cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 4 (2024)" : 10 Documents clear
Efektivitas Early Bubble Continuous Positive Airway Pressure Sederhana Terhadap Perbaikan Down Score Bayi Prematur di Rumah Sakit Umum Daerah Sambas, Kalimantan Barat Chandra, Chandra; Zulkarman, Zulkarman
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.224-9

Abstract

Latar belakang. Respiratory Distress Syndrome adalah masalah kesehatan yang umum, terutama pada bayi prematur. Diagnosis RDS ditegakkan secara klinis ketika sistem pernapasan bayi tidak mampu melakukan pertukaran gas secara normal tanpa bantuan. Derajat distress pernapasan dapat dinilai menggunakan Down score, yang merupakan alat ukur kegawatan pernapasan pada neonatus yang cepat dan sederhana. Down score juga digunakan sebagai acuan untuk menentukan jenis terapi oksigen yang akan diterapkan. Penanganan awal yang tepat sangat menentukan prognosis bayi dengan distress pernapasan di masa mendatang.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Early Bubble CPAP sederhana terhadap perbaikan Down Score pada bayi prematur di Rumah Sakit Umum Daerah Sambas, Kalimantan Barat.Metode. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan observasional analitik secara prospektif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental total sampling, dan analisis data dilakukan menggunakan SPSS dengan uji Wilcoxon.Hasil. Rata-rata Down score responden sebelum perlakuan adalah 4,50, sedangkan setelah perlakuan rata-rata menjadi 2,82. Hasil analisis menunjukkan nilai Z sebesar 4,097 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05).Kesimpulan. Terapi oksigen Early Bubble CPAP sederhana efektif dalam memperbaiki Down score pada bayi prematur yang mengalami distress pernapasan.
Peran Measles-Containing-Vaccine dalam Pencegahan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Tatiana, Diandra; Utami, Felicitas Anindya; Devaera, Yoga
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.249-56

Abstract

Latar belakang. Saat ini, penyebaran virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) atau Novel Coronavirus masih terus berkembang. Novel alphacoronavirus dan paramyxoviruses (keluarga campak) memiliki strain virus yang mirip. Selain itu, terdapat homologi urutan asam amino antara virus COVID-19 dan virus rubella yang dapat memunculkan reaktivitas imun silang. Hingga saat ini, belum ada vaksin COVID-19 yang dapat diberikan kepada anak di bawah 12 tahun. Pertanyaan yang muncul adalah apakah pemberian vaksin Measles-Containing-Vaccine (MCV) memiliki peran dalam pencegahan COVID-19 jika dibandingkan dengan vaksinasi virus hidup lainnya.Tujuan. Mengetahui peran vaksin MCV pada anak terhadap mortalitas dan morbiditas COVID-19.Metode. Penelusuran pustaka dilakukan melalui database elektronik, yaitu Pubmed, Cochrane, dan Google Scholar dengan kata kunci “MCV vaccine” AND “COVID-19 children” AND “mortality” AND “morbidity”.Hasil. Dari penelusuran literatur, diperoleh 3 artikel yang terpilih dan kemudian dilakukan telaah kritis. Pemberian vaksin MMR (RR= 0.56; p=0,0032) berhubungan dengan tingkat infeksi yang lebih rendah. Sedangkan vaksin MCV menunjukkan 87,5% (OR=0,125, 95% CI) berhubungan dengan gejala ringan (p<0,0001). Vaksin MCV berpengaruh terhadap mortalitas dan morbiditas infeksi COVID-19, karena sekuens glikoprotein virus SARS-CoV-2 dan virus dalam MCV memiliki kemiripan.Kesimpulan. Vaksin MCV berperan dalam mengurangi infeksi COVID-19 secara langsung. Pemberian vaksin MCV menurunkan angka kematian COVID-19, tingkat infeksi, dan severitas manifestasi infeksi COVID-19.
Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin Plasma sebagai Prediktor Gangguan Fungsi Ginjal pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Asianotik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Safrizal, Safrizal; Dimiati, Herlina; Amna, Eka Yunita; Sovira, Nora; Haris, Syafruddin; Darussalam, Dora
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.218-23

