cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 799 Documents
WARNA DAN EMOSI UNTUK MEDIA DESAIN INTERAKTIF: LITERATURE REVIEW Zahra, Nurmalita; Mansoor, Alvanov Zpalanzani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.57946

Abstract

Color is considered in the application of emotion or psychological themed interactive design media. Previous research on color and emotion shows that color manipulates a person's emotions. This article discuss about association of color and emotion or psychology for reference to the use of color in interactive design media with psychological themes. This research method is a literature review with limitations related to emotions and psychology to find out what things need to be considered for deciding what colors can be used in research and designing psychology-based interactive design media.. The result of this research is a color can be associated with different emotions in different people. Things that affect the difference are religion, geography, language, culture, gender, age, duration of color exposure, and hue, saturation, and lightness (HSL), duration of color exposure, linguistics, culture, perception of the environment, gender, and age. This research can be used as a reference for researchers or designers in researching or creating interactive design media related to emotions and psychologyKeywords: Color, Emotion, Interactive Design MediaAbstrakWarna merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pengaplikasian pada media desain interaktif yang bertemakan emosi atau psikologi. Pada penelitian terdahulu tentang warna dan emosi menunjukan bahwa warna memanipulasi emosi seseorang. Artikel ini membahas tentang asosiasi warna dan emosi atau psikologi untuk acuan penggunaan warna dalam media desain interaktif bertemakan psikologi. Metode penelitian ini adalah literature review dengan batasan warna yang terkait dengan emosi dan psikologi untuk mengetahui hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan penggunaan warna apa saja yang dapat digunakan dalam penelitian maupun perancangan media desain interaktif berbasis psikologi. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah warna dapat diasosiasikan dengan emosi yang berbeda pada orang yang berbeda. Hal yang mempengaruhi perbedaan tersebut adalah religi, geografis, bahasa, budaya, jenis kelamin, usia, durasi paparan warna, dan hue, saturation, dan lightness (HSL). Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk peneliti atau desainer dalam meneliti atau menciptakan media desain interaktif yang berhubungan dengan emosi maupun psikologi.Kata Kunci: Warna, Emosi, Media Desain Interaktif. Authors:Nurmalita Zahra : Institut Teknologi BandungAlvanov Zpalanzani Mansoor : Institut Teknologi Bandung ReferencesDarmaprawira, S. (2002). Warna. Penerbit ITB.Dewi, F. N., & Rizky Mutiaz, I. (2023). Muatan Budaya China Dalam Desain Karakter Yun Jin Game Genshin Impact. Jurnal Seni Rupa, 12.Fugate, J. M. B., & Franco, C. L. (2019). What color is your anger? Assessing color-emotion pairings in english speakers. Frontiers in Psychology, 10(FEB). https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.00206Hanada, M. (2018). Correspondence analysis of color“emotion associations. Color Research and Application, 43(2). https://doi.org/10.1002/col.22171Jonauskaite, D., Dael, N., Chèvre, L., Althaus, B., Tremea, A., Charalambides, L., & Mohr, C. (2019). Pink for Girls, Red for Boys, and Blue for Both Genders: Colour Preferences in Children and Adults. Sex Roles, 80(9“10). https://doi.org/10.1007/s11199-018-0955-zJonauskaite, D., Parraga, C. A., Quiblier, M., & Mohr, C. (2020). Feeling Blue or Seeing Red? Similar Patterns of Emotion Associations With Colour Patches and Colour Terms. I-Perception, 11(1). https://doi.org/10.1177/2041669520902484Joosten, E., Van Lankveld, G., & Spronck, P. (2010). Colors and Emotion in Videogames. Proceedings on the 11th International Conference on Intelligent Games and Simulation GAME-ON 2010.Korkmaz, S., Özer, Ö., Kaya, Åž., Kazgan, A., & Atmaca, M. (2016). The correlation between color choices and impulsivity, anxiety and depression. European Journal of General Medicine, 13(3). https://doi.org/10.15197/ejgm.1592Liu, Y. (2022). The Colour-Emotion Association. Journal of Education, Humanities and Social Sciences, 5, 272“277. https://doi.org/10.54097/ehss.v5i.2912Livingstone, S. R., & Brown, A. R. (2005). Dynamic Response: Real-Time Adaptation for  Music Emotion. Creativity & Cognition Studios Press, University of Technology, Sydney.Miswar, M., Rica, R., Yunis, M., & Rajudin, R. (2022). Studi Warna dan Gaya Pada Karya Yazid. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11.Pope, D. J., Butler, H., & Qualter, P. (2012). Emotional Understanding and Color-Emotion Associations in Children Aged 7-8 Years. Child Development Research, 2012, 1“9. https://doi.org/10.1155/2012/975670Purbasari, M., Luzar, L. C., & Farhia, Y. (2014). Analisis Asosiasi Kultural Atas Warna (Vol. 5, Issue 1).Zam, R., Dharsono, & Raharjo, T. (2022). Transformasi Estetik Seni Kriya; Kelahiran dan Kriya Masa Kini. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(19).
ANALISIS MANAJEMEN PRODUKSI USAHA KONVEKSI DI MUTHIA KONVEKSI TANJUNG BERINGIN PASAMAN Mardatillah, Azzahra Fujiatul; Suci, Puji Hujria
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.57958

