cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-JURNAL LINGUISTIK
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Journal of Language and Translation Studies is an indexed, peer-reviewed, open-access, research journal for researchers, scholars, teachers, students, luminaries and policy makers associated with the professions of teaching, learning and assessing language, literature, linguistics and translation studies across the entire globe.
Arjuna Subject : -
Articles 44 Documents
WACANA GUNOTTAMA DALAM GAGURITAN UNUH GALIH Asri Artini, Ni Luh Alit
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 2 No 2 (2016) (Sept 2016)
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.005 KB)

Abstract

AbstractThis study analyze Gunottama discourse in Gaguritan Unuh Galih (GUG). The composition of this gaguritan is dominated by the theme of Gunottama (various life’s learning values, teach yet enlighten us that in living this life). The focus of this research are to reveal the form of Gunottama, its function, and its meaning in Gaguritan Unuh Galih. Narrative discourse theory from Torodov is used to analyze the form of the Gunottama’s discourse. A Semiotic Theory from Peirce moreover will be used to interpret the discourse in the text. The most renowned sociology theory composed by Wellek and Warren will also be inserted as a main theory to analyze the function of the Gunottoma’s discourse in GUG. Basically Gunottama is harmonization among all well-beings to get the equilibrium in life.AbstrakPenelitian ini menganalisis teks Gaguritan Unuh Galih (GUG). Komposisi gaguritan ini lebih banyak membicarakan ajaran-ajaran penyadaran terhadap masyarakat Bali dalam GUG. Fokus penelitian ini untuk mengungkapkan bentuk, fungsi, dan makna gunottama dalam GUG. Teori yang digunakan untuk menganalisis bentuk wacana gunottama adalah teori wacana naratif dari Torodov. Untuk menginterpretasi teks adalah teori semiotika Peirce, teori sosiologi sastra Wellek dan Warren digunakan untuk menganalisis fungsi wacana gunottama dalam GUG. Gunottama dalam GUG pada intinya merupakan ajaran penyadaran untuk mencapai keharmonisan hidup.
HASIL ANALISIS DATA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PADA TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN AFIKS PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP PGRI 7 DENPASAR PADA TAHAP SIKLUS II Bintang Suryaningsih, A.A. Istri Agung; DarmaLaksana, I Ketut; Satyawati, Made Sri
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 2 No 1 (2016) Maret 2016
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.434 KB)