Abstract

Latar belakang. Penyakit jantung bawaan asianotik merupakan kelainan struktur dan fungsi jantung sejak lahir yang tidak ditandai dengan sianosis. Morbiditas PJB asianotik signifikan, dengan prevalensi 69,3-78,5%. Pada PJB dapat terjadi gangguan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan mortalitas pada anak. Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin (NGAL) plasma merupakan penanda prediktor gangguan fungsi ginjal pada anak. Tujuan. Mengetahui kadar NGAL plasma sebagai prediktor gangguan fungsi ginjal pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik.Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan prospektif pada anak usia 1 tahun sampai 10 tahun dengan diagnosis PJB asianotik yang melakukan rawat jalan maupun rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin Banda Aceh pada bulan Februari hingga Juni 2024 yang memenuhi kriteria penelitian.Hasil. Dari 35 anak dengan PJB asianotik, terbanyak berusia usia 1 tahun sampai dengan kurang dari 5 tahun (41,7%). Sebanyak 31,2% anak dengan diagnosis defek septum atrium terdapat gangguan fungsi ginjal. Kadar NGAL plasma sebesar 100,18 ng/ml menjadi cut-off point gangguan fungsi ginjal pada anak dengan PJB asianotik. Pada nilai AUC sebesar 0,95 didapat nilai sensitivitas, spesifisitas, PPV dan NPV masing-masing sebesar 100%; 94,73%; 94,1%; dan 100%. Kadar NGAL plasma pada anak dengan PJB asianotik memiliki hubungan signifikan (p=0,001) dengan gangguan fungsi ginjal.Kesimpulan. Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin plasma dapat digunakan sebagai prediktor gangguan fungsi ginjal pada anak dengan PJB asianotik.
Peran Heparan Sulfate, Chondroitin Sulfate, dan Hyaluronic Acid Sebagai Biomarker Diagnosis Sepsis Neonatus Aswati, Lydia; Yusrawati, Yusrawati; Yani, Finny Fitry; Ali, Hirowati
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.257-62

Abstract

Sepsis neonatus menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang bermakna. Berdasarkan penelitian pada populasi di  dua dekade terakhir, diperkirakan insiden sepsis neonatus secara global adalah 2202 per 100.000 kelahiran hidup, dengan mortalitas antara 11-19%. Kultur darah masih menjadi gold standar untuk konfirmasi diagnosis sepsis neonatus, tetapi masih terbatas untuk mendapatkan hasilnya, diperlukan waktu sekitar 24-72 jam. Sepsis berhubungan dengan disfungsi sel endotel yang berat. Disfungsi endotel dapat disebabkan oleh oksidan, hiperglikemia, ROS, endotoksin bakteri serta sepsis. Disfungsi endotel pada sepsis neonatus terjadi penumpahan dari bahan-bahan yang menyusun lapisan glikokaliks endotel. Lapisannya  disusun oleh  proteoglikan, glikoprotein dan glikosaminoglikan. Komponen glikokaliks yang berada di  sirkulasi seperti syndecan-1, hyaluronan, heparan sulfate dan chondroitin sulfate dapat ditemukan di plasma/serum dan urin, diharapkan dapat digunakan  sebagai biomarker diagnosis sepsis neonatus.
Faktor Prediktif Kegagalan Hasil High Flow Nasal Cannula pada Anak dengan Gagal Napas Akut Prasetyo, Medita; Martuti, Sri; Salimo, Harsono
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.202-11

