cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi (JIMPBIO) terbit emapat kali setahun pada bulan Pebruari, Mei, Agustus dan Nopember, berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian di bidang pendidikan biologi dan ilmu biologi.
Arjuna Subject : -
Articles 196 Documents
The Relationship of Mom's Knowledge Level With a Case of Acute Respiratory Tract Infection (Ari) at Puskesmas Jeulingke, Banda Aceh Liza Aswana; Hafnati Rahmatan; Asiah Asiah; Andi Ulfa Tenri Pada; Iflan Nauval
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractAcute Respiratory Tract Infection (ARI) is a disease that causes death more often in children under five and according to the World Health Organization (WHO) ARI is a disease with the most frequent mortality rate in children. This study aims to see the relationship between the level of knowledge of mothers with cases of ARI. The research used observation and interview methods. The research parameter is the level of knowledge of mothers and cases of ARI. Data analysis showed a moderate relationship (r = -0.636) with a p-value of 0.000 between the mother's level of knowledge and ARI cases which had a negative correlation direction (-) which was in the opposite direction, where the lower the mother's knowledge, the higher the ARI cases. The result of this research is that there are more mothers with sufficient knowledge whose children under five often experience ARI. The conclusion of the study is that there is a relationship between mother's knowledge and cases of ARI in toddlers.Keywords: toddler, mother, infection AbstrakInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit penyebab kematian yang lebih sering terkena balita serta menurut World Health Organization (WHO) ISPA termasuk penyakit dengan tingkat kematian yang paling sering terjadi pada anak.   Penelitian   bertujuan   untuk   melihat   adanya   hubungan   antara   tingkat pengetahuan ibu dengan kasus ISPA. Penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara. Parameter penelitian yaitu tingkat pengetahuan ibu dan kasus ISPA. Analisis data menunjukkan hasil hubungan sedang (r = -0.636) dengan p-value 0.000 antara tingkat  pengetahuan  ibu  dengan  kasus  ISPA yang  memiliki  arah  korelasi negatif (-) yaitu berlawanan arah, dimana semakin rendah pengetahuan ibu maka semakin tinggi kasus ISPA. Hasil penelitian yaitu lebih banyak ibu dengan pengetahuan   cukup   yang   anak   balitanya   sering   mengalami   ISPA.   Simpulan penelitian yaitu adanya hubungan terhadap pengetahuan ibu dengan kasus ISPA pada balita.Kata Kunci: balita, ibu, infeksi
Types of Epiphytic Orchids (Orchidaceae) in Coffe plantations in Simpang Teritit Village, Wih Pesam District, Bener Meriah Regency Selvi Ulan Dari; Cut Nurmaliah; Hasanuddin Hasanuddin; Djufri Djufri; Dewi Andayani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Epiphytic orchids are orchids that live attached to the trunk, branches, or twigs of both living and dead trees. Research on "Types of Epiphytic Orchid Plants (Orchidaceae) in the Coffee Plantation of Simpang Teritit Village, Wih Pesam District, Bener Meriah Regency" has been carried out at the Coffee Plantation of Simpang Teritit Village, Wih Pesam District, Bener Meriah Regency from 27 June 2021 to 15 July 2021. This study aims to determine the types of epiphytic orchids and epiphytic orchid host trees. The method used in this research is the method of transect and checkered line. From the results of the study found 12 genera of orchids, consisting of 14 types of epiphytic orchids, namely; Adenoncos elongata J.J.Sm, Appendicula cornuta Blume, Cymbidium dayanum Ridl, Dendrobium truncatum Lindl, Dendrobium crumenatum Swartz, Eria pilifera Ridl, Liparis cespitosa (Lam.) Lindl., Liparis condylobulbon Rch. ) Lindl, Phreatia plantaginifolia (J.Koenig), Polystachya concreta (Jacq.) Garay H.R.Sweet, Thrixspermum incurvicalcar J.J.Sm and Vanda pumila Hook.f. Furthermore, there are 5 types of host trees, namely; Coffea Arabica L., Gliricidia sepium (Jacq)., Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit, Citrus nobilis L., and Citrus reticulate Blanco. The conclusion of this research is that there are 12 genera and 14 types of epiphytic orchids attached to 5 tree species. Orchid type Liparis condylobulbon Rchb.f. is an epiphytic orchid which is mostly found individually.Keywords: orchidaceae, epiphyte, host tree. Anggrek epifit adalah anggrek yang hidup menempel pada batang, dahan, atau ranting pohon baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Penelitian tentang “Jenis-jenis Tumbuhan Anggrek Epifit (Orchidaceae) di Perkebunan Kopi Desa Simpang Teritit Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah” telah dilaksanakan di Perkebunan Kopi Desa Simpang Teritit Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah sejak 27 Juni 2021 s.d 15 Juli 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis anggrek epifit dan pohon inang anggrek epifit. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode transek dan garis berpetak. Dari hasil penelitian ditemukan 12 genus anggrek, terdiri dari 14 jenis anggrek epifit yaitu; Adenoncos elongata J.J.Sm, Appendicula cornuta Blume, Cymbidium dayanum Ridl, Dendrobium truncatum Lindl, Dendrobium crumenatum Swartz, Eria pilifera Ridl, Liparis cespitosa (Lam.) Lindl., Liparis condylobulbon Rchb.f., Luisia taurina J.J.Sm, Oberonia ensiformis (Rees) Lindl, Phreatia plantaginifolia (J.Koenig), Polystachya concreta (Jacq.) Garay H.R.Sweet, Thrixspermum incurvicalcar J.J.Sm dan Vanda pumila Hook.f. Selanjutnya terdapat 5 jenis pohon inang yaitu; Coffea Arabica L., Gliricidia sepium (Jacq)., Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit, Citrus nobilis L., dan Citrus reticulate Blanco. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat 12 genus dan 14 jenis anggrek epifit yang melekat pada 5 jenis pohon. Anggrek jenis Liparis condylobulbon Rchb.f. adalah anggrek epifit yang paling banyak ditemukan individunya.Kata kunci: orchidaceae, epifit, pohon inang.
Types of Diversity of Plants Standing of Pinus (Pinus Merkusii) In Uyem Beriring Natural Tourism, Gayo Lues District Masyitah Masyitah; Djufri Djufri; Hasanuddin Hasanuddin; Muhibbuddin Muhibbuddin; Cut Nurmaliah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTThis study aims to determine the type and level of diversity (H') of plants. The research was conducted in August – September 2021. The approach used in this study was quantitative with a descriptive type of research. Data was collected by using the quadratic method with purposive sampling technique. The parameters observed included Absolute Frequency (FM), Absolute Density (KM), Absolute Dominance (DM), and the level of diversity (H'). The results obtained 136 species from 50 families consisting of tree habitus 12 species from 9 families, shrubs 55 species from 31 families, and herbs 69 species from 26 families. The understorey that dominates all stations is paitan grass (Axonopus compressus). The level of diversity of understorey species of pine stands in Uyem Beriring Nature Tourism, Gayo Lues Regency at station I there are 117 species with a diversity index of 4.27 which is categorized as very high. At station II there are 61 species with a diversity index of 3.72 and at station III there are 32 species with a diversity index of 3.23 which are categorized as high. The average level of plant diversity at the three stations is H' = 3.74, meaning that the diversity of plants in Uyem Beriring Nature Tourism, Gayo Lues District is relatively high.Keywords: Diversity, Pine, Undergrowth, Uyem Beriring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan bawah tegakan pinus (Pinus merkusii) di Wisata Alam Uyem Beriring Kabupaten Gayo Lues. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2021. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan mengunakan metode kuadrat dengan teknik Purposive Sampling. Parameter yang diamati meliputi Frekuensi Mutlak (FM), Kerapatan Mutlak (KM), Dominansi Mutlak (DM), dan Tingkat Keanekaragaman (H’). Hasil penelitian diperoleh 136 jenis dari 50 familia terdiri dari habitus pohon 12 jenis dari 9 familia, perdu 55 jenis dari 31 familia, dan herba 69 jenis dari 25 familia. Tumbuhan bawah yang mendominasi seluruh stasiun yaitu rumput paitan (Axonopus compressus). Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah tegakan pinus (Pinus merkusii) di Wisata Alam Uyem Beriring Kabupaten Gayo Lues pada stasiun I terdapat 117 jenis dengan indeks keanekaragaman 4.27 (sangat tinggi). Pada stasiun II terdapat 61 jenis dengan indeks keanekaragaman 3.72 (tinggi), dan Pada stasiun III terdapat 32 jenis dengan indeks keanekaragaman 3.23 (tinggi). Rata-rata tingkat keanekaragaman tumbuhan pada ketiga stasiun adalah H’= 3,74, artinya keanekaragaman tumbuhan di Wisata Alam Uyem Beriring Kabupaten Gayo Lues tergolong tinggi.Kata Kunci : Keanekaragaman, Pinus, Tumbuhan Bawah, Uyem Beriring. 