Abstract

ABSTRACTThis research aimed at finding out how far the use of intensive method could help the students in grade VIIIA of SMP PGRI 7 Denpasar, this is also to improve their ability especially in using and adding affixes in noun and verb. The data source was taken from the test which is called by pretest and post-test. The data is collected from student in grade VIIIA. Some theoretical frameworks are used in this research, such as the theory of morphology generative by Aronoff (2011) and theory of intensive method by Iskandarwassid (2013). The result of quantitative data on cycle II showed that the use of intensive method could improve students ability especially in adding affixes with noun (plural and singular) and verb (present tense, continous tense, and past tense). The result of the students on cycle II, it can be seen from mean score which was 92.08 and it is categorized into good level. This research also supported by the qualitative data. From the qualitative data, it was showed that the students could answer the missing sentences. Besides, the students could use affixes in steam and root well. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menemukan sejauh mana penerapan dari metode intensif dapat membantu peserta didik kelas VIIIA SMP PGRI 7 Denpasar untuk meningkatkan kemampuan mereka khususnya dalam penggunaan dan penambahan afiks pada nomina dan verba. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil tes berupa pre-tes dan postes. Data yang terkumpul berasal dari peserta didik kelas VIIIA. Dalam penelitian ini, digunakan teori morfologi generatif dari Aronoff (2011) dan metode intensif dari Iskandarwassid (2013). Hasil data kuantitatif pada siklus II menunjukkan bahwa penggunaan metode intensif dalam pembelajaran afiks dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam hal menambahkan afiks pada2nomina (tunggal dan jamak) dan verba (pada present tense, continous tense, dan past tense). Hasil nilai rata-rata pada siklus II dari peserta didik yaitu 92.08 yang dapat dikategorikan sebagai sangat baik. Penelitian ini juga didukung oleh data kualitatif. Dari data kualitatif dapat dilihat bahwa peserta didik mampu menjawab dengan baik kalimat rumpang dan menggunakan afiks pada nomina serta verba.
PENGARUH SISTEM PEMARKAHAN BAHASA INDONESIA TERHADAP PEMBELAJARAN KALIMAT AKTIF DAN PASIF BAHASA ARAB sukardi, sukardi; budiarsa, made; sri satyawati, made
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 3 No 2 (2017): Vol 3 No 2 Sept 2017
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.56 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan pengaruh sistem pemarkahan bahasa Indonesia terhadap pembelajaran kalimat aktif dan pasif bahasa Arab. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes. Teori yang digunakan adalah Analisis Kontrastif (Contrastive Analysis ). Teori ini digunakan untuk menginvestigasi perbedaan sistem pemarkahan kedua bahasa dan mengivestigasi kesalahan yang dibuat oleh pelajar. Sistem pemarkahan pada unsur kalimat dalam bahasa Arab dengan bahasa Indonesia berbeda. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa sistem pemarkahan, konstruksi pasif, dan konstruksi aktif menunjukkan perbedaan. Pada bahasa Arab, konstituen subjek dan objek dimarkahi secara sintaksis dan morfologis. Secara sintaksis, pemarkah berupa perubahan harakat (vokal) dan secara morfologis berupa perubahan bentuk kata. Pada bahasa Indonesia, konstituen subjek dan objek hanya dimarkahi secara sintaksis, yaitu berdasarkan fungsi dan letak konstituen. Perbedaan konstruksi pasif terletak pada unsur pembentuk kalimat pasif dan bentuk verba pasifnya. Konstruksi pasif bahasa Arab terdiri atas subjek dan predikat tanpa disertai pelaku. Verba pasifnya dibentuk dengan modifikasi vokal. Konstruksi pasif bahasa Indonesia terdiri atas subjek, predikat dan objek (pelaku). Verba pasifnya dibentuk secara morfologis dengan afiksasi di-. Perbedaan tersebut menyebabkan pelajar mengalami tiga kategori kesalahan yaitu addition sebesar 9,7%, omission sebesar 11,3% dan misformation sebesar 79%. Kategori misformation ini merupakan kesalahan terbesar yang disebabkan oleh perbedaan yang dimiliki oleh kedua bahasa.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS DENGAN TEKNIK ROLE PLAY PADA SISWA KELAS X SMA DWIJENDRA DENPASAR Arya Windari, Putu Ayu
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 1 No 2 (2015) September 2015
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThis research aimed at finding out how far the use of role play technique be able to improve their speaking ability especially at SMA Dwijendra Denpasar on grade X. Some theoretical frameworks are used in this research, such as the theory of behavioristik by J.B Skinner (1957) and theory of speaking skills by Harmer (1983) and this research used communicative approach aimed for communicative competence as a goal of language teaching as well as develop teaching techniques language skills.The result of quantitative data on cycle II showed that the use of cooperative learning type think-pair-share could improve students writing ability especially at writing dialogs using simple past tense. It can be seen from the result of the students mean score on cycle II which was 77% and categorized into good level. The improvement was supported by the qualitative data. From the qualitative data, it was showed that the students could speak good dialogs with proper structure. Besides, the students could use the mechanics appropriately in their dialogs and they have better ideas.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa persen penggunaan teknik role play dapat meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik khususnya pada siswa kelas X SMA Dwijendra Denpasar. Landasan teori dalam penelitian ini yaitu teori behavioristik oleh J.B Skinner (1957), keterampilan berbicara oleh Harmer (1983) dan penelitian ini menggunakan pendekatan komunikatif (communicative approach) yang bertujuan untuk menjadikan kompetensi komunikatif sebagai tujuan pengajaran bahasa serta untuk mengembangkan teknik-teknik pengajaran keterampilan bahasa. Hasil data kuantitatif pada siklus II menunjukkan bahwa penggunaan teknik role play dapat meningkatkan kemampuan berbicara dengan bahasa Inggris peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rerata yang diperoleh oleh peserta didik pada siklus II yaitu 77% dan tetap berada dalam kategori baik. Peningkatan ini juga didukung oleh data kualitatif. Dari hasil data kualitatif, terbukti bahwa peserta didik mampu berdialog di depan kelas dengan penyusunan kalimat yang benar sesuai dengan tata bahasa. Selain2itu, peserta didik juga mampu menggunakan pelafalan yang benar dalam dialog yang mereka susun dengan ide yang lebih baik.
FUNGSI, KATEGORI, DAN PERAN SINTAKSIS KALIMAT PADA PUPUH DURMA DALAM GEGURITAN TIRTA AMERTA TRISNAWATI, A. A. ARY
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 1 No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.612 KB)

