cover
Contact Name
Muhammad Ikhwan Rizki
Contact Email
ikhwanrizki@unlam.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jps@unlam.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Pharmascience
ISSN : 23555386     EISSN : 24609560     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Pharmascience memuat naskah hasil penelitian dan artikel review bidang kefarmasian. Naskah dapat berasal dari mahasiswa, dosen, peneliti, dan lembaga riset. Setiap naskah yang diterima redaksi Jurnal Pharmascience akan ditelaah oleh Mitra Bebestari dan Anggota Redaksi. Jurnal Pharmascience terbit 2 (dua) kali dalam setahun yaitu Februari dan Oktober. Redaksi menerima pemesanan Jurnal Pharmascience untuk berlangganan atau pembelian setiap terbitan.
Arjuna Subject : -
Articles 319 Documents
Aktivitas Antidiabetes dari Fraksi Air Lingzhi (Ganoderma lucidum (Curtis) P. Karst)) pada Tikus Diabetes dengan Induksi Aloksan Dwi Ningsih
Jurnal Pharmascience Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i1.5808

Abstract

AbstrakPenelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh fraksi air G. lucidum dalam menurunkan kadar glukosa darah dan ekspresi p53 pada jaringan pankreas tikus diabetes yang diinduksi aloksan. Tiga puluh enam tikus dibagi menjadi enam kelompok yaitu normal, diabetes, glibenklamid dan tiga dosis fraksi air pengobatan kelompok G. lucidum (225, 450, dan 675 mg / KgBB). Tikus diabetes diinduksi aloksan intraperitoneal pada dosis 150 mg / KgBB. Keadaan diabetes terjadi pada hari ke-3 setelah pemberian aloksan dan menunjukkan peningkatan kadar darah sampai 274,00 ± 15,11 mg / dL. Pemberian oral fraksi air G. lucidum dan glibenklamid selama 9 hari setelah kondisi diabetes secara signifikan mengurangi kadar glukosa darah (P <0,05). Pada hari ke-10 setelah pengobatan, tikus yang dimatikan dan jaringan pankreas diambil untuk pengujian Haematoxyllin eosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi air G. lucidum menghambat apoptosis sel β. Perubahan morfologi jaringan pankreas dalam keadaan diabetes secara signifikan menurun dan berubah menjadi keadaan normal setelah pemberian berulang fraksi air G. lucidum.  Kata kunci: fraksi air  G. lucidum, Aloksan monohidrat, Diabetes melitus  AbstractThe present study was designed to investigate the influence of water fraction of G. lucidum toward lowering blood glucose level and p53 expression in pancreatic tissues in alloxan-induced diabetic rat. Thirty six rats were divided into six groups i.e. normal, diabetic, glibenclamide and three dosage of treatment water fraction of G. lucidum groups (225, 450, and 675 mg/KgBW).  Diabetic rats were induced by alloxan monohidrate intra peritoneally at the dose of 150 mg/KgBW. Diabetic state occurred on the 3rd day after alloxan administration and it was showed increasing blood level until 274.00 ± 15.11 mg/dL. Orraly administrations of water fraction of G. Lucidum and glibenclamide for 9 days after diabetic condition  were significantly reduce of blood glucose level (P<0.05). At the day 10th after treatment, rats were sacrified and the pancreatic tissues were harvested for Haematoxyllin eosin. The results showed that water fraction of G. lucidum inhibit the β cell apoptotic. The morphological change of pancreas tissue in a diabetic state was significantly decreased and turned into normal state after repeated administration of water fraction of G. Lucidum.    Keywords   : Water fraction of G. Lucidum,  Alloxan Monohidrat, Diabetes Mellitus
Formulasi dan Evaluasi Tablet Dispersi Padat Kalsium Atorvastatin Dolih Gozali; Yoga Windhu Wardhana; Shofa Shofa
Jurnal Pharmascience Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i2.5824