Abstract

Latar belakang. High Flow Nasal Cannula dapat membawa risiko keterlambatan saat intubasi diperlukan. Pentingnya memprediksi luaran HFNC agar eskalasi terapi dapat segera dilakukan.Tujuan. Menganalisis nilai HR, RR, SpO2, pH, pCO2, HCO3, laktat, FiO2, rasio SF dan indeks ROX sebagai faktor prediktif kegagalan terapi HFNC pada anak dengan gagal napas akut.Metode. Kohort retrospektif dilakukan di Unit Perawatan Intensif Anak/PICU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi pada bulan Desember 2023 sampai Februari 2024. Analisis data rekam medis menggunakan SPSS 23, nilai p<0,05 dianggap signifikan secara statistik.Hasil. Peningkatan HR (nilai p=0,001; RR=39; IK95%:3,48-437,49), peningkatan RR (nilai p=0,09; RR=16,33; IK95%:2,19-121,42), penurunan SpO2 (nilai p=0,04; RR=7; IK95%:1,20-40,83) dan peningkatan laktat (nilai p=0,04; RR=6,50; IK95%:1,09-36,63) signifikan pada 1 jam setelah HFNC. Peningkatan HR signifikan pada 2 jam dan 4 jam setelah terapi HFNC (p=0,004; RR=17,33; IK95%:2,36-127,34 dan nilai p=0,04; RR=6,50; IK95%:1,09-38,63). Peningkatan HR merupakan faktor prediktif yang signifikan pada 1 jam dan 2 jam setelah terapi HFNC serta peningkatan RR pada 1 jam setelah HFNC berdasarkan uji multivariat (masing-masing p=0,04; RR=42,67; IK95%:1,18-1.518,62, nilai p=0,02; RR=15,29; IK95%:1,42-164,19, dan nilai p=0,04; RR=44,41; IK95%:1,24- 1.595,89).Kesimpulan. Peningkatan HR dan peningkatan RR adalah faktor prediktif kegagalan terapi HFNC yang paling berpengaruh. Perlunya pemantauan ketat utamanya pada 1 jam setelah terapi HFNC sebagai pertimbangan eskalasi.
Pengaruh Kombinasi Terapi Akupunktur dan Medikamentosa Terhadap Keberhasilan Terapi Nyeri Kanker pada Anak Tyas, Nike Estu Renaning; Jusuf, Ahmad Aulia; Andriastuti, Murti; Djaali, Wahyuningsih
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.236-43

Abstract

Latar belakang. Di Amerika Serikat, kanker anak mencakup 2% dari seluruh kasus kanker. Kemajuan protokol terapi dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan prognosis pasien kanker anak secara signifikan, tetapi juga memunculkan masalah baru, seperti nyeri kanker. Nyeri yang tidak tertangani dapat menurunkan kualitas hidup, mengganggu tidur, meningkatkan sensitivitas nyeri, dan menyulitkan tindakan medis. Akupunktur terbukti efektif sebagai terapi tambahan bersama pengobatan farmakologis untuk mengatasi nyeri kanker, sekaligus mengurangi dosis analgetik dan efek sampingnya.Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan obat analgetik, perubahan skor Visual Analog Scale S intra kelompok, dan keberhasilan terapi pada kelompok akupunktur dan medikamentosa dan kelompok medikamentosa saja pada nyeri kanker anak. Metode. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan mengambil data di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien anak dengan nyeri kanker yang dirawat di Gedung Pusat Kesehatan Ibu Anak RSCM Kiara pada bulan Januari 2022- Juli 2023. Hasil. Kedua kelompok dapat menurunkan skor VAS dan terdapat beda signifikan. Akupunktur dan medikamentosa mempunyai peluang untuk dapat mengurangi penggunaan jenis obat analgetik, penggunaan ekstra obat dan pengurangan dosis total morfin harian, namun diperlukan penelitian lebih lanjut. Kedua kelompok memberikan hasil yang baik pada luaran keberhasilan terapiKesimpulan. Akupunktur dan medikamentosa mempunyai peluang untuk dapat mengurangi obat analgetik, mengurangi skor VAS, dan memberikan hasil yang baik untuk keberhasilan terapi, namun diperlukan penelitian lebih lanjut.
Prevalensi Bising Inosen dan Proporsi Karditis Subklinis pada Anak Usia 6-12 Tahun Rahmadhany, Anisa; Ufairah, Kamilia Rifani
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.197-201