Diversity of Malacostraca in the Kuala Langsa Mangrove Forest Area, Langsa City Riska Fitriani; M Ali Sarong; Khairil Khairil; Asiah MD; Ismul Huda
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malacostraca is a class of the Phylum Crustacea. Most of this class is shrimp, crab, lobster and hermit crab. The purpose of this study was to determine the diversity of Malacostraca in the Kuala Langsa Mangrove Forest Area, Langsa City. The research was carried out from March to August 2021. The research sample was taken from July 31, 2021 to August 8, 2021. The method used was a survey method with purposive sampling technique. Identification of Malacostraca using the book Crab Uca in Indonesian Mangrove Forests, 2015 and Protocol for Collecting Data on Mangrove Crab Fisheries Scylla serrata, Indonesia, 2017. Data analysis using the Shannon-Wiener Diversity Formula. The results found 10 species, with the highest diversity index of Malacostraca found at station 3 at 1.53 and the lowest diversity at station 2 at 0.73. It can be concluded that the level of diversity of Malacostraca in the Kuala Langsa Mangrove Forest Area of Langsa City is low to moderate, with a diversity index ranging from 0.73-1.53.Keywords: Diversity, Malacostraca, Mangrove Forest Malacostraca yaitu salah satu kelas dari Filum Crustacea. Sebagian besar kelas ini yaitu udang, kepiting, lobster dan kelomang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Keanekaragaman Malacostraca di Kawasan Hutan Mangrove Kuala Langsa Kota Langsa. Penelitian dilakukan sejak bulan Maret sampai Agustus 2021. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada tanggal 31 Juli 2021 sampai 8 Agustus  2021. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik purposive sampling. Identifikasi Malacostraca menggunakan buku Kepiting Uca di Hutan Mangrove Indonesia, 2015 dan Protokol Pengumpulan Data Perikanan Kepiting Bakau Scylla serrata, Indonesia, 2017. Analisis data menggunakan Rumus Keanekaragaman Shannon-Wiener. Hasil penelitian ditemukan 10 spesies, dengan indeks keanekaragaman Malacostraca tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 1,53 dan keanekaragaman terendah terdapat pada stasiun 2 yaitu 0,73. Dapat disimpulkan bahwa tingkat keanekaragaman Malacostraca di Kawasan Hutan Mangrove Kuala Langsa Kota Langsa adalah rendah sampai sedang, dengan indeks keanekaragaman berkisar antara 0,73-1,53.Kata Kunci: Keanekaragaman, Malacostraca, Hutan Mangrove
Validity of Questions in The Application of STEM Projects to Increase Learning Outcomes and Students' Learning Motivation on Environmental Change and Preservation Materials Salwa Afniola; Wiwit Artika; Hafnati Rahmatan; Cut Nurmaliah; Abdullah Abdullah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractValidation of learning outcomes test kits is something that must be done to comply with ISO 9001-2000 quality management which requires the instrument to meet quality rules for the process of measuring competence on student learning achievement. This study aims to determine the level of validation of learning outcomes test items used in the implementation of the research exercise learning approach and to analyze the quality of the learning outcomes test. Purposive sampling is the technique used in this study with a sample of 30 people. The process of collecting data is carried out by giving tests to students in the form of multiple choice as many as 40 questions. Then the data were analyzed quantitatively. Based on the results of the study, it is known that each item has a different validity value. The average value of item validity is 0.258 and among the 40 questions, there are 10 items that cannot be used and 30 items that can be used. Keywords: validation, learning outcomes, question. AbstrakValidasi perangkat tes hasil belajar merupakan hal yang harus dilakukan agar sesuai dengan manajemen mutu ISO 9001-2000 yang mengharuskan instrumen untuk memenuhi kaidah-kaidah berkualitas untuk proses pengukuran kompetensi pada prestasi belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validasi butir soal tes hasil belajar yang digunakan pada pelaksaan pendekatan pembelajaran latihan penelitian serta untuk menganalisis kualitas tes hasil belajar tersebut. Purposive sampling merupakan teknik yang digunakan pada penelitian ini dengan sampel sejumlah 30 orang. Proses dikumpulkannya data dilakukan dengan pemberian tes kepada peserta didik berbentuk pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. Lalu data dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masing-masing butir soal memiliki nilai validitas berbeda. Nilai rata-rata validitas butir soal adalah 0,258 dan diantara 40 soal, terdapat 10 butir soal yang tidak dapat digunakan dan 30 butir soal yang bisa digunakan.Kata Kunci: validasi, hasil belajar, soal
Level of Survivality of Bett Fish (Betta splendens) by Feeding Feed Shell Waste Flour Mrown Crab (Scylla sp.) Irma Sulastri; Safrida S; Devi Syafrianti; Andi Ulfa Tenri Pada; Ismul Huda
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Betta fish (Betta splendens) is a freshwater fish. that is favored by the public as ornamental fish because it has a beautiful and bright body. color and can be of high selling value, so cultivators need to maintain the survival of the fish. Survival rates can be influenced by external and internal factors. Internal factors consist of the food consumed, while external factors include the external environment such as temperature and pH. The purpose of this study was to determine the effect of giving mud crab shell waste flour (Scylla sp.) on the survival of Betta Fish. This study used a non-factorial experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) experiment with 4 treatments and 5 replications. The treatments consisted of P0 (0 g), P1 (63 g), P2 (126 g) and P3 (189 g) crab shell flour. Data analyzed using ui Analysis of Variance (ANOVA). The results showed that the. survival of fish during mixed feeding was very good, because the SR (%) value was above 50%. The conclusion of this study is that feeding a mixture of crab shell waste flour has no effect because the value of Fcount Ftable on fish survival with an SR value (%) of 70-100%.  Ikan Cupang (Betta splendens) adalah ikan yang hidup di air tawar yang. digemari masyarakat sebagai ikan hias karena memiliki warna tubuh yang indah serta cerah dan bisa bernilai jual tinggi, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan kelangsungan hidup ikan. Tingkat kelangsungan hidup dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal terdiri dari makanan yang dikonsumsi, sedangkan ekternal mencakup lingkungan luar seperti suhu dan pH. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung limbah cangkang kepiting bakau (Scylla sp.) terhadap kelangsungan hidup Ikan Cupang. Metode pada penelitian eksperimen non-faktorial dengan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari P0 (0 g), P1 (63 g), P2 (126 g) dan P3 (189 g) tepung cangkang kepiting. Data dianalisis  menggunakan uji Analisis Varian (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan .bahwa kelangsungan hidup ikan saat pemberian pakan campuran tergolong sangat baik, karena nilai SR (%) diatas 50%. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian pakan campuran tepung limbah cangkang kepiting tidak berpengaruh atau nilai Fhitung Ftabel maka hipotesis ditolak terhadap kelangsungan hidup ikan dengan nilai SR (%) 70-100%. 