Abstract

ABSTRAK Kalsium Atorvastatin  merupakan obat antihiperlipidemia golongan statin.  Berdasarkan Biopharmaceutical Classification System (BCS),   Kalsium Atorvastatin termasuk dalam golongan obat yang memiliki kelarutan rendah. Kelarutan atorvastatin yang rendah dalam air menyebabkan laju disolusi rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan disoluisi adalah dengan  dispersi padat. Dispersi padat  yaitu suatu keadaan dimana satu atau lebih bahan aktif terdispersi dalam polimer pembawa pada keadaan padat. Pada penelitian sebelumnya (Lakshmi, 2010), dispersi padat atorvastatain kalsium dengan PEG 6000 (1:3) menunjukkan hasil laju disolusi yang tertinggi. Pada penelitian ini dispersi padat kalsium atorvastatain (ATC) dengan PEG 6000 sebagai pembawa hidrofilik dalam perbandingan 1:3, 1:6, 1:9 Kemudian hasilnya dibuat tablet dengan metode kempa langsung. Uji disolusi dilakukan dengan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil disolusi yang dilakukan, menunjukkan bahwa  bahwa adanya peningkatan laju  disolusi dilihat dari persen terdisolusi yang dihasilkan setelah 30 menit yaitu sebesar  formula 1 (ATC tanpa PEG 6000)  25,63%, formula 2  (1:3) 27,90 %), formula 3 (1:6)  31,83 % dan  formula 4  (1:9)   13,61 %. Kata Kunci :  Kalsium Atorvastatin, Dispersi Padat, Disolusi, PEG 6000 ABSTRACTAtorvastatin calcium is anti-hyperlipidemia drugs known as statins. Based on Biopharmaceutical Classification System (BCS), Calcium Atorvastatin belongs to a class of drugs which have low solubility. The low solubility of atorvastatin in water causes low dissolution rate. One way to improve disolution is by solid dispersion. Solid dispersion is a condition which one or more active ingredients dispersed in a polymer carrier in the solid state. In the previous study (Lakshmi, 2010), solid dispersion of calcium atorvastatain with PEG 6000 (1: 3) showed the results of highest dissolution rate. In this study, solid dispersions of calcium atorvastatain (ATC) with a hydrophilic PEG 6000 as a carrier in a ratio of 1: 3, 1: 6, 1: 9 Then the results are made into tablet by direct compress method.  Dissolution rates are tested by UV-Vis spectrophotometry. The dissolution result shows that there is an increase of the  dissolution rate, viewed by percent dissolved after 30 minutes in the amount of formula 1 (ATC without PEG 6000) 25.63%, formula 2 (1: 3) 27.90%), formula 3 (1: 6) 31.83% and the formula 4 (1: 9) 13.61%.Keyword : Atorvastatin calcium, Solid Dispersion, Dissolution, PEG 6000
Analisis Pola Distribusi Apotek Di Kota Banjarbaru Berdasarkan Nearest Neighbor Statistics dan Sistem Informasi Geografis Muhammad Zaini; Satibi Satibi; Lutfan Lazuardi
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i2.5731

Abstract

Apotek merupakan fasilitas kesehatan, tempat dilakukan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Distribusi apotek belum merata diseluruh kecamatan di kota Banjarbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola distribusi apotek di kota Banjarbaru dan mengidentifikasi jumlah apotek terhadap jumlah penduduk dan jumlah rumah sakit. Peneltian ini merupakan studi non eksperimental dengan studi deskriptif analitik menggunakan software SIG untuk pemetaan lokasi apotek. Rumus Hagget (Nearest Neighbor Statitstics) digunakan untuk mengetahui pola distribusi apotek di kota Banjarbaru. Plotting apotek menggunakan GPS berbasis android pada 47 buah apotek berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Banjarbaru di tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan apotek tidak terdistribusi merata dan terkonsentrasi di pusat kota Banjarbaru dengan pola distribusi mengelompok (T=0,15). Jumlah apotek di kota Banjarbaru tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Pola distribusi apotek di Kota Banjarbaru memiliki kecenderungan mendekati provider kesehatan (rumah sakit). Kata kunci : Distribusi Apotek, SIG, Nearest Neighbor Statistics
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Herba Lampasau (Diplazium esculentum Swartz) Terhadap Mencit Jantan Yang Diinduksi Karagenin-Λ Muhammad Zaini; Agung Biworo; Khoerul Anwar
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i2.5747