Abstract

This article is entitled Function,  Category and Role of Sentence Syntaxis in Pupuh Durma in Geguritan Tirta Amerta. The aims of the research  ane structures (1) sentence function in pupuh durma, (2) category in pupuh durma,  (3) role in pupuh durma,  and (4) tree diagram in Syntaxis category.  This research uses RRG (Role and Reference Grammar)  theory which was introduced by Robert D. Van Valin, Jr. And Randy J. LaPolla (1997). The data in this research is in firm of sentences in Balinese Language in pupuh durma in Geguritan Tirta Amerta.  The data in this research is collected by using observation and taking notes.  The data that had been noted them translated which leads to finding that syntactically,  the sentence 's function in pupuh durma contains subject,  predicate /core /nucleus,  and object,  the subject and object category is noun, while the predicate or nucleus is verb and adjective,  and the subject role is as an agent,  the object as the patient,  and the predicate or nucleus describes activity or situation.  Nucleus or the sentence core is on the right side. Artikel ini berjudul “Fungsi, Kategori, dan Peran Sintaksis Kalimat pada Pupuh Durma dalam Geguritan Tirta Amerta”. Penelitian ini bertujuan untuk memahami (1) fungsi kalimat dalam pupuh durma, (2) kategori kalimat dalam pupuh durma, (3) peran kalimat dalam pupuh durma, dan (4) diagram pohon kategori sintaksis kalimat-kalimat dalam pupuh durma. Penelitian ini menggunakan teori RRG (Role and Reference Grammar) yang dikemukakan oleh Robert D. Van Valin, Jr. dan Randy J. LaPolla (1997). Data penelitian ini berupa kalimat-kalimat berbahasa Bali yang ada pada pupuh durma dalam Geguritan Tirta Amerta. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode simak dan catat. Data yang sudah dicatat, kemudian diterjemahkan untuk mengantarkan pada temuan bahwa secara sintaksis, fungsi kalimat dalam pupuh durma mengandung subjek, predikat/inti/nukleus, dan objek. Kategori subjek dan objek adalah nomina, sedangkan predikat atau nukleus adalah kata kerja/verba dan kata sifat/adjektiva, dan peran subjek adalah sebagai pelaku, objek sebagai pasien, dan predikat atau nukleus menggambarkan aktivitas atau keadaan. Nukleus atau inti kalimat berada di sebelah kanan.
TIKUS KRITIKUS DALAM GEGURITAN YADNYA RING KURUKSETRA KARYA DOKTER IDA BAGUS RAI Juliana, I Wayan; Cika, I Wayan; Mas Triadnyani, I.G.A.A
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 3 No 1 (2017) (march 2017)
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.082 KB)

Abstract

Geguritan Yadnya Ring Kuruksetra (GYRK) karya Dokter Ida Bagus Rai merupakan karya abad ke-20. Tulisan ini menerapkan teori naratif Tzvetan Todorov yang menekankan pragmatika khususnya isotopi. Gagasan sebuah cerita tersebar dalam teks dan muncul secara berulang-ulang. Pengulangan dimaksudkan untuk menekankan gagasan yang terdapat di dalam karya. Sebab makna karya sastra dapat diperkuat dengan menelisik redundansi kata yang kerap muncul dalam karya. Studi ini menggambarkan isotopi penyadaran dan isotopi perasaan. Penyadaran dalam GYRK diungkapkan melalui kritikan oleh tokoh tikus, sedangkan isotopi perasaan termanifestasikan dalam rasa sedih, senang, bahagia, dll. Dengan melihat tingkat kehadiran kata dalam isotopi makna GYRK adalah penyadaran perasaan dalam pelaksanaan upacara keagamaan.AbstractGeguritan Yadnya Ring Kuruksetra (GYRK) by Doctor Ida Bagus Rai is literary work of 20th century. This research applies the narrative theory of Tzetevan Todorov which focuses on pragmatic especially isotopy. The concept of story is propagated in the text and appears repeatedly. The repetition is tended to concern the concepts found in the text. The meaning of literary work can be certainned by analyzing redundancy of words which appears frequently in the text. Awareness in GYRK is expressed through critics that delivered by mouse. While isotopy of feelingis manifested by the feelings of sad, happy, comfortable, etc. Investigating the level of words appearing in the isotopy of GYRK meaning is awareness feeling in implementation of ritual ceremony.
PERAN SEMANTIS SUBJEK DALAM KLAUSA BAHASA MUNA Said, Rahmat; Artawa, I Ketut; Satyawati, Made Sri
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 2 No 1 (2016) Maret 2016
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.405 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengkaji beberapa peran semantis subjek dalam klausa bahasa Muna. Dalam berbagai bahasa, klausanya dimungkinkan memiliki sejumlah peran semantis. Begitu pula dengan bahasa Muna. Dalam tuturan sehari-hari, klausa merupakan unsur terpenting karena mengandung predikasi. Predikat sebagai penentu maksud pembicaraan. Di dalam klausa tersebut, subjeknya dapat saja berupa agen atau pasien. Dalam teori RRG, agen dan pasien dikatakan sebagai peran umum, yaitu ACTOR dan UNDERGOER. Kedua peran semantis ini dapat saja hadir dalam satu klausa ataupun dapat hadir dalam satu klausa sekaligus. Hal itulah yang diuraikan dalam penelitian ini. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena sumber data yang berupa data lisan berasal dari penutur atau informan. Penelitian ini menggunakan metode simak dan metode cakap dengan teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik rekam atau teknik catat, serta teknik pemancingan. Selanjutnya, data dianalisis dengan metode agih dan metode padan dengan teknik dasar bagi unsur langsung (BUL) sehingga analisis peran semantis subjek terlihat jelas. Analisis peran semantis subjek dalam klausa bahasa Muna mengacu pada teori Role and Reference Grammar (RRG). Hasil yang ditemukan, yaitu klausa bahasa Muna memiliki tiga peran semantis subjek, yaitu (1) klausa dengan SUBJEK memiliki peran semantis ACTOR, (2) klausa dengan SUBJEK memiliki peran semantis UNDERGOER, dan (3) klausa dengan SUBJEK memiliki peran semantis ACTOR sekaligus UNDERGOER. Klausa dengan peran semantis ACTOR sekaligus UNDERGOER dapat berupa klausa refleksif dan klausa resiprokal. Argumen UNDERGOER sebagai SUBJEK klausa dapat berupa entitas [-human] dan [+human]. ABSTRACTThis research to describe severally subject semantical roles in the clauses of Munansese language. In the another language, its clause enabling to have a number semantical role, like Munanese language. In discourse, clause is the constitute primary element because clause have predicate. Predicate as determining as talk intention. In that clause, that subject come as agent or patient. In RRG theory, agent and patient is as semantic macro role, which ACTOR and UNDERGOER. The semantical role just can be present deep one clause or even get attending in one clause at a swoop. The thing to described deep observational. This research included the a kualitative descriptive research. This research constitute field research because data source that as data of oral from speaker or informan. This research used simak and cakap method with sadap, simak libat cakap, rekam and pemancingan technic. Hereafter, the data analysis by agih method and padan method with technic base for bagi unsur langsung (BUL) to make the subject semantical role is clear. Analysis subject semantical role in the Munanese language clause points on Role and Reference Grammar (RRG) theory. Found result, Munanese language clause has three subject semantical roles, which is (1) clauses with SUBJECT as ACTOR , (2) clauses with SUBJECT as UNDERGOER, and (3) clauses with SUBJECT is ACTOR and UNDERGOER. The clause semantical role ACTOR and UNDERGOER can as creflexive clause and resiprokal clause. The
KEMAMPUAN BERBICARA NARATIF DENGAN METODE AUDIOLINGUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 KUTA UTARA Verayanti Utami, Ni Putu Dwi; Sudipa, I Nengah; Seri Malini, Ni Luh Nyoman
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 1 No 2 (2015) September 2015
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.06 KB)

Abstract

ABSTRACTThis research aimed at finding out how far the use of audiolingual method could helpthe students of SMA Negeri 1 Kuta Utara on grade XI to improve their narrativespeaking ability. Some theoretical frameworks are used in this research, such as thetheory of behavioristic by Thorndike (2000) and theory the characteristics of theaudiolingual method by Effendy (2002). The data collection that used in this researchwere pre-observation, cycle I, and cycle II. The result of the quantitative data showedthat the use of audiolingual method could improve students speaking ability. It can beseen from the result of the students mean score on cycle II which was 85.81 andcategorized into very good level. The improvement of the students ability not onlyseen from the quantitative data, but also from qualitative data, i.e. from observation ofthe teacher’s activity and students activity in the classroom ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penggunaan metodeaudiolingual dalam meningkatkan kemampuan berbicara naratif peserta didik kelasXI Bahasa SMA Negeri 1 Kuta Utara. Landasan teori yang digunakan dalampenelitian ini yaitu teori belajar behavioristik oleh Thorndike (2000) dan karakteristikmetode audiolingual oleh Effendy (2002). Teknik pengumpulan data yang dipakaidalam penelitian ini, yaitu pratindakan, siklus I, dan siklus II. Hasil data kuantitatifmenunjukkan bahwa penggunaan metode audiolingual dapat meningkatkankemampuan berbicara naratif peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai reratayang diperoleh oleh peserta didik pada siklus II yaitu 85.81 dengan kategori sangatbaik. Peningkatan kemampuan peserta didik tidak hanya dilihat dari hasil datakuantitatifnya, tetapi juga terlihat dari data kualitatifnya, seperti observasi kegiatanpeserta didik di dalam kelas.
ILLOCUTIONARY ACT OF VERB SAY AND ITS TRANSLATION IN GENESIS Setiawati, Ni Ketut
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 3 No 1 (2017) (march 2017)
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.146 KB)

