Acta Geoscience, Energy, and Mining			
            
            
            
            
            
            
            
            Acta Geoscience, Energy, and Mining (GEM) is a multidisciplinary journal focusing on all aspects of geosciences, such as geology, geophysics, energy, mining, and other related fields. Acta GEM is a peer-reviewed journal published four times a year (March, June, September, and December). This journal publishes articles that contribute new results in all areas of geology, geophysics, energy, mining, and other engineering-related fields. This journal is devoted to the publication of high-quality papers on theoretical and practical aspects of geology, geophysics, mining, petroleum, energy, and other engineering-related fields. This journal aims to bring together researchers and practitioners from academia and industry to focus on advancements in geology, geophysics, mining, petroleum, energy, and other engineering-related fields and establish new collaborations in these areas. Theoretical papers, practice-oriented papers including case studies, and state-of-the-art reviews are all welcomed and encouraged to advance science and engineering. The journal publishes original papers within the broad field of geology, geophysics, energy, and mining which include, but are not limited to, the following: 1. Geological Engineering, 2. Geophysical Engineering, 3. Energy Engineering, 4. Mining Engineering, 5. Petroleum Engineering, 6. Fossil Energy and Renewable Energy, 7. Hydrology, Coastal and Harbor Engineering, 8. Geotechnical Engineering, 9. Surveying and Geo-Spatial Engineering, 10. Disaster Mitigation & Management, 11. Earthquake Resistant Design Practices, and 12. Environmental Engineering.
            
            
         
        
            Articles 
                54 Documents
            
            
                        
            
                                                        
                        
                            Pengembangan Seismometer Berbasis Piezoresistive untuk Sistem Pemantauan Getaran Frekuensi Rendah 
                        
                        Rizal*, Muhammad; 
Mubarak, Amir Zaki; 
Fitrah, Aulia                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 1, No 4 (2022): December 2022 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v1i4.31595                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Getaran frekuensi rendah yang terdapat pada lingkungan seperti pergerakan manusia, struktur dan bangunan sangat penting untuk dipantau. Oleh karena itu, perlu mengembangkan system pengukuran getaran tersebut dengan biaya murah dan sensitivitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah seismometer berbasis sensor piezoresistive yang mampu mendeteksi getaran frekuensi rendah dengan rentang 1 Hz hingga 10 Hz. Sistem sensornya menggunakan konsep batang kantilever yang dipasang sensor piezoresistive sebagai elemen mendeteksi tegangan akibat beban dari massa seismic yang bergerak bolak balik akibat tereksitasi dari sumber getar. Pengujian kinerja system sensor pada meja getar dilakukan untuk menganalisis kinerja dengan membandingkan hasilnya terhadap sensor akselerometer komersial. Pengujian validasi untuk memantau getaran struktur jembatan akibat lalu-lintas kenderaan dilakukan pada jembatan baja di Malahayati, Aceh, Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa seismometer yang dikembangkan mempunyai kemampuan mendeteksi frekuensi rendah yang baik dan galat absolutnya tidak lebih dari 3.8% dari pembacaan sensor komersil.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Analisis indeks kualitas tanah di Sagoe, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, Provinsi Aceh, Indonesia 
                        
                        Juellyan*, Juellyan; 
Setiawan, Bambang; 
Gunarsih, Dina; 
Rahmatillah, Lia Fitria; 
Rusdi, Muhammad                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 1, No 4 (2022): December 2022 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v1i4.29180                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Kualitas tanah merupakan kemampuan tanah untuk dapat berfungsi dalam suatu ekosistem yang berhubungan dengan pencegahan erosi, daya dukungnya terhadap tanaman dan hewan, dan pengurangan terhadap dampak negatif terhadap sumber daya air dan udara. Secara administratif lokasi penelitian berada di daerah Sagoe, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie dengan koordinat 0530 U - 0532 U dan 9546 T - 9549 T. Penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai indeks kualitas tanah (SQI) agar mengetahui tingkat kualitas tanah. Metode pemetaan yang dilakukan berupa pemetaan kualitas tanah dengan menggunakan 6 parameter fisik tanah yaitu tekstur, kemiringan, fragmen batuan, bahan induk, drainase, dan kedalaman yang menghasilkan peta kualitas tanah dengan menggabungkan ke enam parameter. Hasil penelitian didapatkan bahwa secara keseluruhan terdapat dua tingkat kualitas tanah pada daerah penelitian yaitu kualitas sedang dan kualitas buruk.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Analisis fasies Formasi Batugamping Raba daerah Kecamatan Suka Makmur dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh 
                        
                        Iqbal*, Muhammad; 
Adrian, Fahri; 
Sartika, Dewi; 
Rifqan, Rifqan                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 1, No 4 (2022): December 2022 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v1i4.29161                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Kecamatan Suka Makmur berada di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Dimana peta geologi pada daerah ini masih merujuk pada informasi geologi regional Lembar Banda Aceh tahun 1981 belum dilakukan kajian ulang yang lebih spesifik dan detail, sehingga harus dilakukannya pemetaan geologi permukaan yang lebih mendetail. Kemudian dilakukan suatu kajian khusus dalam bidang analisis fasies pada batuan sedimen karbonat yang termasuk ke dalam Formasi Batugamping Raba (Murl) sehingga didapatkan informasi kondisi geologi permukaan dan informasi sebaran fasies. Hasil kajian khusus ini dapat mendukung peta geologi hasil pemetaan pada daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan berdasarkan dua data yaitu data primer dan data sekunder. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak (software) Arcgis. Metode yang digunakan berupa metode pemetaan geologi dan metode analisis. Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari atas dataran rendah non karst, dataran rendah pedalaman transisi, karstic dan karst border plain. Tatanan Geologi daerah penelitian terdiri atas satuan endapan lempung, satuan pasir konglomeratan, satuan batu serpentinit dan satuan batugamping. Sebaran Fasies pada daerah penelitian berdasarkan analisis dan interpretasi data terdiri atas Fasies mudstone reef flat, fasies bafflestone reef front, fasies floatstone back reef dan fasies bindstone reef front. Hasil dari penelitian yang dicapai oleh penulis adalah peta geomorfologi, peta lintasan, peta geologi dan peta sebaran fasies daerah penelitian Formasi Batugamping Raba.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Analisis petrografi batupasir daerah Kecamatan Lembah Seulawah dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh 
                        
                        Mutia*, Intan; 
Rusydy, Ibnu; 
Adrian, Fahri                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 1, No 4 (2022): December 2022 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v1i4.29160                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Kecamatan Lembah Seulawah merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Dalam Peta Geologi Regional Lembar Banda Aceh oleh Bennet tahun 1981 daerah Lembah Seulawah memiliki tiga formasi yaitu Formasi Seulimeum, Formasi Padangtiji, dan Formasi Aluvium. Ketiga formasi ini masing-masing memiliki satuan batupasir maupun pasir. Karakteristik batupasir pada beberapa daerah akan berbeda karena proses pembentukannya dipengaruhi perbedaan komposisi mineralogi, tekstur serta struktur dalam batuan. Oleh karena itu, untuk mengetahui kondisi geologi serta karakteristik batupasir pada daerah penelitian perlu dilakukan studi lebih lanjut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi peta geologi lembar Banda Aceh dan peta topografi. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan geomorfologi dan pengamatan singkapan batuan mulai dari tekstur hingga struktur. Pada metode analisis petrografi dilakukan dengan cara pembuatan sayatan tipis batuan (thin section) pada sampel batuan yang telah dipilih berdasarkan kekompakannya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah di dapatkan informasi geologi berupa geomorfologi pada daerah penelitian yang terdiri dari 3 satuan geomorfologi yaitu: satuan dataran rendah pedalaman, perbukitan rendah, dan dataran aluvial, serta litologi daerah penelitian yang terdiri dari 5 jenis litologi yaitu: batupasir, batupasir gampingan, batulanau, batupasir tufaan dan endapan aluvium. Hasil dari analisis sayatan tipis batuan diperoleh informasi mengenai karakteristik batupasir berdasarkan klasifikasi Gilbert 1982 yaitu terdiri dari 5 sampel batupasir dengan jenis Lithic Wacke dan 2 sampel batupasir dengan jenis Feldspathic Wacke. Tahap kematangan batupasir pada daerah penelitian dikategorikan sebagai batupasir dengan tahap kematangan submature-mature sediment.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Litostratigrafi Formasi Julu Rayeu Kecamatan Peusangan Siblah Krueng dan sekitarnya, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh 
                        