Abstract

Latar belakang. Penyakit jantung rematik merupakan komplikasi dari demam rematik akut. Pada tahap awal penyakit, pasien mungkin tidak menunjukkan keluhan klinis, tetapi kelainan jantung dapat terdeteksi melalui pemeriksaan ekokardiografi. Pemeriksaan klinis menjadi sangat penting untuk mendukung diagnosis dini penyakit jantung rematik, khususnya dalam mendeteksi bising jantung melalui auskultasi.Tujuan. Mengetahui prevalensi bising jantung inosen dan proporsi karditis subklinis pada anak usia 6-12 tahun.Metode. Penelitian potong lintang dilakukan terhadap 201 subyek anak usia 6-12 tahun di Sekolah Dasar. Subyek menjalani pemeriksaan fisik, laboratorium, dan ekokardiografi. Penilaian dan interpretasi ekokardiografi dilakukan oleh dokter kardiologi anak.Hasil. Terdapat 16 subyek yang memiliki bising jantung, tetapi hasil ekokardiografi menunjukkan kondisi normal. Proporsi murmur inosen adalah 7,9%. Karditis subklinis ditemukan pada 1 subyek dengan proporsi 0,5%. Terdapat korelasi signifikan antara murmur dan parameter ekokardiografi dengan nilai P < 0,001.Kesimpulan. Proporsi murmur inosen dan karditis subklinis masing-masing adalah 7,9% dan 0,5%. Selain itu, bising jantung memiliki makna yang signifikan dalam kaitannya dengan hasil ekokardiografi.
Luaran Bayi Prematur dengan Pertumbuhan Janin Terhambat: Sebuah Penelitian Deskriptif Sugiyarto, Kanya Lalitya Jayanimitta; Oswari, Jessica Sylvania; Sjahrullah, Muhamad Azharry Rully; Marsubrin, Putri Maharani Tristanita
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.244-8

Abstract

Latar belakang. Pertumbuhan janin terhambat (PJT) adalah masalah kesehatan global yang kompleks, berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas pada neonatus. Ketidakmampuan janin untuk mencapai potensi pertumbuhan genetiknya, yang sering kali disebabkan oleh disfungsi plasenta menjadi penanda PJT. Kriteria diagnostik meliputi berat janin atau lingkar perut di bawah persentil ke-10, perlambatan trajektori pertumbuhan, dan sering disertai oligohidramnion. Prevalensi PJT pada neonatus berkisar antara 7-15%, meningkat menjadi 30% di negara berkembang. Bayi dengan PJT berisiko hipoglikemia, komplikasi respiratorik, dan masalah jangka panjang, seperti penyakit kardiovaskular dan gangguan metabolik.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan luaran klinis bayi prematur dengan PJT.Metode. Penelitian ini adalah studi kohort retrospektif yang mengamati luaran bayi prematur dengan PJT, mengumpulkan data rekam medis di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dari Januari hingga Desember 2023. Kriteria eksklusi mencakup intra uterine fetal death (IUFD) dan rekam medis tidak lengkap. Variabel independen dalam penelitian ini adalah bayi prematur dengan PJT, sedangkan variabel dependen adalah mortalitas dan morbiditas bayi prematur.Hasil. Pada periode Januari hingga Desember 2023, terdapat 664 persalinan prematur, 79 di antaranya dieksklusi. Penelitian ini melibatkan 585 bayi prematur dengan prevalensi PJT sebesar 29,2%. Angka kejadian distres pernapasan dan kebutuhan dukungan respirasi non-invasif lebih tinggi pada kelompok PJT, masing-masing sebesar 81,4% vs 63,4% dan 62,9% vs 45,8%. Angka mortalitas dan morbiditas lainnya tidak berbeda signifikan antara kelompok PJT dengan non-PJT. Kesimpulan. Luaran pada bayi prematur dengan atau tanpa PJT tidak berbeda bermakna. Namun, bayi prematur dengan PJT lebih berisiko mengalami distres pernapasan saat lahir sehingga membutuhkan dukungan ventilasi lebih dibandingkan kelompok non-PJT.
Dampak Pemberian Air Susu Ibu Terhadap Pertumbuhan Bayi pada Usia 0-6 Bulan dengan Riwayat Berat Lahir Rendah di Puskesmas Kota Makassar Tahun 2020-2022 Firman, Sri Rahayu; Darmawansyih, Darmawansyih; Jalaluddin, Syatirah; Anastasia, Rizka
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.230-5