Abstract

Herba lampasau secara empiris digunakan oleh masyarakat Kalimantan Tengah sebagai obat antiinflamasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol herba lampasau yang diujikan dan mengetahui dosis yang dapat menunjukkan potensi sebagai antiinflamasi. Penelitian ini dilakukan dengan 25 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit jantan. Kelompok I diberikan suspensi Voltaren® (natrium diklofenak) 6,525 mg/kgBB sebagai kontrol positif. Kelompok II diberikan suspensi CMC-Na 0,5 % dosis 25 mL/kgBB sebagai kontrol negatif. Kelompok III, IV, dan V diberikan ekstrak etanol herba lampasau dosis 125, 250, dan 500 mg/kgBB. Perlakuan terhadap mencit diberikan secara peroral, kemudian setelah 1 jam diberikan perlakuan penyuntikan kaki kiri mencit secara subplantar dengan karagenin-λ 1 % (b/v) sebanyak 0,1 mL. Data yang dievaluasi berupa perubahan volume udem kaki mencit yang kemudian dihitung persen radang (% R) dan persen inhibisi radang (% IR) selama 360 menit pengamatan. Hasil statistik dengan tingkat kepercayaan 95 % menunjukkan persen radang (% R) tiap kelompok perlakuan tidak homogen dan tidak normal (p
Karakterisasi Mikroemulsi Minyak Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Dengan Pembawa Virgin Coconut Oil (VCO), Polisorbat 80, dan Sorbitol Silvi Putri Irawati; Dina Rahmawanty; Mia Fitriana
Jurnal Pharmascience Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i1.5763

Abstract

ABSTRAK Minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.) mengandung patchouli alcohol yang berpotensi sebagai antioksidan. Pembuatan mikroemulsi dapat membantu minyak nilam menembus lapisan kulit untuk menghindari kerutan pada kulit. Mikroemulsi terdiri dari surfaktan, kosurfaktan, minyak dan air. Polisorbat 80 digunakan sebagai surfaktan yang apabila dikombinasikan dengan VCO akan membentuk ukuran globul mikroemulsi yang kecil. Sorbitol sebagai kosurfaktan untuk membantu menurunkan tegangan antarmuka. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan konsentrasi Virgin Coconut Oil (VCO), polisorbat 80 dan sorbitol yang dapat diformulasikan sebagai sediaan mikroemulsi minyak nilam yang memenuhi karaketristik fisik yang baik. Karakterisasi dilakukan dengan pengujian organoleptis, ukuran partikel, tipe emulsi, bobot jenis, pH, viskositas dan uji stabilitas mekanik dengan sentrifugasi. Hasil pengamatan menunjukkan formula mikroemulsi yang optimum adalah F1 dengan komponen 1,96%b/b VCO, 15,68%b/b polisorbat 80, dan 1,96%b/b sorbitol. Mikroemulsi minyak nilam secara organoleptis tidak berwarna, beraroma nilam dan transparan. Ukuran partikel yang diperoleh yaitu 4,691±0,08 µm, tipe mikroemulsi adalah tipe M/A, bobot jenis sebesar 1,0278±0,0004, nilai pH yaitu 7,273±0,015 dan nilai viskositas adalah 15cPs. Hasil uji sentrifugasi menunjukkan sediaan mikroemulsi transparan dan tidak terjadi pemisahan fase. Kesimpulannya adalah konsentrasi VCO, polisorbat 80 dan sorbitol pada F1 dapat diformulasikan sediaan mikroemulsi yang memenuhi sifat fisik yang baik. Kata kunci: minyak nilam, mikroemulsi, VCO, polisorbat 80, sorbitol ABSTRACT Patchouli oil (Pogostemon cablin Benth.) containing patchouli alcohol that has potential antioxidant effect. Patchouli oil have to be formulated in microemulsion dosage forms to increase the stability and to help its penetration through human skin. Microemulsion consisting of surfactant, co-surfactant, oil and water. Polysorbate 80 was used as surfactant, the combine of polysorbate 80 and VCO can produce smaller microemulsion globule. Sorbitol was used as co-surfactant to help decrease interfacial tension. The purpose of this study was to assign the concentration of Virgin Coconut Oil (VCO), polysorbate 80 and sorbitol that could be processed as microemulsion of patchouli oil which had the best characteristic. The microemulsion characterization were includes organoleptic test, particle size measurement, specific gravity, type of emulsion, pH, viscosity and mechanical stability with centrifugation test. The results of observations showed that optimum formula was F1 with 1.96%w/w VCO, 15.68%w/w polysorbate 80, and 1.96%w/w sorbitol. This formula had clear, colorless organoleptic, and aromatic patchouli oil. The average particle size was 4.691±0.08 µm, the type of microemulsion was o/w, the specific gravity was 1,0278±0,0004, pH 7,273±0,015 and theviscosity was 15cPs. The microemulsion was stable with centrifugation test. The conclusion of this study was the microemulsion could be made by F1 formula. Keywords: patchouli oil, microemulsions, VCO, polysorbate 80, sorbitol
Kualitas Pelayanan Informasin Obat (Konseling) di Apotek Kabupaten Garut Riza Permana Suci; Yardi Saibi; Asep Dasuki
Jurnal Pharmascience Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v5i1.5779