Abstract

Muthia Convection is a convection business located in Tanjung Beringin, Pasaman Regency. Convection business involves mass production of clothing. In addition, good and proper business management is needed to achieve broader business prospects in the modern era like today. This research aims to describe in detail about production planning, production process, as well as quality supervision and control at Muthia Convection. The research method used is qualitative method with descriptive approach, data obtained by conducting interviews and observations. The data analysis technique used is the interactive model, which includes data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results show that the planning system at Muthia Convection has not been carried out optimally and efficiently, the production process is carried out based on received orders, and the marketing system applied is still traditional by spreading information through word of mouth. Muthia Convection plans production with a focus on received orders, producing various types of clothing such as school uniforms, office uniforms, and sports shirts. They use a piece-rate wage system for employees and have initial capital from bank loans. Production is done around 3-4 months before the year change or new academic year. Muthia Convection conducts supervision during the production process, including supervision of labor, product quality, cleanliness, and timeliness. Quality control is carried out to ensure that the products meet the established standards, through stitch inspections and finishing processes.Keywords: convection, planning, quality controlAbstrakMuthia Konveksi merupakan usaha konveksi yang berada di Tanjung Beringin Kabupaten Pasaman yang memproduksi pakaian secara massal. Selain itu dibutuhkan manajemen usaha yang baik dan benar untuk dapat mencapai prospek bisnis yang lebih luas di era modern seperti saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara detail mengenai perencanaan produksi, proses produksi, serta pengawasan dan pengendalian kualitas pada Muthia Konveksi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif, data diperoleh dengan melakukan wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif, yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem perencanaan pada Muthia Konveksi belum dilakukan secara optimal dan efisien, proses produksi dilakukan berdasarkan pesanan yang telah diterima, serta sistem pemasaran yang diterapkan masih tradisional dengan menyebarkan informasi melalui mulut ke mulut. Muthia Konveksi melakukan perencanaan produksi dengan fokus pada pesanan yang diterima, menghasilkan berbagai jenis pakaian seperti seragam sekolah, seragam kantor, dan kaos olahraga. Muthia Konveksi melakukan perencanaan produksi dengan fokus pada pesanan yang diterima, menghasilkan berbagai jenis pakaian seperti seragam sekolah, seragam kantor, dan kaos olahraga. Mereka menggunakan sistem upah borongan untuk karyawan dan memiliki modal awal dari pinjaman bank. Produksi dilakukan sekitar 3-4 bulan sebelum masa pergantian tahun atau tahun ajaran baru. Muthia Konveksi melakukan pengawasan selama proses produksi berlangsung, termasuk pengawasan tenaga kerja, mutu produk, kebersihan, dan ketepatan waktu. Pengendalian kualitas dilakukan untuk memastikan produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, melalui pemeriksaan jahitan dan proses finishing.Kata Kunci: konveksi, perencanaan, pengawasan, pengendalian kualitas Authors:Azzahra Fujiatul Mardatillah : Universitas Negeri PadangPuji Hujria Suci : Universotas Negeri PadangReferencesAssauri, S. (2013). Management marketing. Jakarta: Rajawali Pers.Dariyatmo, D. (2023), œSistem Pemasaran Muthia Konveksi. Hasil Wawancara Pribadi: 15 Mei 2023, Muthia Konveksi.Ernawati, W. N. (2008). Tata Busana SMK Jilid 2. Padang: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Gasperz, V. (2005). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka UtamaHidayah, N., & Yasnidawati, Y. (2019). Penyesuaian Pola Dasar Busana Sistem Indonesia Untuk Wanita Indonesia Dengan Bentuk Badan Gemuk. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 222-230.Indriastuti, B. (2009). Kajian Tentang Pengelolaan Usaha Pada Industri Kecil Konveksi Di Desa Tempusari Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten. Skripsi Malang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.Nafila, W. (2014). Pengaruh Peletakan Pola Terhadap Hasil Jadi Blus Circular Drape Menggunakan Kain Lycra Metode Pattern Magic Stretch Fabric. Jurnal Tata Busana, 3(3).Sinulingga, S. (2009). Perencanaan & Pengendalian Produksi. Yogyakarta : Graha Ilmu.Sudaryono, S. (2017). Pengantar Manajemen Teori dan Kasus. Yogyakarta: CAPSSuhemi, R. (2016). Manajemen Produksi dan Pemasaran Sirup Markisa (Studi Kasus CV. Citra Sari) Kelurahan N Mangasa Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Sosial Ekonomi.Supriyanto, S. (2009). Business Plan Sebagai Langkah Awal Memulai Usaha. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 6(1), 73-83.Wihandira. N. W. (2023) The Production Process of the Convection Business in Nagari Batu Taba Ampek Angkek District West Sumatera. TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana dan Boga, 11(11),  38-49.
PENGETAHUAN MAHASISWA TATA BUSANA TENTANG ZERO WASTE PATTERN Rahmawati, Suci; Suci, Puji Hujria
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.57998

Abstract

Textile waste is one of the 2nd largest types of waste in the world. The increasing amount of textile waste will have an impact on the environment. There has not been much development of clothing with Zero Waste techniques in Indonesia, and students as social beings also play an important role in environmental renewal through waste reduction. The purpose of the research is to understand the level of cognitive knowledge of fashion students about Zero Waste Pattern based on indicators of 6 levels of knowledge (C1-C6) namely knowledge, understanding, application, analysis, synthesis and evaluation. The method used in this research is descriptive quantitative with one variable, which is knowledge about Zero Waste Pattern. The research sample was 77 respondents who were active students of the Family Welfare Education Study Program, Padang State University, class of 2019-2022. Data collection uses Google forms with tests in the form of true and false questions or gutman scales that have proven their validity and reliability. The impact of research on fashion students' knowledge of Zero Waste Pattern there are 6 levels of knowledge to be indicators in this study with the percentage of indicators of Knowledge (C1) 57%, Understanding (C2) 62%, Application (C3) 64%, Analysis (C4) 54%, Synthesis (C5) 66% and Evaluation (C6) 76% of Zero Waste Pattern with part of the indicator remembering the terms in Zero Waste Pattern, explaining the understanding of the concept of Zero Waste Pattern, explaining the stages of Zero Waste Pattern, applying the Zero Waste Pattern method, summarizing the material from the Zero Waste Pattern technique, combining concepts about the Zero Waste Pattern approach, assessing designs, concepts and assessing public awareness in the Zero Waste Pattern technique. The research obtained the highest percentage of 80%, followed by a moderate level of knowledge of 15% and a low level of knowledge of 3%. It can be concluded that 62 Fashion Management students have knowledge about Zero Waste Pattern. Suggestions that can be given after this research is obtained so that students can realize the work of services or products in the field of fashion related to the concept of Zero Waste Pattern.Keywords: Knowledge, Fashion, Zero Waste PatternAbstrakLimbah tekstil salah satu jenis limbah terbesar ke-2 di dunia. Meningkatnya jumlah limbah tekstil akan berdampak pada lingkungan. Belum banyak pengembangan pakaian dengan teknik Zero Waste di Indonesia, dan mahasiswa sebagai makhluk sosial juga berperan penting dalam pembaruan lingkungan lewat pengurangan limbah. Tujuan dilaksanakan penelitian adalah untuk memahami tingkat pengetahuan kognitif mahasiswa tata busana mengenai Zero Waste Pattern berdasarkan indikator 6 tingkatan pengetahuan (C1-C6) yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Cara yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan satu variable, ialah pengetahuan tentang Zero Waste Pattern. Sampel penelitian adalah 77 orang responden yang adalah mahasiswa aktif Tata Busana Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Universitas Negeri Padang, angkatan 2019-2022. Pengumpulan data memakai Google form dengan tes berupa soal benar salah atau skala gutman yang telah terbukti validitas dan reliabilitasnya. Dampak penelitian pada pengetahuan mahasiswa tata busana tentang Zero Waste Pattern ada 6 tingkatan pengetahuan menjadi indikator pada penelitian ini dengan persentase indikator Pengetahuan (C1) 57%, Pemahaman (C2) 62%, Penerapan (C3) 64%, Analisis (C4) 54%, Sintesis (C5) 66% dan Evaluasi (C6) 76% terhadap Zero Waste Pattern dengan bagian indikator mengingat istilah dalam Zero Waste Pattern, menjelaskan pemahaman tentang konsep Zero Waste Pattern, menjelaskan tahapan Zero Waste Pattern, menerapkan metode Zero Waste Pattern, menyimpulkan materi dari Teknik Zero Waste Pattern, menggabungkan konsep-konsep tentang pendekatan Zero Waste Pattern, menilai desain, konsep dan menilai kesadaran masyarakat dalam teknik Zero Waste Pattern. Penelitian memperoleh persentase tertinggi yaitu 80%, selanjutnya tingkat pengetahuan sedang 15% dan tingkat pengetahuan rendah 3%. Dapat disimpulkan bahwa 62 mahasiswa Tata Busana memiliki pengetahuan tentang Zero Waste Pattern. Saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini didapatkan agar mahasiswa dapat untuk mewujudkan karya jasa atau produk bidang busana yang berkaitan dengan konsep Zero Waste Pattern.Kata Kunci: Pengetahuan, Tata Busana, Zero Waste PatternAuthors:Suci Rahmawati : Universitas Negeri PadangPuji Hujria Suci : Universitas Negeri PadangReferences ANITA KURNIAWATI. (2021). PENGETAHUAN MAHASISWA TATA BUSANA TENTANG ZERO WASTE FASHION.Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik.Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik.Fisher, E. (2015). Recycled & reclaimed fibers:less waste, less energy.Kementerian, P. P. N., BAPPENAS, P. K. D., & UNDP, I. (2021). Manfaat Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan dari Ekonomi Sirkular di Indonesia. Ringkasan Bagi Pembuat Kebijakan.Muttaqien, T. Z., & Adiluhung, H. (2021). USAHA KECIL MENENGAH DI BANDUNG MENDUKUNG SUSTAINABLE DESIGN MELALUI PEMBUATAN FURNITUR BERBAHAN LIMBAH KAYU MENGGUNAKAN KONSEP NIRMANA DWIMATRA. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 01. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.20731Novrita, S. Z. (2007). Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Media Pembelajaran Pada Mata Kuliah Busana Pria (Action Research) Di Jurusan Kesejahteraan Keluarga FT UNP.Putri, A. W. A., & Kristi, J. I. (2020). EKSPLORASI ECO PRINTING DAUN LANANG DAN PEWARNAAN ALAM KAYU TEGERAN PADA KAIN RAYON SEBAGAI POTENSI MATERIAL FASHION SUSTAINABLE. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 317. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.20271Rissanen, T., & McQuillan, H. (2023). Zero waste fashion design. Bloomsbury Publishing.Siswoyo, D., Sulistyono, T., & Dardiri, A. (2007). Ilmu pendidikan. Yogyakarta: UNY press.Suardi, M. (2015). Belajar dan pembelajaran. Deepublish.Suci, P. H., Puspaneli, P., & Yupelmi, M. (2023). Tutorial Video Development of 3D Women™s Fashion Design Using CLO3D for Clothing Production Design Courses. Proceedings of Vocational Engineering International Conference, 5, 737“740.Suyedi, S. S., & Idrus, Y. (2019). HAMBATAN-HAMBATAN BELAJAR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR DESAIN JURUSAN IKK FPP UNP. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 120. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.12878Widagdo, A., Pramumijoyo, S., & Harijoko, A. (2018). Tectonostratigraphy-volcanic of Gajah-Ijo-Menoreh Tertiary volcanic formations in Kulon Progo mountain area, Yogyakarta-Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 212, 012052. https://doi.org/10.1088/1755-1315/212/1/012052Zahra, A. (2020). Apa Itu Fesyen Berkelanjutan (Sustainable Fashion).
MANAJEMEN ORGANISASI SANGGAR ANDARI DI KOTA PONTIANAK Fitriyanti, Della; Oktariani, Dwi; Ismunandar, Ismunandar
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.58080