                        Adrian*, Fahri; 
Rizaq, Zerri; 
Putra, Hidayat Syah                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 1, No 4 (2022): December 2022 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v1i4.29159                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Kecamatan Peusangan Siblah Krueng terdiri dari 2 formasi dan yaitu Formasi Seureula berumur Pliosen dan Formasi Julu Rayeu berumur Plio-plistosen serta 1 Satuan Endapan Aluvial. Litologi Formasi Julu Rayeu terdiri dari endapan sungai, batupasir tufaan, lempung berlignit, dan batulumpur. Lingkup penelitian ini meliputi kajian tentang kondisi geologi permukaan dan litostratigrafi Formasi Julu Rayeu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengambilan data langsung di lapangan dan pengukuran penampang stratigrafi. Litologi yang dijumpai pada lokasi penelitian terdiri dari 5 satuan yaitu Satuan Batuserpih Karbonatan Seureula, Satuan Batupasir Karbonatan Julurayeu, Satuan Batupasir Tufaan Karbonatan Julurayeu, Satuan Batupasir Julurayeu, dan Satuan Endapan Aluvial. Berdasarkan analisis penampang stratigrafi terukur pada Formasi Julu Rayeu, didapatkan 5 asosiasi fasies yang terdiri dari fasies cross bedding conglomeratic sandstone yang terendapkan di fluvial, sandstone and shalestone interbed terendapkan di intertidal dari estuary with tidal influenced, graded bedding sandstone siltstone terendapkan di intertidal dari estuary with tidal influenced, Parallel Lamination Sandstone terendapkan di subtidal dari estuary with tidal influenced, dan fossilferous sandstone terendapkan di subtidal dari estuary with tidal influenced. Lingkungan pengendapan pada Formasi Julu Rayeu mengalami perubahan dari estuari yang dipengaruhi oleh pasang surut ke lingkungan darat berupa sungai.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Pemodelan persebaran caprock berdasarkan data permukaan pada Formasi Seureula di daerah Muara Dua dan sekitarnya, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh 
                        
                        Suhaidi*, Bambang; 
Putra, Hidayat Syah; 
Sartika, Dewi                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 1, No 4 (2022): December 2022 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v1i4.29138                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Daerah penelitian terletak di Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Merujuk pada Peta Geologi Regional Lembar Lhokseumawe, daerah penelitian terdiri dari 3 formasi yaitu Formasi Seureula, Formasi Julu Rayeu, Formasi Idi dan 1 Satuan Endapan Aluvium (Keats dkk, 1981). Daerah penelitian termasuk ke dalam Cekungan Sumatera Utara dengan Formasi Seureula yang berfungsi sebagai caprock. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persebaran caprock dari Formasi Seureula di daerah Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengamatan dan pengambilan data langsung di lapangan serta pengukuran penampang stratigrafi. Litologi yang dijumpai di daerah penelitian diurutkan dari tua ke muda terdiri dari satuan batupasir lanauan, batupasir karbonat, satuan batupasir tufaan karbonat, satuan batugamping, dan endapan aluvium. Analisis fasies, pemodelan lingkungan pengendapan dan lapisan caprock pada Formasi Seureula digunakan metode korelasi sikuen stratigrafi. Terdapat empat asosiasi fasies yaitu gradded bedding conglomeratic sandstone with siltstone, thick-bedded siltstone with parallel lamination sandstone, flaser lamination with inter-bedded siltstone and conglomeratic sandstone dan parallel lamination silty sandstone. Lingkungan pengendapan Formasi Seureula yang terdapat pada daerah ini berada pada sistem pengendapan shoreface.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Analisis pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon di daerah Peusangan dan sekitarnya, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh 
                        