Abstract

ABSTRAK Peran apoteker telah mengalami pergeseran dalam beberapa dekade terakhir. Peran yang sebelumnya lebih berorientasi kepada produk (product oriented) telah beralih kepada peran yang lebih berfokus kepada pasien (patient oriented). Salah satu peran yang berfokus kepada pasien adalah pelaksanaan pemberian informasi obat ataupun konseling di apotek. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kualitas pelayanan pemberian informasi obat dan atau konseling oleh tenaga kefarmasian di apotek di wilayah Kabupaten Garut, Jawa barat. Rancangan penelitian berupa potong lintang dengan pendekatan deskriptif. Untuk mengamati pelaksanaan pemberian informasi obat/konseling, dilakukan dengan pendekatan simulasi pasien penggunakan resep yang mengandung obat antidiabetes dan obat lain yang saling berinteraksi menurut literatur. Penelitian ini mendapat izin dari dinas kesehatan kabupaten Garut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian informasi obat oleh tenaga kefarmasian kepada pasien di apotek wilayah garut dilakukan oleh asisten apoteker dan apoteker. Kualitas layanan pemberian informasi obat yang dilakukan oleh apoteker sedikit lebih baik jika dibandingkan pelayanan yang dilakukan oleh asisten apoteker. Kualiltas layanan informasi obat yang dilakukan oleh apoteker masuk kategori kurang baik sedangakan yang diberikan oleh asisten apoteker dalam kategori buruk. Informasi obat pada pasien dengan penyakit kronis hendaknya dilakukan secara langsung oleh apoteker. Apoteker perlu meningkatkan kemampuannya dalam memberikan informasi obat kepada pasien. Kata Kunci : apoteker komunitas, apotek, peran apoteker, Garut, Indonesia ABSTRACT The pharmacist role in Indonesia as well as in the global world has shifted in the last few decades. The previous role that more focus on product has changed to the role that orient to patient care. One of this new pharmacist role form is giving apropriate information about the drug to patien either in the form of simple information or in the form of more complete i.e counceling in community pharmacy or apothec. This research aimed to evaluate the quality of drug information service and or counselling conducted by pharmacy staff in pharmacy in Garut regency, West Java province. This was a cross- sectional study with descriptive approach. Patient simulation method was used to evalulate the practice of drug information delivery and or counselling by pharmacy staff eithe by pharmacy technician or pharmacist to patient come with antidiabetic prescription. This research was conducted by the permission from publich health office of Garut regency. The result showed that the quality of drug information delivery conducted by pharmacist was slightly better than pharmacy technician did. Pharmacist should served patient with chronic desease such as diabetict directly. Both pharmacy technician and pharmacist need to improve their knowledge and skill in handling patient. Key word : community pharmacist, pharmacy , Pharmacist role, Garut, Indonesia
Perbandingan Kadar Kolagen Cangkang Kerang Darah (Anadara granosa) dengan Cangkang Kerang Hijau (Mytilus viridis) di Bandengan, Kendal, Jawa Tengah Ariyanti Ariyanti; Melani Dewi; Alfenila Prasista Hapsari; Syukron Mashadi
Jurnal Pharmascience Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v5i2.5795