Abstract

This research aims to find out the organizational management of Andari studio which continues to be active in working and achieving until now in Pontianak City. Specifically, this research reveals how sanggar Andari manages its activities and the role of managers in the organization through the analysis of management functions and elements consisting of: planning; organizing; actuating; controlling; money; method; material; and market. The form of research used is descriptive qualitative with sociological and historical approaches so as to obtain data from interviews, observations and documentation. Data sources in this study are oral sources, written sources and behavioral sources which are then triangulated sources and extended observations as a technique for testing the validity of the data. The results showed that Sanggar Andari uses the functions and elements of management; (1) planning in the form of recruitment of studio management, recruitment of studio members, determination of training schedules, learning curriculum, training venues; (2) organizing contains work details, grouping work, dividing tasks and coordination; (3) implementation of training activities in Sanggar Andari according to a predetermined schedule; (4) finance includes designing funds and allocating funds; (5) marketing through social media by creating a special Instagram account for the studio; (6) the method or system set by the studio manager is a predetermined training schedule; (7) the materials needed by the studio facilities consisting of studio clothing, makeup, musical instruments, training places, and material provision; (8) supervision carried out, the head always monitors the activities held in the studio and outside the studio with the aim of controlling the course of studio management to make it better.Keywords: organizational management, Andari studio.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen organisasi sanggar Andari yang terus aktif dalam berkarya dan berprestasi sampai saat ini di Kota Pontianak. Secara spesifik penelitian ini mengungkap bagaimana sanggar Andari mengelola kegiatannya dan peran pengelola dalam organisasi melalui analisis fungsi dan unsur-unsur manajemen yang terdiri dari; planning; organizing; actuating; controlling; money; method; material; dan market. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologis dan historis sehingga mendapatkan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber lisan, sumber tertulis dan sumber perilaku yang kemudian dilakukan triangulasi sumber dan perpanjangan pengamatan sebagai teknik pengujian keabsahan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa sanggar Andari menggunakan fungsi dan unsur manajemen; (1) perencanaan berupa perekrutan kepengurusan sanggar, perekrutan anggota sanggar, penentuan jadwal latihan, kurikulum pembelajaran, tempat latihan; (2) pengorganisasian berisi rincian pekerjaan, pengelompikan pekerjaan, membagi tugas dan kordinasi; (3) pelaksanaan kegiatan latihan yang ada di Sanggar Andari sesuai jadwal yang telah ditentukan; (4) keuangan meliputi perancangan dana dan mengalokasikan dana; (5) pemasaran melalui sosial media dengan membuat instagram khusus sanggar; (6) cara atau sistem yang ditetapkan pengelola sanggar ialah aturan jadwal latihan yang sudah ditentukan; (7) bahan-bahan yang diperlukan sanggar fasilitas sanggar yang terdiri busana sanggar, tata rias, alat musik, tempat latihan, dan pemberian materi; (8) pengawasan yang dilakukan, ketua selalu memantau kegiatan yang diselenggarakan di sanggar maupun di luar sanggar dengan tujuan mengontrol jalannya manajemen sanggar agar lebih baik.Kata Kunci: manajemen organisasi, sanggar Andari. Authors:Della Fitriyanti: Universitas TanjungpuraDwi Oktariani: Universitas TanjungpuraIsmunandar: Universitas Tanjungpura References:Ahdi, S., Pebriyeni, E., Erwin, E., & Ariusmedi, A. (2020). MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI TEKNIK BATIK JUMPUTAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SDN 50 DAN 53 KAMPUNG JAMBAK PADANG. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 9(2). https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.21238Dwi Oktariani, Pendidikan, I., Pendidikan, P., & Pertunjukan, S. (2024). PERAN SANGGAR SENI KESUMBA DALAM MELESTARIKAN KESENIAN TRADISIONAL MELAYU Dwi Oktariani. Journal Ilmiah Rinjani (JIR) Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjani, 12(1).I Gede Tilem Pastika, & Sukerni, N. M. (2022). Strategi Pembelajaran Tari Bali pada Anak Usia Dini di Sanggar Taman Giri Agung Denpasar. Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(2). https://doi.org/10.25078/pw.v7i2.1771Mariana, D., Oktariani, D., Seni Pertunjukan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Jl Hadari Nawawi, P. H., Laut, B., Pontianak Tenggara, K., Pontianak, K., Pos, K., & Barat Indonesia, K. (2023). MANAJEMEN ORGANISASI SANGGAR SENI KESUMBA DI KABUPATEN MEMPAWAH. Jurnal Seni Rupa, 12.Mulyadi, M., & Herdianto, F. (2022). UPAYA PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN SENI BUDAYA BENGKULU TENGAH. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2). https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39274Nauri, K. A., & Fatmawati, N. (2022). Implementasi Kearifan Lokal Gusjigang dalam Perspektif Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Pondok Al Mawadah Kudus. ASANKA¯: Journal of Social Science and Education, 3(2). https://doi.org/10.21154/asanka.v3i2.4671Oktariani, D. (2024a). Pelatihan Tari Jepin Langkah Simpang Pada Siswa SMKN 1 Sukadana. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara, 5(1). https://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i1.2934Oktariani, D. (2024b). Regenerasi Tari Jepin Tembung Panjang di Kota Pontianak. Wacana¯: Jurnal Bahasa, Seni, Dan Pengajaran, 8(1), 88“102. https://doi.org/10.29407/jbsp.v8i1.22306Oktavia, D., Sukmayadi, Y., & Nugraheni, T. (2023). Kurikulum Pembelajaran Tari di Padepokan Surya Medal Putera Wirahma. EDUKATIF¯: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 5(3). https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i3.5401Priyanto, W. P. (2018). PROSES KREATIF TARI LENGGASOR DI SANGGAR WISANGGENI KABUPATEN PURBALINGGA BANYUMAS. Imaji, 16(1). https://doi.org/10.21831/imaji.v16i1.19427Putri, V. A., Permanasari, A. T., & Lestari, D. J. (2023). IMPLEMENTASI METODE SAS (STRUKTUR, ANALITIS, DAN SINTESIS) DALAM PEMBELAJARAN TARI JATI LARAS DI SANGGAR RSTUDIO KOTA CILEGON BANTEN. Gesture: Jurnal Seni Tari, 12(2). https://doi.org/10.24114/gjst.v12i2.48425Retno Hayuningtyas, T., & Handayaningrum, W. (2019). Regenerasi Kesenian Reyog Ponorogo Melalui Pembelajaran Reyog Mini Di Sanggar Tari Solah Wetan, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo. Jurnal Pendidikan Sendratasik, 6(1).Rofi™ul Fajar, Yuwana, S., & Trisakti. (2021). MANAJEMEN ORGANISASI SENI PERTUNJUKAN SANGGAR BALADEWA SURABAYA. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 8(1). https://doi.org/10.38048/jipcb.v8i1.120Sakirin, S., Bagiastra, I. K., Murianto, M., Idrus, S., & Kurniansah, R. (2021). PERAN KELOMPOK SADAR WISATA (POKDARWIS) DALAM PENGEMBANGAN POTENSI WISATA GUNUNG SASAK DI DESA KURIPAN GIRI SASAKA. Journal Of Responsible Tourism, 1(2). https://doi.org/10.47492/jrt.v1i1.993
FENOMENA DEPRESI PADA REMAJA MELALUI PERTUNJUKAN TEATER KONTEMPORER Nasution, Solehah Hasanah; Asril, Asril
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.58090

Abstract

The creation of this theater work stems from the phenomenon of teenage depression coused by a lack of parental love and attention. This certainly has a negative impact on sufferers, especially their future. The aim of creating this work is to represent cases of teenage depression which have negative and dangerous impacts on their future. The results of the research are represented in contemporary theater performances. The creation of this work uses mise en scene method which consists of five stages, namely; T0 Stage of Searching for Issues, T1 Stage of Textual Concretization, T2 Stage of Dramaturgical Concretization, T3 Stage Concretization, T4 Reception Concretization. This Performance uses a representation approaches and the research are represented in contemporary theatre audience. The results of the creation of this work are a performance eith the title Garis Merah, which means the relationship between parents and their childern. In this show are two characters with the same mental condition but playing different positions. Male actors express their sadness by being upset and female characters act out their depression by crying. Through the contemporary theater performance, it is hoped that this can be a way to make elements of society aware of the dangers of a child's depression, and the importance of parental attention to their children. Humans can be made aware if the dangers and horrors of teenage depression come into direct conntact or are seen and experienced by the human themselves.Keywords: contemporary theater, representation, teenage depressionAbstrakPenciptaan karya teater ini berangkat dari fenomena depresi remaja yang disebabkan oleh kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua. Hal ini tentu mengakibatkan dampak negatif bagi penderita terutama masa depannya. Tujuan penciptaan karya ini adalah merepresentasikan kasus depresi remaja yang dampak negatif dan berbahaya terhadap masa depannya ke dalam bentuk seni pertunjukan teater kontemporer. Penciptaan karya ini menggunakan metode mise en scene yang terdiri dari lima tahap yaitu; T0 tahap mencari isu, T1 tahap konkretisasi tekstual, T2 Tahap Konkretisasi Dramaturgi,  T3 Konkretisasi Pemanggungan, T4 Konkretisasi Resepsi. Pertunjukan ini menggunakan pendekatan representasi dan hasil dari penelitian direpresentasikan dalam pertunjukan teater kontemporer.  Hasil dari penciptaan karya ini berupa pertunjukan dengan judul Garis Merah, yang memiliki arti hubungan antara orang tua dan anaknya. Pertunjukan ini terdapat dua tokoh dengan kondisi mental yang sama namun memainkan posisi yang berbeda. Aktor lako-laki mengekspresikan kesedihannya dengan kesal dan tokoh perempuan memerankan depresprinya dengan menangis. Melalui pertunjukan teater kontemporer ini, diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk menyadarkan elemen masyarakat bahayanya depresi seorang anak, dan pentingnya perhatian orang tua kepada anaknya. Manusia dapat disadarkan jika bahaya dan kengerian depresi remaja bersentuhan secara langsung atau dilihat dan dialami sendiri oleh manusia tersebut.Kata Kunci: teater kontemporer, representasi, depresi remaja Authors:Solehah Hasanah Nasution : Institut Seni Indonesia Padang PanjangAsril : Institut Seni Indonesia Padang PanjangReferencesAziz, A. N., Rahmatullah, A.S., & Khilmiyah, A. (2023). Penguatan Kesehatan Mental Melalui Pelan Self-Disclosure bagi Remaja Panti Asuhan. G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 7(3), 414-428.Ayuningtari, A. W. K. (2022). Youth Cyberbullying sebagai Tema Penciptaan Karya Seni Lukis. Gorga: jurnal seni rupa, 11(02), 521-528.Bintang, A. Z, & Mandagi, A. M. (2017). Kejadian Depresi pada Remaja Menurut Dukungan Sosial di Kabupaten Jember. CMHP: journal of community Mental Health and Public Policy, 3(2), 92-101.Nasution, S. H. (2022). Pentingnya Komunikasi Orang Tua dan Anak. Elipsis majalah kita edisi 009. Padang Panjang: Egypt Van Andalas.Harianto, I., Yusril, & Martosa. (2020). Perancangan Pertunjukan Teater Rambun Pamenan dalam Pola Teater Tradisional Randai dengan Pendekatan Teater Modern (Well Made Play). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 09(02), 256-260Juned, S. (2023). Teater: Memungut Gagasan Tradisi Jadi Karya Modernitas. Padang Panjang: Egypt Van Andalas.Joane, P. K. (2016). Representasi Perempuan dalam Film œStar Wars VII: The Force Awakens. E-Komunikasi: program studi ilmu komunikasi Universitas Kristen Petra, 4(1), 1-12.Rahmayanti, Y. E, & Rahmawati, T. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Depresi pada Remaja Awal. JAIA: Jurnal Asuhan Ibu dan Anak, 3(2), 47-54.Rusmana, T. (2018). Rekontruksi Nilai-Nilai Konsep Tritangtu SundaSebagai Metode Penciptaan Teater Ke Dalam Bentuk Teater Kontemporer. Mudra: Jurnal Seni Budaya, 33(1), 114-127.Sahrul N., Yusril., & Zebua, E. (2020). Metode Penciptaan Teater Kontemporer. Padang Panjang: Deepublish.Yudiariani. (2015). WS Rendra dan Teater Mini Kata. Yogyakarta: Galang Pustaka.Putri. (2023), œPenyebab HP Trauma dan Takut dengan Orang Tuanya Hasil Wawancara Pribadi: 15 Maret 2023, Padang Panjang.Laras. (2023), œKedekatan Emosional HP dan Orang Tuanya. Hasil Wawancara Pribadi: 16 Maret 2023, Padang Panjang. Roki. (2023). œAlasan Mengedarkan Ganja. Hasil Wawancara Pribadi: 14 Maret 2023, Muara Bulian.
ANALISIS ELEMEN VISUAL PENERAPAN LETTER SPACING PADA KAMPANYE ANTI RASISME LIGA INGGRIS Yulius, Yosef; Pebryani, Nyoman Dewi; Suharto, Suharto; Aiununnisa, Amelia; Rahma, Hadhira
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.58181

Abstract

The problem of racism can occur anywhere and anytime, including in the Premier League. With so many clubs and fans around the world, the Premier League is prone to racism from players, spectators, to fanatical fans. To minimize racism, the English League held an anti-racism campaign with the theme 'No Room For Racism' which used attractive typography visuals and meeting fonts that were rarely used. The purpose of this study is to analyze visual elements to assess the effectiveness of the visual use of typography in  the 'No Room For Racism' campaign  from the perspective of visual communication design. This study uses a qualitative descriptive method with data collection techniques, documentation, and analysis through aesthetic theory and semiotics. The results of the study show that the visual form of the logo of the "No Rooms for Racism" campaign  has applied the principles of graphic design well. The resulting works have high aesthetic value and are interesting to observe. However, based on an analysis of typography principles, the logo puts aside the legibility aspect and prioritizes the attractive visual aspect. The study provides a better understanding of how typography visuals affect messaging in social campaigns and offers ways to improve readability without sacrificing visual appeal in the future. This research shows that the proper use of visual typography in the 'No Room For Racism' campaign  can raise awareness and influence public attitudes towards racism, with attractive and different designs capable of attracting attention and influencing audience perceptions.Keywords: campaign, typography, visual communication designAbstrakPermasalahan rasisme bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di Liga Inggris. Dengan banyaknya klub dan penggemar di seluruh dunia, Liga Inggris rentan terhadap rasisme dari pemain, penonton, hingga penggemar fanatik. Untuk meminimalisir rasisme, Liga Inggris mengadakan kampanye anti rasisme dengan tema ˜No Room For Racism™ yang menggunakan visual tipografi menarik dan font rapat yang jarang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis elemen visual untuk menilai efektivitas penggunaan visual tipografi dalam kampanye ˜No Room For Racism™ dari perspektif desain komunikasi visual. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dokumentasi dan analisis melalui teori estetika dan semiotika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk visual logo dari kampanye œNo Rooms for Racism telah menerapkan prinsip-prinsip desain grafis dengan baik. Karya yang dihasilkan memiliki nilai estetis yang tinggi dan menarik untuk diamati. Namun, berdasarkan analisis prinsip tipografi, logo tersebut mengesampingkan aspek keterbacaan dan lebih memprioritaskan aspek visual yang menarik. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana visual tipografi mempengaruhi pesan dalam kampanye sosial dan menawarkan cara untuk meningkatkan keterbacaan tanpa mengorbankan daya tarik visual di masa depan.Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan visual tipografi yang tepat dalam kampanye ˜No Room For Racism™ dapat meningkatkan kesadaran dan mempengaruhi sikap publik terhadap rasisme, dengan desain yang menarik dan berbeda dari biasanya mampu menarik perhatian dan mempengaruhi persepsi audiens.Kata Kunci: kampanye, tipografi, desain komunikasi visual. Authors:Yosef Yulius : Universitas Indo Global MandiriNyoman Dewi Pebryani : Universitas Indo Global MandiriSuharto : Universitas Indo Global MandiriAmelia Aiununnisa : Universitas Indo Global MandiriHadhira Rahma : Universitas Indo Global Mandiri ReferencesBastari, R. P., Aditia, P., & Putra, I. D. A. (2020). SUBSTANSI MAKNA PADA SENI KOMODITAS: KAJIAN SEMIOTIKA PADA KARYA KAWS x UNIQLO TAHUN 2019. Demandia, 5(2), 281“301. https://doi.org/10.25124/demandia.vHorne, J. (1996). Hiching Racism Out of Soccer in England and Scotland. Journal of Sport and Social Issues, 20(1), 45“68. https://doi.org/10.1177/019372396020001005Liliweri, A. (2005). Prasangka & Konflik Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. In Yogyakarta: PT LKiS.Migotuwio, N. (2020). Aspek Komunikasi Visual Dan Estetika Pada Karya Desain Grafis Bergaya Glitch Art. Journal of Contemporary Indonesian Art, 6(1), 48“68. https://doi.org/10.24821/jocia.v6i1.3901Raden, A. Z. M. (2016a). Custom Typefaces Pada Web Menggunakan. Jurnal Desain, 3(2), 97“Bastari, R. P., Aditia, P., & Putra, I. D. A. (2020). SUBSTANSI MAKNA PADA SENI KOMODITAS: KAJIAN SEMIOTIKA PADA KARYA KAWS x UNIQLO TAHUN 2019. Demandia, 5(2), 281“301. https://doi.org/10.25124/demandia.vHorne, J. (1996). Hiching Racism Out of Soccer in England and Scotland. Journal of Sport and Social Issues, 20(1), 45“68. https://doi.org/10.1177/019372396020001005Liliweri, A. (2005). Prasangka & Konflik Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. In Yogyakarta: PT LKiS.Migotuwio, N. (2020). Aspek Komunikasi Visual Dan Estetika Pada Karya Desain Grafis Bergaya Glitch Art. Journal of Contemporary Indonesian Art, 6(1), 48“68. https://doi.org/10.24821/jocia.v6i1.3901Raden, A. Z. M. (2016a). Custom Typefaces Pada Web Menggunakan. Jurnal Desain, 3(2), 97“106. http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Jurnal_Desain/article/view/609/582Raden, A. Z. M. (2016b). Custom typefaces pada web menggunakan embedding font. Jurnal Desain.Rahman, M. T. (2011). Glosari Teori Sosial (Baik). In Ibnu Sina Press (Vol. 1, p. 148).Rello, L., Baeza-Yates, R., & Saggion, H. (2013). DysWebxia: Making texts more accessible for people with dyslexia. Procesamiento Del Lenguaje Natural, 51, 205“208.Risyanto, D., & Juandi, J. (2022). Diskriminatif Kesantunan Berbahasa Tuturan Youtuber Game Online Mobile Legend. Diksatrasia¯: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), 206. https://doi.org/10.25157/diksatrasia.v6i2.7808Riyanti, A., Putranti, I. R., & Paramasatya, S. (2022). Peran Jaringan Advokasi Football Against Racism in Europe ( FARE ) terhadap Konstruksi Wacana Anti Diskriminasi Ras dalam Industri Sepak Bola Eropa. Journal of International Relations, 8, 164“180. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jihi/article/view/33474Rotama, H. (2022). Optimasi Tingkat Keterbacaan Visual Melalui Redesain Logo Opacity Photograpy. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 636. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39833Simmons, N. (2016). œWe™re a Culture, Not a Costume: Ethical Analysis of a College Student-Led Organization™s Anti-Racism Campaign. Public Voices, 14(1), 97. https://doi.org/10.22140/pv.23Sitompul, A. L., Patriansyah, M., & Pangestu, R. (2021). Analisis Poster Video Klip Lathi¯: Kajian Semiotika Ferdinand De Saussure. Besaung¯: Jurnal Seni Desain Dan Budaya, 6(1), 23“29. https://doi.org/10.36982/jsdb.v6i1.1830Yu, D., Cheung, S. H., Legge, G. E., & Chung, S. T. L. (2007). Effect of letter spacing on visual span and reading speed. Journal of Vision, 7(2), 1“10. https://doi.org/10.1167/7.2.2Yubel, N. E., & Reuspatyono, R. (2022). Implementation of the English Premier League™S Involvement in Campaigning the Anti-Racism Movement. Journal of Social Political Sciences, 3(1), 42“61. https://doi.org/10.52166/jsps.v3i1.92Yulius, Y. (2022). Tinjauan Unsur Visual Desain Poster Iklan Layanan Masyarakat ˜Yuk Kurangi Sampah Plastik Mu.™ Visualita Jurnal Online Desain Komunikasi Visual, 10(02), 34“50. https://doi.org/10.34010/visualita.v10i02.6345Yulius, Y., & Halim, B. (2021). Analisis Konsep Dan Komponen Visual Dasar Poster €Œtobacco Break Hearts”. Besaung¯: Jurnal Seni Desain Dan Budaya, 5(1), 81“87. https://doi.org/10.36982/jsdb.v5i1.1804 
VISUALISASI DAN MAKNA FILOSOFIS TANJAK SEBAGAI IKON BUDAYA LOKAL PADA STRUKTUR BANGUNAN DI KOTA PALEMBANG Mubarat, Husni; Iswandi, Heri; Ghaly, Ahmad; Kurniawan, Herdy
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.58194

Abstract

The visualization and philosophical meaning of the Tanjak motif in building structures in Palembang City provide a distinctive identity as a local cultural icon. However, the application of the Tanjak icon often neglects important details of the shape, geometric patterns, and beauty of the Tanjak songket, which should be preserved to maintain the philosophical and symbolic meaning of the Tanjak as part of Palembang's cultural identity. This study aims to reveal the visual elements of the Tanjak and its philosophical meaning as a local cultural icon in building structures in Palembang City. The research methodology used is descriptive qualitative, with data collection through observation and interviews. The data analysis used includes intra-aesthetic and extra-aesthetic analysis. This study shows that the visual elements as the Tanjak icon in the building structures of institutions in Palembang City are dominated by geometric lines with triangular fields, a combination of red and golden yellow colors, and smooth and rough textures. The philosophical meanings include cultural, spiritual, and aesthetic meanings. The implementation of the Tanjak icon in the building structures of institutional gates in Palembang City is a cultural heritage integrated into modern architecture, creating a strong and meaningful visual identity in the continuity of local cultural heritage.Keywords: Visualization, Tanjak, Cultural Icon, PalembangAbstrakVisualisasi dan makna filosofis motif Tanjak pada struktur bangunan di Kota Palembang memberikan identitas yang khas sebagai ikon budaya lokal. Namun penerapan ikon Tanjak sering kali mengabaikan detail-detail penting dari bentuk, pola geometri, dan keindahan Tanjak songket, yang seharusnya dijaga untuk mempertahankan makna filosofis dan simbolis Tanjak sebagai bagian dari identitas budaya Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan elemen-elemen visual Tanjak dan makna filosofisnya sebagai ikon budaya lokal pada struktur bangunan di Kota Palembang. Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan yaitu analisis intraestetik dan ekstraestetik. Penelitian ini menunjukkan bahwa elemen visual sebagai ikon Tanjak pada struktur bangunan instansi di Kota Palembang didominasi dengan garis geometris dengan bidang segitiga, kombinasi warna merah dan kuning keemasan, tekstur halus dan kasar. Adapun makna filosofis di antaranya adalah makna budaya, spiritual, dan estetik. Implementasi ikon Tanjak pada struktur bangunan gerbang instansi di Kota Palembang adalah warisan budaya yang diintegrasikan dalam arsitektur modern, menciptakan identitas visual yang kuat dan bermakna dalam keberlanjutannya warisan budaya lokal.Kata Kunci: Visualisasi, Tanjak, Ikon Budaya, PalembangAuthors:Husni Mubarat : Universitas Indo Global MandiriHeri Iswandi : Universitas Indo Global MandiriHerdy Kurniawan : Universitas Indo Global MandiriAhmad Ghaly : Universitas Indo Global Mandiri ReferencesAmin, A. R. Z. (2023). Identification of Local Architectural Elements on Building Facades in Palembang. Arsir, 7(2), 158. https://doi.org/10.32502/arsir.v7i2.5632Chairul, A. (2019). Kearifan Lokal Dalam Tradisi Mancoliak Anak Pada Masyarakat Adat Silungkang. Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 5(2), 172“188. https://doi.org/10.36424/jpsb.v5i2.86Juswandi, J., Hermansyah, H., & Amanan, A. (2022). Kajian œAdab Memakai Tanjak Di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Pekanbaru. Akrab Juara¯: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 7(4), 135. https://doi.org/10.58487/akrabjuara.v7i4.1944Lamria, A., Viatra, A. W., & Mubarat, H. (2023). Tinjauan Pewarna Alam Terhadap Visualisasi Kain Tenun Songket Palembang. Jurnal Imajinasi, 7(1), 1“11.Mubarat, H. (2022). Aesthetic Exploration of Bamboo Craft Decorative Lights Based on the Creative Industry. Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 24(2). http://dx.doi.org/10.26887/ekspresi.v24i2.2100http://creativecommons.org/licenses/by/4.0Mubarat, H., Saaduddin, S., & Ihaq, M. (2022). Implementasi Ragam Hias Songket Palembang Pada Ruang Publik Sebagai Representasi Estetik Budaya Lokal Palembang. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 529. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39818Nawiyanto, E. C. E. (2016). Kesultanan Palembang Darussalam: Sejarah dan Warisan Budayanya (V. Alapján- (ed.); 1st ed.). Jember Unyversity Press da Penerbit Trautama Nusantara. https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/75333/Nawiyanto%2C Eko CE_Buku_Kesultanan Palembang_%28F. Ilmu Budaya%29.pdf?sequence=1&isAllowed=yRasyd, R. (2024). "Teknik Pembuatan Di Songket Palembang". Hasil Wawancara Pribadi: 11 mei 2024, Palembang.Rohidi, T. R. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Penerbit Cipta Prima Nusantara Semarang, CV.Zam, R., Dharsono, D., & Raharjo, T. (2022). Transformasi Estetik Seni Kriya; Kelahiran Dan Kriya Masa Kini. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2),302. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.36026
TINJAUAN IKONOGRAFI DAN IKONOLOGI POSTER IKLAN RED BULL œPOWER ON FOR STRENGTH Muryasari, Desiana; Rohiman, Rohiman; Mahendra, Iqbal
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.58339

Abstract

Red Bull is an energy drink brand owned by Red Bull GmbH from Austria. With a share of Red Bull is an energy drink brand owned by Austrian company Red Bull. With a market share of 38%, Red Bull became the world's most popular energy drink brand in 2019. Rather than relying on traditional marketing methods, Red Bull gained attention and built a œbrand myth through several extreme sports series. Red Bull has repeatedly used nonverbal forms of signs and signals (icons) when designing advertising posters for its products. What is interesting to study is that the symbols used in Red Bull product advertisements have an important and lasting role. The purpose of this study is to identify the signs and markings on Red Bull's œPower on for Strength advertising posters. The qualitative research method uses a historical approach. This research review is historical and based on Erwin Panofsky's theory of iconography and iconology. Translated with DeepL.com (free version). The iconography review emphasizes the themes and concepts in the Product advertising posters. The first conclusion regarding the visual design of the Red Bull œPower On For strength advertising poster has factual and representational meanings. The main object is factual in the object of can packaging and the Power icon which is explicitly an expression of Red Bull can packaging is strength. The second conclusion is the theme of the advertisement about the representation of recognizable objects. The representation of familiar objects is often used to express the objective relationship between the sign of an object in the icon and the real object. The third conclusion is the meaning of the Red Bull advertising poster œPower On For Strength Red Bull product identification process through the shape and icon of power on the object of can packaging. The can packaging symbolizes the product name Red Bull, and the Power icon as a sign of power. Using the power icon means that drinking Red Bull increases energy in the body, in other words making you feel like you just woke up.Keywords: Advertising, Poster, Iconography, Iconology, RedBullAbstrakRed Bull merupakan sebuah merek minuman energi milik Red Bull GmbH asal Austria. Dengan pangsa Red Bull adalah merek minuman energi yang dimiliki oleh perusahaan Austria Red Bull. Dengan pangsa pasar sebesar 38%, Red Bull menjadi merek minuman energi terpopuler di dunia pada tahun 2019. Daripada mengandalkan metode pemasaran tradisional, Red Bull mendapatkan perhatian dan membangun "mitos merek" melalui beberapa seri olahraga ekstrim. Red Bull telah berulang kali menggunakan bentuk  tanda dan tanda (ikon) nonverbal ketika merancang poster iklan untuk produknya. Yang menarik untuk dikaji adalah simbol yang digunakan dalam  iklan produk Red Bull mempunyai peranan penting dan abadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tanda dan penandaan pada poster iklan œPower on for Strength Red Bull. Metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan sejarah. Tinjauan  penelitian ini bersifat historis dan didasarkan pada teori ikonografi dan ikonografi Erwin Panofsky. Tinjauan ikonografi menekankan kepada tema dan konsep pada poster iklan Produk. Kesimpulan pertama mengenai desain visual poster iklan Red Bull œPower On For trength'' memiliki makna faktual dan representasionalnya. Objek utama bersifat faktual ialah pada objek kemasan kaleng dan ikon Power yang secara eksplisit bersifat ekspresi dari kemasan kaleng Red Bull ialah kekuatan. Kesimpulan kedua tema iklan tentang representasi objek yang mudah dikenali. representasi objek yang familiar sering digunakan untuk mengungkapkan hubungan objektif antara tanda suatu objek dalam ikon dan objek nyata. Kesimpulan ketiga adalah makna poster iklan Red Bull œPower On For Strangth Red Bull proses identifikasi produk melalui bentuk dan ikon power pada objek kemasan kaleng. Kemasan kaleng melambangkan nama produk Red Bull, dan ikon Power sebagai tanda bentuk kekuasaan. Menggunakan ikon power berarti meminum Red Bull meningkatkan energi dalam tubuh, dengan kata lain membuat Anda merasa seperti baru bangun tidur.Kata Kunci: Iklan, Poster, Ikonografi, Ikonologi, RedBullAuthors:Desiana Muryasari : Institut Informatika dan Bisnis DarmajayaRohiman : Institut Informatika dan Bisnis DarmajayaIqbal Mahendra : Institut Informatika dan Bisnis DarmajayaReferencesAppel, G., Grewal, L., Hadi, R., & Stephen, A. T. (2020). The future of social media in marketing. Journal of the Academy of Marketing Science, 48(1), 79“95. https://doi.org/10.1007/s11747-019-00695-1Burhan, M. A. (2008). Perkembangan Seni Lukis Mooi Indie sampai Persagi di Batavia, 1900-1942. Jakarta. Galeri Nasional Indonesia.Burhan, M. A. (2015). Lukisan Ivan Sagita œMakasih Kollwitz (2005) dalam Sejarah Seni Lukis Modern Indonesia: Tinjauan Ikonografi dan Ikonologi. Panggung, 25(1), Article 1. https://doi.org/10.26742/panggung.v25i1.10Firat, D. (2019). YouTube advertising value and its effects on purchase intention. Journal of Global Business Insights, 4(2), 141“155. https://doi.org/10.5038/2640-6489.4.2.1097Justin, M. R., Rohiman, R., Moussadecq, A., Darmawande, A., & Ramadhan, A. A. (2023). Iklan Layanan Masyarakat Sebagai Media Kampanye Sosial Bahaya Adiksi Game Online. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 12(1), 48. https://doi.org/10.24114/gr.v12i1.42857Official Website., R. B. E. D. (2024). Red Bull Energy Drink”Official Website. https://www.redbull.com/id-id/energydrink/company-profilePanofsky, E. (1955). Meaning in the Visual Arts. Doubleday & Company, Inc.Ramadhan, A. Z. (2020). Analisis Semiotika Iklan Cetak La Lights œJangan Mau Diadu Versi Ayam. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), Article 2. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.19551Rohiman, R., Mousadecq, A., Darmawan, A., & Ramadhan, A. A. (2022). Kajian Tanda Pada Poster Iklan Produk IKEA. Prosiding Seminar Nasional Darmajaya, 1(0), Article 0.Rohiman, R., Moussadecq, A., & Widakdo, D. T. (2022). Ornamen Kapal Lampung Typeface. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 439. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.38959Schouten, A. P., Janssen, L., & Verspaget, M. (2020). Celebrity vs. Influencer endorsements in advertising: The role of identification, credibility, and Product-Endorser fit. International Journal of Advertising, 39(2), 258“281. https://doi.org/10.1080/02650487.2019.1634898Utoyo, A. W. (2020). Analisis Komunikasi Visual Pada Poster Sebagai Media Komunikasi Mendorong Jarak Sosial Di Jakarta Saat Epidemi Covid 19. LUGAS Jurnal Komunikasi, 4(1), 35“42. https://doi.org/10.31334/lugas.v4i1.939
MOTIF PINTO ACEH SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN KRIYA KULIT Mansyah, Karya; Kafri, Saniman Andi; Hamzah, Muhammad
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.58451