COMMUNITY'S MISCONCEPTIONS ON ELEPHANT AND HUMAN CONFLICT PROBLEMS IN MILA DISTRICT, DISTRICT PIDIE BASED ON THE ASPECT (KNOWLEDGE, CAUSES, AND SOLUTIONS/MITIGATION FROM THE ELEPHANT CONFLICT) Hadianur Hadianur; Abdullah Abdullah; Khairil Khairil; Safrida Safrida; Wiwit Artika
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AsbtrakMiskonsepsi merupakan suatu kepercayaan yang tidak sesuai dengan penjelasan yang diterima umum dan terbukti sahih tentang suatu fenomena atau peristiwa tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi miskonsepsi masyarakat terhadap masalah konflik gajah dan manusia di Kecamatan Mila Kabupaten Pidie berdasarkan dari aspek pengetahuan tentang gajah, aspek penyebab terjadinya konflik gajah, dan aspek solusi/mitigasi dari konflik gajah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis satu persatu untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi sesuai dengan kriteria jawaban dan nilai Certainty of Respons Index (CRI) yang telah ditetapkan, kemudian dihitung persentasenya. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa miskonsepsi terdapat pada aspek penyebab terjadinya konflik gajah sebesar 15 %, pada aspek  solusi/mitigasi dari konflik gajah sebesar 10,18 %, dan pada aspek pengetahuan tentang gajah sebesar 8,44 %. Kesimpulan penelitian ini adalah miskonsepsi terjadi pada semua aspek (pengetahuan tentang gajah, penyebab terjadinya konflik gajah, solusi/mitigasi dari konflik gajah).Kata kunci: Miskonsepsi, gajah sumatera, masalah konflik gajahAbstractMisconception is a belief that is not in accordance with generally accepted explanations and proven valid about a phenomenon or event. The purpose of this study is to identify community misconceptions about the problem of elephant and human conflict in Mila District, Pidie Regency based on aspects of knowledge about elephants, aspects that cause elephant conflicts, and aspects of solutions/mitigations of elephant conflicts. This study uses a qualitative approach, data collection using a questionnaire. The sampling technique in this study used purposive sampling. The data obtained were then analyzed one by one to determine whether there were misconceptions in accordance with the answer criteria and the predetermined Certainty of Response Index (CRI) value, then the percentage was calculated. The results obtained indicate that there are misconceptions in the aspect of the cause of elephant conflict by 15%, in the solution/mitigation aspect of elephant conflict by 10.18%, and in the knowledge aspect about elephants by 8.44%. The conclusion of this study is that misconceptions occur in all aspects (knowledge about elephants, causes of elephant conflicts, solutions/mitigations of elephant conflicts).Keywords: Misconception, Sumatran elephant, elephant conflict problem
Inventory of Typhoid Fever Disease Plants in Tangse District, Pidie Regency Laina Maqfirah; Wardiah Wardiah; Cut Nurmaliah; Hasanuddin Hasanuddin; Dewi Andayani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractTyphoid fever or often known as typhus is an infectious disease that attacks the digestive system, namely the intestines, this disease is caused by the bacterium Salmonella typhi. Symptoms of typhoid fever or typhoid are in the form of fever for a week or more, this is usually followed by disturbances in the digestive tract. This study aims to determine the species of medicinal plants, plant organs used, processing methods and how to use them by the community to cure typhoid/typhoid fever in Tangse District, Pidie Regency. The research was conducted in October-November 2021. The method applied in this study was Rapid Rural Appraisal (RRA) by conducting observations and structured interviews. The parameters measured include the name of the species/scientific name of the plant, the organ of the plant used, the method of processing and the method of its use as a medicinal plant. Descriptive data analysis. The results showed that 11 species of medicinal plants were included in 9 Familia, these species were el root/pasak bumi, pomegranate, pear, meniran, gotu kola, cumin, carrot, white pumpkin, coconut, orange and leaves of the tree. The plant organs used are roots, leaves, fruit, seeds and tubers. There are various ways of processing medicinal plants, some are boiled, ground, crushed, grated, dredged and some are used directly without being processed first. Its use is done by eating, drinking or applied to parts of the body such as dressing. AbstrakDemam tifoid atau yang sering dikenal tipes merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan yaitu usus, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Gejala penyakit demam tifoid atau tipes adalah berupa demam satu minggu atau lebih, hal ini biasanya diikuti dengan gangguan pada saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies tumbuhan obat, organ tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan dan cara penggunaannya oleh masyarakat untuk menyembuhkan demam tifoid/tipes di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. Penelitian telah dilangsungkan pada bulan Oktober-November 2021. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah Rapid Rural Appraisal (RRA) dengan cara melakukan observasi dan wawancara terstruktur. Parameter yang diukur mencakup nama spesies/ nama ilmiah tumbuhan, organ tanaman yang digunakan, cara pengolahan serta cara pegunaannya sebagai tumbuhan obat. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan 11 spesies tumbuhan obat yang termasuk ke dalam 9 Familia, spesies tersebut yaitu akar el/pasak bumi, delima, pir, meniran, pegagan, jintan putih, wortel, labu putih, kelapa, jeruk dan daun bangun-bangun. Organ tanaman yang digunakan adalah akar, daun, buah, biji serta umbi. Cara pengolahan tumbuhan obat yang dilakukan bervariasi, ada yang direbus, digiling, ditumbuk, diparut, dikeruk dan ada yang langsung digunakan tanpa diolah terlebih dahulu. Penggunaannya dilakukan dengan dimakan, diminum atau diaplikasikan ke bagian tubuh seperti dibalur.