                        Adila, Nur; 
Muhni*, Akmal; 
Sartika, Dewi; 
Gunarsih, Dina; 
Rahmatillah, Lia Fitria; 
Rangkuti, Nazla Syafitri; 
Karmel, Moehammad Ediyan Raza; 
Fadhly, Ahmad                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 2 (2025): June 2025 (In Progress) 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v4i2.43767                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Daerah penelitian terletak di Kecamatan Peusangan dan sekitarnya di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Daerah tersebut yang memiliki prospek kandungan hidrokarbon ditandai dengan terdapatnya beberapa sumur produksi minyak bumi milik warga yang masih berproduksi, namun tidak adanya pengolahan limbah yang baik sehingga kemungkinan adanya pencemaran airtanah disekitar sumur minyak tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian, dan untuk mengetahui kondisi hidrogeologi daerah penelitian meliputi kedalaman muka airtanah, arah aliran airtanah, kondisi akuifer, dan pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon pada daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) metode yaitu metode pemetaan geologi, metode pemetaan hidrogeologi dan metode analisis minyak dan lemak terhadap sampel airtanah pada daerah penelitian. Kondisi bentang alam pada daerah penelitian terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu: Satuan Dataran Rendah, Satuan Dataran Rendah Pedalaman dan Satuan Perbukitan Rendah. Kondisi litologi pada daerah penelitian terbagi menjadi 4 (empat) satuan batuan yaitu: satuan endapan lempung, satuan batupasir, satuan batupasir karbonatan dan satuan batupasir gunungapi klastika. Hasil yang didapatkan dari analisis pencemaran airtanah terhadap kandungan hidrokarbon dari 5 (lima) sampel airtanah bahwa sampel airtanah dengan kode sumur 3 merupakan airtanah yang paling tercemar dengan hasil analisis minyak dan lemak sebesar 271.254,0 g/L dan telah melewati baku mutu airtanah yang telah ditentukan, sedangkan untuk sampel airtanah dengan kode sumur 1, sumur 2, sumur 4 dan sumur 5 masih berada dibawah baku mutu airtanah yaitu 1000 g/L.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Analisis tingkat kerawanan longsor di daerah Muara Batu dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh 
                        
                        Almunadia*, Almunadia                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 1 (2025): March 2025 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v4i1.48844                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Kegiatan analisis tingkat kerawanan longsor ini dilakukan di daerah Muara Batu dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Lokasi penelitian secara geografis terletak pada koordinat 5o 11 40,94 LU - 5o 14 25,58 LU sampai dengan 96o 54 45,77 BT - 96o 57 34,38 BT dengan luas wilayah 25 km2. Dalam analisis zonasi tingkat kerawanan longsor, pemetaan geologi merupakan aspek penting sebagai dasar penetapan dalam mengidentifikasi faktor/parameter yang menjadi penyebab terjadinya longsor seperti jenis batuan, sifat fisik tanah, kemiringan lereng dan faktor lainnya. Oleh karena itu, penelitian analisis tingkat kerawanan longsor dan pemetaan geologi memiliki hubungan yang erat dalam menentukan zonasi tingkat kerawanan longsor di suatu daerah. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Lhokseumawe, Sumatera (Keats dkk, 1981), lokasi penelitian terdiri dari Formasi Idi (Qpi) dan Satuan Endapan Permukaan (Qh). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zonasi tingkat kerawanan longsor pada daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembobotan parameter, skoring, dan overlay untuk mendapatkan zonasi tingkat kerawanan longsor pada daerah penelitian. Hasil penelitian analisis tingkat kerawanan longsor menunjukkan bahwa pada daerah penelitian terbagi ke dalam dua zona tingkat kerawanan longsor, yaitu zona dengan tingkat kerawanan rendah dengan luas wilayah 1.867,57 Ha atau 71,70% dari total luas daerah penelitian dan zona dengan tingkat kerawanan sedang dengan luas wilayah 737,22 Ha atau 28,30% dari total luas daerah penelitian.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Evaluasi kinerja struktur bangunan terhadap beban gempa setelah masa layan 24 tahun pada endapan aluvium 
                        