Abstract

ABSTRAKArtikel ini membahas tentang terjemahan Verb Say dalam AlkitabKejadian dalam bahasa Inggris(bahasa sumber) ke dalam bahasa Indonesia (bahasa sasaran). Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengidentifikasi kata kerja say dalam terjemahan dari Genesis Bible ke dalam bahasa Indonesia dan juga untuk menentukan klasifikasi dari tindakan ilokusi yang diimplementasikan dalam AlkitabKejadiandan terjemahannya. Data artikel ini diambil dari Kitab Kejadian yang adalah Kitab pertama dari Perjanjian Lama. ayat-ayat Alkitab dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia (KJV) Indonesian Bible New International Indonesia (c) 1974 yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Ini dipilih sebagai sumber data karena Kitab pertama dari Perjanjian Lama berisi kata kerjasay yang diterjemahkan beberapa ke dalam Alkitab Indonesia. Artikel ini diarahkan untuk menjawab dua pertanyaan dasar tentang terjemahan. pertama, apa sajakah terjemahan dari kata kerja say dalam Alkitab Kejadian dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia; kedua, apa klasifikasi tindak ilokusi diimplementasikan dalam AlkitabKejadian dan terjemahannya.Teori yang digunakan dalam artikel ini diambil dari teori Searle,(1985) digunakan untuk menganaianalisis dari klasifikasi tindakan ilokusi yang diimplementasikan dalam AlkitabKejadian dan terjemahannya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi kepustakaan. Ketika data dikumpulkan dan diidentifikasi, data yang ditulis ulang dan data tersebut diklasifikasikan menurut jenisnya. Akhirnya,data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teori Illocutionary Act. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada tujuh terjemahan dari kata kerja say, tiga puluh satu terjemahan dari kata kerjasaid (bentuk lampau dari kata kerja say), dan juga klasifikasi tindak ilokusi yang ditemukan adalah sebanyak lima klasifikasi pada sumber data. Kelima tindak ilokusi adalah sebagai berikut yaitu: Assertive, directive, expressive, commissive and declarative.ABSTRACTThis article concerns with English-Indonesian Translation of Verb say in Genesis Bible. The aim of this study isto identify verb say in translation of Genesis into Indonesian and to determine classifications of illocutionary act implemented in Genesis Bible and its translation. The data of this article were taken from the Book of Genesis, the first Book of2the Old Testament. Bible verses in English and Indonesian (KJV) Indonesian Bible New International Indonesia (c) 1974 which is published by Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). This is chosen as data source because of the first Book of the Old Testament contain verb say which is translated into several in Indonesian Bible.This article was directed to answer two basic questions about the translation; first, what are the translation of verb say in Genesis Bible and its translation into Indonesian; second, what classification of illocutionary act are implemented in Genesis Bible and its translation.The theory used in this article was taken from the theory ofSearle, (1985) used to analyze classification of illocutionary act that are implemented in Genesis Bible and its translation. The method which is used in collecting the data was library research. When the data were collected and identified, the data were rewritten and they were classified according to their types. Finally, the data were analyzed descriptively using the theory of Illocutionary Act.There are seven translations of verb say and thirty one translations of verbs said (past form of verb say), and the classification of Illocutionary act were five classification of illocutionary act found on data source. The five of classification of illocutionary act is as follows: Assertive, directive, expressive, commissive and declarative.
WACANA KALEPASAN DALAM KAKAWIN PANCA DHARMA Ari Dwijayanthi, Ni Made
JOURNAL OF LANGUAGE AND TRANSLATION STUDIES Vol 1 No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : S2 Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.873 KB)

Abstract

This study analyze Kakawin Panca Dharma manuscript which consists of five kakawins namely Kakawin Dharma Sawita, Dharma Wimala, Dharma Niskala, Dharma Sunya, Dharma Putus. The focus of this research are to reveal the form of kalepasan, its function, and its meaning in Kakawin Panca Dharma. Semiotic theory from Pierce is used to intreprete the text, while theory “Rasa” from Sharma is used to analyze the deep esthetic experience in Kakawin Panca Dharma. Basically Kalepasan is to free ourself by simple way of life. Penelitian ini menganilisis teks Kakawin Panca Dharma yang terdiri dari lima teks kakawin yaitu Kakawin Dharma Sawita, Dharma Wimala, Dharma Niskala, Dharma Sunya, Dharma Putus. Fokus penelitian ini untuk mengungkapkan bentuk, fungsi, dan makna kalepasan dalam Kakawin Panca Dharma. Teori yang digunakan untuk menginterpretasi teks adalah teori semiotika dari Pierce sementara teori rasa dari Sharma digunakan untuk menganalisis kedalaman pengalaman estetik dalam Kakawin Panca Dharma. Kalepasan pada intinya adalah pembebasan jiwa dengan kesederhanaan perilaku.