Students' Response To The Application Of The Remap-Tgt (Reading Concept Map Team Game Tournament) Model On Human Digestive System Materials Tasya Karima; Muhibbuddin Muhibbuddin; Andi Ulfa Tenri Pada; Samingan Samingan; Wiwit Artika
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractStudent responses are responses given during the learning process, the Remap-TGT model is a learning activity by combining reading activities to understand learning materials and build concept maps. The purpose of this study is to see the response of students in the Reading Remap-TGT learning activities on the material of the human digestive system. This study used the experimental method with the research subjects were 33 students of class XI MIPA 1. The parameters measured were student responses through student response questionnaires, the data were analyzed using the percentage formula. The results of the study were responses with very good categories. The conclusion from the research is that each indicator has a value with a very good category. The excellent response is evidence of the students' interest in the Remap-TGT learning model, which is very interesting and memorable.Keywords: student response, remap-tgt, human digestive systemAbstrakRespon peserta didik yaitu tanggapan yang diberikan selama proses pembelajaran, model Remap-TGT yaitu kegiatan pembelajaran dengan menggabungkan kegiatan membaca untuk memahami materi pembelajaran dan membangun peta konsep. Tujuan penelitian ini yaitu akan melihat respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Reading Remap-TGT pada materi sistem pencernaan manusia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen  dengan subjek penelitian adalah 33 peserta didik kelas XI MIPA 1. Parameter yang diukur adalah respon peserta didik melalui angket respon peserta didik, data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase.. Hasil penelitian yaitu respon dengan kategori sangat baik. Simpulan dari penelitian bahwa pada masing-masing indikator memiliki nilai dengan kategori sangat baik. Respon yang sangat baik merupakan bukti ketertarikan peserta didik terhadap model pembelajaran Remap-TGT sangat menarik dan berkesan.Kata Kunci: respon peserta didik, remap-tgt, sistem pencernaan manusia 
Use of plants as fragrance enhancers , dyes, and natural presertives in Ingin Jaya District of Aceh Besar Izmi Rizka Aulia; Hasanuddin Hasanuddin; Wardiah Wardiah; Dewi Andayani; Safrida Safrida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK            Penelitian tentang spesies yang digunakan sebagai penambah aroma, pewarna       dan pengawet alami di Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar telah dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan dan cara pengolahan tumbuhan yang digunakan untuk penambah aroma, pewarna, dan pengawet alami. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ingin Jaya dari Bulan Oktober sampai dengan November 2021. Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah kualitatif dan survey. Penelitian ini menggunakan metode RRA (Rapid Rural Appraisal). Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 90 spesies yang tumbuhan yang tergolong ke dalam 56 familia yang terdiri dari spesies penambah aroma sebanyak 44 spesies, pewarna (43 spesies), dan pengawet (20 spesies). Terdapat beberapa spesies yang sama dengan manfaat yang berbeda. Bagian/organ tumbuhan yang banyak digunakan sebagai penambah aroma adalah bagian daun (26 %), sebagai pewarna adalah buah (20%),  sedangkan sebagai pengawet adalah buah (9%). Cara pengolahan/penggunaan yang paling sering dilakukan oleh masyarakat adalah dengan cara dihaluskan (62,22%).Kata Kunci : Penambah Aroma, Pewarna, Pengawet, Ingin Jaya ABSTRACT            Research on species used as fragrance enhancers , dyes, and natural presertives in Ingin Jaya District of Aceh Besar has been conducted. The purpose of the study is to find out the type of plant, the parts of the plant used and way of processing the plant used for fragrance enhancers, dyes, and natural presertives.This research was conducted in Ingin Jaya District from October to November 2021.  This approach and type of research is qualitative ans survey. The results showed that there are 90 species of plants belonging to 56 families consisting of fragrance enhancers (44), dyes (43 species) and preservatives (20 species). There are several similar species with different use. The part of the plant that is widely used as a  fragrance enhancers is part leaf (26%). As a dye is fruit (20%), while as a preservative is fruit (9%). The most common way of processing by the community is by smoothing (62,22%).Keywords: Fragrance enhancers, dyes, natural presertives, Ingin Jaya