Abstract

Kolagen merupakan komponen struktural utama jaringan ikat putih (white connective tissue) yang meliputi hampir 30% total protein pada organ tubuh vertebrata dan invertebrate. Kolagen adalah protein bermolekul besar, merupakan komponen utama penyusun kulit. Lebih dari 71% protein kulit adalah kolagen. Salah satu sumber kolagen yang dapat digunakan dan belum termanfaatkan adalah cangkang kerang darah dan cangkang kerang hijau. Adanya pendayagunaan kolagen yang berasal dari hewan yang hidup di air ini dapat menjadi alternatif yang menjanjikan, mengingat kolagen komersial biasanya diperoleh dari kulit sapi, kulit babi, atau kulit ayam. Populasi dalam penelitian ini adalah cangkang kerang darah (Anadara granosa)dan cangkang kerang hijau (Mytilus varidis) yang diambil dari tempat pelelangan ikan di Bandengan, Kendal. Sampel akan diberi perlakuan yang berbeda pada konsentrasi cairan penyari asam asetat dan waktu ekstraksi yang mana akan berpengaruh terhadap rendemen kolagen yang dihasilkan. Rancangan penelitian yang dipakai adalah pra eksperimen berupa post only design/one shot case study yaitu perlakuan/intervensi telah dilakukan kemudian pengukuran. Penelitian dianalisa secara komparatif yaitu efektifitas asam asetat dan waktu perendaman dalam mempengaruhi hasil rendemen kolagen dari cangkang kerang darah dan cangkang kerang hijau. Data diolah dan dianalisa menggunakan spss dengan uji t-test. Kata Kunci:Anadara granosa, Mytilus varidis, kolagen Collagen is a major component of white connective tissue (white connective tissue) that covers nearly 30% of total protein in vertebrate organs and invertebrates. Collagen is a large molecular protein, a major component of the skin. More than 71% of skin protein is collagen. One source of collagen that can be used and not yet utilized is the shells of shells and shells of clam green. The use of collagen derived from animals that live in the air can be a promising alternative, given the usual commercial collagen of cowhide, pig skin, or chicken skin. The population in this study is the shell of blood clams (Anadaragranosa) and the shells of clam green (Mytilusvaridis) taken from the fish auction site in Bandengan, Kendal. Samples will be treated differently to the concentration of acetic acid dancer fluid and the extraction time which will affect the yield of collagen produced. The research design used was pre experiment. Only one case design/case study is treated/ intervened. The study was analyzed comparatively ie the effectiveness of acetic acid and the immersion time in yield of collagen yield from the shells and shells of clam greens. Data is processed and analyzed using spss with t-test. Keywords :Anadara granosa,Mytilus varidis, collagen
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol dan Ekstrak n-Heksan Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata. L) terhadap Waktu Kematian Cacing Pita Ayam (Raillietina Sp.) Secara In Vitro Difa Intannia; Rezki Amelia; Lisda Handayani; Heri Budi Santoso
Jurnal Pharmascience Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i2.5819

Abstract

ABSTRAK            Indonesia diketahui banyak memiliki tumbuhan yang berkhasiat obat, diantaranya adalah daun ketepeng cina (Cassia alata. L) yang mempunyai khasiat sebagai obat cacing, sariawan, sembelit, panu, kurap, kudis dan gatal-gatal. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol dan n-heksan daun ketepeng cina (Cassia alata. L) terhadap waktu kematian cacing pita ayam secara in vitro. Metode Penelitian: Merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan perlakuan terhadap cacing pita ayam yang direndam dalam ekstrak etanol dan ekstrak n-heksan dengan dosis 25 mg/25 mL, 50 mg/25 mL, 75 mg/ 25mL dan 100 mg/25 mL serta sebagai pembanding adalah mebendazole dengan seri dosis yang sama. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali replikasi dengan masing-masing replikasi menggunakan 5 ekor cacing. Waktu kematian cacing dicatat dan dilakukan analisis. Hasil Penelitian: Ekstrak n-heksan diketahui lebih cepat mematikan cacing pita ayam dibandingkan dengan ekstrak etanol, namun masih lebih lambat dibandingkan dengan mebendazole. Dosis  100 mg/ 25mL memberikan waktu kematian yang paling cepat pada semua kelompok, dengan waktu kematian sebagai berikut: 1) Ekstrak etanol 202 menit±17.48, 2) Ekstrak n-heksan 138 menit±26,94 dan Mebendazole 95 menit±21,68. Kesimpulan: Ekstrak etanol dan n-heksan mampu mematikan cacing pita ayam (Raillietina sp.) secara in vitro.Kata kunci: Efek anthelmintic, daun Cassia alata. L, ekstrak etanol, ekstrak n-heksan, Raillietina spAbstractKetepeng Cina (Cassia alata. L) is one of Indonesian medical herb which have properties as an anthelmintic, laxative, treat scabies and itchy. Aim of this study is to understand the effect of ethanolic and n-hexane leaf extract of Cassia alata. L toward mortality time of chicken tapeworm (raillietina sp.) in vitro. Four concentrations (25, 50, 75 and 100 mg/ 25 mL) of each extract were studied in activity, which involved the determination time of death of the tapeworm. Both the extracts exhibited best anthelmintic effect at highest concentration of 100 mg/25 ml.  Mebendazole  in  same  concentration  as  that  of  extract  was included  as  standard  reference. Mortality time for each extracts are 1) Ethanolic extracts 202 minute±17.48; 2) n-hexane extract 138 minute±26.94 and Mebendazole 95 minute±21.68  The ethanolic  and  n-hexane leaf  extracts of Cassia alata. L has effect toward mortality time of chicken tapeworm Raillietina sp. in vitro.Key word: Anthelmintic effect, Cassia alata. L, Ethanolic leaf extract, n-Hexane leaf extract, Raillietina sp
Potensi Agar-Agar Berbahan Kulit Pisang Mauli (Musa Sp. AA) Khas Kalimantan Selatan Sebagai Antihiperlipidemia Kukuh Bagus Nugroho; Destria Indah Sari; Malikhatun Ni’mah
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i1.5835

Abstract

ABSTRAK Pisang mauli (Musa sp. AA) adalah pisang khas Kalimantan Selatan. Kulit buah pisang mauli mengandung flavonoid yang berperan sebagai antihiperlipidemia. Berdasarkan kandungan flavonoid tersebut ekstrak dan agar-agar kulit pisang mauli memiliki potensi sebagai salah satu terapi antihiperlipidemia. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan dan efek antihiperlipidemia dari ekstrak dan agar agar kulit pisang mauli. Penentuan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan AlCl3. Sedangkan aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH. Penentuan efek antihiperlipidemia dilakukan pada tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan Propiltiourasil, tikus dibagi menjadi lima kelompok : kelompok kontrol normal (Na-CMC), kelompok kontrol positif (Simvastatin 40 mg/70Kg BB), kelompok kontrol negatif, kelompok ekstrak 240 mg/Kg BB dan kelompok agar-agar 1 gram/Kg BB. Ekstrak dan agar-agar diberikan secara oral selama delapan hari. Pada hari berikutnya dilakukan pengukuran kadar kolesterol total dan trigliserida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dan agar-agar kulit pisang mauli mengandung flavonoid sebanyak 0,8339 dan 0,2021 mg kuersetin/100 mg sampel. Ekstrak dan agar-agar kulit pisang memiliki nilai % inhibisi terhadap DPPH sebesar 58,6794 dan 25,4792 %. Efek antihipelipidemia pada ekstrak 240 mg/kg BB lebih kuat daripada agar-agar 1 gram/Kg BB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan dan efek antihiperlipidemia ekstrak lebih tinggi dan kuat daripada agar-agar. Kata kunci : Kulit pisang mauli, ekstrak, agar-agar, kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan, antihiperlipidemia ABSTRACTMauli Banana (Musa sp. AA) is endemic banana’s from South Borneo. The peel of fruit contains flavonoid which have antihyperlipidemic effect.. Based on the flavonoid content, extract and jelly of mauli banana peel has potential as a therapeutic of antihyperlipidemic. The aim of this research are to determine total flavonoid content, antioxidant activity and antihyperlipidemic effect of extract and jelly of mauli banana peel. The total flavonoid content was determined by colorimetric method using AlCl3. The antioxidant activity was determined by DPPH method. The Antihyperlipidemic effect determined using Propylthiouracil-induced male Wistar rats animals. The rats divided into five group : normal control group (Na-CMC), positive control group (Simvastatin), negative control group, extract 240 mg/Kg b.wt  group and jelly 1 gram/Kg b.wt group. The extract administrated orally within eight days. On the next day the total cholesterol and triglycerides level was determined . The result showed that extract and jelly of mauli banana peel contains 0,8339 and 0,2021 mg quercetin/100mg sample. Extract and jelly of mauli banana peel has 58,6794 and 25,4792 % of  % inhibition value on DPPH. The antihyperlipidemic effect on extract 240 mg/Kg b.wt group stronger than jelly 1 gram/Kg b.wt. The conclusion of this research are total flavonoid content, antioxidant activity and antihyperlipidemic effect of extract higher and stronger than jelly. Keywords :
Perbandingan Efek Ekstrak Etanol, Fraksi N-Butanol, dan Fraksi Petroleum Eter Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Yang Diinduksi Aloksan Khoerul Anwar; Ria Eka Putri Hariadi; Nadia Kamalia; Heri Budi Santoso; Ade Putri Leluni Ngindra
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 2 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i2.5742

Abstract

Secara empiris daun kembang bulan digunakan oleh masyarakat daerah Loksado, Kalimantan Selatan untuk pengobatan diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas ekstrak etanol, fraksi n-butanol, dan fraksi petroleum eter daun kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit jantan diabetes dengan penginduksi aloksan. Serbuk kering daun kembang bulan diekstraksi menggunakan etanol dengan metode maserasi, kemudian ekstrak etanol difraksinasi menggunakan n-butanol dan petroleum eter. Ekstrak etanol, fraksi n-butanol dan fraksi petroleum eter yang didapat diuapkan sampai menjadi ekstrak kering dan akan digunakan sebagai sampel uji. Dua puluh lima ekor mencit diinduksi dengan aloksan dosis 150 mg/kgBB secara intraperitonial pada hari ke-2 dan ke-4. Mencit hiperglikemik dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu K1, K2, K3, K4, dan K5. Sampel uji diberikan selama 7 hari berturut-turut setelah induksi aloksan pada hari ke-4. Kelompok K1 sebagai kontrol negatif diberi Na-CMC 0,5%. Kelompok K2 kontrol positif diberi glibenklamid 0,6525 mg/kgBB. Kelompok K3, K4, dan K5 berturut-turut diberikan ekstrak etanol, fraksi n-butanol dan fraksi petroleum eter daun kembang bulan dengan dosis 100 mg/kgBB. Kadar glukosa darah puasa diukur dengan menggunakan GlucoDr® sebelum hewan uji diinduksi aloksan (hari ke-0), hari ke-2, 4, 8, dan 11. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol, fraksi n-butanol dan fraksi petroleum eter daun kembang bulan mampu menurunkan kadar glukosa darah yang berbeda bermakna dibandingkan kontrol negatif (p

Page 2 of 32 | Total Record : 319