                        Muzhaffar, Imam; 
Iskandar*, Juellyan; 
Saidi, Taufiq; 
Sungkar, Munira; 
Yunita, Halida; 
Muhni, Akmal                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 2 (2025): June 2025 (In Progress) 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v4i2.48791                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Struktur bangunan ini selesai pada tahun 1998 dan didirikan di atas endapan aluvium (Qh). Gedung ini telah melewati beberapa gempa besar salah satunya yaitu Gempa dan Tsunami 2004. Oleh karena itu perlu dievaluasi ulang mengikuti standar peraturan gedung terbaru yaitu SNI 1726:2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perilaku struktur bangunan setelah masa layan 24 tahun yaitu berupa perpindahan, gaya geser dasar, dan level kinerja struktur sesuai ASCE 41-17. Gedung ini memiliki panjang 29,4 m, lebar 13 m dan tinggi 14,4 m. Pada penelitian ini digunakan analisis pushover dibarengi pengecekan frekuensi alami gedung existing dengan alat mikrotremor untuk membandingkan perilaku struktur di awal desain dan terhadap kondisinya pada saat ini. Pemodelan menggunakan program ETABS, dari hasil evaluasi didapatkan level kinerja gedung sesuai perencanaan awal berdasarkan push x yaitu immediate occupancy dan push y termasuk ke dalam life safety. Kemudian level kinerja gedung setelah masa layan 24 tahun berdasarkan push x dan push y keduanya termasuk ke dalam kategori life safety. Dari segi kekakuan gedung dalam menahan perpindahan akibat beban pushover juga mengalami penurunan setelah 24 tahun, hal ini bisa diketahui dengan base shear yang sama perpindahan gedung setelah masa layan 24 tahun lebih besar dibandingkan gedung yang sesuai dengan perencanaan awal.
                                
                             
                         
                     
                    
                                            
                        
                            Analisis resistivitas bawah permukaan untuk identifikasi lapisan labil di sepanjang ruas Jalan Krueng Geukuh Batas Bener Meriah 
                        
                        Hasanah*, Uswatun; 
Hapsari, Tika; 
Salsabila, Rifa Salma; 
Hidayati, Dian Meutia; 
Marvita, Yurda; 
Azmi, Nurul                        
                         Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 4, No 1 (2025): March 2025 
                        
                        Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala 
                        
                             Show Abstract
                            | 
                                 Download Original
                            
                            | 
                                
                                    Original Source
                                
                            
                            | 
                                
                                    Check in Google Scholar
                                
                            
                                                                                            
                                | 
                                    DOI: 10.24815/actaGEM.v4i1.45626                                
                                                    
                        
                            
                                
                                
                                    
Identifikasi lapisan labil di sepanjang ruas jalan Krueng Geukuh-Batas Bener Meriah dengan panjang jalan 90 km dilakukan dengan analisis nilai resistivitas bawah permukaan menggunakan metode geolistrik, dengan konfigurasi Wenner, dimana pengambilan data menggunakan alat Resistivity Meter Ares yang dilakukan pada 2 titik pengukuran dengan 5 lintasan yang selanjutnya diolah menggunakan software EarthImager. Identifikasi lapisan labil sangat diperlukan karena daerah memiliki morfologi yang bervariasi berupa lembahan dan bukit yang berpotensi untuk terjadi longsoran, didukung dengan geologi daerah penelian yaitu endapan kuarter dan tersier yang didominasi oleh lempung sehingga membuat daerah lebih rentan untuk terjadi landslide. Dalam penelitian ini didapatkan lapisan dengan resistivitas sangat rendah (lapisan labil) pada rentang kedalaman 21 31 meter dengan nilai resistivitas 3.3 3.8 m untuk T1 dan sekitar kedalaman 15 28 meter dengan nilai resistivitas 4.9 5.7 m untuk T2 yang diidentifikasi sebagai lapisan lempung pasiran dengan kandungan air tinggi yang bersifat konduktif, hal ini meningkatkan risiko deformasi atau pergerakan massa tanah, terutama jika diberi beban besar, seperti lalu lintas kendaraan berat atau beban konstruksi.