Abstract

Latar belakang. Pertumbuhan bayi dengan riwayat berat lahir rendah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya, karena berat lahir yang kurang membutuhkan waktu untuk mencapai berat badan yang normal. Pemberian ASI dapat mengoptimalkan pertumbuhan bayi karena dapat mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, maupun sosial. Tujuan. Mengetahui hubungan pemberian ASI terhadap pertumbuhan bayi pada usia 0-6 bulan dengan riwayat berat lahir rendah di puskesmas kota Makassar.Metode. Penelitian analitik obsevasional dengan desain cross sectional dilakukan di puskesmas kota makassar pada bulan November-Desember 2022. Kriteria inklusi adalah bayi berusia 0-6 bulan, bayi usia >6-60 bulan yang memiliki data berat badan dan panjang badan lengkap pada usia 0-6 bulan, ibu yang bersedia menjadi responden dan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi, tinggal di wilayah puskesmas Tamagapa, Antang, Bira, dan Jongaya. Kriteria eksklusi adalah bayi yang sedang sakit kronis, memiliki kelainan kongenital, meninggal saat penelitian, dan ibu yang berpindah domisili saat penelitian berlangsung. Hasil. Hasil uji bivariat chi square menunjukkan adanya hubungan pemberian ASI terhadap pertumbuhan berat badan dan panjang badan menurut umur bayi (p 0,000). Bayi yang diberikan ASI memiliki pertumbuhan (BB/U) normal sebanyak 78 bayi (48,8%) dan yang tidak normal sebanyak 15 bayi (9,4%) Sedangkan bayi yang diberikan ASI memiliki pertumbuhan (PB/U) normal sebanyak 58 bayi (36,3%) dan yang tidak normal sebanyak 35 bayi (21,9%).Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI terhadap pertumbuhan bayi pada usia 0-6 bulan dengan riwayat berat lahir rendah.
Perbedaan Kadar Vitamin D, Tinggi Badan, dan Status Gizi pada Anak Palsi Serebral dengan dan Tanpa Epilepsi di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin, Banjarmasin Amelia Mc, Sitti; Bakhriansyah, Muhammad; Ringoringo, Harapan Parlindungan; Khairiyadi, Khairiyadi; Hidayah, Nurul
Sari Pediatri Vol 26, No 4 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.4.2024.212-7

Abstract

Latar belakang. Kurangnya pajanan sinar ultraviolet akibat keterbatasan gerak, efek samping obat antiepilepsi, dan kurangnya asupan diet dapat menyebabkan defisiensi vitamin D serta memengaruhi status gizi dan tinggi badan pasien palsi serebral. Tujuan. Mengetahui perbedaan kadar vitamin D, tinggi badan dan status gizi pada pasien anak palsi serebral dengan dan tanpa epilepsi di Rumah Sakit Umum Daerah BanjarmasinMetode. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Sampel terdiri dari 35 pasien dengan palsi serebral tanpa epilepsi dan 35 pasien dengan epilepsi. Kami melakukan pengukuran kadar vitamin D, tinggi badan dan status gizi. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin D dan status gizi antara kedua kelompok. Uji Mann-Whitney dilakukan untuk mengetahui perbedaan tinggi badan antara kedua kelompok.Hasil. Berdasarkan data kadar vitamin D, tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kedua kelompok (p=1,000). Namun, terdapat perbedaan tinggi badan yang bermakna antara kedua kelompok (p=0,032). Terkait status gizi, tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kedua kelompok (p=0,473).Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam kadar vitamin D dan status gizi antara kelompok anak palsi serebral yang memiliki epilepsi dan yang tidak. Namun, terdapat perbedaan bermakna dalam tinggi badan antara kelompok tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2024 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue