea alms tradition is one of the traditions that is still carried out and maintained, preserved by the fishing community in Angkue village. The sea alms tradition is carried out by fishermen who are just going to sea again after a long periond of not being used or boats that have been renoveted and usually done by fishermen before going to sea, where the boat or bagang they use first performs the sea alms tradition which the Bugis people usually call the mappasoro tradition.(2) In the sea alms tradition, the fishing community must prepare the offerings needed in the implementation of the sea alms tradition. After the preparations are complete, all the families go to the river and bring offerings that will be handed over to the river, before the prayer is read by the sanro (Shaman) they prepare offerings, incense and incense which contains charcoal wood, san kemenyang is burned on coals. Then the offerings are handed over on the beach with a prayer read by the sanro (shaman). (3) the sea alms tradition is a form of gratitude to God Almighty. Because the fishermen get. 
HUBUNGAN TINGKAT PEMAHAMAN TATA TERTIB SEBAGAI NILAI BUDAYA SEKOLAH TERHADAP PERILAKU SISWA SMA NEGERI MATAKALI KABUPATEN POLEWALI MANDAR Andi Rahmawakiyah
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 3, No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman tata tertib siswa sebagai nilai budaya sekolah di SMA Negeri Matakali Kabupaten Polewali Mandar.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan penjelasan deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan penelitian lapangan dengan metode observasi, pembagian angket dan dokumentasi, dengan melibatkan seluruh siswa dan siswa yang tercatat dalam daftar peserta didik di SMA Negeri Matakali Kabupaten Polewali Mandar yang terbagi dalam tiga jenjang kelas dan dua pembagian jurusan yaitu kelas sepuluh, sebelas dan dua belas dengan jurusan IPA dan IPS. Adapun dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Terdapan hubungan yang kuat dan signifikan antara tingkat pemahaman tata tertib sebagai nilai budaya siswa dengan perilaku siswa yang ada di SMA Negeri Matakali kabupaten Polewali Mandar .Tingkat pemahaman siswa terhadap tata tertib yang menjadi aturan sekolah di SMA Negeri Matakali di kategorikan kedalam indicator Paham, Siswa dapat menterjemahkana tata tertib,Menafsirkan dan mengekstrapolasi Tata Tertib yang berlaku di SMA Negeri Matakali.Perilaku siswa yang  ada di SMA Matakali dikategorikan dalam tingkatan baik , Perilaku ini di tujukkan dalam  bentuk kesadaran diri, ketaatan,Menjadikan Tata tertib sebagai alat  pendiudikan secara formal yang di terapkan dalam lingkungan sekolah dan mematuhi segala bentuyk hukuman yang diberikan ketika siswa tersebut melanggar peraturan tersebut.
KEJAWEN DI TOMONI (Deskripsi Pluralitas Masyarakat Jawa Pendatang di Luwu Timur) Roby Suryadi ,; Nurlela . ,; Dimas Ario Sumilih
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 3, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) respon masyarakat lokal terhadap masyarakat pendatang yang memiliki cara berpikir Kejawen (2) pola perilaku masyarakat Kejawen yang ada di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur (3) kelestarian Kejawen di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif yang dianalisis dan dituliskan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sikap orang lokal suku pamona yang sangat terbuka, suka memberi, dan menolong siapapun termasuk pendatang kemudian munculnya musuh bersama yaitu DI-TII pada awal-awal kedatangan membentuk kesadaran akan bahayanya intoleransi. (2) selalu berhati hati dalam berkomunikasi dan memperhitungkan subjektivitas lawan bicara dalam berkomunikasi, umumnya memilih pekerjaan yang fleksibilitas waktunya cukup tinggi, jodoh ideal pasangan yang domisilinya berdekatan, dan mengenal konsep agama religi dan agama spiritual. (3) faktor yang mempengaruhi tetap lestarinya kejawen yaitu lingkungan alam yang agraris, lingkungan sosial pedesaan yang plural, pola asuh, teknologi komunikasi, ketersediaan waktu luang.  
PANTANGAN KOMSUMSI LOKA MANURUNG PADA MASYARAKAT DESA CEREKANG DI LUWU TIMUR Muh Rasyid Ridha
ALLIRI Journal of Anthropology Vol 5, No 1 (2023): Volume 5 No.1 Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk  mengetahui: eksistensi terhadap keturunan Cerekang ketika memakan Loka manurung. Penelitian ini dilaksanakan pada masyarakat keturunan Cerekang di Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Malili Desa Manurung, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari informan lewat wawancara, observasi langsung dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan pendekatan sosial pada masyarakat Cerekang. Data yang diperoleh dari masyarakat keturunan Cerekang beserta pemangku adat di kampung Cerekang , ke dalam kategori dan dijabarkan ke dalam unit-unit, memilih mana yang penting dan dibuat kesimpulan agar mudah dipahami. Untuk mencari validitas data menggunakan memberchek.  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kebertahanan pantangan komsumsi loka manurung  karena masih diyakininya dampak dari pelanggaran pantangan tersebut yaitu dampak cepat dan dampak lama tetapi rata-rata yang melanggar pantangan mengomsumsi loka manurung dia akan jatuh sakit. Begitu pula dengan orang yang menikah dengan keturunan cerekang tidak boleh mengomsumsi loka manurung ketika melanggar ia akan jatuh sakit.Masyarakat keturunan Cerekang yang sudah mengomsumsi loka manurung yang sudah menghiraukan pantangan tersebut secara otomatis ia bukan lagi keturunan cerekang. Masyarkat Cerekang tidak bakal punah karena orang keturunan Cerekang yang pergi dan yang melanggar bakalan suatu saat akan sadar dengan sendirinya karena akan diyakinkan melalui mimpi tentang dirinya sendiri.

Page 8 of 11 | Total Record : 108