Abstract

The Pinto Aceh motif is the creativity of local Acehnese motifs that are different from other motifs in Indonesia. The Pinto Aceh motif has its own uniqueness and aesthetic value. This can be seen from its symmetrical like a butterfly shape. Interest in raising the theme of Pinto Aceh motifs is because researchers want to give a new touch, especially in leather crafts combined with Pinto Aceh motifs. So far the Pinto Aceh motif works that have been created are still the same as the first time this motif was created, always in form of a symmetrical butterfly. Because of that the creation of leather craft works is realized in the form of two-dimensional and three- dimensional works by presenting the new forms. The materials used are parchment leather, vegetable tanned leather, mosquito netting wire, wood, glass, mirrors, synthetic leather and iron. The method used in the creation of this work goes through three stages, that is the exploration stage, the design stage and the embodiment stage. The works created do not only contain aesthetic value but also contain the meaning of freedom of creation, which is manifested in the creation of the Pinto Aceh motif. The expression of the Pinto Aceh motif as a source of inspiration for the creation of leather craft can be a medium for art connoisseurs, especially craft art and in hope to give another new forms of craft art, so that in the future it can become a reference for the development of craft art, especially leather craft.Keywords: PintoAceh,motifs,leather,craf. AbstrakMotif Pinto Aceh merupakan kreativitas lokal masyarakat Aceh yang jauh berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Motif Pinto Aceh mempunyai keunikan dan nilai estetika tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari bentuknya yang simetris seperti kupu-kupu. Ketertarikan mengangkat tema motif Pinto Aceh karena peneliti ingin memberikan sentuhan baru khususnya kriya kulit yang dipadukan dengan motif Pinto Aceh khususnya kriya kulit. Sejauh ini karya-karya motif Pinto Aceh yang diciptakan masih sama seperti motif pertama kali diciptakan, yaitu seperti kupu-kupu yang simetris. Oleh karena itu penciptaan karya kriya kulit ini direalisasikan ke dalam bentuk karya dua dimensi dan tiga dimensi dengan menghadirkan bentuk-bentuk yang baru. Bahan yang digunakan adalah kulit perkamen, kulit tersamak nabati, kawat jaring nyamuk, kayu, kaca, cermin, kulit sintetis dan besi. Metode yang digunakan pada penciptaan karya ini melalui tiga tahap, yaitu: tahap eksplorasi, tahap perancangan dan tahap perwujudan. Karya-karya yang diciptakan tidak hanya mengandung nilai estetik tetapi juga mengandung makna kebebasan dalam berkarya yang diwujudkan dalam bentuk kreasi motif Pinto Aceh. Ekspresi motif Pinto Aceh sebagai sumber inspirasi penciptaan kriya kulit ini dapat menjadi media terhadap penikmat seni, khususnya seni kriya dan diharapkan dapat melahirkan bentuk kriya seni baru, sehingga dapat menjadi acuan untuk pengembangan kriya seni khususnya kriya kulit selanjutnya.Kata Kunci: Pinto Aceh, motif, kulit, kriya. Authors: Karya Mansyah : Institut Seni Budaya Indonesia AcehSaniman Andi Kafri : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMuhammad Hamzah : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Dharsono, D. (2016). Kreasi Artistik œPerjumpaan Tradisi Modern Dalam Paradigma Kekaryaan Seni. Surakarta: Citra Sain.Ferawati, F., & Dewi, L. (2020). Suluah Dalam Nagari; Penciptaan Kriya Ekspresi Dengan Inspirasi Bundo Kanduang. Artchive: Jurnal Seni Rupa dan Desain Indonesia , 1(2), 122-133. http://dx.doi.org/10.53666/artchive.v1i2.1630.Ginting, J., & Triyanto, R. (2020). Tinjauan Ketepatan Bentuk, Gelap Terang, dan Warna padaGambar Bentuk Media Akrilik. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 300-308. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.20118.Gustami, SP. 2007. Butit-Butir Mutiara Estetika Timur œIde Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.Izzara, W. A., & Nelmira, W. (2021). Desain Motif Tenun Songket Minangkabau Di Usaha Rino Risal Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 423-431. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.25928.Mansyah, K. (2019), œKaligrafi Arab Dalam Ekspresi Pinto Aceh Melalui Hiasan Interior. Hasil Wawancara Pribadi: 30 Agustus 2019, Institut Seni Indonesia Padangpanjang.Mansyah, K., Sulaiman, S., & Nursyirwan, N. (2020). Seni Kaligrafi Arab Dalam Ekspresi Pinto Aceh. Melayu Arts and Performance Journal, 3(1), 27-36. http://dx.doi.org/10.26887/mapj.v3i1.1341.Sunarto, S. (2008). Seni Tatah Sungging Kulit. Yogyakarta: Prasista.Susanto, M. (2011). Diksi Rupa; Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House.Zam, R., Dharsono, D., & Raharjo, T. TransformasiEstetik Seni Kriya; Kelahiran Dan Kriya Masa Kini. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 302-310. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.36026.
The Application of The Constructivist Approach in Art Education Surbakti, Teguh Iman Perdana; Fauzi, K.M.S. Muhammad Amin
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 2 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The implementation of a constructivist approach in art education has brought significant changes to the educational landscape, positioning students as active constructors of their own knowledge through direct interaction with learning materials. Constructivism enhances student engagement in the learning process, enabling them to develop a more complex understanding of art through deep exploration and reflection. The exploration of color and form in art is not merely about grasping basic concepts but also about cultivating students' abilities to interpret and respond to these elements subjectively. The application of constructivism provides substantial benefits for students, allowing for personal and meaningful learning experiences while promoting continuous and exploratory learning. Furthermore, the use of color and form in art education serves not only as a learning tool but also as a means to foster students' creativity through their imagination. Research that integrates a constructivist approach with art education offers significant contributions to the development of more effective and student-centered teaching methods. The implications of this research include a deeper understanding of student creativity, the development of more adaptive teaching strategies, and the reinforcement of the teacher's role as an effective learning facilitator. Thus, employing constructivism in art education provides a solid foundation for enhancing the quality of education and fostering student creativity.